PEMISAHAN
01
An Introduction to Planar
Chromatography
Simon Gibbons
The International Union of Pure and
Applied Chemistry (IUPAC)
mendefinisikan kromatografi sebagai
metode pemisahan fisik di mana
komponen yang akan dipisahkan
didistribusikan antara dua fase, fase
diam tidak bergerak dan fase gerak.
KLT
• Kromatografi lapis tipis (KLT) telah
menjadi teknik analisis yang banyak
digunakan.
• Karena: sederhana, murah, cepat, dan
efisien, dan hanya membutuhkan bahan
atau sampel dalam jumlah miligram.
• Kegunaan KLT untuk menentukan berapa
jumlah senyawa dalam suatu campuran,
membantu menentukan apakah dua
senyawa identik atau tidak.
• Untuk melakukan analisis KLT, sejumlah
kecil sampel dilarutkan dalam pelarut
yang sesuai dan diaplikasikan atau
diteteskan pada adsorben dekat salah
satu ujung pelat KLT.
• Kemudian pelat ditempatkan dalam
ruang tertutup, dengan tepi yang paling
dekat dengan titik penotolan sampel
dicelupkan ke dalam lapisan fase gerak
yang disebut pelarut pengembang (elusi)
• Pelarut naik melalui fase diam melalui aksi
kapiler, suatu proses yang disebut
pengembangan kromatogram.
• Saat pelarut naik ke pelat, sampel
didistribusikan antara fase gerak dan fase
diam.
• Pemisahan selama proses
pengembangan terjadi sebagai akibat
terjadinya kesetimbangan antara fase
gerak dan fase diam serta senyawa yang
dipisahkan.
• Semakin erat suatu senyawa berikatan
dengan adsorben, maka semakin lambat
senyawa tersebut bergerak pada pelat KLT.
• Ketika silika gel merupakan fase diam,
fase gerak akan memindahkan zat
nonpolar ke atas pelat dengan paling
cepat.
• Saat terjadi elusi, pada kromatogram
akan terlihat zat polar naik ke atas pelat
secara perlahan atau tidak sama sekali.
• Pelat KLT dikeluarkan dari ruang chamber
ketika bagian depan pelarut (tepi depan
pelarut) berjarak 1-1,5 cm dari bagian
atas pelat.
• Posisi bagian depan pelarut ditandai
segera, sebelum pelarut menguap,
dengan garis pensil.
• Plat KLT tersebut kemudian ditempatkan di
dalam wadah hingga kering.
• Untuk memvisualisasikan senyawa dalam
sampel. Beberapa senyawa berwarna dan
bercak noda mudah terlihat.
• Jika pelat KLT diresapi dengan indikator
fluoresen, pelat tersebut dapat
divisualisasikan dengan paparan sinar
ultraviolet.
• Senyawa dapat divisualisasikan
menggunakan reagen yang
menghasilkan bintik-bintik berwarna.
• Pelat yang dikembangkan dan
divisualisasikan kemudian siap untuk
analisis kromatogram.
Nilai Rf adalah rasio, < 1, tergantung
pada fase diam dan sistem fase
gerak.
SOAL KLT
Tiga komponen dipisahkan dengan
menggunakan fase diam silica gel.
Selulosa.
Selulosa kurang polar dibandingkan
silika gel dan alumina dan digunakan
untuk kromatografi partisi senyawa
organik yang larut dalam air dan
cukup polar, seperti gula, asam amino,
dan turunan asam nukleat.
Adsorben
1. Adsorption Chromatography
2. Partition Chromatography
3. Size-Inclusion/Exclusion
Chromatography
4. Ion Exchange Chromatography
1. Adsorption Chromatography
Sistem pengembangan :
Ø Isokratis (satu sistem pelarut dengan
komposisi yang konstan)
Ø SGP (salute gradient Polarity) :
pengembangan pertama dalam
pelarut nonpolar dan meningkat
berdasarkan polaritas pelarut
SISTEM PELARUT ELUEN (1)
CHCl3 : aseton
FD : Silika gel
Cat :sistem eluen umum untuk
senyawa dengan polaritas sedang
SISTEM PELARUT ELUEN (6)
Benzen : aseton
FD : Silika gel
Cat :digunakan untuk memisahkan
senyawa aromatiks.
Benzen : pelarut dengan karsinogen
tinggi.
Ganti benzen dengan toluena.
SISTEM PELARUT ELUEN (7)
Metanol : air
FD : C18
Cat : dimulai dengan MeOH untuk
menentukan metabolit yang akan
bergerak dari asal.
Tingkatkan konsentrasi air untuk
memperlambat senyawa.
Tambahan sejumlah kecil asam akan
meningkatkan kromatografi.
SISTEM PELARUT ELUEN (10)
Acetonitril : air
FD : C18 / C2
Cat : eluen unoversal unuk sistem fase
terbalik ( reverse-phase system)
SISTEM PELARUT ELUEN (11)
Metanol : air
FD : polyamide
Cat : universal
Metanol : air
FD : selulosa
Cat : untuk memisahkan komponen
yang kepolarannya tinggi seperti gula
dan glikosida
E. DETEKSI SENYAWA ALAM
DENGAN KLT
1) Deteksi Ultraviolet
2) Deteksi dengan reagen semprot
(reaksi warna)
1. Deteksi dengan Ultraviolet
Larutkan 2,4-dinitrophenylhydrazine
(0,2 G) kedalam HCl 2N (50 ml).
P : umumnya tidak membutuhkan
pemanasan, tetapi bila rx tidak
spontan, dapat dilakukan pemanasan
hingga terjadi warna.
Cat : aldehid dan keton dengan warna
kuning hingga merah
d. Asam perklorat
Contohnya adalah :
1. UJI ANTIOKSIDAN KLT