Anda di halaman 1dari 11

FAKTOR PENDORONG DAN PENGHAMBAT

KEBERHASILAN KEWIRAUSAHAAN
Ditulis sebagai Tugas Kelompok Mata Kuliah Kewirausahaan

Oleh :
Kelompok 2
Yugo Wahyudi
Irma Amalia
Noor Nazma Laila
Muh. Teladan
Eka Nur Safitri

201410160311010
201410160311012
201410160311013
201410160311014
201410160311017

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
2016
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wrb.


Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat
dan karunia-Nya, kami, dalam hal ini, kelompok 2, telah menyelesaikan
makalah ini. Dari hasil yang telah dilakukan kami banyak mendapatkan
pengetahuan dan pengalaman berharga yang tak ternilai. Dengan bersumber
dari hal - hal tersebut, akhirnya menjadi dasar dan bahan bagi kami dalam
menyusun makalah ini yang berjudul Faktor Pendorong dan Penghambat
Keberhasilan Kewirausahaan.
Kami juga menyampaikan terima kasih kepada Dra. Hj. Tri Ningsih
Sri, S.MP., selaku dosen mata kuliah Kewirausahaan yang telah
memberikan arahan dalam penyusunan makalah ini. Tanpa beliau makalah
ini tidak dapat terselesaikan. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
kelompok Kewirausahaan semester genap 2015/2016.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih belum sempurna.
Mengingat keterbatasan ilmu yang kami miliki. Oleh sebab itu kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Serta kami meminta
maaf bila ada kesalahan dalam kata-kata maupun penulisan.
WassalamualaikumWr. Wrb.
Malang, Maret 2016
Kelompok 2

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kegiatan ber-usaha selalu mempunyai tujuan atau sasaran untuk
memperoleh keuntungan atau laba nyata dalam bentuk rupiah. Namun demikian,
laba bukanlah merupakan satu-satunya tujuan kegiatan usaha, akan tetapi masih
terdapat tujuan-tujuan lain yang dapat dicapai, seperti mengurangi pengangguran
atau memberi kesempatan kerja, membantu masyarakat sekitarnya, perkembangan
perusahaan, prestise, dan membantu meningkatkan pendapatan pemerintah
melalui pajak (Marwan Asri, 1986 : 3-4). Sebelum memikirkan berapa
keuntungan nyata yang dapat diperoleh dan cara mendapatkannya melalui
kegiatan usaha tersebut, perlu dipahami dan dikaji secara lengkap mengenai
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan usaha. Hal ini penting untuk
dihayati terlebih dahulu, sebab banyak orang yang beranggapan bahwa hanya
karena kurang uang atau modal, maka harapan untuk memperoleh keuntungan
menjadi terhambat.
Sukses tidaknya suatu kegiatan usaha pada dasarnya tidak tergantung pada
besar-kecilnya ukuran usaha, tetapi lebih dipengaruhi oleh bagaimana
mengelolanya. Masa-masa kritis yang harus dilalui perusahaan dalam hidupnya
adalah selama lima tahun pertama sejak didirikan. Ternyata lebih dari 50% usaha
kecil gagal melewati usia dua tahun pertamanya. Tidak sedikit pula usaha yang
maju selagi kecil, namun kemudian jatuh setelah besar. Di samping itu, banyak
pula usaha kecil yang cukup sukses ketika masih dikelola pendirinya. Dalam hal
ini, pengetahuan penyebab kegagalan tersebut berguna segali sebagai bahan
pelajaran yang dapat membantu untuk menentukan pilihan dan cara-cara
mengurusnya (Singgih, 1986 : 2).
Kelemahan yang sering dijumapi pada usaha kecil yang gagal adalah dalam
keorganisasian, keuangan, administrasi, dan pemasaran. Kelemahan
keorganisasian pada umumnya berupa tidak jelasnya struktur organisasi,
pembagian tugas dan wewenang yang tidak jelas, status karyawan, serta system
penggajian yang tidak beres. Selain itu, kepemimpinan seorang diri mempunyai
kelemahan yang dapat menghancurkan usaha, terutama jika pimpinan sakit dalam
jangka waktu yang cukup lama atau bahkan meninggal dunia secara mendadak,
sementara persiapan kader belum dilakukan. Dalam bidang keuangan, biasanya
pengusaha lemah dalam membuat anggaran, tidak adanya pencatatan dan
pembukuan secara baik, serta tidak adanya batasan tegas antara harta milik pribadi
(keluarga) dengan harta milik perusahaan. Dengan demikian, seringkali pimpinan
tidak tahu tentang besarnya laba-rugi kegiatan usahanya.

Kelemahan di bidang pemasaran pada umumnya berupa ketidakserasian


antara program produksi dan penjualan. Kelemahan ini juga disebabkan karena
kurangnya pengamatan pasar, sehingga tidak tahu posisi pasarnya, cara
menghadapi saingan, serta cara mempromosikan hasil usahanya. Kelemahan lain
yang sering muncul adalah perluasan atau pengembangan usaha yang dilakukan
secara emosional tanpa didukung oleh data dan fakta yang aktual. Berdasarkan
uraian di atas, selanjutnya akan dapat diyakini bahwa untuk mencapai sasaran
nyata kegiatan usaha yang berupa keuntungan, masih banyak hal atau factor selain
modal, yang hakiki untuk diperhatikan. Untuk itu, pada kesempatan ini, secara
berturut-turut akan dibicarakan mengenai faktor-faktor tersebut, yang meliputi: (1)
faktor produksi alam, (2) faktor produksi manusia (tenaga kerja), (3) faktor
produksi modal, (4) faktor produksi manajemen (keahlian pengelola), dan (50)
faktor produksi lingkungan (sosial dan budaya). Dalam perusahaan, sumbersumber ekonomi tersebut diproses oleh kegiatan perusahaan menjadi barang atau
jasa. Barang dan jasa yang dihasilkan ditujukan untuk memuaskan kebutuhankebutuhan masyarakat. Dalam proses pemuasan itulah, diharapkan juga
perusahaan memperoleh laba atau keuntungan.

BAB II
ISI

A. Pengertian Kewirausahaan
Kewirausahaan adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan
membawa visi ke dalam kehidupan.Visi tersebut bisa berupa ide inovatif,
peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan suatu usaha. Hasil akhir
dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada
kondisi resiko atau ketidakpastian. Pengertian Kewirausahaan berasal dari
kata enterpteneur yang berarti orang yang membeli barang dengan harga
pasti meskipun orang itu belum mengetahui berapa harga barang yang
akan dijual. Wirausaha sering juga disebut wiraswasta yang artinya sifatsifat keberanian, keutamaan, keteladanan dalam mengambil resiko yang
bersumber pada kemampuan sendiri. Meski demikian wirausaha dan
wiraswasta sebenarnya memiliki arti yang berbeda. Wiraswasta tidak
memiliki visi pengembangan usaha sedangkan wirausaha mampu terus
berkembang dan mencoba usaha lainnya.
Istilah lainnya yang semakna dengan wirausaha adalah wiraswasta.
Istilah wiraswasta lebih sering dipakai dan lebih dikenal daripada
wirausaha. Padahal, keduanya bermakna sama dan merupakan padanan
dari kata entrepreneur. Kata wiraswasta berasal dari gabungan wira-swasta dalam bahasa sansekerta. Wira berarti utama, gagah, luhur, berani,
teladan, atau pejuang; swa berarti sendiri atau mandiri; sta berarti berdiri;
swasta berarti berdiri ditas kaki sendiri atau dengan kata lain berdiri di atas
kemampuan sendiri. Sedangkan wirausahawan mengandung arti secara
harfah, wira berarti berani dan usaha berarti daya upaya atau dengan kata
lain wirausaha adalah kemampuan atau keberanian yang dimiliki oleh
seseorang untuk melihat dan menilai kesempatan bisnis, mengumpulkan
sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat dan
mengambil keuntungan dalam rangka meraih kesuksesan. Berdasarkan
makna-makna tersebut, kata wiraswasta atau wirausaha berarti pejuang
yang gagah, luhur, berani dan pantas menjadi teladan di bidang usaha.
Dengan kalimat lain, wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai
sifat-sifat kewiraswastaan atau kewira-usahaan. Ia bersikap berani unuk
mengambil resiko. Ia juga memiliki leutamaan, kreatifitas, dan teladan
dalam menangani usaha atau perusahaan. Keberaniannya berpijak pada
kemampuan sendiri atau kemandiriannya.

Pengertian lainnya menyebutkan kewirausahaan adalah proses


menciptakan sesuatu yang lain dengan menggunakan waktu dan kegiatan
disertai modal dan resiko serta menerima balas jasa dan kepuasan serta
kebebasan pribadi. Raymond dan russel memberikan definisi tentang
wirausaha dengan menekankan pada aspek kebebasan berusaha yang
dinyatakannya sebagai berikut : An entrepreneur is an independent
growth oriented owner operator. Menurut Gede Pratama, ada beberapa
sifat dasar yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha diantaranya :

Wirausaha adalah seorang pencipta perubahan (the change creator)


Wirausaha selalu melihat perbedaan sebagai peluang
Wirausaha selalu bereksperimen dengan pembaharuan
Wirausaha adalah seorang pakar tentang dirinya
Wirausaha melihat pengetahuan dan pengalaman hanyalah alat untuk
memacu kreativitas
Wirausaha berani memaksa diri untuk menjadi pelayan bagi orang lain

Sedangkan menurut Robin, kewirausahaan adalah suatu proses


seseorang guna mengejar peluang-peluang memenuhi kebutuhan dan
keinginan melalui inovasi tanpa memperhatikan sumber daya yang mereka
kendalikan. Wirausahawan atau entrepreneur juga diartikan sebagai
seorang penemu bisnis yang sama sekali baru dan mampu
mengembangkan menjadi perusahaan yang mencapai kesuksesan.
Contohnya adalah Microsoft, Wal-Mart, dan Aqua. Seseorang entrepreneur
memiliki cirri-ciri diantaranya:

fokus yang terkendali


berenergi yang tinggi
kebutuhan akan prestasi
terhadap keraguan
percaya diri
berorientasi terhadap tindakan

Para wirausahawan adalah orang-orang yang mengetahui bagaimana


menentukan keputusan dalam pekerjaan dan bangga terhadap prestasinya.
Menurut Joseph Schumpeter menyebutkan , entrepreneur is the person
who perceives an opportunity and creates an organization to pursue it.
(bygrave, 1994:2). Dengan kata lain, seseorang wirausahawan atau
entrepreneur harus memiliki dorongan yang kuat untuk mencapai
keberhasilan. David Mc. Clelland berpendapat, ada sifat yang baku dalam

diri seriap manusia, yaitu : need of power, need of affiliation, and need of
achievement.
Pada abad ke-20, konotasi dari entrepreneur yang berarti innovator mulai
dikenal. Inovasi adalah kegiatan memperkenalkan sesuatu yang baru, yang
merupakan tugas seseorang entrepreneur sebagai sebuah proses dinamis dalam
meningkatkan kesejahteraan. Perkembangan definisi mengarahkan pada definisi
baru perilaku berpikir strategis dan pengambilan resiko yang dilakukan oleh
individu maupun organisasi. Definisi ini memberikan penjelasan bahwa definisi
entrepreneur adalah indivisu yang mengambil segala resiko untuk mengejar dan
menjangkau peluang serta situasi yang berbeda dengan kemungkinan kegagalan
dan ancaman serta hambatan. Pada Negara yang berkembang, motivasi menguasai
bisnis sangat penting untuk menunjang daya saing yang kompetitif. Setelah itu,
barulah kemudian menumbuhkan motivasi yang berkumpul, yaitu keinginan
untuk saling berbagi informasi melalui kelompok-kelompok tertentu agar timbul
peluang dan kesempatan dalam berusaha. Agar peluang tersebut terlaksana, harus
dibangun kehausan akan prestasi, diantaranya, menggerakkan diri sendiri
sehingga timbul keinginan untuk berwirausaha.
B. LANGKAH MENUJU KEBERHASILAN KEWIRAUSAHAAN
Menurut Duin Steinhoff & John F. Burgess (1993) mengemukakan beberapa
karakteristik dan diperlukan untuk mencapai pengembangan dan keberhasilan
berwirausaha:
Memiliki visi dan tujuan usaha
Berani mengambil resiko waktu dan uang
Merenakan, mengorganisasikan, menjalankan
Bekerja keras
Membangun hubungan dengan karyawan, pelanggan, pemasok dll
Bertanggung jawab atas kesuksesan dan kegagalan
C. FAKTOR-FAKTOR
PENDORONG
KEBERHASILAN
KEWIRAUSAHAAN
Menurut David C. McClelland (1961:207) kewirausahaan ditentukan
motif berprestasi, optimisme, sikap nilai dan status kewirausahaan dan
keberhasilan dan faktor yang mempengaruhi kewirausahaan:
1. Faktor internal
Kesadaran diri
Pengaturan diri
Motivasi
Kemampuan/kompetisi (competition/ability-C)
Insentif (insentive-I)

2. Faktor Eksternal
Lingkungan (Environtment E)
Menurut Ibnoe Soedjono : Kemampuan berwirausaha merupakan fungsi dari
perilaku kewirausahaan dalam mengkombinasikan kreatifitas, inovasi, kerjakeras,
dan keberaian menghadapi resiko untuk memperoleh peluang.
Menurut Peggy Lambing dan Charles R. Kuehl (2000: 63) :
Lakukan riset pasar secara memadai
Memuaskan sesuai kebutuhan
Memiliki suatu keunggulan produk yang tinggi
Gunakanlah harga dan kualitas yang tepat sejak pertama kali
Gunakanlah saluran distribusi yang tepat
D. FAKTOR PENGHAMBAT KEWIRAUSAHAAN
Menurut Zimmerer (1996: 14-15) ada beberapa factor yang menyebabkan
kewirausahaan gagal dalam menjalankan usaha barunya:
Tidak kompeten dalam hal manajerial
Kurang berpengalaman
Kurang dapat mengendalikan keuangan
Gagal dalam perencanaan
Lokasi kurang memadai
Kurang pengawasan peralatan
Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha
Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan
Menurut Zimmerer (1996: 17) beberapa potensi yang membuat seseorang
mundur dari kewirausahaan:
Pendapatan tidak menentu
Kerugian akibat hilangnya modal investasi
Perlu kerja keras dalam waktu yang lama
Kualitas kehidupan yang tetap rendah meskipun usaha telah berhasil
Kegagalan juga dapat ditimbulkan oleh dasar kelemahan yang bersumber
pada sifat pribadi yang penuh keraguan, dan hidup tanpa pedoman hidup ataupun
orientasi yang tegas, misalnya:
Suka meremehkan mutu
Suka menerobos dan mengambil jalan pintas
Tidak memiliki kepercayaan diri
Tidak disiplin
Suka mengabaikan tanggung jawab

E. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN KEWIRAUSAHAAN


Menurut Peggy lambing dan Charles R. Kuehl (2000-19-20) :
Keuntungan
Otonomi
Tantangan awal dan perasaan motif berprestasi
Kontrol Finansial
Kerugian
Pengerbonan personal
Beban tanggung jawab
Margin kecil dan gagal

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa faktor utama
yang mempengaruhi keberhasilan usaha adalah faktor produksi manajemen
(pengelolaan). Seseorang yang mempunyai persyaratan atau kepribadian yang
mantap dalam usaha, akan pandai mencari dan menggunakan tambahan modal
untuk perluasan dan pengembangan usaha. Minat berusaha itu terwujud sebagai
hasil pengambilan keputusan dan percaya diri sendiri yang dapat diandalkan,
dengan mempertimbangkan risiko yang mungkin terjadi. Penerapan sikap-sikap
demikianlah yang terserat dalam pengertian kewirausahaan/kewiraswastaan.
Dengan adanya faktor manusia yang memadai, maka kelengkapan untuk faktorfaktor lainnya seperti modal, tenaga, lingkungan, dan alam, dapat diusahakan
dengan cara melakukan pengelolaan dengan baik. Untuk meningkatkan
kemampuan berusaha dan juga bagi tenaga kerja, dapat ditempuh dengan melalui
pendidikan dan latihan, khususnya pendidikan luar persekolahan.

DAFTAR PUSTAKA
No Name, http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/MAKALAH%20FAKTOR
%20KEBERHASILAN%20USAHA.pdf
Mangkusubroto, Kuncoro, dkk. 1983. Analisa Keputusan Pendekatan Sistem
Dalam Manajemen Usaha dan Proyek. Baskara:Bandung.
Soebroto, Thomas. 1979. Pengantar Teknik Berusaha. Yayasan Purba
Dhanarta:Semarang.
Soemanto, Wasty. 1984. Sekuncup Ide Operasional Pendidikan Wiraswasta. Bina
Aksara:Malang.

Anda mungkin juga menyukai