Anda di halaman 1dari 2

1. Kalibeng : 2.400.000 – 1.800.

000tahun lalu
Pucangan : 1.800.000 – 900.00tahun lalu
Grenzbank : 900.000 – 730 tahun lalu
Kabuh : 730.000 – 250.000
Notopuro : 250.000 – 120.000

2. 6, 2, 3, 4,
3.

No. Prestasi
1 Penggunaan alat batu
2 Kemampuan berjalan lurus
3 Kendali api
4 Pemukiman tetap
5 Migrasi ke berbagai wilayah dunia
6 Peran sebagai pemburu dan pengumpul
Kemungkinan pengembangan komunikasi
7
bahasa
8 Penggunaan penutup tubuh
9 Perkembangan kebudayaan
4. Proses manusia purba yang memburu seekor harimau pada zaman dahulu yang
masih menggunakan tombak, tongkat, dan batu yang dibentuk bola. Mereka
terlihat tidak mengenakan pakaian yang layak seperti zaman modern ini. Ciri
fisik mereka tidak sama dengan manusia modern contohnya pada postur
wajahnya.

5. Tokoh yang dimaksud di atas adalah Pak Mul, yang dikenal sebagai "The Pioneer
of Sangiran Museum."

Nilai teladannya adalah semangat, kesabaran, dan dedikasinya terhadap


pelestarian warisan sejarah dan paleontologi. Meskipun tidak memiliki latar
belakang ilmiah yang kuat, dia dengan tekun mengumpulkan dan merawat
fragmen fosil yang penting.

6. "The Hobbit" adalah julukan untuk jenis manusia purba yang ditemukan di pulau
Flores, Indonesia, dan secara ilmiah disebut sebagai Homo floresiensis. Nama
julukan ini merujuk pada karakter hobbit dalam buku-buku karya J.R.R. Tolkien,
yang dikenal karena postur tubuhnya yang pendek dan ukuran tubuhnya yang
kecil.

Homo floresiensis memiliki beberapa ciri-ciri unik, termasuk tinggi tubuh yang
rendah, sekitar 1 hingga 1,1 meter, yang jauh lebih kecil daripada Homo sapiens
modern. Mereka juga memiliki otak yang kecil, tetapi proporsi tubuh yang cukup
serupa dengan manusia modern. Fosil-fosil Homo floresiensis pertama kali
ditemukan di Liang Bua, Flores, pada tahun 2003.
7. A. Masalah yang menimpa UMKM baik souvenir maupun warung di sekitar
Museum Sangiran akibat pengelolaan parkir saat ini termasuk dalam masalah
ekonomi mikro. Hal ini disebabkan karena pengurangan pengunjung yang
menggunakan roda dua akibat kebijakan parkir yang kurang mendukung, yang
secara langsung mempengaruhi pendapatan para pedagang di sekitar museum.
Mereka menghadapi penurunan omset karena kurangnya pelanggan.

b. Solusi pengelolaan parkir yang terbaik mungkin adalah mengkompromikan


kepentingan semua pihak yang terlibat, termasuk para pedagang, warga sekitar,
dan pengunjung. BPSMP Sangiran bisa bekerja sama dengan pihak terkait untuk
mengatur ulang lokasi parkir yang lebih mendukung, memungkinkan
pengunjung menggunakan sepeda motor, dan memaksimalkan pemanfaatan
area sekitar museum. Dalam hal produksi UMKM souvenir dan warung, mereka
dapat melakukan promosi yang lebih kuat dan berinovasi dalam menarik
pengunjung, mungkin dengan kerja sama antara para pedagang dan pengelola
museum untuk menghidupkan kembali minat pengunjung dan meningkatkan
perekonomian lokal.

Anda mungkin juga menyukai