________________________________________________________________________
Pelaporan dan tindak lanjut
Capaian Pembelajaran:
Setelah menempuh matakuliah ini mahasiswa akan mampu memahami dengan baik: Fungsi
internal Audit:
KemampuanAkhir:
Setelah menyelesaikan bahan kajian ini mahasiswa akan mampu:
1. Membuktikan peran Audit Internal dalam melakukan kegiatan audit
2. Mengidentifikasi dan mengembangkan Resource Management
3. Mengembangkan Policies and Procedures
4. Mengembangkan Coordination with Outside Auditors
Internal auditor dalam melakukan pemeriksaan senantiasa diikuti dengan pembuatan laporan,
yang mana hal ini adakah merupakan hasil akhir dari pekerjaannya. Laporan harus disusun,
sehingga pimpinan perusahaan dapat mengerti permasalahannya dan segera mengambil
keputusan mengenai tindakan seperlunya. Laporan ini sedapat mungkin ringkas, jelas dan
lengkap. Fakta yang dilaporkan harus menggambarkan seluruh kegiatan perusahaan yang
diperiksa. Maksudnya laporan harus objektif dan dapat dipertanggungjawabkan dengan bukti-
bukti pendukung yang kuat. Laporan ini sebaiknya dibuat tepat pada waktunya, karena
laporan yang terlambat akan kurang atau tidak bermanfaat.
Laporan internal auditor pada dasarnya adalah merupakan laporan intern perusahaan. Bantuk
laporan ini dapat berbeda-beda dari perusahaan ke perusahaan lainnya, karena bentuk yang
standar tidak ada ditetapkan, berbeda dengan laporan yang dibuat akuntan publik. Namun
laporan pemeriksaan intern harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Cermat
2. Jelas
3. Ringkas
4. Tepat waktu.
Ad. 1. Cermat
Laporan secara keseluruhan haruslah berdasarkan fakta. Setiap pernyataan, angka dan
referensi harus didasarkan atas bukti-bukti yang kuat. Pemeriksa harus berusaha dengan
segala upaya agar laporannya dapat dipercaya atau diandalkan. Keandalan haruslah menjadi
ciri dari laporan permeriksa. Laporan haruslah ditulis dan didokumentasikan agar dapat
dipercaya serta menyakinkan. Apapun yang dikemukakan di dalam laporan harus cukup bukti
pendukungnya.
Ad. 2. Jelas
Tujuan laporan pemeriksaan adalah agar diambil tindakan yang perlu. Oleh karen itu laporan
harus efektif. Dan agar efektif, laporan haruslah jelas. Kejelasan menyangkut banyak hal,
tetapi pada pokoknya hal ini harus disadari pemeriksa ketika ia menulis atau menyampaikan
laporannya. Pemeriksa harus memperhatikan dan menghindarkan hal-hal yang menyebabkan
laporan menjadi tidak jelas. Adapun sebab-sebab ketidakjelasan suatu laporan ialah karena:
Ad. 3. Ringkas
Ringkas berarti membuang hal-hal yang tidak berguna atau yang berlebih-lebihan. Ringkas
bukan berarti pendek, sebab mungkin suatu pokok persoalan memerlukan uraian yang luas.
Akan tetapi ringkas berarti menghilangkan apa yang tidak relevan dan tidak material, seperti
gagasan-gagasan, temuan-temuan, kalimat-kalimat dan sebagainya, yang tidak menunjang
tema pokok laporan.
Laporan resmi dibuat tidak untuk dijadikan suatu dokumen sejarah, tetapi untuk meminta
dilakukan suatu tindakan. Laporan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan manajemen
akan informasi yang mutakhir. Tujuan tersebut tidak akan tercapai apabila laporan tidak tepat
waktunya.
Bagimanapun bentuk laporan, laporan tersebut harus memuat satu atau lebih unsur-unsur
berikut ini: suatu intisari, suatu pendahuluan atau pengantar, suatu ruang lingkup, suatu
pendapat dan temuan-temuan. Pernyataan-pernyataan mengenai temuan-temuan itu sendiri
harus memuat unsur-unsur tertentu. Unsur-unsur untuk temuan positif: wewenang, tujuan,
kondisi. Untuk temuan-temuan negatif suatu intisari, kriteria, fakta, pengaruh/akibat yang
ditimbulkan, sebab-musabab dan rekomendasi. Grafik-grafik dapat merupakan bumbu suatu
laporan dan menambah ilustrasi-ilustrasi yang diperlukan.
Menjelaskan dan mengembangkan Reporting To The Board and Senior Management
Versi Rob Reider :
Tujuan laporan adalah (1) memberikan manfaat dan informasi yang tepat pada masalah
operasional yang signifikan dan tidak efisien; (2) memberikan saran pengembangan dalam
pengelolaan operasi.
Fungsi laporan adalah (1) menyampaikan hasil pemeriksaan operasional; (2) mendorong
dan meyakinkan perlunya suatu tindakan (lanjut).
Laporan reviu/audit, memuat hal-hal yang telah dicapai auditor; (1) temuan-temuan
audit/reviu; (2) peningkatan defisiensi; (3) tindakan operator/auditee yang telah
dilaksanakan untuk memperbaiki keadaan.
Bagi Top Manajemen untuk menyediakan informasi rinci tentang operasi dan pengendalian;
(1) menyediakan informasi obyektif; (2) informasi tentang kegiatan audit tentang
kemungkinan adanya permasalahan penting dan beresiko tinggi; (3) menjelaskan tentang
kedisiplinan kegiatan operasional.
Bagi pihak lain/bagi eksternal auditor dapat membantu mengevaluasi lebih luas ,
mengarahkan permasalahan yang lebih khusus dan menghindari duplikasi kerja , memberikan
evaluasi kepatuhan terhadap peraturan dan perundang-undangan.
Dua jenis laporan versi Gil Courtemanche (buku The New Internal Auditing):
3. Prinsip kemudahan, dapat dilakukan dengan menyusun daftar isi dan outline laporan
secara runtut, judul temuan/ istilah yang jelas dan akurat serta adanya ringkasan
temuan
4. Prinsip kemenarikan, didasarkan atas banyaknya isi, uraian dan bahasa laporan,
terkait kasus temuan pemeriksaan.
1. Temuan-temuan mikro struktur merupakan bagian dari batang tubuh laporan makro
struktur
2. Pada temuan mikro struktur, bila disusun masing-masing, tidak nampak kaitan temuan
suatu bidang (yang menjadi penyebab) dengan temuan bidang pada proses berikutnya
(sebagai akibat). Misalnya, temuan kegagalan bidang pengadaan bahan baku dan
perkakas, dapat menjadi temuan kegagalan/rijek dalam bidang produksi
3. Dalam praktek, laporan mikro struktur dibuat tersendiri pada laporan interim atau
laporan pemeriksaan kasus-kasus khusus
1. Signifikan (dilihat dari kepentingannya, besarnya nilai biaya, assets, pendapatan dan
L/R, pengembangan 3E dan seterusnya)
2. Tepat guna dan waktu (dapat segera ditindak lanjuti dan bermanfaat)
3. Akurat dan bukti cukup (tidak mengandung kesalahan, logis, didukung dokumen/fakta
yang memadai jumlahnya)
7. Ringkas
9. Terstruktur dan positif (tidak menggunakan kata yang negatif, misalnya: lemah, salah
lalai, tidak efisien,dan sebagainya)
Adalah suatu alat untuk meneliti kelengkapan isi dan format laporan .
Checklist isi laporan, meneliti kelengkapan bab-bab yang diperlukan, overview laporan,
kesimpulan/opini, headings yang mengarahkan, komentar penting awal laporan, komentar
sejenis yang digabung, penghilangan pengulangan informasi, wording yang sesuai, dan
sebagainya.
Checklist format laporan, meneliti pejabat yang dilapori, judul laporan, periode audit,
tanda tangan auditor, cover, isi dan halaman laporan, pembukaan, distribusi laporan,nama
auditor, dan sebagainya.
Standar tindak lanjut: didasarkan SPPIA 2002 seksi 2500 (monitoring dan penyusunan
prosedur tindak lanjut); dan SPPIA 1992, standar khusus 440 (tindakan koreksi dari
temuan), SPKN 2007 standar 03, 05 dan 07
Tahapan dasar tindak lanjut: meliputi (1) memperhatikan respons tertulis auditee; (2)
diskusi dengan auditee, mengenai respons yang diakibatkan interpretasi saran yang
kurang jelas; (3) menguji hubungan tindakan korektif dengan kondisi yang berlaku serta
dokumen tindakan koreksi; (4) menilai kembali risiko lingkungan pengendalian setelah
tindakan koreksi; (5) melaporkan tindak lanjut temuan
Untuk memonitor tindak lanjut, auditor dapat menggunakan dokumen tracking sheet,
yang umumnya berbentuk matrik dengan kolom-kolom (1) penangungjawab (2)
tanggal laporan pertama (3) temuan audit dan saran (4) tindakan manjemen (5) action
planned (6) periode.
Dalam praktek, tracking sheet dilaporkan setiap triwulan dan memuat satu kolom
tambahan : status temuan (temuan selesai ditindaklanjuti, temuan dalam proses
penyelesaian, dan tidak ada tindak lanjut) Sebagai contoh, lihat halaman 464, Ratliff.
Tugas mahasiswa: membuat tracking sheet dari jawaban atribut rekomendasi laporan
temuan (latihan soal kuliah XI)
Audit Evaluation
Evaluasi kegiatan audit berguna untuk meningkatkan nilai pekerjaan audit, membantu
menjaga keefektifan pengendalian kualitas dan menilai agar pekerjaan tetap
berkembang
Salah satu media evaluasi audit adalah lembar tinjauan kritis audit, yang dapat
digunakan untuk mengevaluasi langkah-langkah dan perbaikan kinerja yang
diperlukan melalui pertemuan-pertemuan/rapat auditor
Bahan Bacaan