Anda di halaman 1dari 17

PENYINTAS BENCANA

“TSUNAMI ACEH 2004”


KELOMPOK 8

<<
Anggota Kelompok :

1. Hanifah 201901500515
2. Johan Sutrisno 201901500593
3. Muhamad Rafi alaudi 201901500813
4. Wuryaningrum 201901500597
Sejarah Tempat Populasi
Di Indonesia, bencana gempa bumi dan tsunami di Aceh 26 Desember
2004 telah menyebabkan kehancuran yang luar biasa di daerah pesisir
Aceh dari segi infrastruktur dan korban manusia. Terjangan gelombang
tsunami yang meluluhlantakkan sebagian wilayah pesisir Aceh, terjadi
hanya dalam waktu 30 menit, dengan ketinggian hingga 30 meter dan
kecepatan mencapai 100 meter per detik atau 360 kilometer per jam.
Akibatnya, lebih dari 120 ribu orang meninggal dunia pada bencana
tersebut. Di provinsi Serambi Mekah itu, sebanyak 654 desa rusak
oleh tsunami aceh. Keluarga yang kehilangan atau rusak tempat
tinggalnya tercatat 63.977 KK.
Masalah Klien
Bencana alam dapat menyebabkan PTSD pada
anak-anak, remaja, maupun orang dewasa (laki-
laki dan perempuan). Trauma merupakan suatu
kejadian fisik atau emosional serius yang
menyebabkan kerusakan substansial terhadap
fisik dan psikologis seseorang dalam rentangan
waktu yang relatif lama (Weaver, Flannelly, &
Preston, 2003).
Lanjutan
Para korban bencana yang berada di pengungsian terkadang
mengalami suasana yang mencekam dan rasa cemas yang tinggi
dan berada pada kondisi krisis. Kondisi tersebut membuat mereka
mengalami gangguan emosional, kognitif dan tingkah laku yang
dapat merugikan dirinya sendiri, bahkan sangat sensitif dari segi
pikiran dan perasaan, kehilangan semangat, keceriaan,
kepercayaan terhadap lingkungan sosial, bahkan mejadi individu
yang tidak beriman kepada Allah.
LANJUTAN
Disini klien yang kami temui bercerita bahwa yang ada di dalam
dirinya pada saat itu adalah kesedihan akan kehilangan tempat
tinggal beserta isinya,tetapi klien tidak sampai kehilangan
anggota keluarga inti pada saat bencana terjadi. Klien juga ikut
berada di tempat penggusian serta kesedihan yang dirasakan oleh
masyarakat menjadi satu pada saat itu yang mengalami beragam
permasalahannya sendiri.
Cara Penanganan Konseling di tempat Populasi

Bantuan yang diberikan yang dapat diingat adalah


bantuan terhadap anak-anak TK dan SD yaitu banyak
anak -anak diajak bermain oleh sukarelawan. Untuk
orang dewasa tidak secara spesifik diberikan bantuan
tetapi banyak diberikan motivasi-motivasi oleh
beberapa orang yang datang dari satu Lembaga dimana
klien tidak ingat nama lembaganya.
Permasalahan Klien
Klien ternyata memiliki traumanya sendiri
Nama : Dina
pada kejadian bencana tsunami tersebut.
Umur : 39 tahun
Klien takut terhadap air yang besar atau
banyak, seperti banjir atau laut. Sehingga
Domisili : Jakarta Timur klien tidak mau tinggal di tempat yang
berpotensi untuk terjadinya banjir. Klien
Status : Menikah dengan 2 anak juga tidak mau pergi ke laut dalam jangka
waktu yang lama
Cara Penanganan

Klien yang kami adalah klien yang mengalami trauma


mayor. trauma mayor yaitu trauma yang terjadi karena
bencana alam, kebakaran, dan lain-lain. Trauma dapat
menimpa siapa saja yang mengalami suatu peristiwa atau
kejadian yang luar biasa dan gangguan pasca trauma dapat
dialami setelah peristiwa traumatis terjadi atau beberapa
tahun setalah peristiwa tersebut terjadi.
Lanjutan
Disaster counseling(konseling bencana) adalah
suatu tindakan yang dilakukan untuk membantu
korban bencana alam untuk mengurangi dan
menghilangkan gangguan psikologis yang dialami
akibat bencana dan mengembangkan potensi yang
dimiliki agar dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan dan keadaan setelah bencana.
Lanjutan
Menurut Ikatan Konselor Indonesia (IKI), pelayanan konseling untuk korban

yang selamat dari bencana alam bertujuan untuk: Memberikan pelayanan

konseling kepada para korban selamat yang mengalami krisis, trauma, atau

gangguan psikologis akut akibat bencana alam, Membantu pemulihan kondisi

mental psikologis akut para korba bencana alam sehingga dapat beraktivitas

kembali secara normal (IKI, 2017).


Lanjutan
Beberapa materi yang dapat diberikan kepada korban
yang selamat dari bencana alam yaitu pengembangan
hubungan sosio-emosional, Play therapy, Self report and
sharing, informasi tentang gempa, penenangan (relaksasi
dan disensitisasi), Spritual Emotional Freedom technique
(SEFT), dan pendalaman melalui berbagai jenis layanan
dan kegiatan pendukung konseling (IKI, 2017).
Lanjutan
Maka penanganan yang kami lakukan
terhadap klien supaya menghilangkan
trauma-nya adalah dengan memberikan
bantuan konseling dengan Teknik SEFT
yang kami pelajari di konseling traumatik.
Pelajaran yang dapat diambil

Trauma korban terhadap bencana alam


seharusnya tidak dibiarkan berlarut larut.
Penanganan yang cepat terhadap korban
bencana alam antara pemberian bantuan fisik
maupun psikis harus seimbang.
Kesimpulan
Bencana yang terjadi akan membawa
dampak terhadap korban bencana.
Termasuk dampak terhadap trauma
korban pasca bencana. Kondisi ini
memerlukan upaya untuk
mengentaskannya, permasalahan
trauma pasca bencana ini harus
diperhatiankan secara menyeluruh
dalam pengendaliannya.
Dokumentasi
Klien mencoba melakukan teknik SEFT

KLIEN
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai