Anda di halaman 1dari 17

FORMAT RESUME PEMBEKALAN KKN REGULER PERIODE I TAHUN 2023

NIM : ALDA ROSYANA


NAMA : 203030206066
NO KELOMPOK : 093

1. STRUKTUR RESUME:
1. ISI RESUME HARI KE – 1 TANGGAL 12 JUNI
2. FOTO BUKTI KEHADIRAN PADA SESI TERSEBUT

PADA TANGGAL 12 JUNI TERDAPAT 7 SESI :

1. SESI 1 : PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN KKN REGULER PERIODE I


TAHUN 2023
PEMBICARA : DR. MIAR., SE., M.SI (KETUA PANITIA KKN)
MATERI:
Landasan Hukum
Kampus Merdeka merupakan salah satu kebijakan dari Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, Nadiem Makariem. Salah satu program dari kebijakan Merdeka Belajar –
Kampus Merdeka adalah Hak Belajar Tiga Semester di Luar Program Studi. Program
tersebut merupakan amanah dari berbagai regulasi/landasan hukum pendidikan tinggi dalam
rangka peningkatan mutu pembelajaran dan lulusan pendidikan tinggi. Landasan hokum
pelaksanaan MB-KM.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun
2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Dalam rangka menyiapkan mahasiswa
menghadapi perubahan sosial, budaya, dunia kerja dan kemajuan teknologi yang pesat,
kompetensi mahasiswa harus disiapkan di era globalisasi. Link and match tidak

Pengertian KKN Tematik Reguler


KKN Tematik Reguler adalah kegiatan KKN yang dilakukan oleh LPPM Universitas
Palangka Raya dalam upaya mendorong mahasiwa untuk dapat lulus tepat waktu, sesuai
dengan program LPPM yang tertuang dalam Buku Panduan Akademik Universitas Palangka
Raya Tahun 2022/2023. Persyaratan dan pelaksanaan KKN Tematik Reguler implementasi
MB-KM yaitu 2 (dua) bulan.
Kehadiran mahasiswa selama dua bulan dapat mendampingi perencanaan program di
desa dAlam mendukung Sustainable Development Gools (SDG) Desa, mulai dari kajian
potensi, masalah dan tantangan pembangunan, penyusunan prioritas pembangunan,
perancangan program, desain sarana prasarana, pemberdayaan masyarakat, pengembangan
Usaha Mikro Kecil, pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), supervisi
pembangunan, hingga monitoring dan evaluasi. Kemudian biaya pelaksanaanya dibebankan
kepada DIPA Universitas Palangka Raya Tahun 2023, tetapi sepenuhnya ditanggung oleh
mahasiswa peserta KKN.
Tahap Pelaksanaan KKN Tematik Reguler
1. Pra Lapangan
- Kuliah Pembekalan (Pra KKN)
- Periksa Kesehatan
2. Lapangan
- Pelkasanaan Program Kerja
- Pendampingan
- Monev
- Paparan di desa
3. Pasca Lapangan
- Paparan Laporan Kelompok:
 Proker Utama Untuk Jurnal
 Resume Vidio selama KKN
- Evaluasi dan Penilaian
Tujuan Program KKN Tematik
1. Kehadiran mahasiswa selama dua bulan dapat mendampingi perencanaan program di
desa dalam mendukung Sustainable Development Gools (SDG) Desa, mulai dari kajian
potensi, masalah dan tantangan pembangunan, penyusunan prioritas pembangunan,
perancangan program, desain sarana prasarana, Pemberdayaan masyarakat,
pengembangan usaha mikro kecil, Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes),
Supervisi pembangunan, hingga monitoring dan evaluasi.
2. Memberikan pengalaman dalam bidang pembangunan dan pemberdayaan masyarakat
untuk mepersiapkan mahasiswa sebagai generasi andal.
3. Memberikan kesempatan untuk membangkitkan bidang ilmu dan minat mahasiswa
dengan iuran akhir dalam bentuk karya tertulis, audio-visual, maupun bentuk karya
laporan akhir.
Manfaat Program KKN Tematik:
1. Manfaat bagi UPR
- Memahami dinamika dan perkembangan si desa yang dapat diimplentasikan melalui
kurikulum dan perkuliahan.
- Menciptakan kemitraan dengan desa/pemerintah daerah
- Memperoleh kesempatan untuk mengaktualisasikan konsep yang diperlukan oleh
satuan masyarakat dan pemerintah di desa.
- Menjadi sarana pelaksanaan tri dharma perguruan tinggi
- Memberikan kesempatan kepada dosen pembimbing untuk melihat realitas
masyarakat desa.
- Sebagai program yang dapat mendukung pencapaian indikator kinerja utama,
khususnya mahasiswa yang berkegiatan di luar kampus.
2. Manfaat bagi Mahasiswa
- Menerapkan ilmu atau keterampilan yang diperoleh selama masa studi di perguruan
tinggi untuk membantu desa melalui kegiatan yang bermanfaat.
- Meningkatkan kemapuan adaptasi mahasiswa dengan situasi dan kondisi di
masyarakat sehingga menambah pengalaman untuk dapat hidup bermasyarakat.
- Memperoleh tambahan informasi terkini dan pengetahuan/pengalaman tentang
sekolah dan dinamika permasalahan masyarakat di desa.
- Memperoleh pengalaman tentang cara mengelola program yang sesuai dengan
karakteristik dan tingkat kebutuhan masyarakat desa.
- Meningkatkan rasa tanggung jawab dan kepedulian mahasiswa terhadap masyarakat
di desa.
- Mengembangkan kemampuan mengidentifikasi masalah, merencanakan perbaikan,
dan melaksanakan perbaikan dengan memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman
yang dimiliki.
- Mengembangkan kemampuan menyelesaikan masalah secara kolaboratif
3. Manfaat bagi Mitra
- Mendapatkan jasa konsultasi oleh tenaga-tenaga muda, yakni mahasiswa dan dosen
pembimbing yang memiliki intelektualitas yang siap menjadi rekan bagi para
pengelola desa untuk berdiskusi dan mereliasikan program.
- Melaksanakan program-program desa yang dibantu oleh mahasiswa sehingga desa
dapat berkembang menjadi desa yang mandiri.
- Menumbuhkan kerja sama yang saling menguntungkan, baik dalam bentuk
pengenalan inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperoleh oleh mahasiswa
dari perguruan tinggi.
Tema, subtema, dan Program Kerja
Tema Kegiatan KKN-Tematik Reguler UPR Tahun 2023 adalah “KKN Membangun Desa”
Subtema:
1. Implentasi Ilmu Pengetahuan dan teknologi untuk mendukung keberhasilan dan
keberlanjutan program desa.
2. Penguatan sosial budaya dan kearifan lokal
3. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan kelembagaan dalam mendukung
sustainable development Gools (SDGs) desa.
4. Penguatan Ekonomi dan kesehatan masyarakat pasca Covid-19.
Lokasi Penempatan Kelompok KKN
KKN-T Reguler Periode I Tahun 2023 dilaksanakan di 4 (Empat) Lokasi, yaitu:
1. Kabupaten Gunung Mas
2. Kabupaten Kapuas
3. Kabupaten Pulang Pisau
4. Kabupaten Katingan
Status dan Beban Studi
Bobotnya dengan KKN Tematik Reguler (4 SKS), karena dilaksanakan selama 2 (dua)
bulan.
 Program yang terstruktur, artinya hanya dapat diikuti oleh mahasiswa dengan persyaratan
akademik tertentu (100 SKS dan IPK 2,0)
 Mempunyai status/kedudukan yang jelas dalam kurikulum, artinya harus mengikuti
kaidah-kaidah sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
 Diprogramkan dalam Kartu Rencana Studi semester yang berjalan.
 Dalam pelaksanaannya dilakukan bimbingan, pembinaan, serta monitoring dan evaluasi
Etika Program KKN Tematik
Etika Pelaksanaan
1. Mahasiswa menyelesaikan segala tugas yang diberikan dosen pembimbing dengan benar,
rapi, dan tepat waktu.
2. Mahasiswa bersikap jujur, disiplin, santun, profesional, dan menjaga etos kerja selama
melaksanakan semua program kerja KKN.
3. Mahasiswa harus menjaga sikap dan etika dan pergaulan dalam berinteraksi dengan
masyarakat.
4. Mahasiswa harus menghormati warga/masyarakat desa tanpa membedakan suku, agama,
ras, gender, dan golongan.
5. Mahasiswa harus menjaga nama baik almamater

Etika mahasiswa dalam berkomunikasi dengan dosen selama pelaksanaan Membangun


Desa/KKNT diuraikan sebagai berikut.
 Komunikasi dengan DPL dilakukan dengan mengacu pada norma yang berlaku umum.
 Mahasiswa melakukan komunikasi dengan DPL dengan mencari waktu yang tepat,
menghindari berkomunikasi waktu istirahat.
 Komunikasi melalui Telepon
 Memperkenalkan diri sebelum memulai menyampaikan tujuan.
 Mengontak dosen melalui pembicaraan telepon dengan menggunakan waktu secara
efisien dan secukupnya
 Berbicara untuk perihal yang penting saja.
 Berkomunikasi melalui pesan teks
 Memulai komunikasi dengan menyampaikan salam dan memperkenalkan diri.
 Menyampaikan pesan teks secara singkat, jelas, dan menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar.
 Menyampaikan terima kasih di akhir komunikasi.
 Berkomunikasi melalui tatap muka
 Memilih waktu yang tepat untuk berkomunikasi dengan DPL.
 Komunikasi dilaksanakan di kampus pada hari kerja.
 Memakai pakaian yang rapi dan sopan.

Etika berpakaian mahasiswa selama pelaksanaan Membangun Desa/KKNT diuraikan


sebagai berikut.
1. Mahasiswa menggunakan jas almamater/seragam institusi dalam aktivitas Membangun
Desa/KKNT.
2. Mahasiswa tidak menggunakan pakaian yang terlalu ketat, terbuka, atau seksi, seperti
baju bagian atas yang terlalu rendah atau rok yang terlalu pendek.
3. Mahasiswa menghindari penggunaan perhiasan, aksesoris, atau makeup yang berlebihan.

Etika DPL dalam pembimbingan selama pelaksanaan KKN :


1. Komunikasi dilakukan dalam konteks tugas pembimbingan Membangun Desa/KKNT
kepada mahasiswa.
2. Tugas dan arahan yang diberikan hanya dalam konteks menjalankan tugas
pembimbingan Membangun Desa/KKNT kepada mahasiswa.
3. Komunikasi dengan mahasiswa bimbingan dilakukan dengan mengacu pada norma
yang berlaku umum.
4. Jika komunikasi dan pembimbingan dilakukan secara tatap muka, kegiatan
pembimbingan dilakukan di tempat terbuka untuk publik.

2. SESI 2 : ARAHAN DAN TUJUAN KKN REGULER IMPLEMENTASI MBKM


PERIODE I TAHUN 2023 PEMBICARA : DR. SUSTIYAH ., M.S (KETUA
PUSAT STUDI MBKM LP3MP UPR)

3. SESI 3 : SOSIALISASI UNDANG-UNDANG PERMENDIKBUD NO 30 TAHUN


2021 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KEKERASAN
SEKSUAL DI LINGKUNGAN PERGURUAN TINGGI & BULLYING
PEMBICARA : DR. KIKI KRISTANTO., S.H., M.H (KETUA SATGAS PPKS
UPR)
MATERI:
Kebijakan di tingkat nasional :
1. UU nomor 12/2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual
2. KUHP pasal 285-291tentang perkosaan
Kebijakan di lingkungan pendidikan :
1. 1.Di perguruan tinggi keagamaan Islam di bawah Kemenag: Keputusan Dirjen
Pendidikan Islam nomor 5494 tahun 2019 tentang Pedoman Pencegahan dan
Penanggulangan Kekerasan Seksual pada Perguruan Tinggi Keagamaan Islam.
2. Di perguruan tinggi di bawah Kemendikbudristek: Permendikbudristek nomor 30
tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Lingkungan
Perguruan Tinggi Peraturan Sekjen Kemendikbudristek nomor 17 tahun 2022 tentang
Pedoman Pelaksanaan Permendikbudristek nomor 30/2021 tentang Pencegahan dan
Penanganan Kekerasan Seksual di Lingkungan Perguruan
Kekerasan seksual di perguruan tinggi :
- 174 kasus kekerasan seksual di 79 kampus di 29 provinsi.
- Pelaku: dosen, mahasiswa, staff, warga, tokoh agama, dokter yang bertugas di
klinik kampus Tempat kejadian di kampus misal saat bimbingan skripsi dan luar
kampus misal tempat KKN/magang/kerja praktik/ acara kemahasiswaan.
- 96% korban adalah mahasiswi /perempuan 20% tidak melapor & 50 % tidak
menceritakan kepada siapapun karena malu, takut, bingung.
Bentuk kekerasan seksual :
Kekerasan Seksual mencakup tindakan yang dilakukan secara verbal, non-fisik, fisik,
dan/atau melalui teknologi informasi dan komunikasi (Permendikbudristek 30/2021,
pasal 5[1]) Total terdapat 21 bentuk kekerasan seksual berdasarkan Permendikbudristek
30/2021, pasal 5[2].
Contoh bentuk kekerasan seksual yang terjadi di perguruan tinggi :
 Menyampaikan ucapan yang memuat rayuan, lelucon,dan/atau siulan yang bernuansa
seksual kepada korban Verbal Menatap korban dengan nuansa seksual dan/atau tidak
nyaman Non fisik (Definisi berdasarkan Permendikbudristek 30/2021, pasal 5[2])
 Menyentuh, mengusap, meraba, memegang, memeluk, mencium dan/atau menggosokkan
bagian tubuhnya pada tubuh korban tanpa persetujuan korban Fisik Mengirimkan pesan,
lelucon, gambar, foto, audio, dan/atau video bernuansa seksual

4. SESI 4 : SOSIALISASI BAHAYA NARKOBA


PEMBICARA : BNN
Materi:
Sosialisasi bahaya narkoba merupakan upaya penting dalam melawan
penyalahgunaan zat yang dapat merusak individu dan masyarakat secara luas. Dalam
melakukan sosialisasi ini, tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat tentang bahaya narkoba dan mendorong mereka untuk mengambil langkah-
langkah preventif guna melindungi diri dan orang-orang terdekat dari dampak negatifnya.
Melalui sosialisasi bahaya narkoba, informasi yang akurat dan relevan
disampaikan kepada berbagai kelompok usia, termasuk siswa, orang tua, dan guru.
Komunikasi yang efektif dan persuasif menjadi kunci dalam menyampaikan pesan-pesan
penting tentang dampak negatif narkoba terhadap kesehatan, kehidupan sosial, dan
prestasi seseorang. Sosialisasi juga melibatkan penyediaan informasi tentang cara
mengenali tanda-tanda penyalahgunaan narkoba, mengakses bantuan, dan memperoleh
pemulihan.
Selain itu, sosialisasi bahaya narkoba melibatkan perencanaan dan
pengorganisasian kampanye yang meliputi acara-acara seperti presentasi, sesi tanya
jawab, dan diskusi kelompok. Selama kampanye, evaluasi terhadap efektivitas program
dilakukan untuk memastikan bahwa pesan yang disampaikan efektif dan mencapai
sasaran yang diinginkan. Rekomendasi dan perbaikan dilakukan agar kampanye dapat
menjadi lebih efektif di masa mendatang.
Keterampilan yang diperlukan dalam sosialisasi bahaya narkoba termasuk
pemahaman mendalam tentang masalah narkoba, kemampuan berkomunikasi yang baik,
keterampilan organisasi, kepemimpinan, dan kreativitas dalam mengembangkan metode
dan materi yang menarik bagi khalayak.
Dalam kesimpulannya, sosialisasi bahaya narkoba merupakan upaya yang penting
dalam melawan penyalahgunaan zat. Dengan meningkatkan kesadaran masyarakat,
menyediakan informasi yang relevan, dan melibatkan berbagai kelompok usia,
diharapkan dapat mengurangi dan mencegah penyalahgunaan narkoba, serta membantu
menciptakan masyarakat yang lebih sehat, aman, dan produktif.

5. SESI 5 : BPKP
PEMBICARA : Pihak Bpkp
Materi :
BPKP merupakan singkatan dari Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan, yang merupakan lembaga independen yang bertugas melakukan
pengawasan terhadap pengelolaan keuangan negara, pelaksanaan pembangunan, dan
pengelolaan risiko di Indonesia. Badan ini memiliki peran penting dalam memastikan
transparansi, akuntabilitas, dan efisiensi dalam pengelolaan keuangan dan pembangunan
di negara tersebut.
BPKP memiliki tugas dan kewenangan untuk melakukan audit, evaluasi, dan
pengawasan terhadap institusi-institusi pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah,
serta lembaga-lembaga negara lainnya. Audit dan evaluasi yang dilakukan bertujuan
untuk mengevaluasi kepatuhan terhadap peraturan, efektivitas kebijakan, efisiensi
penggunaan anggaran, dan pengelolaan risiko yang terkait dengan program dan kegiatan
pembangunan.
Melalui aktivitas pengawasannya, BPKP berperan dalam memastikan bahwa
sumber daya negara digunakan dengan tepat, sesuai dengan peraturan yang berlaku, dan
untuk mencapai tujuan pembangunan yang diinginkan. Hasil audit dan evaluasi yang
dilakukan BPKP juga dapat memberikan rekomendasi dan saran yang berguna bagi
pemerintah dan lembaga-lembaga terkait dalam meningkatkan efektivitas, transparansi,
dan akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan.
Selain itu, BPKP juga memiliki peran penting dalam pencegahan dan penindakan
terhadap tindak pidana korupsi. Melalui pemeriksaan dan pengawasan yang ketat, BPKP
dapat mengidentifikasi indikasi kecurangan, penyimpangan, atau penyelewengan dalam
pengelolaan keuangan dan pembangunan. Hal ini mendukung upaya pemberantasan
korupsi dan pembangunan yang bersih serta berintegritas di Indonesia.
Dalam kesimpulannya, BPKP memiliki peran yang signifikan dalam menjaga
integritas, transparansi, dan akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan di
Indonesia. Melalui pengawasan yang ketat, audit, evaluasi, dan tindakan pencegahan
terhadap korupsi, BPKP berkontribusi dalam mewujudkan pemerintahan yang baik dan
pembangunan yang berkelanjutan.

6. SESI 6 : UMKM & BUMDES


PEMBICARA : BANK KALTENG
Materi:
UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) dan BUMDES (Badan Usaha Milik
Desa) merupakan dua entitas yang memiliki peran penting dalam pengembangan
ekonomi lokal dan pemberdayaan masyarakat di tingkat desa atau daerah. Keduanya
merupakan bagian dari upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif,
menciptakan lapangan kerja, dan mengurangi disparitas ekonomi antara wilayah
perkotaan dan pedesaan.
UMKM adalah bisnis dengan skala kecil dan menengah yang umumnya dimiliki
dan dioperasikan oleh individu atau kelompok kecil. UMKM memiliki peran strategis
dalam menggerakkan perekonomian lokal, menciptakan peluang kerja, dan menghasilkan
pendapatan bagi masyarakat di sekitarnya. UMKM juga mampu mempromosikan
keragaman ekonomi dan keberlanjutan melalui produksi barang dan jasa yang lokal dan
inovatif.
BUMDES, di sisi lain, adalah badan usaha yang dimiliki dan dioperasikan oleh
masyarakat desa. BUMDES bertujuan untuk memanfaatkan potensi ekonomi lokal,
mengelola sumber daya yang ada, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di desa.
BUMDES dapat mengembangkan berbagai jenis usaha, termasuk UMKM, dan juga
berperan dalam pemberdayaan masyarakat melalui program pelatihan, pendampingan,
dan akses terhadap sumber daya yang dibutuhkan.
Dalam konteks pembangunan ekonomi lokal, UMKM dan BUMDES memiliki
sinergi yang kuat. UMKM dapat menjadi mitra bisnis BUMDES dalam mengembangkan
produk lokal, meningkatkan nilai tambah, dan memperluas jangkauan pemasaran.
Sebaliknya, BUMDES dapat memberikan dukungan dan fasilitasi kepada UMKM,
seperti akses ke modal, pelatihan, infrastruktur, dan akses pasar yang lebih luas.
Melalui kolaborasi antara UMKM dan BUMDES, diharapkan dapat tercipta
lingkungan ekonomi yang berkelanjutan, inklusif, dan berdaya saing di tingkat desa atau
daerah. Peningkatan kapasitas UMKM dan pemberdayaan melalui BUMDES menjadi
kunci untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, mengurangi kemiskinan, dan
mencapai pembangunan yang berkelanjutan di level lokal.
Dalam kesimpulannya, UMKM dan BUMDES memiliki peran penting dalam
pengembangan ekonomi lokal dan pemberdayaan masyarakat. Dengan sinergi dan
kolaborasi yang baik antara kedua entitas ini, diharapkan dapat tercipta ekosistem
ekonomi yang berkelanjutan, inklusif, dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat di
tingkat desa atau daerah.

7. SESI 7 : PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KEBAKARAN HUTAN


PEMBICARA : DR. IR. ASWIN USUP., M.SC
MATERI:
Pencegahan dan penanganan kebakaran hutan merupakan langkah yang krusial
dalam menjaga keberlanjutan lingkungan, melindungi ekosistem alami, dan mengurangi
dampak negatif terhadap manusia dan satwa liar. Upaya pencegahan dan penanganan
kebakaran hutan membutuhkan kerjasama yang kuat antara pemerintah, masyarakat, dan
pemangku kepentingan lainnya.
Pencegahan kebakaran hutan melibatkan upaya-upaya seperti pengelolaan hutan
yang baik, pengawasan yang ketat terhadap aktivitas manusia yang dapat memicu
kebakaran, dan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya kebakaran hutan serta
pentingnya menjaga lingkungan. Program pemadaman awal, seperti pembentukan tim
pemadam kebakaran dan pendidikan tentang taktik pemadaman yang efektif, juga penting
dalam mengurangi dampak kebakaran hutan.
Penanganan kebakaran hutan melibatkan upaya pemadaman yang cepat dan
efektif setelah terjadinya kebakaran. Pemadaman dilakukan dengan menggunakan
berbagai metode, seperti penggunaan alat pemadam api, pendirian jaringan pemadam
kebakaran, pemantauan udara, dan pengerahan tenaga manusia. Koordinasi yang baik
antara lembaga pemadam kebakaran, pemerintah, dan relawan sangat penting untuk
mengurangi luas dan intensitas kebakaran serta melindungi lingkungan yang terancam.
Selain itu, teknologi juga memainkan peran penting dalam pencegahan dan
penanganan kebakaran hutan. Sistem pemantauan menggunakan citra satelit dan drone
dapat membantu mendeteksi kebakaran secara dini, memetakan area yang terdampak, dan
memberikan informasi real-time kepada tim pemadam kebakaran. Pemanfaatan teknologi
informasi juga dapat digunakan untuk memberikan edukasi dan kesadaran kepada
masyarakat tentang bahaya kebakaran hutan.
Dalam kesimpulannya, pencegahan dan penanganan kebakaran hutan adalah
tanggung jawab bersama untuk melindungi sumber daya alam yang berharga dan
meminimalkan dampak negatifnya. Diperlukan upaya kolaboratif yang melibatkan
pemerintah, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya. Melalui langkah-langkah
pencegahan yang efektif, penanganan yang cepat, dan pemanfaatan teknologi yang tepat,
diharapkan dapat mengurangi kebakaran hutan dan menjaga keberlanjutan lingkungan
bagi generasi saat ini dan yang akan datang.
SESI 1 SESI 2 SESI 3

SESI 4 SESI 5 SESI 6

SESI 7
2. STRUKTUR RESUME:
1.ISI RESUME HARI KE – 2 TANGGAL 13 JUNI
2.FOTO BUKTI KEHADIRAN PADA SESI TERSEBUT

PADA TANGGAL 13 JUNI TERDAPAT 6 SESI :

1. SESI 1 : ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KABUPATEN GUNUNG MAS


PEMBICARA :
MATERI:
Harapan Pemerintah Kabupaten Gunung Mas Terhadap Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Mahasiswa UPR baik Tematik / Reguler.
1. Membantu Pemerintah Kabupaten
- Dalam hal komunikasi, edukasi, dan informasi (KIE) terkait masalah stunting dilokasi KKN.
- Percepatan pencapaian tujuan SDG'S desa kaitannya dengan status desa dalam indeks desa
membangun.
2. Berperan dalam membantu pengentasan kemiskinan
- Kegiatan ketahanan pangan keluarga, usaha kelompok masyarakat miskin sesuai
kapasitasnya.
3. Pengalaman
- Melaksanakan KKN dengan hal - hal baru seperti program dan kegiatan yang fresh.
4. Sebuah laboratorium
- Sebagai tempat terapan inovasi baru dan teori - teori perkuliahan bahkan di lokasi penelitian.

2. SESI 2 : ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KABUPATEN PULANG PISAU


PEMBICARA :
MATERI:
Pada pembekalan KKN periode 1 di Universitas Pulang Raya (UPR), pembicara utama
membahas tentang "Arah Kebijakan Pembangunan Kabupaten Pulang Pisau". Pembicara
tersebut secara komprehensif menguraikan berbagai aspek yang berkaitan dengan
pembangunan Kabupaten Pulang Pisau. Berikut ini adalah ringkasan dari pemaparan
pembicara:
Visi Pembangunan Kabupaten Pulang Pisau: Pembicara memulai dengan menjelaskan
visi pembangunan Kabupaten Pulang Pisau. Visi tersebut menggambarkan keinginan untuk
menciptakan masyarakat yang makmur, adil, berdaya saing, dan berkelanjutan. Visi ini
menjadi panduan utama dalam merumuskan kebijakan pembangunan di kabupaten tersebut.
Sektoral Pembangunan: Pembicara menguraikan sektor-sektor pembangunan yang
menjadi fokus di Kabupaten Pulang Pisau. Beberapa sektor yang dibahas antara lain adalah
pertanian, industri, pariwisata, pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Setiap sektor
memiliki peran penting dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Pemberdayaan Masyarakat: Pembicara menekankan pentingnya pemberdayaan
masyarakat dalam proses pembangunan. Salah satu strategi yang ditekankan adalah partisipasi
aktif masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan program pembangunan. Melalui
partisipasi yang nyata, diharapkan masyarakat dapat merasakan manfaat pembangunan secara
langsung dan berkelanjutan.
Pemantauan dan Evaluasi: Pembicara menjelaskan pentingnya pemantauan dan evaluasi
dalam proses pembangunan. Kabupaten Pulang Pisau telah melaksanakan sistem pemantauan
dan evaluasi yang terintegrasi untuk memastikan bahwa program-program pembangunan
berjalan efektif dan efisien. Data yang dikumpulkan dari pemantauan dan evaluasi ini
digunakan sebagai dasar untuk perbaikan kebijakan dan pengambilan keputusan di masa
mendatang.
Sinergi Stakeholder: Pembicara menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah
daerah, masyarakat, dan sektor swasta dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.
Kolaborasi yang baik antarstakeholder akan mempercepat capaian target pembangunan dan
mengurangi kesenjangan pembangunan antarwilayah.
Upaya Pengentasan Kemiskinan: Pembicara membahas upaya yang dilakukan dalam
pengentasan kemiskinan di Kabupaten Pulang Pisau. Selain program-program pemberdayaan
ekonomi masyarakat miskin, juga ditekankan pentingnya penguatan akses terhadap pendidikan,
kesehatan, dan infrastruktur dasar bagi kelompok rentan.
Ringkasan tersebut mencakup beberapa poin utama yang dijelaskan oleh pembicara
dalam pembekalan KKN periode 1 di UPR mengenai "Arah Kebijakan Pembangunan Kabupaten
Pulang Pisau". Pemaparan tersebut menggarisbawahi pentingnya sinergi stakeholder, partisipasi
aktif.

3. SESI 3 : ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KABUPATEN KATINGAN


PEMBICARA : BAPAK ASITEN 1 KABUPATEN KATINGAN
MATERI:
Percepatan pembangunan terpadu terintegrasi kabupaten Katingan provinsi Kalimantan
Tengah
Kabupaten Katingan berbatasan dengan kabupaten Melawi dan kabupaten Sintang di
sebelah utara, Laut Jawa di sebelah selatan, kabupaten Kotawaringin Timur dan kabupaten
Seruyan di sebelah barat, serta kabupaten Gunung Mas, Pulang Pisau, dan Palangkaraya di
sebelah timur.
Luas wilayah kabupaten Katingan adalah 20.000.383.086 km2 atau 2.039.386 hektar,
dengan jumlah penduduk saat ini sekitar 163.989 orang. Kabupaten Katingan memiliki
pertumbuhan ekonomi yang baik dengan tingkat minimal 8%, dan sektor pertanian
merupakan kontributor terbesar dalam perekonomian, terutama di sebelah selatan di Katingan
Kuala Mendawai.
Namun, kabupaten Katingan juga menghadapi beberapa masalah. Tingkat kemiskinan
mencapai 5,5%, yang berarti sekitar 9.710 orang hidup dalam kemiskinan. Tingkat
pengangguran terbuka juga cukup tinggi, dengan 5,33% atau sekitar 4.642 orang menganggur.
Masalah lainnya adalah terbatasnya lapangan pekerjaan di wilayah ini.
Pemerintah kabupaten Katingan memiliki beberapa perencanaan untuk mengatasi masalah ini.
Mereka berkomitmen untuk meningkatkan tata kelola pemerintahan yang efektif, mengurangi
tingkat kemiskinan, meningkatkan akses dan kualitas pendidikan, meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat, dan membangun infrastruktur yang merata di seluruh wilayah
kabupaten.
Beberapa produk unggulan kabupaten Katingan termasuk lumbung beras, hasil hutan
seperti rotan, produk olahan ikan, durian, dan pisang. Pemerintah juga berupaya
meningkatkan kualitas dan pengelolaan lingkungan hidup secara berkelanjutan.
Dalam jangka panjang, pemerintah kabupaten Katingan memiliki tujuan untuk mencapai
pembangunan nasional dengan peningkatan pembangunan sumber daya manusia,
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, pemerataan pembangunan, dan peningkatan
kualitas hidup masyarakat.
Kabupaten Katingan bekerja sama dengan Balai Latihan Kerja di Bekasi untuk
meningkatkan keterampilan para pencari kerja dan bersaing dengan SDM yang lain.
Pemerintah juga berupaya meningkatkan infrastruktur pembangunan, kualitas dan
pengelolaan lingkungan hidup, serta mengimplementasikan rencana pembangunan daerah
sesuai dengan arah pembangunan nasional.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, pemerintah kabupaten Katingan fokus pada
peningkatan tata kelola pemerintahan, pengurangan kemiskinan, peningkatan pendidikan,
perbaikan kesehatan masyarakat, dan pembangunan infrastruktur yang merata. Mereka juga
berupaya melindungi lingkungan hidup dan mengembangkan produk unggulan

4. SESI 4 : ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KABUPATEN KAPUAS


PEMBICARA :
MATERI:
Kabupaten Kapuas adalah wilayah yang terletak di Kalimantan Tengah, Indonesia.
Wilayah ini berbatasan dengan Kabupaten Gunung Mas, Gunung Raya, Kabupaten Barito
Utara di sebelah utara, Laut Jawa, Kabupaten Barito Kuala di sebelah selatan, Kabupaten
Pulang Pisau di sebelah barat, dan Kabupaten Barito Selatan dan Barito Kuala di sebelah
timur. Luas wilayah Kabupaten Kapuas adalah 170.393 km persegi dengan jumlah penduduk
sekitar 423.200 jiwa.
Kabupaten Kapuas terdiri dari 17 kecamatan, di mana 11 kecamatan berada di daerah
pesisir atau dataran rendah dan rawa-rawa, sementara 6 kecamatan lainnya merupakan dataran
tinggi yang berbukit. Beberapa indikator makro di Kabupaten Kapuas meliputi tingkat
pengangguran, Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dan pertumbuhan ekonomi.
Potensi yang ada di Kabupaten Kapuas meliputi sektor pertanian, pertambangan, dan industri.
Sektor pertanian mencakup lahan sawah, hortikultura, perkebunan karet, sawit, dan komoditas
lainnya. Sektor pertambangan meliputi batubara, emas, batu gamping, pasir kuarsa, dan pasir
sungai. Terdapat juga kawasan industri bertanjung di Kecamatan Kapuas Kuala.
Beberapa permasalahan pokok yang dihadapi Kabupaten Kapuas antara lain terbatasnya
sumber daya manusia berkualitas, pengembangan ekonomi daerah yang belum optimal,
penurunan kualitas lingkungan hidup, tata kelola pemerintahan yang belum baik, kurangnya
infrastruktur dasar, dan potensi gangguan terhadap ketentraman masyarakat.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Kabupaten Kapuas memiliki tujuan dan arah
kegiatan, antara lain peningkatan kualitas lingkungan hidup, pengurangan risiko bencana,
penguatan tata ruang dan tata kelola pemerintahan, serta peningkatan kualitas dan kapasitas
sumber daya manusia.
Salah satu fokus pembangunan adalah penurunan angka stunting dan peningkatan
intervensi guna mencegah stunting. Selain itu, juga ada upaya untuk mengembangkan
kawasan industri bertanjung sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru, meningkatkan
pelayanan infrastruktur dan konektivitas wilayah, serta pembangunan kebijakan pembangunan
Kabupaten Kapuas.
Kabupaten Kapuas juga memiliki potensi wisata, khususnya dalam bidang pertanian dan
sungai. Beberapa desa di kecamatan-kecamatan tersebut dapat dikembangkan sebagai desa
wisata pertanian dan desa wisata sungai.
Pembangunan infrastruktur, seperti jalan yang baik, diharapkan dapat mempermudah akses ke
destinasi wisata dan mendorong pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kapuas.

5. SESI 5 : STUNTING & UPAYA PENCEGAHANNYA


PEMBICARA : DR. DR. NAWAN., M.KED. TROP
MATERI:
Stunting adalah kondisi pertumbuhan yang terhambat pada anak akibat kekurangan gizi kronis.
Untuk mencegah stunting, diperlukan upaya yang melibatkan berbagai sektor dan pihak, termasuk
pemerintah, keluarga, dan masyarakat. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk
mengatasi dan mencegah stunting:
1. Pemberian gizi yang baik sejak awal kehidupan: Penting untuk memberikan ASI eksklusif
selama 6 bulan pertama kehidupan bayi, karena ASI mengandung zat gizi yang dibutuhkan
bayi. Setelah 6 bulan, perkenalkan makanan pendamping ASI yang bergizi dan seimbang.

2. Peningkatan kesadaran gizi: Melakukan kampanye dan pendidikan mengenai pentingnya


gizi yang baik dan cara memenuhi kebutuhan gizi anak. Informasi ini harus mencakup orang
tua, keluarga, dan masyarakat secara umum.

3. Akses terhadap makanan bergizi: Meningkatkan akses keluarga terhadap makanan yang
bergizi, termasuk makanan pokok, protein hewani dan nabati, buah-buahan, dan sayuran.
Pemerintah dapat membantu dengan mengembangkan program subsidi atau program
pengentasan kemiskinan yang menyediakan makanan bergizi dengan harga terjangkau.

Pencegahan stunting memerlukan kerja sama dari berbagai pihak dan harus menjadi prioritas
nasional. Selain itu, program-program pencegahan stunting harus berkelanjutan, terintegrasi, dan
berbasis bukti untuk mencapai hasil yang lebih baik dalam memerangi stunting dan meningkatkan
kesehatan anak.

6. SESI 6 : PROGRAM PENGEMBANGAN KETAHANAN PANGAN


PEMBICARA : DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI
MATERI:
PENGEMBANGAN KETAHANAN PANGAN
 SASARAN KINERJA BIDANG
ANALISIS SKPG, FSVA dan NBM.
 Bidang Distribusi & Cadangan Pangan
Pemantauan Harga Pangan, Stabilisasi Harga Pangan dan Cadangan Pangan Pemerintah desa.
 Bidang Konsumsi & Keamanan Pangan
Analisis PPH, Pengawasan keamanan Pangan PSAT dan Penganekaragaman pangan Desa.
Bidang Distribusi & Cadangan Pangan
 Pemantauan perkembangan harga pangan pokok di kabupaten desa/kota
 Menggelar pasar murah melalui pasar penyeimbang
 Cadangan pangan pemerintah provinsi ( CPP )

Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan


 Memberikan bantuan makanan B2SA ke lokasi stunting
 Melakukan pengawasan keamanan pangan baik ditingkat post market
 Registrasi otoritas kompeten keamanan pangan daerah

Bidang Ketersediaan Pangan


 Membuat analisis neraca bahan pangan
 Menganalisis peta FSVA
 Menganalisis sitem kewaspadaan pangan dan gizi ( SKPG )
SESI 1 SESI 2 SESI 3

SESI 4 SESI 5 SESI6


3. STRUKTUR RESUME:
1.ISI RESUME HARI KE – 3 TANGGAL 14 JUNI
2.FOTO BUKTI KEHADIRAN PADA SESI TERSEBUT

PADA TANGGAL 14 JUNI TERDAPAT 2 SESI :

1. SESI 1 : SDGS DESA DAN IMPLEMENTASINYA


PEMBICARA : KEMENDES RI ( NOVITA RIANY., S.PI., M.SI)
MATERI :
SGDs DESA DAN IMPLEMENTASINYA
Latar belakang kehadiran kebijakan SDGs Desa melalui arahan presiden Joko Widodo pada 22
Oktober 2019 :
 Dana desa harus dirasakan seluruh warga desa, terutama golongan terbawah
 Dampak pembangunan desa harus lebih dirasakan melalui pembangunan desa yang lebih
fokus

SDGs Desa adalah pembangunan total atas desa. Adapun dasar hukum SDGs Desa yaitu :
 Perpres No 59 Tahun 2017 tentang pelaksanaan pencapaian tujuan pembangunan
berkelanjutan
 Permendesa No 21 Tahun 2020 tentang pedoman pembangunan dan pemberdayaan
masyarakat desa
 Permendesa No 13 Tahun 2020 tentang prioritas pengunaan desa tahun 2021
 Permendesa No 7 Tahun 2021 tantang prioritas pengunaan dana desa tahun 2022

Tahapan Pendataan SDGs


 Kades menerbitkan SK Pokja Relawan Pendata (jumlah tim disesuaikan dengan kebutuhan, 3
orang/RT)
 Pokja Relawan Pendataan memperoleh Ussername dan Password (semua nama)
 Ketua Pokja membagi tugas siapa dan mendata apa

2. SESI 2 : PENUTUPAN KEGIATAN PEMBEKALAN KKN


PEMBICARA : KETUA LPPM UPR

SESI 1

Anda mungkin juga menyukai