Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ifrah Herlani Yasmin

NIM : 205030201111099

RESUME PROSES KEWIRAUSAHAAN

Faktor Pemicu Kewirausahaan

Proses kewirausahaan diawali dengan munculnya aksioma/tantangan di sekitar maupun dalam


diri seorang individu. Tantangan tersebut juga merupakan bagian dari keinginan atau tekad dari diri
individu tersebut, karena keinginan untuk berusaha biasanya diawali dengan adanya tantangan.
Kemudian, dari kondisi itu muncul gagasan dan dorongan untuk berpikir kreatif maupun inovatif
sehingga dapat menyelesaikan tantangan dan permasalahan yang ada.

Tantangan yang ada di sekitar yang sering dihadapi pun beragam. Ada tantangan yang mudah
untuk dihadapi dan ada juga tantangan yang cukup sulit dihadapi. Semua kondisi tersebut bergantung
pada kemampuan individu dalam menghadapi tantangan dan menyelesaikannya lewat ide kreatif yang
diciptakan. Namun, dalam menghadapi tantangan pasti juga ada risiko yang akan ditanggung yang
menunjukkan apakah usaha yang dilakukan berhasil atau gagal. Maka dari itu, seorang wirausaha selain
harus dapat menghadapi tantangan juga harus berani dalam mengambil resiko.

Beberapa faktor pemicu awal dari proses kewirausahaan pada diri seseorang diantaranya
berasal dari dalam diri orang tersebut (faktor internal) dan dari luar diri (faktor eksternal). Faktor
internal meliputi adanya ide yang ingin direalisasikan, keberanian mengambil risiko, tingkat
pendidikan, pengalaman, ketidakpuasan kerja dan keinginan untuk merdeka (jiwa menjadi CEO).
Sedangkan faktor eksternal meliputi ketersediaan peluang, adanya pesaing, networking, dorongan dari
pihak terdekat. Proses kewirausahaan sejatinya akan muncul karena faktor internal, kemudian faktor
internal dalam diri individu akan terus berkembang apabila dipengaruhi oleh faktor eksternal.

Model Proses Kewirausahaan

Pada dasarnya, model proses kewirausahaan tidak ada yang bersifat universal karena para ahli
memiliki pendapatnya masing-masing mengenai hal ini. Salah satunya adalah Carol Noore yang dikutip
dari Bygrave (1996), ia membagi proses kewirausahaan dalam empat tahap, yakni:

1. Inovasi
Noore berpendapat bahwa kewirausahaan itu berkembang karena berawal dari adanya
inovasi. Inovasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari pribadi maupun
lingkungan. Faktor pribadi yang dikenal juga dengan faktor internal yang dapat
mempengaruhi inovasi meliputi pencapaian locus of control, toleransi, pengambilan risiko,
nilai-nilai pribadi, pendidikan, dan pengalaman. Sedangkan faktor lingkungan/eksternal
yang mempengaruhi inovasi antara lain peluang, model peran, dan aktivitas. Seseorang
yang memiliki inovasi dalam penciptaan idenya akan mendorong dan mencari pemicu ke
arah dalam memulai usaha
2. Kejadian Pemicu
Kejadian pemicu ini dipengaruhi oleh faktor pribadi, lingkungan, dan sosiologi. Faktor
pribadi yang dapat mempengaruhi kejadian pemicu adalah pencapaian locus of control,
toleransi, pengambilan resiko, nilai-nilai pribadi, pendidikan, pengalaman, keberanian
mengambil risiko, ketidakpuasan dan usia. Lalu, Faktor pribadi yang dapat mempengaruhi
kejadian pemicu meliputi peluang, model peran, dan aktivitas, persaingan, dan juga
kebijakan pemerintah. Sedangkan untuk faktor sosiologi yang mempengaruhi kejadian
pemicu di antaranya adalah relasi dengan orang lain, kelompok yang dapat diajak kerja
sama, serta dorongan dari keluarga maupun teman.
3. Implementasi/Pelaksanaan
Pada tahap implementasi faktor yang mempengaruhinya juga berasal dari pribadi,
lingkungan dan sosiologi. Faktor pribadi yang mempengaruhi meliputi visi, komitmen,
manajer, pemimpin, dan wirausahawan. Faktor lingkungan yang mempengaruhi antara lain
adalah pesaing, pelanggan, pemasok, investor, bankir, inkubator, sumber daya, dan
kebijakan pemerintah. Hal ini sama juga dengan istilah stakeholder, yang mana perannya
dalam pelaksanaan wirausaha sangat penting. Sedangkan faktor sosiologi yang
mempengaruhi adalah networking, kelompok, orang tua, keluarga, dan model peran. Faktor
ini menunjukkan bahwa dalam wirausaha perlu juga hubungan dengan orang-orang dekat
yang ada disekitar individu.
4. Pertumbuhan
Pada tahap pertumbuhan faktor yang mempengaruhi adalah dari pribadi, organisasi, dan
lingkungan. Faktor pribadi meliputi visi, komitmen, manajer, pemimpin, dan
wirausahawan. Kemudian kelompok, strategi, struktur, budaya, dan produk merupakan
faktor dari organisasi yang dapat mempengaruhi pertumbuhan. Adapun faktor
lingkungannya adalah adanya pesaing, pelanggan, pemasok, investor, dan perbankan.

Ciri-Ciri Permulaan dan Pertumbuhan Kewirausahaan

Ciri dari permulaan dan pertumbuhan kewirausahaan dijelaskan berdasarkan pendapat dari
Zimmerer (1996) yakni terdapat dua tahap yakni tahap awal/perintisan dan tahap pengembangan dalam
kewirausahaan. Tahap awal merupakan permulaan untuk mencari peluang, pengambilan keputusan, dan
implementasi (pengembangan konsep, persiapan sumber daya, dan operasional usaha). Sedangkan
tahap pengembangan atau pertumbuhan dibagi lagi menjadi tiga tahap di antaranya adalah:

- Tahap Imitasi
Pada tahap ini, individu mencari dan mulai meniru ide orang orang lain. Meniru dalam hal ini
misalnya pada jenis bisnisnya. Jadi, individu meniru jenis produk yang dijual orang lain yang
sebelumnya sudah ada, dari segi cara produksi, desain, maupun pola pemasarannya.
- Tahap Duplikasi dan Pengembangan
Pada tahap ini perkembangan usaha sedikit lambat dan kurang dinamis, namun mulai ada
sedikit perubahan karena individu mulai mengembangkan ide baru mereka. Misalnya pada
duplikasi produk mereka mulai melakukan diferensiasi dengan membuat desain sendiri.
- Tahap Menciptakan Barang dan Jasa Baru yang Berbeda.
Pada tahap ini, wirausahawan mulai menciptakan sendiri sesuatu yang baru dan berbeda
berdasarkan ide mereka sendiri dan dikembangkan terus menerus hingga mereka merasa bosan
memproduksi produk tersebut dan muncul keinginan untuk mencapai hasil yang lebih tinggi.
Sektor usaha mulai ditingkatkan dan diperluas skalanya dan produk diciptakan sendiri sesuai
dengan kebutuhan konsumen dan pasar.

Faktor Penyebab Kegagalan Berwirausaha

Dalam berwirausaha, individu harus selalu siap dengan kemungkinan terburuk yakni
mengalami kegagalan, karena kegagalan sejatinya tidak dapat diprediksi sepenuhnya. Maka dari itu
perlu untuk mengetahui apa saja faktor yang dapat menyebabkan kegagalan dalam wirausaha. Menurut
Zimmerer (dalam Suryana, 2003:44-55) terdapat beberapa faktor yang menyebabkan kegagalan
wirausahawan dalam menjalankan usaha barunya, yakni:
a. Tidak kompeten dalam manajerial. Individu perlu menguasai kemampuan dan pengetahuan
dalam mengelola usaha, karena hal tersebut merupakan faktor penting kesuksesan
berwirausaha. Sehingga jika tidak berkompeten dan memiliki kemampuan yang rendah dalam
mengelola kinerja usaha maka akan rentan mengalami kegagalan
b. Kurang berpengalaman dan berbagai bidang. Pengalaman yang cukup akan dapat
meningkatkan kemampuan dalam mengelola SDM, dan mengintegrasikan operasional
perusahaan. Jika hanya mengandalkan ilmunya saja, tanpa adanya pengalaman dalam
kemampuan tersebut makan akan menyebabkan kegagalan usaha.
c. Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berjalan dengan baik dan
berhasil, faktor penting yang harus diperhatikan adalah masalah keuangan. Memelihara aliran
kas, mengatur pengeluaran dan pemasukan merupakan kegiatan yang krusial, maka jika tidak
dapat mengendalikan kegiatan tersebut maka akan menghambat operasional perusahaan dan
bisa menyebabkan kegagalan usaha jika terjadi terus menerus.
d. Adanya kegagalan dalam perencanaan. Perencanaan merupakan salah satu awal dalam
memulai kegiatan usaha. Ibarat pondasi, jika terjadi perencanaan yang tidak matang maka
kedepannya akan mengalami masalah dan berujung pada kegagalan usaha.
e. Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang dapat
mendorong keberhasilan usaha. Jika pemilihan lokasi tidak direncanakan secara layak, maka
akan sulit dalam mengembangkan usaha
f. Kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan peralatan berkaitan dengan efektivitas dan
efisiensi. Kurangnya pengawasan dapat menyebabkan penggunaan alat tidak efektif dan efisien,
sehingga akan dapat menghambat jalannya usaha.
g. Sikap kurang bersungguh-sungguh dalam berusaha. Sesuatu yang dijalankan dengan
setengah hati atau tidak sungguh-sungguh maka akan tidak berjalan maksimal. Jika seorang
wirausahawan bersikap seperti ini maka akan mengakibatkan kegagalan usaha yang
dijalaninya.
h. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan kewirausahaan. Kondisi lingkungan bisnis
biasanya fluktuatif, kadang terjadi masa-masa pertumbuhan, kadang pula terjadi kondisi yang
surut. Wirausahawan yang kurang siap dalam menghadapi kondisi ini dan tidak segera
melakukan perubahan maka akan mengalami kemunduran dalam usahanya karena tergusur
perkembangan zaman.

Keuntungan dan Kerugian Berwirausaha

Menurut Ilik (2010), terdapat beberapa keuntungan dan kerugian saat seseorang akan
mengambil pihan menjadi seorang wirausahawan. Berikut merupakan beberapa keuntungan dan
kerugiannya:

a. Keuntungan
• Otonomi. Dalam wirausaha pengelolaan bisnis dilakukan secara bebas dan tidak terikat
karena mereka memposisikan diri sebagai pemilik/bos yang mempunyai kontrol dan
kehendak terhadap bisnisnya. Pendapat dari Robert T. Kiyosaki juga menyatakan bahwa
pada dasarnya pandangan seseorang yang melakukan wirausaha adalah sebuah pilihan
untuk mencari kebebasan.
• Tantangan awal dan perasaan motif berprestasi. Saat memotivasi wirausahawan, maka
akan mendapat peluang untuk mengembangkan konsep bisnis yang nantinya dapat
menghasilkan keuntungan.
• Kontrol finansial. Seseorang yang berwirausaha akan bebas dalam mengelola keuangan
usahanya, karena mereka merasa kekayaan tersebut sebagai milik sendiri.
• Mempunyai legitimasi moral yang kuat untuk mewujudkan kesejahteraan dan membuka
kesempatan kerja bagi orang lain. Hal ini disebabkan karena target dari seorang
wirausahawan itu adalah kelas menengah dan bawah, maka mereka memiliki peran
penting dalam proses trickling down effect.
b. Kerugian
• Pengorbanan pribadi. Mereka yang mendedikasikan waktu dan tenaganya untuk
berwirausaha akan memiliki sedikit waktu untuk kepentingan pribadi, seperti quality time
bersama keluarga karena harus sibuk dalam kegiatan bisnis.
• Beban tanggung jawab. Mereka yang berwirausaha, apalagi yang baru merintis usahanya
harus mengelola semua fungsi bisnis terkait pemasaran, keuangan, sumber daya, dll.
• Kecilnya margin keuntungan dan kemungkinan kegagalan usaha. Hal ini terjadi karena
wirausahawan menggunakan keuntungan yang kecil dan modal juga berasal dari
keuangan milik pribadi, maka laba yang dihasilkan relatif kecil dan juga ada kemungkinan
kegagalan usaha.

Anda mungkin juga menyukai