Anda di halaman 1dari 2

ORGANISASI

Penggunaan Palu Sidang:

 Palu diketuk satu ketukan menandakan bahwa keputusan atau ketetapan disepakati.
 Palu diketuk dua ketukan menandakan perpindahan palu sidang.
 Palu diketuk tiga ketukan menandakan sidang dibuka atau ditutup.
 Palu diketuk lebih dari tiga ketukan menandakan perhatian.

Interupsi
Interupsi ialah suatu bentuk selaan atau memotong pembicaraan dalam sidang karena adanya
masukan yang perlu diperhatikan untuk pelaksanaan sidang tersebut.
Macam macam interupsi antara lain:

 Interuption of order, Bentuk interupsi yang dilakukan untuk meminta penjelasan atau
memberikan masukan yang berkaitan dengan jalannya persidangan. Contoh: saat
pembicaraan sudah melebar dari pokok masalah maka seseorang berhak mengajukan
interuption of order agar persidangan dikembalikan lagi pada pokok masalahnya sehingga
tidak melebar dan semakin bias.
 Interruption of information, Bentuk interupsi berupa informasi yang perlu diperhatikan
oleh seluruh peserta sidang termasuk pimpinan sidang. Informasi bisa internal (misal:
informasi atau data tentang topik yang dibahas) ataupun eksternal (missal: situasi kondisi
di luar ruang sidang yang mungkin dapat berpengaruh terhadap jalannya persidangan).
 Interruption of clarificatio, Bentuk interupsi dalam rangka meminta klarifikasi tentang
pernyataan peserta sidang lainnya agar tidak terjadi penangkapan bias ketika seseorang
memberikan tanggapan atau sebuah penegasan terhadap suatu pernyataan.
 Interruption of explanatio, Bentuk interupsi untuk menjelaskan suatu pernyataan yang
kita sampaikan agar tidak ditangkap keliru oleh peserta lain atau suatu pelurusan terhadap
pernyataan kita.
 Interruption of personal, Bentuk interupsi yang disampaikan bila pernyataan yang
disampaikan oleh peserta lain sudah diluar pokok masalah dan cenderung menyerang
secara pribadi.

Pelaksanaan Interupsi:
Interupsi dilakukan dengan mengangkat tangan terlebih dahulu, dan berbicara setelah
mendapat ijin dari Presidium Sidang.
Interupsi diatas interupsi hanya berlaku selama tidak menggangu persidangan.

Peserta penuh adalah pengurus atau anggota penuh dalam suatu organisasi yang memiliki
hak voting atau suara, sedangkan peserta peninjau adalah orang-orang yang diundang, atau
pihak-pihak yang bukan anggota penuh namun hadir dalam persidanga dan tidak memiliki
hak untuk voting atau suara tetapi memiliki hak untuk bicara.
Fungsi Presidium 1 2 dan 3

 Presidium I bertugas untuk memimpin jalannya persidangan secara keseluruhan.


 Presidium II bertugas sebagai notulensi yang mencatat seluruh kejadian di persidangan.
 Presidium III bertugas untuk menunjuk peserta yang akan melakukan interupsi serta
bertugas untuk pencatat waktu di dalam persidangan.

Mekanisme Pemillihan Ketua

1. Musyawarah

Pemilihan untuk menjadi ketua dalam sebuah organisasi bisa dilakukan dengan
musyawarah antar anggota sekaligus calon pengurus kedepannya. Melalui jalan
musyawarah ini juga setidaknya semua anggota bisa menunjuk sosok yang tepat
sekaligus memiliki kapabilitas tinggi dalam kepemimpinannya.

Jalannya musyawarah untuk pemilihan ketua organisasi juga terkadang tidak


menimbulkan permasalahan, asalkan semua setuju maka mufakat bisa di kedepankan.

2. Voting

Voting juga menjadi metode dalam proses pemilihan ketua organisasi. Voting disebut
dengan pemungutan suara dari anggota yang barang tentu dapat memicu tindakan anarkis
jikalau calon ketua tidak mau menerima kekalahannya. Namun berbeda jikalau setiap
calon dan tim sukses menerima kekalahan sekaligus menyadari akan pentingnya jalannya
organisasi kedepannya.

Disisi lainnya, adanya voting juga menjadi bagian daripada arus demokrasi yang memang
sudah lazim dilakukan oleh masyarakat di negeri ini. Contohnya saja untuk menjadi
presiden di Indonesia masyarakat haruslah memilih salah satu colon kemudian dihitung
secara independent oleh lembaga kepemerintahan.

3. Aklamasi

Aklamasi sejatinya juga menjadi bagian daripada metode untuk proses pemilihan ketua
umum dalam organisasi. Aklamasi terjadi karena adanya penunjukan langsung yang
dilakukan oleh pimpinan tertinggi atau memang ketika mencalonkan diri sebagai ketua
tidak ada yang berkenenan sehingga akhirna terjadi aklamasi.

Anda mungkin juga menyukai