Anda di halaman 1dari 3

Kliping

Kasus pelanggaran HAM di Indonesia


“Kerusuhan mei 1998”
Di
S
U
S
U
N
Oleh:

Nama: Muhammad Ilyas


Kelas:1B Pendidikan Ekonomi
Nim:23321003

Program studi pendidikan ekonomi


Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan
Universitas patompo
2023
“Kerusuhan mei 1998”

Kerusuhan Mei 1998 adalah kerusuhan yang terjadi di Indonesia pada tanggal 13 ─ 15 Mei
1998.Khususnya di ibu kota Jakarta, namun juga terjadi di beberapa daerah lain. Kerusuhan
ini diawali oleh krisis finansial Asia dan dipicu oleh tragedi Trisakti dimana empat mahasiswa
Universitas Trisakti ditembak dan terbunuh dalam demokrasi 12 Mei 1998.
Pada kerusuhan ini banyak toko-toko dan perusahaan-perusahaan dihancurkan oleh amuk
massa. Terutama milik warga Indonesia keturunan Tionghoa. Kerusuhan terbesar terjadi
diJakarta, Bandung, dan Surakarta. Terdapat ratusan wanita yang diperkosa dan mengalami
pelecehan seksual dalam kerusuhan tersebut. Sebagian diperkosa beramai-ramai, dianiaya
secara sadis,kemudian dibunuh. Dalam kerusuhan tersebut , banyak warga Indonesia
keturunan Tionghoa yang meninggalkan Indonesia. Tak hanya itu, seorang aktivis relawan
kemanusiaan yang bergerak dibawah Romo Sandyawan, bernama Ita Martadinata Haryono,
seorang siswi SMA yang masih berusia 18 tahun, juga diperkosa, disiksa, lalu dibunuh karena
aktivitasnya. Ini menjadi suatu indikasi bahwa kasus pemerkosaan dalam kerusuhan Mei
1998 ini digerakkan secara sistematis.
Para pelaku kerusuhan 13-15 Mei 1998 terdiri dari tiga golongan, yakni pertama, masa pasif
(massa pendatang) yang karena diprovokasi berubah menjadi massa aktif, massa yang
memang aktif sejakawal , dan ketiga, provokator. Provokator umumnya bukan dari wilayah
setempat, secara fisik tampak terlatih, sebagian memakai seragam sekolah seadanya, tidak
ikut menjarah,dan segera meninggalkan lokasi setelah gedung atau barang terbakar. Para
provokator ini juga yang membawa dan menyiapkan sejumlah barang untuk keperluan
merusak dan membakar, seperti jenis logam pendongkel, bahan bakar cair, kendaraan, bom
molotov, dan sebagainya.

Para pelaku kerusuhan dapat dibagi atas tiga kelompok sebagai berikut:
1.massa pasif
Pada awalnya massa pasif lokal berkumpul untuk menonton dan ingin tahu apa yang akan
terjadi.Sebagian dari mereka terlibat ikut-ikutan merusak dan menjarah setelah dimulainya
kerusuhan,tetapi tidak sedikit pula yang hanya menonton sampai akhir kerusuhan. Sebagian
dari merekamenjadi korban kebakaran.

2.Massa Aktif
Massa Aktif dalam jumlah puluhan hingga ratusan, yang mulanya adalah massa pasif
pendatang, yangsudah terprovokasi sehingga menjadi agresif, melakukan perusakan lebih
luas termasuk pembakaran.Massa ini juga melakukan penjarahan pada toko-toko dan
rumah. Mereka bergerak secaraterorganisir

3.Kelompok Provakator
Kelompok inilah yang menggerakkan massa, dengan memancing keributan, memberikan
tanda-tanda tertentu pada sasaran, melakukan pengrusakan awal, pembakaran, mendorong
penjarahan.Kelompok ini datang dari luar tidak berasal dari penduduk setempat, dalam
kelompok kecil (lebih kurang belasan orang), terlatih (yang mempunyai kemampuan terbiasa
menggunakan alat kekerasan), bergerak dengan mobilitas tinggi, menggunakan sarana
transportasi. Kelompok ini juga menyiapkan alat-alat perusak seperti batu, bom, cairan
pembakar, linggis dan lain-lain. Pada umumnya kelompok ini sulit dikenal,walaupun di
beberapa kasus dilakukan oleh kelompok dari organisasi pemuda (contoh di Medan,
ditemukan keterlibatan langsung Pemuda Pancasila). Diketemukan fakta keterlibatan
anggota aparat keamanan, seperti di Jakarta, Medan, dan Solo.

Anda mungkin juga menyukai