Anda di halaman 1dari 30

Kisi kisi sejarah peminatan

1.tokoh penemu dan kegunaan fosil fosil,serta jenis manusia purba yang dimaksud

1. Meganthropus Palaeojavanicus ( Meganthropus Palaeojavanicus: manusia raksasa dari Jawa kuno)

Fosil manusia purba ini adalah jenis paling tua yang pernah ditemukan di Indonesia. Penemunya adalah
Ralph von Koenzgswald di Fosil yang ditemukan berupa rahang bawah dan atas gigi lepas. Dengan cara
stratigrafi diketahui fosil tersebut berada pada lapisan Puçangan. Berdasarkan umur lapisan tanah,
diperkirakan fosil Megantropus Paleojavanicus berumur 1-2 juta tahun.

2. Pithecanthropus (Pithecanthropus: Manusia Kera)

Fosil manusia purba jenis Pithecantropus adalah jenis manusia purba yang paling banyak ditemukan di
Indonesia. Dengan cara stratigrafi, diketahui fosil tersebut berada pada lapisan Pucangan dan Kabuh.
Berdasarkan umur lapisan tanah, diperkirakan fosil Pithecanthropus amat bervariasi umumya, antara
30.000-2 juta tahun.

Jenis-Jenis Pithecanthropus :

a. Pithecanthropus Mojokertensis (manusia kera dari Mojokerto)

Fosil manusia purba jenis ini ditemukan oleh Von Koenigswald di dekat Mojokerto , jawa timur, pada
tahun 1936. Fosil berupa tengkorak. Fosil tersebut disebut juga Pithecanthropus Robustua..

b. Pithecanthropus Erectus (manusia kera yang berjalan tegak)

Fosil manusia purba jenis ini ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1890 di Trinil, Lembah
Bengawan Solo. Fosil berupa tulang rahang, bagian atas tengkorak. geraham, dan tulang kaki.

c. Pithecanthropus Soloensis (manusia kera dari Solo)

Fosil manusia purba jenis ini ditemukan oleh von Koenigswald dan Openorth di Ngandong dan Sangiran,
di tepi Bengawan Solo, antara tahun 1931 - 1933. Fosil berupa tengkorak dan tulang kering.

3. Homo (Homo: manusia)

Fosil manusia purba jenis homo adalah paling muda dibandingkan fosil manusia purba jenis lainnya.
Disebut juga homo Erectus (manusia berjalan tegak) atau Homo Sapiens (manusia cerdas /bijaksana).
Dengan cara stratigrafi, diketahui fosil tersebut berada pada lapisan Notopurpo. Berdasarkan umur
lapisan tanah, diperkirakan fosil Homo amat bervariasi umurnya, antara 25.000-40.000 tahun.
Jenis-Jenis Homo

a. Homo Soloensis (manusia dan Solo)

Fosil manusia purba jenis ini ditemukan Von Koenigswald dan Weidenrich pada tahun 193-1934
dilembah Bengawan Solo. Fosil yang ditemuka berupa tengkorak. Dari Volume Otaknya, bukan lagi
manusia kera ( Pithecantropus)

b. Homo Wajakensis (manusia dan Wajak)

Fosil manusia purba jenis ini ditemukan oleh Dubois pada tahun 1889 di daerah Wajak dekat
Tulungagung. Manusia jenis ini sudah mampu membuat alat-alat dan batu maupun tulang. Mereka juga
telah mengenal cara memasak makanan.

2.Asal negara dan ciri ciri manusia purba yang dimaksud

(1) Meganthropus Palaeojavanicus ( Manusia raksasa dari Jawa kuno)

Ini merupakan fosil “manusia purba” atau ape man yang pernah ditemukan di Indonesia oleh
Koenzgswald. Karena berada pada lapisan Pucangan dan menurut perhitungan umur fosil, sekitar 1-2
juta tahun. Fosil yang ditemukan ketika itu adalah rahang bawah dan atas gigi lepas.

Ciri-ciri Meganthropus Palaeojavanicus

Berbadan tegap dengan tonjolan tajam di belakang kepala (Well-built with sharp bulge in the back of the
head)

Bertulang pipi tebal, dengan tonjolan kening yang mencolok (Against thick cheeks, with prominent
protrusions).

Tidak berdagu (No chin)

Otot kunyah, gigi, dan rahang besar dan kuat (Chewing muscles, teeth, and big and strong jaws)

(2) Pithecanthropus (Manusia Kera)

Pithecanthropus atau Ape man atau manusia kera merupakan kelompok manusia purba yang paling
banyak ditemukan di Indonesia dan memiliki banyak jenisnya. Ditemukan pada lapisan pucangan dan
lapisan kabuh.

Ciri-ciri Pithecantropus

Memiliki postur tubuh pada kisaran 165 – 180 cm.

Badan tegap, akan tetapi tidak setegap Meganthropus (Strong body, but not as strict as Meganthropus)

Tonjolan kening tebal dan melintang sepanjang pelipis (The protrusion of the forehead is thick and
transverse along the temple).
Otot kunyah tidak sekuat Meganthropus (Chew muscles are not as strong as Meganthropus).

Tidak berdagu dan hidung lebar (No chin and wide nose).

Pemakan daging dan tumbuhan atau sudah omnivora.

3. Homo (Homo: manusia)

Genus termuda dan terakhir dari primata adalah Homo. Genus tersebut juga beranggotakan manusia
purba dan manusia modern saat ini. Umur fosil jenis Homo berumur sekitar 25.000 tahun – 40.000
tahun. Berdasarkan stratigrafi, fosil fosil Homo berada pada lapisan Notopurpo.

Untuk istilah “Manusia kera” atau “Ape Man” sudah tidak berlaku lagi untuk spesies bergenus “Homo”
melainkan disebut dengan istilah manusia baik itu manusia purba ataupun modern. Walaupun memang
masih ada beberapa pihak yang tidak sepakat akan hal tersebut.

Ciri-ciri Homo

Tinggi tubuh 130 – 210 cm (Body height 130 – 210 cm).

Otot kunyah, gigi, dan rahang sudah menyusut (Chewing muscles, teeth, and jaws have shrunk)

Otak lebih berkembang daripada Meganthropus dan Pithecanthropus (The brain is more developed than
Meganthropus and Pithecanthropus.)

Tonjolan kening sudah berkurang dan sudah berdagu (The forehead is reduced and already chin)

Mempunyai ciri-ciri ras Mongoloid dan Austramelanosoid (It has characteristics of Mongoloid and
Austramelanosoid races)

1. Australopithecus Africanus

Ini merupakan jenis manusia kera yang ditemukan di Afrika Selatan, tepatnya di Taung dekat Vryburg.

Australopithecus Africanus ditemukan oleh Raymond Dart pada tahun 1924. Fosil manusia purba
tersebut diperkirakan 2-3 juta tahun yang lalu.

2. Sinanthropus Pekinensis

Sinanthropus Pekinensis, ditemukan oleh Davidson Black, di daerah Peking tepatnya di Gua Choukoutien
di RRC. Manusia purba diatas disebut Homo Pekinensis.

3. Homo Neanderthalensis

Homo neanderthalensis, ditemukan oleh Rudolf Virchow di Jerman sekitar Dusseldorf. Ciri ciri manusia
Homo nenderthalensis memiliki ciri ciri yang sama Homo wajakensis.
4. Homo Rhodesiensis

Manusia purba Homo rhodesiensis, ditemukan oleh Raymond Dart dan dan juga Robert Brom. Mereka
berdua menemukan pada tahun 1924 di gua Broken Hill, Rhodesia (sekarang menjadi Zimbabwe).

5. Homo Cro-Magnon

Penemu pertama fosil manusia pruba Homo Cro- Magnon adalah Luis Lartet pada tahun 1868 di dekat
Lez Eyzies di gua Cro – Magnon, Barat daya Prancis.

Berdasarkan pengukuran umur fosil, diketahui bahwa umur fosil Homo cro – magnon tertua adalah
43.000 – 45.000 tahun silam.

Homo cro-magnon dikatakan oleh peneliti bahwa memiliki perwujudan yang sangat mendekati manusia
modern saat ini atau homo sapien

3.Hasil kebudayaan mesir kuno

Hasil kebudayaan peradaban lembah sungai nil (mesir kuno)

Mesir Kuno adalah salah satu peradaban terbesar dan paling kuat dalam sejarah dunia. Ini berlangsung
selama lebih dari 3000 tahun dari 3150 SM sampai 30 SM. Peradaban Mesir Kuno terletak di sepanjang
Sungai Nil di timur laut Afrika. Sungai Nil adalah sumber dari banyak kekayaan Mesir Kuno.

Kota Mesir tumbuh di sepanjang sungai Nil seiring dengan rakyat Mesir yang menjadi ahli dalam irigasi
dan mampu menggunakan air dari sungai Nil untuk menanam tanaman yang kaya dan menguntungkan.
Nil menyediakan makanan, tanah, air, dan transportasi untuk Mesir. Banjir besar akan datang setiap
tahun dan akan memberikan tanah yang subur untuk tumbuh makanan.

Peninggalan-peninggalan Mesir berupa patung dan bangunan yang besar menunjukkan adanya teknologi
pembuatannya, apalagi semua ukuran patung dan bangunan tersebut berukuran besar, seperti :

Piramida (makam para firaun),

Sphinx (singa berkepala manusia sebagai lambang kekuatan dan kebijaksanaan),

Obelisk (tugu batu untuk memuja Dewa Amon Ra).

Piramida

Bangunan yang terbuat dari batu yang disusun berbentuk kerucut yang berfungsi untuk menyimpan
mummi. Bangsa bangsa Mesir kuno maupun bangsa Maya dikenal menggunakan bangunan piramida
sebagai makam raja-raja masa dahulu serta sarana ibadah (pemujaan) selain ada dugaan sebagai tempat
penimbunan (gudang) pangan sejak zaman ketika persiapan menghadapi musim paceklik ataupun
tempat penyimpanan harta.
Ada beragam analisis tentang digunakannya konstruksi piramida. Ada yang menyebutnya sebagai
bangunan warisan UFO dan sebagian lagi mengatakan bahwa konstruksi piramida digunakan dengan
alasan bahwa pada peradaban lampau manusia mengalami kesulitan untuk membuat konstruksi kubah,
oleh karena itu digunakanlah konstruksi piramida untuk mempermudah.

Sphinx

Sphinx adalah makhluk mitos bertubuh singa berkepala manusia dalam mitologi Mesir. Sphinx juga
dikenal dalam mitologi Yunani sebagai makhluk yang mengajukan teka-teki. Patung Sphinx paling
terkenal terdapat di Giza, Mesir yang diyakini merupakan kepala Khufu. Memiliki tinggi 3 meter dan
panjang 20 meter. Melambangkan watak gagah laksana singa dan kepribadian lembut laksana manusia.

Obelisk

Monumen tinggi, ramping bersisi empat yang dimahkotai kemuncak berbentuk piramida. Obelisk
purbakala biasanya terbuat dari monolit atau batu tunggal, sedangkan obelisk modern dibangun dari
batu dan memiliki ruangan di dalamnya

4.letak peradaban india kuno

Peradaban Sungai Indus

Peradaban Lembah Sungai Indus berada di sepanjang Sungai Indus yang kini menjadi bagian dari wilayah
Pakistan. Peradaban ini sudah ada sekitar 2800 SM-1800 SM yang merupakan peradaban yang hidup di
sepanjang Sungai Indus dan Sungai Ghaggar Hakra yang sekarang berada di Pakistan dan India bagian
barat.

Peradaban ini sering juga disebut sebagai Peradaban Harappan Lembah Indus, karena Kota penggalian
pertamanya disebut Harappa, atau juga Peradaban Indus Sarasvati karena Sungai Sarasvati yang mungkin
kering pada akhir 1900 SM. Pemusatan terbesar dari Lembah Indus berada di timur Indus, dekat wilayah
yang dulunya merupakan Sungai Sarasvati kuno yang pernah mengalir.

Peradaban Harappa muncul lebih awal ketimbang munculnya kita Veda (dibaca: weda) dan agama Hindu,
saat itu bangsa Arya belum sampai India. Sekitar 2500 tahun SM, bangsa Troya mendirikan Kota Harappa
dan Mohenjondaro serta Kota megah lainnya didaerah aliran sungai India. Tahun 1500 SM, suku Arya
baru menjejakkan di India.
Asal mula peradaban India, berasal dari kebudayaan sungai India, mewakili dua Kota peninggalan kuno
yang paling penting dan paling awal dalam peradaban sungai India, yang sekarang letaknya di Kota
Mohenjodaro, Provinsi Sindu Pakistan dan Kota Harappa di Provinsi Punjabi. Penduduk yang mendiami
kota tersebut adalah bangsa Dravida.

Dari letak geografisnya peradaban kuno ini berada di sebelah utara yang berbatasan langsung dengan
Pegunungan Himalaya, serta berbatasan dengan Pakistan di sebelah barat. Di selatan, berbatasan
dengan Samudera Hindia dan sebelah timur berbatasan dengan Myanmar dan Bangladesh

5.penaklukan mesopotamia,letak geografis,dan hasil budaya

Mesopotamia (dari bahasa Yunani Kuno: Μεσοποταμία: tanah di antara sungai-sungai; Arab: ‫بلدا الرافدين‬
(bilād al-rāfidayn); bahasa Suryani: ‫( ܒܝܬ ܢܗܪܝܢ‬Beth Nahrain): "tanah dari sungai-sungai" terletak di
antara dua sungai besar, Efrat dan Tigris. Daerah yang kini menjadi Republik Irak itu pada zaman dahulu
disebut Mesopotamia, yang dalam bahasa Yunani berarti "(daerah) di antara sungai-sungai". Dengan
bidang tanah yang panjang dan sempit berbentuk seperti bulan sabit dan tanahnya yang subur, daerah
ini juga disebut "Bulan Sabit Subur". Nama Mesopotamia sudah digunakan oleh para penulis Yunani dan
Latin kuno, seperti apa Polybius (abad 2 SM) dan Strabo (60 SM-20 M). Tanah subur ini telah
menumbuhkan banyak peradaban kuno yangg megah yang secara kolektif dikenal sebagai sebagai
peradaban Mesopotamia. Inilah peradaban paling awal di Asia Barat dan salah satu yang tertua di dunia.

Sejarah Mesopotamia diawali dengan tumbuhnya sebuah peradaban, yang diyakini sebagai pusat
peradaban tertua di dunia, oleh bangsa Sumer(ia). Bangsa Sumeria membangun beberapa kota kuno
yang terkenal, yaitu Ur, Ereck, Kish, dll. Kehadiran seorang tokoh imperialistik dari bangsa lain yang juga
mendiami kawasan Mesopotamia, bangsa Akkadia, dipimpin Sargon Agung, ternyata melakukan sebuah
penaklukan politis, tetapi bukan penaklukan kultural. Bahkan dalam berbagai hal budaya Sumer dan
Akkad berakulturasi, sehingga era kepemimpinan ini sering disebut Jilid Sumer-Akkad. Campur tangan
Sumer tidak dapat diremehkan begitu saja, pada saat Akkad terdesak oleh bangsa Gutti, bangsa Sumer-
lah yg mendukung Akkad, sehingga mereka masih dapat berkuasa di "tanah antara dua sungai-sungai"
itu.

Hari raya Sunting

Bangsa Mesopotamia Kuno setiap bulan menyelenggarakan upacara-upacara. Tema upacara dan
perayaan untuk tiap-tiap bulan ditentukan oleh sekurang-kurangnya enam faktor utama:
Pergantian penampakan bulan (paro-terang bermakna kelimpahan dan pertumbuhan, sedangkan paro-
gelap dikait-kaitkan dengan penurunan, pelestarian, dan perayaan "Alam Bawah"")

Pergantian musim bercocok-tanam

Titik katulistiwa matahari dan titik balik matahari

Mitos-mitos setempat beserta dewa-dewi yang terkait dengannya

Keberhasilan dari raja yang berkuasa saat itu

Akitu, atau perayaan Tahun Baru (purnama pertama sesudah matahari melintasi katulistiwa di musim
semi)

Peringatan peristiwa-peristiwa bersejarah (hari pendirian, kemenangan-kemenangan perang, hari-hari


suci bagi kuil, dst.)

Olahraga Sunting

Perburuan populer di kalangan raja-raja Asyur. Tinju dan gulat kerap ditampilkan dalam seni rupa, dan
beberapa bentuk permainan polo agaknya merupakan olahraga yang populer, dengan pemain yang
duduk di atas pundak orang bukannya di atas punggung kuda.[17] Mereka juga memainkan majore,
sebuah permainan yang mirip rugbi, tetapi dimainkan dengan sebuah bola yang terbuat dari kayu.
Mereka juga memainkan sebuah permainan papan yang mirip dengan senet dan backgammon, dan yang
kini dikenal sebagai "Permainan Kerajaan dari Ur.

6.letak geografis dan hasil budaya peradaban cina kuno

Letak Geografis

Sungai Kuning atau Hwang-Ho bersumber di daerah pegunungan Kwen-Lun di Tibet. Setelah melalui
daerah pengunungan Cina Utara, sungai panjang yang membawa lumpur kuning itu membentuk dataran
rendah Cina dan bermuara di Teluk Tsii-Li di Laut Kuning. Sedang di dataran tinggi sebelah selatan
mengalir Sungai Yang Tse Kiang yang berhulu di Pegunungan Kwen-Lun (Tibet) dan bermuara di Laut Cina
Timur.

Hasil Budaya

Kuil

Salah satu kuil yang terkenal di Cina bernama Kuil Dewa Beijing. Terbuat dari batu pualam yang dikelilingi
tiga pelataran yang amat indah serta di bagian tengah terdapat tangga yang terbuat dari batu pualam
pilihan. Atap bangunan dibuat berlapis tiga.

Istana
Istana kaisar atau raja Cina dibangun dengan sangat megah dan indah. Tujuannya sebagai tanda
penghormatan terhadap raja atau kaisar.

Seni kerajinan

Seni Lukis

Perkembangan seni lukis sangat pesat, bahkan lukisan-lukisan hasil karya dari tokoh-tokoh ternama
menghiasi dinding tembok istana atau kuil-kuil.

Keramik

Keramik merupakan ciri khas dari hasil karya masyarakat Cina. Keramik-keramik ini memiliki nilai sangat
tinggi dan bahkan menjadi barang yang diperdagangkan oleh masyarakat Cina.

7.Yunani kuno

1. Peradaban Yunani Kuno pertama diyakini terbentuk hampir 4.000 tahun yang lalu (sekitar 1600 SM)
oleh Mycenaean di Kreta (pulau Yunani). Kekaisarn Yunani Kuno menyebar dari Yunani melalui Eropa dan
pada 800 SM, orang - orang Yunani mulai membagi tanah mereka ke kota-negara atau yang biasa disebut
polis. Dimana masing-masing daerah ini memiliki hukum, adat dan penguasa sendiri.

2. Masyarakat Yunani memiliki beberapa takhayul yang aneh tentang makanan. Misalnya, mereka tidak
tidak akan makan kacang karena mereka percaya di dalam makanan tersebut terdapat jiwa-jiwa orang
mati.

3. Orang-orang Yunani Kuno memiliki banyak cerita tentang dunia mereka. Para dewa ada di dalam cerita
ini dan begitu pula mitologi monster. Seperti Cerberus, anjing berkepala tiga yang menjaga gerbang ke
neraka, Medusa, seorang penyihir ular yang bisa membuat orang menjadi batu, dan Cyclops yang
memiliki satu mata di tengah dahinya.

4. Terdapat kegiatan Olimpiade di Yunani yang di dalamnya terdapat perlombaan gulat, tinju, lompat
jauh, lempar lembing, cakram dan balap kereta. Di antara semuanya perlombaan yang paling sulit adalah
gulat, karena tidak ada aturan mainnya.

5. Kebanyakan orang Yunani Kuno mengenakan chiton, yang merupakan T-shirt panjang yang terbuat
dari satu potong besar kain. Para budak miskin hanya menggunakan kain cawat yang saling dihubung –
hubungkan dan dililitkan di pinggang.
6. Diantara semua patung dewa dan dewi Yunani yang ditempatkan di dalam kuil, yang paling terkenal
adalah Parthenon. Kuil ini ada di Athena dibangun untuk dewi Athena, pelindung kota.

7. Memiliki sebuah legenda atau cerita mengenai kecerdikan bangsa Yunani Kuno untuk menaklukkan
Kota Troy pada tahun 1180 SM, dengan bersembunyi di dalam kuda kayu raksasa. Kuda tersebut
ditinggalkan di luar tembok kota. Penduduk Troy mengira bahwa kuda tersebut adalah hadiah dan
membawanya ke dalam kota. Padahal di dalam kuda tersebut bersembunyi pasukan Yunani. Akhirnya
pasukan Yunani dapat merebut kota

8. Bangsa Yunani Kuno memiliki teater. Mereka suka menonton drama, dan sebagian besar kota memiliki
teater. Beberapa cukup besar sehingga dapat menampung 15.000 orang. Hanya laki-laki dan anak laki-
laki yang diizinkan untuk menjadi aktor, dan mereka mengenakan topeng, yang menunjukkan kepada
penonton apakah karakter yang mereka perankan sedang senang atau sedih. Beberapa topeng memiliki
dua sisi, sehingga aktor bisa mengubahnya berdasarkan mood untuk setiap adegan.

9. Yunani Kuno mengadakan banyak festival untuk menghormati dewa-dewa mereka. Misalnya untuk
merayakan Dewa Zeus maka dilaksanakan Olimpiade Yunani yang pertama di kota Olympia pada 776 SM.
Para pemenang dari setiap pertarungan diberi karangan bunga dari daun, dan ketika mereka kembali ke
rumah, mereka akan diberi makanan gratis serta kursi yang terbaik di teater.

10. Negara-kota (polis) sering berperang, tetapi hanya sebelum Olimpiade. Ketika Olimpiade akan
berlangsung maka akan ada gencatan senjata sehingga setiap orang bisa bepergian ke Olympia dengan
aman.

8.Peradaban Romawi kuno

Sejarah Peradaban Romawi Kuno - Menurut kepercayaan, kata Romawi berasal dari nama kakek moyang
bangsa Romawi, yaitu Remus dan Romulus. Kedua orang tersebut adalah anak dari Rhea Silva, salah satu
keturunan Aeneas (pahlawan Perang Troya), semasa kecil mereka disusui dan dibesarkan oleh seekor
serigala. Mengenal kata Roma mengingatkan kepada ibukota negara Italia.

Memang, peradaban Romawi ini terletak di negeri Italia, tepatnya berada di Pegunungan Apenina.
Lembah pegunungan Apenina merupakan lahan-lahan yang subur dan cocok untuk dijadikan sebagai
lahan pertanian, oleh karena itu masyarakat yang tinggal di sana memiliki mata pencahariaanya sebagai
petani gandum, jagung dan sayur-sayuran.

Di Pegunungan Apenina ini ditemukan pula tambang-tambang mineral yakni emas, bijih besi, tembaga,
batu pualam dan marmer. Malah, marmer yang dihasilkan merupakan jenis yang berkualitas tinggi dan
sangat baik untuk bahan bangunan.

1. Penduduk Peradaban Romawi Kuno

Penduduk asli romawi tinggal di Italia bagian Utara, tepatnya di sekitar Danau Maggiore. Mereka
mendapatkan makanan dengan cara bertani, berburu dan menangkap ikan. Pada masa zaman besi
(1000-600 SM), bangsa pendatang muncul di Italia diantaranya bangsa Umbria di bagian utara, Latin di
lembah Sungai Tiger dan Samnite di Selatan. Sungai Timber berada di bagian tengah Itali, dan dari sinilah
selanjutnya muncul kerajaan Romawi yang menyebar hampir ke seluruh daratan Eropa, Asia dan Afrika.
Kebudayaan tersebut dikenal dengan kebudayaan Latin.

2. Sistem Pemerintahan Peradaban Romawi Kuno

Peradaban Romawi Kuno

Coloseum Peninggalan Kaisar Titus.

a. Zaman Kerajaan

Pada abad ke 8 – 7 SM, wilayah Italia Selatan dan Pantai Sicilia merupakan koloni dari Yunani. Koloni
Yunani di Italia tidak ditanggapi oleh bangsa Romawi sehingga keduanya pun tidak pernah bersatu.

Pada waktu yang hampir bersamaan, datanglah bangsa Etrusci datang dari Asia Kecil menuju pantai
barat Italia dengan kemampuan teknologi yang lebih maju dan tidak melakukan percampuran darah
dengan bangsa asli maupun bangsa pendatang terdahulu, mereka menguasai beberapa kota di Romawi
yang sudah terbentuk sebelumnya.

Kekuasaan Estruci merebut Kota Roma dan menjadikannya sebagai ibukota. Kota Roma pun mengalami
kemajuan dalam bidang perdagangan dengan bangsa-bangsa yang berada di sekitar Laut Tengah. Karena
adanya saingan, pada tahun 535 SM Etrusci bersekutu dengan Kartago lalu berhasil mengusir Yunani dari
tanah Italia.

Di saat krisis adanya ancaman keamanan, akhirnya Yunani dan bangsa Romawi dapat bersatu mengusir
Kartago dan Etrusci (509 SM), dan dapat menguasai ibukota Roma. Interaksi antar bangsa-bangsa yang
datang ke Italia membentuk suatu percampuran kebudayaan, orang-orang Romawi mengambil budaya
Etrusci dan Yunani yang dikembangkan sendiri, seperti halnya huruf alfabet yang dikenal sekarang.

b. Zaman Republik

Bangsa Latin adalah bangsa terbesar menempati wilayah Romawi. Pola hidup semula bangsa Latin
mengandalkan dari alam dengan cara bertani dan beternak, namun sejak kedatangan Yunani, Etrusci dan
Kartago mengubah pola hidup semula dan mencoba mengadopsi semua ilmu dan teknologi yang
diperolehnya. Terusirnya bangsa Etrusci, bangsa Roma membentuk sistem pemerintahan dalam bentuk
Republik yang terdiri dari negara-negara kota seperti polis di Yunani.

Dalam kehidupan sosial, Romawi terdiri dari dua kelompok yang berpengaruh, yaitu Patricia dan Plebeia.
Masing-masing kelompok memiliki ciri khas tersendiri, Patricia terdiri dari penguasa tanah yang besar
sedangkan Plebeia terdiri dari golongan masyarakat kecil dan menengah (pedagang, seniman, petani).
Walaupun jumlah Patricia sangat sedikit (8% dari jumlah bangsa Romawi) dominasi kaum Patricia dalam
pemerintahan sangat berpengaruh sehingga republik ini disebut pula Republik kaum Patricia.

Lima tahun sejak kemenangan Romawi atas Etrusci, bentuk pemerintahan diubah dari negara kota
menjadi imperium yang dipimpin oleh dua orang konsul. Kedua konsul diharuskan dari golongan Patricia
dan memiliki kekuasaan yang sama dan dapat memveto satu sama lainnya. Sebagai penasihat konsul
dibentuklah lembaga penasehat (Senat), lembaga perwakilan distrik (Comitia Curiata) dan lembaga
perwakilan pemimpin militer (Comitia Centuriata).
Golongan Plebei mengajukan petisi persamaan haknya dengan Patricia dalam hal berpolitik, maka
dibentuklah Tribunate of Pleibei yang memperbolehkan hak veto dari Comitia Curiata kepada Senat dan
Comitia Centuriata. Orang Romawi percaya bahwa negara yang baik harus dikuasai dengan imperium,
dengan kepercayaan ini Romawi mengembangkan wilayahnya ke luar wilayah Romawi. Setelah
kemenangan Romawi atas Yunani timbullah kepercayaan diri dan membangun kekuatan militer untuk
memukul mundur pasukan Phunisia (Phoenix), yaitu Kartago dari Afrika Utara.

Peperangan pun terjadi sebanyak tiga kali, yaitu tahun 264 SM saat Romawi merebut Pulau Sisilia, tahun
241 SM saat Romawi diserang oleh Hannibal (panglima perang Kartago) secara tiba-tiba di pegunungan
Alpen dan Romawi berhasil menyerang kembali dan memukul mundur, dan tahun 146 SM saat
menguasai Laut Tengah dan Asia Barat.

Seringnya terjadi peperangan, mengakibatkan tanah pertanian menjadi tidak terurus dengan baik,
apalagi prajurit Romawi direkrut dari golongan rakyat yang terdiri dari petani. Akibat adanya
kecemburuan sosial di kalangan masyarakat bawah dengan timbulnya kekuasaan pemilikan tanah oleh
golongan Patricia semakin bertambah maka terjadilah pemberontakan yang dipimpin oleh Spartacus (73-
71 SM).

Kondisi dalam negeri yang bobrok akibat perang saudara, munculnya kaum proletar (prajurit yang
menjadi gelandangan), dan ancaman perang dari bangsa lain berlangsung lama, senat merasa kewalahan
dan tidak mampu menangani masalah serius tersebut. Kemudian tahun 64 SM muncul tiga tokoh militer
yang memiliki reputasi yang besar. Mereka adalah Pompeius, Crassus dan Yulius Caesar yang dikenal
dengan nama Triumvirat (persekutuan tiga serangkai).

Ketiga orang ini, selalu berseteru dan masing-masing selalu ingin menonjolkan dirinya dengan
mengajukan sebagai konsul di Romawi. Setelah meninggalnya Crassus dalam pertempuran di
Mesopotamia, hubungan buruk antara Pompeius dan Yulius Caesar tak terelakkan lagi. Pompeius
mencoba merangkul Senat dan menyingkirkan saingannya, namun kelihaian Yulius Caesar tak dapat
dibendung bahkan berhasil menguasai Peninsula (semenanjung Italia) dan membunuh Pompeius di
Yunani.

Yulius Caesar pun menjadi pemimpin tunggal Romawi dan menjadikan dirinya sebagai diktator seumur
hidup. Banyak terjadi perubahan semasa pemerintahan Yulius Caesar, mengurangi tugas-tugas Senat,
pembaharuan administrasi, memperbaiki perpajakan, pembuatan perumahan, memperbaiki sistem
kalender matahari dan pengeringan rawa-rawa. Ternyata, perubahan dan kesuksesan Yulius Caesar tidak
mendapat sambutan hangat dari beberapa pihak termasuk dari anak angkatnya Brutus. Tragisnya, tahun
44 SM Yulis Caesar pun dibunuh oleh Brutus.

Kematian Yulius Caesar menimbulkan kekacauan, Senat ingin kembali menguasai pemerintahan. Dalam
kondisi negara seperti ini, para panglima Yulius Caesar membentuk triumvirat yang baru terdiri dari
Antonius, Lepidus dan Octavianus. Kekuatan ini dapat menguasai Romawi menjadi terkendali dan
membunuh Brutus sang pemberontak. Atas jasa-jasanya ketiga panglima diberi wilayah kekuasaan,
Antonius menguasai wilayah sebelah Timur (Asia Kecil dan Mesir), Lepidus menguasai wilayah Selatan
(Afrika Utara) dan Octavianus menguasai wilayah Barat (Yunani dan Spanyol).

Sama seperti Triumvirat sebelumnya, terjadi perselisihan antara Octavianus dan Antonius karena curiga
akan menjadi penguasa tunggal di Imperium Romawi. Apalagi, perselisihan terus memuncak saat
Antonius menikah dengan Putri Cleopatra dari Mesir. Di lain cerita, Lepidus pun meninggal. Tahun 31 SM
Octavianus berhasil menghancurkan kekuatan Antonius. Senat kemudian mengangkatnya menjadi kaisar
dan memberi gelar Augustus (Yang Maha Mulia).

c. Zaman Kekaisaran

Dilantiknya Octavianus menjadi kaisar (penguasa tunggal) menjadikan bentuk pemerintahan Romawi
menjadi kekaisaran dengan Octavianus sebagai kaisar yang pertama. Keadaan negara pada zaman ini
dinamakan Pax Romana, artinya Roma yang damai. Octavianus memiliki kekuasaan tunggal atas
Imperium Romawi yang memiliki kekuasaan absolut. Ia tidak hanya penguasa dalam bidang
pemerintahan dan politik namun juga sebagai kepala agama. Pembaharuan pun dilakukan dengan baik,
Kota Roma dilengkapi polisi dan pemadam kebakaran, meningkatkan subsidi gandum, membangun arena
olahraga, dan membangun kuil.

Setelah Octavianus meninggal, kekuasaan diserahkan kepada Tiberius (14 - 37 M). Pada masa ini timbul
penyebaran agama Kristen oleh Nabi Isa (Yesus Kristus). Agama Kristen mengajarkan monotheisme dan
tidak mendewakan manusia. Karena demikian, kaum Kristen dianggap sebagai pemberontak yang akan
menjadi raja maka Yesus Kristus pun dihukum mati dengan cara disalib dan penganutnya ditindas.

Tahun 54 – 68 M Kaisar Nero berkuasa di Romawi. Pada masa ini, sejumlah kaum Kristen diincar dan
dibunuh karena pengikut kristen makin bertambah jumlahnya. Namun keadaan ini tidak membuat kaum
Kristen menjadi gentar, dan membuahkan hasil yang baik pada masa kekuasaan Konstantin Agung (312-
337 M). Perlakuan pengejaran dan pembunuhan kepada kaum Kristen ditiadakan, ia menyadari dengan
benar nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran-ajaran Yesus Kristus. Sejak itu agama Kristen ditetapkan
sebagai agama negara.

Konstantin Agung memindahkan ibukota dari Roma ke Konstantinopel. Keputusan ini merupakan awal
yang tidak baik bagi kekuasaan Imperium Romawi. Pada tahun 400 M, pecahlah kekuasaan Romawi
menjadi dua bagian, yaitu Imperium Romawi Barat dengan ibukota Roma dan Imperium Romawi Timur
dengan ibukota Konstantinopel.

Tahun 476 M Imperium Romawi Barat hancur oleh penyerangan bangsa Jerman. Keruntuhan Romawi
Barat tidak memengaruhi keamanan Romawi Timur, bahkan sempat mengalami kejayaan pada masa
Kaisar Yusthianus tahun 527-563 M. Pada tahun 1543 Imperium Romawi Timur hancur oleh serangan
bangsa Turki.

3. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Peradaban Romawi Kuno

Ilmu pengetahuan dan teknologi bangsa Romawi banyak diadaptasi dari kebudayaan-kebudayaan yang
sudah berkembang sebelumnya, misalnya Yunani, Persia, Etrusci, dan Hellenisme. Mereka tidak hanya
mempelajari juga mengembangkannya menjadi beragam.

Dalam dunia teknik sipil, ditemukannya teknik membuat beton dan mendirikan bangunan berbentuk
kubah. Bangsa Romawi mampu memanfaatkan berat beton pada kubah menjadi kekuatannya sendiri
dengan ditopang oleh tiang-tiang penyangga. Muncul pula pengetahuan tentang pembuatan jalan,
akuaduk (saluran air gantung), dan tata kota.

Dalam bidang militer, sistem organisasi diperkenalkan dengan garis komando yang teratur, dikenal pula
istilah-istilah yang masih dikenal hingga sekarang, seperti legiun, divisi dan lain-lain.

Dalam bidang seni pahat, bangsa Romawi menyukai membuat pahatan objek benda berdasarkan yang
dilihat, tidak seperti bangsa Yunani yang menggunakan sebuah model, seperti sosok manusia yang
dijadikan model dewa. Dalam sistem pemerintahan, bangsa Romawi mengenal sistem kekuasaan mutlak
yang dipimpin oleh satu orang dengan tidak melupakan kewajiban tanggung jawab pemerintah untuk
memberi kesejahteraan kepada rakyatnya.
Dalam bidang kesusilaan, sifat kesederhanaan bangsa Romawi patut dijadikan sebagai contoh dalam
kehidupan sekarang. Perlakuan antar sesama manusia dianggap sama, bahkan terhadap budak.
Sayangnya, sifat asli ini sudah memudar ketika masuknya budaya luar yang memperkenalkan unsur
duniawi dalam kehidupan.

4. Kepercayaan Peradaban Romawi Kuno

Pada awalnya bangsa Romawi mempercayai akan kekuatan roh atau dengan kata lain, kepercayaan
mereka adalah animisme. Kekuatan roh ini berkaitan dengan rumah tangga, sebagai berikut:

(a) Leres, roh penjaga ladang.

(b) Penates, penjaga gudang.

(c) Janus, penjaga pintu rumah.

(d) Vesta, penjaga api.

(e) Lares familiaris, penjaga rumah.

Masuknya kebudayaan Yunani dan Etrusci berubah menjadi polytheisme, dewa-dewa diwujudkan seperti
halnya manusia, bahkan sejak kekuasaan Yulius Caesar raja dianggap sebagai dewa. Dewa-dewa yang
disembah oleh bangsa Romawi hampir sama dengan dewa-dewa bangsa Yunani namun dengan nama
yang berbeda, contohnya Yupiter (dewa tertinggi), Mars (dewa perang), Venus (dewi kecantikan),
Neptunus (dewa laut) dan lain-lain.

Penyebaran agama Kristen oleh Santo Petrus dan Paulus ke Eropa turut mengubah kepercayaan bangsa
Romawi menjadi monotheisme. Agama Kristen dijadikan sebagai agama negara oleh Theodosius (378-
395 M), bahkan Kota Roma menjadi pusat agama Katolik.

5. Peninggalan Budaya Peradaban Romawi Kuno


Peninggalan Romawi dalam seni bangun dengan gaya arsitektural yang indah dan kekuatannya yang
kokoh masih dapat ditemui di Itali, diantaranya adalah bangunan yang terkenal amphiteather di
Coloseum, bangunan ini digunakan untuk mempertontonkan adu gladiator.

Dalam dunia sastra banyak ditemukan hasil sastra yang dijadikan bahan literatur untuk belajar bahasa
latin. Hasil karya yang terkenal antara lain:

(a) Epos Aeneas oleh Vergulius.

(b) Ode dan Satire oleh Horatius.

(c) Amores oleh Ovidius.

(d) De Bello Civili oleh Lucan.

(e) Historia, Annuarium, dan Germania oleh Tacitus

9.neolitikum

Kemajuan masyarakat dalam masa neolitikum ini tidak saja dapat dilihat dari corak kehidupan mereka,
tetapi juga bisa dilihat dari hasil-hasil peninggalan budaya mereka. Yang jelas mereka semakin meningkat
kemampuannya dalam membuat alat-alat kebutuhan hidup mereka. Alat-alat yang berhasil mereka
kembangkan antara lain: beliung persegi, kapak lonjong, alat-alat obsidian, mata panah, gerabah,
perhiasan, dan bangunan megaltikum. Beliung persegi ditemukan hampir seluruh kepulauan Indonesia,
terutama bagian barat seperti desa Sikendeng, Minanga Sipakka dan Kalumpang (Sulwasei),
Kendenglembu (Banyuwangi), Leles Garut (Jawa Barat), dan sepanjang aliran sungai Bekasi, Citarum,
Ciherang, dan Ciparege (Rengasdengklok). Beliung ini digunakan untuk alat upacara.

Kapak lonjong ditemukan terbatas hanya di wilayah Indonesia bagian timur seperti Sulawesi, Sangihe-
Talaud, Flores, Meluku, Leti, Tanibar dan Papua. Kapak ini umumnya lonjong dengan pangkal agak
runcing dan melebar pada bagian tajaman. Bagian tajaman diasah dari dua arah sehingga menghasilkan
bentuk tajaman yang simetris.

Alat-alat obsidian merupakan alat-alat yang dibuat dari batu kecubung. Alat-alat obsidian ini berkembang
secara terbatas di beberapa tempat saja, seperti: dekat Danau Kerinci (Jambi), Danau Bandung dan
Danau Cangkuang Garut, Leuwiliang Bogor, Danau Tondano (Minahasa), dan sedikit di Flores Barat.
Kebudayaan Batu Muda (Neolithikum)

Hasil kebudayaan zaman batu muda menunjukkan bahwa manusia purba sudah mengalami banyak
kemajuan dalam menghasilkan alat-alat. Ada sentuhan tangan manusia, bahan masih tetap dari batu.
Namun sudah lebih halus, diasah, ada sentuhan rasa seni. Fungsi alat yang dibuat jelas untuk
pengggunaannya. Hasil budaya zaman neolithikum, antara lain.

Kapak Persegi

k. persegi

Kapak Persegi

Kapak persegi dibuat dari batu persegi. Kapak ini dipergunakan untuk mengerjakan kayu, menggarap
tanah, dan melaksanakan upacara. Di Indonesia, kapak persegi atau juga disebut beliung persegi banyak
ditemukan di Jawa, Kalimantan Selatan, Sulawesi, dan Nusa tenggara.

Kapak Lonjong

qw

Kapak Lonjong

Kapak ini disebut kapak lonjong karena penampangnya berbentuk lonjong. Ukurannya ada yang besar
ada yang kecil. Alat digunakan sebagai cangkul untuk menggarap tanah dan memotong kayu atau pohon.
Jenis kapak lonjong ditemukan di Maluku, Papua, dan Sulawesi Utara.

Mata Panah

panah

Mata Panah

Mata panah terbuat dari batu yang diasah secara halus. Gunanya untuk berburu. Penemuan mata panah
terbanyak di Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.

Gerabah

gerabah

Gerabah
Gerabah dibuat dari tanah liat. Fungsinya untuk berbagai keperluan.

Perhiasan

perhiasan

Perhiasan

Masyarakat pra-aksara telah mengenal perhiasan, diantaranya berupa gelang, kalung, dan anting-anting.
Perhiasan banyak ditemukan di Jawa Barat, dan Jawa Tengah.

Alat Pemukul Kulit Kayu

pemukul_kayu

Pemukul Kayu

Alat pemukul kulit kayu digunakan untuk memukul kulit kayu yang akan digunakan sebagai bahan
pakaian. Adanya alat ini, membuktikan bahwa pada zaman neolithikum manusia pra- aksara sudah
mengenal pakaian

10.ciri ciri zaman logam

Ciri – Ciri Zaman Logam

Setelah membahas tentang zaman logam, agar Anda lebih jelas memahami seperti apakah itu zaman
logam, berikut ciri – ciri zaman logam yang perlu Anda ketahui.

Kegiatan perdagangan berkembang semakin pesat pada masa ini dimana perdagangan sudah dilakukan
dari pulau ke pulau di Indonesia bahkan antara kepulauan Indonesia dengan kawasan Asia Tenggara
melalui sistem barter. Sistem barter adalah sistem perdagangan menggunakan pertukaran barang yang
mana barang tersebut dapat berupa nekara perunggu, manik – manik , rempah – rempah, kayu, moko
dan timah.

Pada masa ini, penguburan jenazah dilakukan dengan dua cara yakni secara langsung dan tidak langsung.
Penguburan langsung dilakukan dengan menguburkan jenazah langsung di dalam tanah atau diletakkan
pada sebuah peti di dalam tanah. Sedangkan, penguburan tidak langsung dilakukan dengan
menguburkan jenazah di dalam tanah atau peti kayu berbentuk perahu. Namun, setelah jenazahnya
menjadi rangka maka rangka tersebut akan diambil dan dibersihkan, lalu dikuburkan kembali dalam
tempayan atau kubur batu.

Mahir dalam pengolah logam, hal itu dapat dilihat dari peninggalan – peninggalan berbahan dasar logam
seperti cincin, kalung, anting – anting, gelang tangan, gelang kaki, candrasa, arca perunggu, kapak
corong, dan nekara.

Kebudayaannya sudah semakin tinggi dan maju.

Kemajuan juga dirasakan dalam bidang pertanian yang sudah menggunakan sistem persawahan yang
lebih efektif dan efisien dari sistem ladang.

11.pola hidup zaman bercocok tanam

Kehidupan Manusia Purba pada masa bercocok tanam kadang lebih di kenal dengan bahasa inggris yakni
Food Producing, Setelah berlangsungnya kehidupan masa berburu dan meramu lambat laun pola pikir
manusia purba pun berubah, dari yang dahulunya Food Gathering atau yang di kenal dengan Proses
Mengumpulkan makanan mengalami perubahan pola hidup menjadi Food Producing atau penghasil
makanan. Lalu manusia purba melakukan kegiatan Pertanian dan Juga perternakan setelah mereka
tinggal di kampung kecil yang biasanya dekat dengan Sumber air.

Manusia purba pada saat itu sudah tidak lagi hidup dengan cara berpindah-pindah tempat, akan tetapi
sudah mulai menetap(Semi Nomaden). Masyarakat purba pertanian ini di perkirakan oleh para ahli
Muncul pada zaman Mesolitikum dan manusia pendukungnya merupakan homo sapiens yang berasal
dari rumpun proto melayu yang terlah bermigrasi atau pindah di indonesia. Sistem irigrasi ladang mereka
masih sangatlah sederhana dan juga masih bergantung dari kesuburan tanah dan air hujan. bila tanah
pertanian sudah di anggap tidak subur maka mereka akan mencari tempat yang masih subur untuk
melakukan pertanian. Tradisi seperti ini masih banyak kita jumpai sampai saat ini di Indonesia, seperti
contoh nya di wilayah pedalaman sumatra, kalimantan dan juga papua.

12.Kehidupan Masa Perundagian

a. Kehidupan Sosial Manusia Purba Masa Perundagian

Usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pribadinya mendorong ditemukannya
peleburan bijih-bijih logam dan pembuatan benda-benda dari logam. Selain itu, adanya persaingan
antarpribadi di dalam masyarakat menimbulkan keinginan untuk menguasai satu bidang. Gejala seperti
ini menyebabkan timbulnya golongan undagi.
Kehidupan Manusia Purba Masa Perundagian

Golongan ini merupakan golongan masyarakat terampil dan mampu menguasai teknologi pada bidang-
bidang tertentu, misalnya membuat rumah, peleburan logam, membuat perhiasan.

Masa perundagian merupakan tonggak timbulnya kerajaan-kerajaan di Indonesia, karena pada masa ini
kelompok-kelompok masyarakat yang terbentuk di desa-desa kecil membentuk kelompok yang lebih
besar lagi, terutama dengan adanya penguasaan wilayah oleh orang yang dianggap terkemuka.

Pada masa perundagian ini, masyarakat purba di Indonesia mulai berkenalan dengan komunitas yang
lebih luas, seperti dengan manusia dari India dan Cina

b. Budaya dan Alat yang dihasilkan Manusia Purba Masa Perundagian

Adanya perkembangan teknologi yang semakin maju, mendorong manusia untuk melakukan hal yang
terbaik pada dirinya, di antaranya pengaturan tata air (irigasi). Perdagangan pun diperluas hingga
antarpulau yang sebelumnya hanya antardaerah domestik.

Dengan demikian, terjadilah sosialisasi antara manusia Indonesia dengan suku dan bangsa-bangsa lain
yang perkembangan budayanya telah lebih maju, seperti kebudayaan India dan Cina. Melalui interaksi
dengan orang India, masyarakat Indonesia mulai mengenal sistem kerajaan, yang kemudian melahirkan
kerajaan Hindu-Buddha seperti Kutai, Tarumanagara, Sriwijaya, Mataram, dan lain-lain.

Kehidupan seperti ini menunjang terbentuknya kebudayaan yang lebih maju yang memerlukan alat-alat
pertanian dan perdagangan yang lebih baik dengan bahan-bahan dari logam. Hasil-hasil peninggalan
kebudayaannya antara lain nekara perunggu, moko, kapak perunggu, bejana perunggu, arca perunggu,
dan perhiasan.

(1) Nekara perunggu: berfungsi sebagai pelengkap upacara untuk memohon turun hujan dan sebagai
genderang perang; memiliki pola hias yang beragam, dari pola binatang, geometris, dan tumbuh-
tumbuhan, ada pula yang tak bermotif; banyak ditemukan di Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Selayar,
Papua.
(2) Kapak perunggu: bentuknya beraneka ragam. Ada yang berbentuk pahat, jantung, atau tembilang;
motifnya berpola topang mata atau geometris.

(3) Bejana perunggu: bentuknya mirip gitar Spanyol tanpa tangkai; di temukan di Madura dan Sulawesi.

(4) Arca perunggu: berbentuk orang sedang menari, menaiki kuda, atau memegang busur panah;
ditemukan di Bangkinang (Riau), Lumajang, Bogor, Palembang.

(5) Perhiasan dan manik-manik: ada yang terbuat dari perunggu, emas, dan besi; berbentuk gelang
tangan, gelang kaki, cincin, kalung, bandul; banyak ditemukan di Bogor, Bali, dan Malang; sedangkan
manik-manik banyak ditemukan di Sangiran, Pasemah, Gilimanuk, Bogor, Besuki, Bone; berfungsi sebagai
bekal kubur; bentuknya ada yang silinder, bulat, segi enam, atau oval.

c. Kepercayaan Manusia Purba Masa Perundagian

Kepercayaan masyarakat pada masa perundagian merupakan kelanjutan dari masa bercocok tanam.
Kepercayan berkembang sesuai dengan pola pikir manusia yang merasa dirinya memiliki keterbatasan
dibandingkan dengan yang lainnya. Anggapan seperti ini memunculkan jenis kepercayaan: animisme dan
dinamisme.

1) Animisme

Dalam kepercayaan animisme, manusia mempunyai anggapan bahwa suatu benda memiliki kekuatan
supranatural dalam bentuk roh. Roh ini bisa dipanggil dan diminta pertolongan pada saat diperlukan.
Mereka percaya akan hal-hal yang gaib atau kekuatan hebat. Kepercayaan terhadap bermacam-macam
roh dan makhluk halus yang menempati suatu tempat memunculkan kegiatan menghormati atau
memuja roh tersebut dengan cara berdoa dengan mantera dan memberi sesajen atau persembahan.

2) Dinamisme
Kepercayaan dinamisme ini perpanjangan dari animisme. Roh atau makhluk halus yang diyakini berasal
dari jiwa manusia yang meninggal, kemudian mendiami berbagai tempat, misalnya hutan belantara,
lautan luas, gua-gua, sumur dalam, sumber mata air, persimpangan jalan, pohon besar, batu-batu besar,
dan lain-lain.

Timbullah kepercayaan terhadap adanya kekuatan gaib yang dapat menambah kekuatan seseorang yang
masih hidup. Kekuatan yang timbul dari alam semesta inilah yang menimbulkan kepercayaan dinamisme
(dinamis berarti bergerak). Manusia purba percaya bahwa, misalnya, pada batu akik, tombak, keris,
belati, anak panah, bersemayam kekuatan halus, sehingga alat-alat tersebut harus dirawat, diberi
sesajen, dimandikan dengan air kembang.

Di kemudian hari, kepercayaan-kepercayaan animisme dan dinamisme mendorong manusia menemukan


kekuatan yang lebih besar dari sekadar kekuatan roh dan makhluk halus dan alam. Masyarakat lambat
laun, dari generasi ke generasi, meyakini bahwa ada kekuatan tunggal yang mendominasi kehidupan
pribadi mereka maupun kehidupan alam semesta. Kekuatan gaib tersebut diyakini memiliki keteraturan
sendiri yang tak dapat diganggu-gugat, yakni hukum alam.

Kepercayaan terhadap “Kekuatan Tunggal” ini lantas dihayati sebagai kekayaan batin spiritual sekaligus
kekayaan kebudayaan. Kepercayaan animisme dan dinamisme ini kemudian berkembang dan menyatu
dengan kebudayaan Hindu-Buddha dan kemudian Islam.

12.Kebudayaan Megalitikum

KEBUDAYAAN MEGALITIKUM

Peninggalan kebudayaan megalithikum ternyata masih dapat Anda lihat sampai sekarang, karena pada
beberapa suku-suku bangsa di Indonesia masih memanfaatkan kebudayaan megalithikum tersebut.
Contohnya seperti suku Nias. Adapun beberapa hasil-hasil kebudayaan pada zaman megalitikum adalah
sebagai berikut:

menhir : tugu batu digunakan untuk menghormati roh nenek moyang

Punden berundak : terbuat dari batu untuk meletakan sesaji

dolmen : meja batu yang digunakan untuk meletakan sesaji


waruga : kubur batu yang berbentuk kubus

kubur batu : tempat menyimpan mayat

Sarkofagus : kubur batu yang berbentuk lesung

13.Animisme dan Dinamisme ada di nomor 11

14.Hasil Kebudayaan Proto melayu

Hasil dari kebudayaan zaman neolithikum yang terkenal dari Bangsa Proto Melayu ini, yaitu kapak
persegi. Kapak persegi ini banyak sekali ditemukan di wilayah – wilayah Indonesia Barat, meliputi
Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Bali, dan Sulawesi Utara. Hingga kini diketahui bahwa keturunan dari
Bangsa Proto Melayu adalah orang – orang suku Dayak dan Toraja.

15.Tradisi lisan dan kegenda

Jenis-jenis Tradisi Lisan

Beberapa bentuk yang sering disebut tradisi lisan adalah sebagai berikut.

1. Petuah

Petuah adalah rumusan kalimat yang mempunyai arti khusus sebagai ajaran pesan moral kepada
generasi berikutnya.

2. Kisah

Kisah adalah kisah tentang kejadian-kejadian di suatu tempat, misalnya asal-usul keturunan atau asal-
usul tempat.
3. Cerita kepahlawanan

Cerita kepahlawanan adalah gambaran-gambaran yang mengagumkan bagi suatu kelompok yang
biasanya berpusat pada tokoh-tokoh kelompok tersebut.

4. Dongeng

Dongeng adalah cerita yang unsur faktanya semakin tipis atau tidak ada. meskipun di dalamnya
mengandung petuah-petuah.

5. Folklore

Folklore merupakan istilah lain yang berhubungan dengan tradisi lisan. Folklore adalah tradisi masyarakat
secara turun temurun melalui lisan atau tutur kata. Yang termasuk folklore adalah bahasa rakyat, teka-
teki, puisi, pantun, gurindam, syair, nyanyian, tarian, dan sebagainya.

7. Mitologi

Mitologi adalah ilmu tentang bentuk sastra yang mengandung konsepsi dan dongeng suci mengenai
kehidupan dewa dan makhluk halus di suatu kebudayaan. Salah satu mitos yang terdapat dalam
masyarakat Jawa Barat adalah Sungai Citarum yang dianggap sebagai anugerah para dewa.

8. Legenda

Legenda adalah cerita rakyat pada zaman dahulu yang ada hubungannya dengan peristiwa sejarah

16.kebudayaan Banson hoabih

1. Kebudayaan Bacson-Hoabinh

Kebudayaan Bacson-Hoabinh diperkirakan berasal dari tahun 10.000 SM-4000 SM, kira-kira tahun 7000
SM. Kebudayaan ini berlangsung pada kala Holosen. Awalnya masyarakat Bacson-Hoabinh hanya
menggunakan alat dari gerabah yang sederhana berupa serpihan-serpihan batu tetapi pada tahun 600
SM mengalami perubahan dalam bentuk batu-batu yang menyerupai kapak yang berfungsi sebagai alat
pemotong. Ciri khas alat-alat batu kebudayaan Bacson-Hoabinh adalah penyerpihan pada satu atau dua
sisi permukaan batu kali yang berukuran ± 1 kepalan dan seringkali seluruh tepiannya menjadi bagian
yang tajam. Hasil penyerpihannya itu menunjukkan berbagai bentuk seperti lonjong, segi empat, segitiga
dan beberapa di antaranya ada yang mempunyai bentuk berpinggang. Alat-alat dari tulang dan sisa-sisa
tulang belulang manusia dikuburkan dalam posisi terlipat serta ditaburi zat warna merah. Kebudayaan
Bacson-Hoabinh ini diperkirakan berkembang pada zaman Mesolitikum.

Pusat kebudayaan zaman Mesolitikum di Asia berada di dua tempat yaitu di Bacson dan Hoabinh. Kedua
tempat tersebut berada di wilayah Tonkin di Indocina (Vietnam). Istilah Bacson Hoabinh pertama kali
digunakan oleh arkeolog Prancis yang bernama Madeleine Colani pada tahun 1920-an. Nama tersebut
untuk menunjukkan tempat pembuatan alat-alat batu yang khas dengan ciri dipangkas pada satu atau
dua sisi permukaannya.

Penyebaran kebudayaan Bacson-Hoabinh bersamaan dengan perpindahan ras Papua Melanesoid ke


Indonesia melalui jalan barat dan jalan timur (utara). Mereka datang di Nusantara dengan perahu
bercadik dan tinggal di pantai timur Sumatra dan Jawa, namun mereka terdesak oleh ras Melayu yang
datang kemudian. Akhirnya, mereka menyingkir ke wilayah Indonesia Timur dan dikenal sebagai ras
Papua yang pada masa itu sedang berlangsung budaya Mesolitikum sehingga pendukung budaya
Mesolitikum adalah Papua Melanesoid. Ras Papua ini hidup dan tinggal di gua-gua (abris sous roche) dan
meninggalkan bukit-bukit kerang atau sampah dapur (kjokkenmoddinger). Ras Papua Melanesoid sampai
di Nusantara pada zaman Holosen. Saat itu keadaan bumi kita sudah layak dihuni sehingga menjadi
tempat yang nyaman bagi kehidupan manusia.

Kjokkenmoddinger adalah istilah yang berasal dari bahasa Denmark yaitu kjokken artinya dapur dan
modding artinya sampah jadi Kjokkenmoddinger arti sebenarnya adalah sampah dapur. Dalam kenyataan
Kjokkenmoddinger adalah timbunan atau tumpukan kulit kerang dan siput yang mencapai ketinggian 7
meter dan sudah membatu/menjadi fosil. Kjokkenmoddinger ditemukan di sepanjang pantai timur
Sumatera yakni antara Langsa dan Medan. Dari bekas-bekas penemuan tersebut menunjukkan bahwa
manusia purba yang hidup pada zaman ini sudah menetap. Tahun 1925 Dr. P.V. VanStein Callenfels
melakukan penelitian di bukit kerang tersebut dan hasilnya banyak menemukan kapak genggam yang
ternyata berbeda dengan chopper (kapak genggam Palaeolithikum). Kapak genggam yang ditemukan di
dalam bukit kerang tersebut dinamakan dengan pebble atau kapak Sumatera (Sumatralith) sesuai
dengan lokasi penemuannya yaitu di pulau Sumatera.

hasil kebudayaan Bacson-Hoabinh :

kapak genggam
kyokkenmodinger

Kapak dari tulang dan tanduk

2. Kebudayaan Dongson

Kebudayaan perunggu Asia Tenggara biasa dinamakan kebudayaan Dongson, menurut nama tempat
penyelidikan pertama di daerah Tonkin penyelidikan menunjukkan bahwa di sana pusatnya kebudayaan
perunggu Asia Tenggara. Di sana ditemukan segala macam alat-alat perunggu dan nekara, alat-alat dari
besi dan kuburan-kuburan zaman itu. Di sana juga ditemukan bejana yang serupa dengan yang
ditemukan di Kerinci dan Madura. Di Tonkin lengkap terdapat keseluruhan kebudayaan perunggu.

Sudah kita ketahui bahwa hiasan-hiasan pada nekara menunjukkan dengan nyata akan adanya hubungan
yang erat antara negeri kita dengan daratan Asia. Maka tak dapat disangsikan lagi bahwa kebudayaan
logam Indonesia memang termasuk satu golongan dengan kebudayaan logam Indonesia memang
termasuk satu golongan dengan kebudayan logam Asia yang berpusat di Dongson itu. Dari pangkal inilah
datangnya gelombang kebudayaan logam ke negeri kita melalui jalan barat lewat Malaysia Barat.
Menurut para sarjana pembawa kebudayaan baru ini sebangsa dengan pembawa kebudayan kapak
persegi, ialah bangsa Austronesia. Dengan demikian maka nenek moyang bangsa Indonesia datang
kemari dalam dua ambalan:

1. Dalam jaman neolithikum, sejak kurang lebih 2000 tahun sebelum masehi

2. Dalam jaman perunggu, sejak kurang lebih 500 tahun sebelum masehi

Mengenai umur kebudayaan Dongson itu, mula-mula Victor Goloubew (penyelidik pertama)
berpendapat bahwa kebudayaan perunggu itu berkembangnya sejak abad pertama sebelum Masehi.
Pendapatnya berdasarkan atas penemuan berbagai mata uang Tionghoa jaman Han (sekitar tahun 100
sebelum Masehi) yang didapatkan di kuburan-kuburan di Dongson. Anehnya, di situ juga ditemukan
nekara-nekara tiruan kecil, dari perunggu pula. Rupa-rupanya nekara-nekara kecil itu diberikan kepada
yang meninggal sebagai bawaan ke akhirat. Tentu saja nekara tiruan itu dibuatnya lama sesudah nekara
yang betul betul ada. Kalau nekara bekal mayat itu sama umurnya dengan mata uang Han bekal mayat
pula, maka nekara yang betul-betul harus sudah ada sebelum tahun 100 sebelum Masehi. Maka
menurut Von Heine Geldern kebudayaan Dongson itu paling muda berasal dari 300 tahun sebelum
Masehi. Pendapatnya diperkuat lagi oleh hasil penyelidikannya atas hiasan-hiasan nekara Dongson yang
ternyata tidak ada persamaannya dengan hiasan-hiasan Tiongkok dari jaman Han itu.

hasil kebudayaan Dongson :

bejana perunggu

arca dari perunggu

nekara

Prasejarah. Sa-Huynhmerupakan sebuah nama yang merujuk pada sebuah situs arkeologis gerabah
(tembikar) di Vietnam. Kabudayaan Sa-Huynh merupakan sebuah tempat yang letaknya di pantai kira-
kira 140 km ke arah selatan kota kecil Taurane. Tempat ini merupakan pusat gerabah terpenting di
daratan Asia Tenggara.

Budaya Sa-Huynh mengembangkan pengaruh tradisi gerabahnya di Kalanay (Filipina). W.G. Solheim
menyebut gerabah ini dengan nama budaya Sa-Huynh-Kalanay. Budaya ini berkembang sekitar 750-200
sebelum Masehi.

Selain di Filipina, tradisi gerabah Sa-Huynh juga mengembangkan pengaruhnya di beberapa tempat di
Indonesia. Tradisi pembuatan gerabah di Indonesia pada zaman purba dibedakan menjadi 3 kompleks,
yaitu : Jawa Barat dengan persebarannya di Anyer (Banten), Leuwiliang (Bogor), Kramatjati (Jakarta), Buni
(Bekasi), kompleks Kalumpang (Sulwesi Selatan), dan kompleks Gilimanuk (Bali).

Menurut penelitian Solheim, tradisi gerabah di Indonesia mendapat pengaruh dan tradisi gerabah yang
berkembang di Asia Tenggara, yaitu tradisi gerabah Sa-Huynh-Kalanay dan tradisi Bau Melayu.

Tradisi Sa-Huynh-Kalanay terutama berkembang di daerah Sa-Huynh (Vietnam) dan Kalanay (Filipina).
Sedangkan tradisi Bau Melayu terutama berkembang di Malaysia Timur, Filipina, Cina Selatan, Vietnam
Utara, Taiwan, dan Indonesia. Kedua tradisi ini dibedakan menurut pola hias dan cara pembuatannya.

Ragam hias Sa-Huynh juga ditemukan di Thailand, Taiwan, Filipina dan Indonesia. Hal tersebut
menunjukkan adanya hubungan dagang antara penduduk Sa-Huynh dan tetangganya di Asia Tenggara,
baik dengan melalui jalur darat maupun dengan melalui jalur laut.

Hingga sekarang, kebudayaan Sa-Huynh yang diketahui kebanyakan dari penemuan kubur tempayan
(jenazah dimasukkan di dalam tempayan besar) dan penguburan ini merupakan adat kebiasaan yang
mungkin dibawa oleh orang-orang Cham pertama ke Indonesia. Secara umum, penguburan dalam
tempayan ini bukan khas budaya Dongson atau budaya lain yang sezaman di daratan Asia Tenggara,
diduga merupakan pengaruh yang bersumber dari kebudayaan Cham.

Penemuan kebudayaan Sa-Huynh terdapat di daerah pantai mulai dari Vietnam tengah ke selatan sampai
ke delta Lembah Sungai Mekong. Kebudayaan dalam bentuk tempayan kubur yang ditemukan di Sa-
Huynh termasuk tembikar-tembikar yang berhasil ditemukan itu memiliki hiasan garis-garis dan bidang-
bidang yang diisi dengan tera tepian kerang.

Kebudayaan Sa-Huynh memiliki banyak persamaan dengan tempayan kubur yang ditemukan di laut
Sulawesi. Hal tersebut terbukti dengan adanya kemiripan bentuk anting-anting batu bertonjolan (disebut
lingling-O) dan sejenis anting-anting yang khas atau bandul kalung dengan kedua ujungnya berhias
kepala hewan (kemungkinan kijang) yang ditemukan pada sejumlah tempat di Muangthai, Vietnam,
Palawan, dan Serawak.
Kebudayaan Sa-Huynh yang berhasil ditemukan meliputi berbagai alat yang bertangkai corong seperti
skop, tembilang, dan kapak. Namun, ada pula yang tidak bercorong seperti sabit, pisau bertangkai,
kumparan tenun, serta cincin dan gelang bentuk spiral.

Sementara itu, teknologi pembuatan peralatan-peralatan besi yang diperkenalkan di daerah Sa-Huynh
diperkirakan berasal dari daerah Cina. Budaya perunggu yang ditemukan di Sa-Huynh berupa berbagai
perhiasan, gelang, lonceng, dan bejana-bejana kecil.

Di Sa-Huynh juga ditemukan beberapa manik-manik emas langka, kawat perak, manik-manik kaca dari
batu agate bergaris, dan berbagai manik-manik carnelian.

17.Kedatangan deutro melayu dan proto melayu

.KEDATANGAN DEUTRO DAN PROTO MELAYU

Orang-orang Austronesia yang memasuki wilayah Nusantara dan kemudian menetap di Nusantara
tersebut mendapat sebutan bangsa Melayu Austronesia atau bangsa Melayu Indonesia. Mereka yang
masuk ke daerah Aceh menjadi suku Aceh, yang masuk ke daerah Kalimantan disebut suku Dayak, yang
ke Jawa Barat disebut suku Sunda, yang masuk ke Sulawesi disebut suku Bugis dan Tanah Toraja, dan
mereka yang masuk ke daerah Jambi disebut suku Kubu (Lubu).

Menurut Teori Antropologi, Bangsa Melayu berasal dari percampuran dua bangsa, yaitu Proto Melayu
dan Deutero Melayu. Proto Melayu adalah ras Mongoloid, diperkirakan bermigrasi ke Nusantara sekitar
tahun 2500-1500 SM, kemungkinan mereka berasal dari daerah : Provinsi Yunnan di selatan Cina, New
Guinea atau Kepulauan Taiwan.

Sementara Bangsa Deutero Melayu berasal dari dataran Asia Tengah dan Selatan, yang datang ke
Nusantara pada sekitar tahun 300 SM. Diperkirakan kedatangan Deutero Melayu membawa pengaruh
budaya India yang kuat dalam sejarah Nusantara dan Asia Tenggara.

2. Proto Melayu
Sebagaimana kita pahami bersama, setelah terjadi Peristiwa Bencana Nabi Nuh pada sekitar tahun
11.000 SM (13.000 tahun yang lalu), semua peradaban di bumi hancur dan yang tinggal hanya Keluarga
Nabi Nuh beserta pengikutnya.

Sekelompok pengikut Nabi Nuh yang selamat, kemudian membangun peradaban di kawasan Sundaland.
Di kemudian hari, di sekitar Sundaland menjadi sebuah Pusat Peradaban, yang dikenal sebagai
Peradaban Atlantis.

Pada sekitar tahun 9.600 SM, menurut catatan Plato, Peradaban Atlantis ini hancur dilanda banjir.
Penduduk Atlantis berpencar ke seluruh penjuru bumi. Mereka kemudian menjadi leluhur bangsa-
bangsa di Asia Timur, seperti ras Mongoloid dan Altai (Sumber : Menyoal Asal-usul Identitas Bangsa
Melayu dan Patung Sphinx, Bukti Arkeologis Bencana Nuh 13.000 tahun yang silam).

Setelah situasi di Nusantara dirasakan cukup tenang, ada sekelompok kecil dari bangsa Atlantis yang
mulai “pulang kampung”. Dan pada puncaknya, mereka datang dalam jumlah besar, pada sekitar tahun
2.500 SM – 1.500 SM. Mereka ini kemudian dikenal sebagai bangsa Proto Melayu.

Anda mungkin juga menyukai