Anda di halaman 1dari 25

PALESTINA AKAN SELALU DI

HATI

KHUTBAH PERTAMA

‫َوﻧـْﻔّﺴَﻲ ﺑﺘـْﻘﻮى اﻟِّﻞ ﻓـَﻘْﺪ ﻓﺎَز ا ْﱂُ ﺗـُﻘْﻮَن‬

Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh


Allah…
Pada tanggal 7 Oktober 2023 yang
lalu, Allah Azza wa Jalla kembali
membangunkan ingatan kita yang sudah
lama amnesia tentang tanah suci ketiga
kaum muslimin, yaitu bumi Palestina.
Tanah suci yang sejak lebih 75 tahun
lamanya dirampas penuh kelicikan oleh
penjajah
Yahudi-Zionis. Inilah bumi mulia yang
menjadi destinasi perjalanan mulia Isra’-
Mi’raj kekasih kita, Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang
tentangnya Allah Ta’ala mengatakan:

‫ﻲ اًل ِﻣَن اْﻟَﻣْﺳِﺟِد اْﻟَﺣَراِم‬ َ ْ ‫ﺳُْﺑَﺣﺎَن اﻟ ِذ ﱠي أ‬


َ ْ ‫ﺳَرى ِﺑﻌ ْﺑَِدِه ﻟ‬
ُ َ‫ﺻﻰ اﻟ ِذ ﱠي ﺑﺎ ََرْﻛﻧَﺎ َﺣْوﻟﮫ‬ َ ْ
‫ﻘ‬ ْ ‫إﻟﻰ اْﻟﻣْﺳﺟِد ا‬
‫ﻟ‬
َ ِ َ َ ِ
Terjemahnya: “Mahasuci Allah yang
telah memperjalankan hambaNya di
malam hari dari
Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsha
yang telah Kami berkahi sekelilingnya...”
(Q.S. al-Isra’ ayat 1)

Pada tanggal 7 Oktober 2023 yang lalu,


melalui serangan heroik para pejuang
pembebasan
Bumi al-Quds itu, Allah Ta’ala kembali
menyadarkan kesadaran kita yang sudah
lama menurun, bahwa di tanah suci kaum
muslimin itu sejak 75 tahun yang lalu
telah dijajah oleh bangsa paling hitam
sejarahnya, bernama Bangsa Yahudi!
Inilah bangsa pembunuh para nabi dan
rasul, sebagaimana diabadikan di dalam
al-Qur’an:

‫أﻓَ َُﻛﻠَﱠﻣﺎ َﺟﺎءﻛُْم َرﺳُوٌل ﺑَِﻣﺎ ﻻَ ﺗَْﮭَوى أﻧَﻔﺳُُﻛُُم اْﺳﺗَْﻛﺑَْرﺗُْم‬


‫ﻓﻔََِرﯾﻘﺎا َﻛذ ْﺑﱠﺗُْم َوﻓَِرﯾﻘﺎا ﺗ ْﻘَﺗﻠ ُُوَن‬
Terjemahnya: “Apakah setiap kali
datang kepada kalian (Bangsa Yahudi)
seorang rasul membawa (ajaran) yang tak
sesuai hawa nafsu kalian, kalian
membangkang, lalu sebagian kalian
mendustakannya, dan sebagian lagi
membunuhnya?” (Q.S. al-Baqarah ayat
83)
Pada tanggal 7 Oktober 2023 yang
lalu, melalui serangan para mujahidin
Palestina, Allah Azza wa Jalla kembali
mengguncang kelalaian kita yang sudah
terlalu dalam, bahwa di sana, di
Bumi Isra’ dan Mi’raj itu, ada saudara-
saudara kita kaum muslimin yang tak
kenal lelah berjuang sendiri merebut
kembali tanah air mereka. Dengan segala
keterbatasan, di bawah segala tindakan
represif Zionis, para mujahidin Palestina
itu mengguncang nalar dunia: bagaimana
mereka bisa menembus sistem keamanan
Israel yang konon paling aman sedunia
itu, hingga membuat panik negara-negara
pendukung Israel di seluruh dunia.

Pada tanggal 7 Oktober 2023 yang


lalu, Allah Azza wa Jalla mengingatkan
kita yang sudah lama hanyut dalam dunia,
bahwa di sana, di Bumi Palestina, salah
satu negara dunia yang paling awal
mengakui kemerdekaan Republik
Indonesia, bahkan memberikan
sumbangsih materil di awal kemerdekaan
negeri ini; ternyata di sana sejak tahun
1948 secara licik para pengungsi Yahudi
yang lari menyelamatkan diri dari
pembantaian dan pembunuhan. Inilah
pengungsi paling licik sedunia. Hari ini,
populasi Yahudi di Palestina mencapai
51%, tapi menguasai lebih dari 85%
wilayah Palestina!

Dahulu, Bangsa Palestina mendiami


1300 desa dan kota, tapi hari ini lebih dari
774 desa dan kota telah berada dalam
penguasaan penjajah Yahudi Zionis,
dimana 531 di antaranya telah
diluluhlantakkan sedemikian rupa. Para
penjajah Zionis yang mulanya hanya
berjumlah 1,4 juta manusia, kini telah
mencapai 11,6 juta manusia. Dan yang
sungguh menyedihkan adalah sejak tahun
2013, setidaknya sekitar 5,3 juta atau
45,7% rakyat Palestina telah menjadi
pengungsi akibat penjajahan ini! Dan
perhitungan ini belum menghitung berapa
banyak rakyat sipil Palestina yang
dibantai dan diusir dari kampung halaman
mereka sejak tahun 1948!

Kaum muslimin yang dimuliakan


Allah..!
Maka pada hari Jum’at yang mulia ini,
kita kembali belajar banyak hal dari
perjuangan heroik para mujahidin
Palestina pada tanggal 7 Oktober 2023
tersebut. Mereka yang merasakan berat
dan payahnya perjuangan itu di sana, tapi
kita di sini harus mengambil pelajaran dari
mereka.

Yang pertama adalah bahwa setiap kita


harus sadar bahwa kehidupan dunia ini
hanya sementara, dan pada akhirnya
setiap kita harus punya cita-cita dan obsesi
yang lebih jauh dari dunia itu. Itulah cita-
cita dan obsesi akhirat. Percayalah, bahwa
tidak ada yang mampu menguatkan
kesabaran dan keteguhan saudara-saudara
Palestina kita, yang terpenjara di negeri
mereka sendiri itu, selain cita-cita Akhirat
mereka. Tentang Surga Allah Ta’ala.
Tentang kehidupan yang hanya diliputi
bahagia dan bahagia di dalam Jannah
Firdaus.

Dalam benak dan jiwa mereka selalu


terngiang-ngiang pesan Allah Ta’ala:

‫أَْم َﺣِﺳْﺑﺗُْم أَْن ﺗ ْدَُﺧﻠُوا اْﻟَﺟﻧﺔَﱠ َوﻟَﱠﻣﺎ ﯾﺄ َﺗْ ِﻛُْم َﻣﺛ َُل اﻟ ِذ ﱠﯾَن َﺧﻠَْوا‬
‫ﺿﱠراُء َوُزْﻟِزﻟُوا‬ ‫ﺳﺎُء َواﻟ ﱠ‬ َ ْ َ ‫ﺳﺗُْﮭُم اْﻟﺑﺄ‬
‫ِﻣْن ﻗ ْﺑَِﻠﻛُْم َﻣ ﱠ‬
‫ﺻُر اﻟ َِّﱠل أ َﻻ‬ َ ‫ﻰ ﯾﻘَُوَل اﻟﱠرﺳُوُل َواﻟ ِذ ﱠﯾَن آَﻣﻧُوا َﻣﻌﮫ ُ َﻣﺗ‬
َْ ‫ﻰ ﻧ‬ ‫َﺣﺗ ﱠ‬
‫ب‬ٌ ‫ﺻَر اﻟ َِّﱠل ﻗَِرﯾ‬
َ ْ ‫إِﱠن ﻧ‬
Terjemahnya: “Apakah kalian mengira
kalian akan masuk Surga sementara kalian
belum mengalami seperti apa yang
dialami orang-orang sebelum kalian?
Mereka ditimpa penderitaan dan
kesusahan, dan mereka diguncangkan
hingga Sang Rasul dan orang-orang
beriman bersamanya mengatakan: ‘Kapan
gerangan (datang) pertolongan Allah?’
Ketahuilah sesungguhnya pertolongan
Allah itu sangat dekat.” (Q.S. al-Baqarah
ayat 33)

Para pejuang Palestina itu


membangunkan kita dari obsesi dunia
yang tak habis-habisnya. Cukuplah sudah,
hidup kita sudah pasti tidak selamanya.
Ada kehidupan akhirat yang harus
dipersiapkan. Dan mereka, para mujahidin
Palestina itu, rakyat Palestina itu,
menyiapkan akhirat mereka dengan
perjuangan merebut kembali Masjidil
Aqsha, merebut kembali al-Quds, merebut
kembali bumi suci Palestina dari tangan
penjajah Zionis Yahudi!

Maka para ibunda kita di sana rela,


bahkan bangga sebangga-bangganya saat
anak-anak kesayangannya gugur dalam
perjuangan suci itu. Para istri menangis
haru dalam bangga saat suaminya gugur
bersimbah darah dalam perjuangan indah
itu. Kenapa? Karena mereka yakin bahwa
kehidupan dunia ini hanya begini-begini
saja: kesenangannya hanya sesaat,
penderitaannya juga tak selamanya.
Kaum muslimin yang dimuliakan
Allah!
Pelajaran selanjutnya adalah bahwa
dunia ini memang adalah episode-episode
pertempuran antara al-Haq melawan al-
Bathil. Ini adalah ketetapan Allah Ta’ala
yang menciptakan kehidupan dunia ini.
Dan itu sangat logis, karena kehidupan
dunia ini memang diformat sebagai
tempat ujian bagi kita manusia.

Kita, umat Islam, adalah umat yang


cintai damai. Sejarah cinta damai kita
tercatat dengan penuh terang-benderang
dalam sejarah umat manusia. Kita akan
selalu siap menyambut setiap upaya
apapun untuk hidup berdamai dan
berdampingan bahkan dengan siapapun
yang berbeda keyakinan dengan kita.
Persis seperti yang diteladankan kekasih
kita, Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam saat menerima
komunitas Yahudi untuk hidup bersama
dengan kaum muslimin di sana.

Tetapi semangat cinta damai kita kaum


muslimin hendaknya jangan menjelma
menjadi “cinta damai yang lebay”,
sehingga membuat kita lupa atau pura-
pura lupa bahwa kekufuran tetaplah
kekufuran, orang kafir tetaplah orang
kafir. Dan tentang mereka, Allah Ta’ala
mengingatkan kita dalam al-Qur’an:

‫ﻰ ﺗﺗَ ِﺑﱠَﻊ ِم‬


‫ﺻﺎَرى َﺣﺗ ﱠ‬ ‫ﺿﻰ َﻋْﻧَك اْﻟﯾ َُﮭود ُ َوَﻻ اﻟﻧ َﱠ‬ َ ‫َوﻟَْن ﺗَْر‬
‫ت‬ َ َ‫ﻟﺗ ﱠ َُﮭْم ﻗُْل ِإﱠن ھُدَى اﻟ َِّﱠل ھَُو اْﻟُﮭدَى َوﻟ ِﺋَِن اﺗﺑﱠ ْﻌ‬
‫أَْھَواَءھُْم ﺑ ْﻌَدَ اﻟ ِذ ﱠي َﺟﺎَءَك ِﻣَن اْﻟِﻌْﻠِم َﻣﺎ ﻟ َك ِﻣَن اﻟ َِّﱠل ِﻣْن‬
َ ِ ‫ي ٍ َوﻻَ ﻧ‬
‫ﺻﯾٍّر‬ ّ ‫َوِل‬
Terjemahnya: “Dan orang-orang
Yahudi serta Nasrani itu takkan ridha
kepadamu (wahai Muhammad) hingga
engkau mengikuti agama mereka.
Katakanlah (wahai Muhammad),
sesungguhnya petunjuk Allah itulah
(sebenar-benarnya) petunjuk, dan
sungguh jika engkau mengikuti hawa
nafsu mereka setelah ilmu (kebenaran)
datang kepadamu, maka Allah tidak lagi
menjadi Pelindung dan Penolong(mu).”
(Q.S. al-Baqarah ayat 120)

Maka kita umat Islam selalu cinta


damai. Bahkan dalam jihad-jihad kita
sekalipun, cinta damai dan kasih sayang
itu sungguh nyata. Lihatlah apa yang
dilakukan oleh para mujahidin Palestina
baru-baru ini terhadap kaum wanita, anak-
anak dan orang-orang tua Yahudi:
bagaimana mereka melindungi, menjaga
bahkan menyelamatkan mereka di tempat
yang aman. Bandingkanlah dengan apa
yang dilakukan oleh penjajah Zionis itu
kepada muslimah Palestina, kepada
orang-orang tua dan anak-anak kita!

Sekali lagi, kita umat Islam selalu cinta


damai dan selalu siap berdamai. Tapi itu
semua tidak boleh membuat kita lalai dan
terlena, apalagi melupakan bahwa al-Haq
dan al-Bathil itu pasti akan terus
berhadapan di belahan manapun di dunia
ini. Untuk apa? Untuk menguji kita
semua: kepada siapa kita berpihak? Untuk
menguji kita semua: jalan mana yang akan
kita pilih untuk sampai ke kehidupan
akhirat kita?

Maka berbahagialah akhir kehidupan


mereka yang sepanjang hayatnya selalu
berusaha mengikuti jalan al-Haq,
memperjuangkan al-Haq, berpihak
kepada al-Haq, berkorban untuk
menegakkan al-Haq, hingga mati di atas
jalan al-Haq.
‫‪Maka sekarang sepenuhnya kembali‬‬
‫‪kepada setiap kita: jalan mana yang akan‬‬
‫‪kita pilih hingga kehidupan dunia kita‬‬
‫‪berakhir?.‬‬

‫ب َواﻟﱡﺴﻨﺔّ َوﻧـَﻔَﻌ ِّﻦ َوإﻳَُﻜْﻢ ِ‪ J‬ﻓﻴّﻬَﻤﺎ ّﻣَﻦ اﻟﻌْﻠّﻢ‬ ‫ﺎ‬‫ﺘ‬‫ﻜ‬‫ّ‬ ‫ﻟ‬‫ا‬ ‫ﺑِﺮَك اﻟﻞ ِل وﻟُﻜﻢ ِ‬
‫ف‬
‫ّ‬ ‫َ ُ َ ْ‬
‫ﺖ َﻣﺎ َﱠﺳْﻌﺘْﻢ َوأْﺳﺘـْﻐّﻔُﺮ اﻟَﻞ ِل َوﻟُﻜْﻢ‪ ،‬إﻧﻪُ ُﻫَﻮ اﻟﻐُﻔْﻮُر اﻟﺮّﺣْﻴُﻢ‬
‫َواﻟْْﻜَﻤﺔّ‪ ،‬ﻗـ ﻟْ ُ‬
‫‪.‬‬

‫‪KHUTBAH KEDUA‬‬
‫اﻟْْﻤُﺪ ّ\ َﻋﻠْﻰ إْﺣَﺴﺎﻧﻪّ ‪َ ،‬واﻟﱡﺸْﻜُﺮ ﻟﻪُ َﻋﻠْﻰ ﺗـْﻮﻓْﻴـّﻘﻪّ َواْﻣﺘﻨﺎﻧﻪّ ‪َ ،‬وأْﺷَﻬُﺪ أْن‬

‫َﻻْ إﻟَﻪَ إﱠﻻْ اﻟُﻞ ﺗَـْﻌﻈّْﻴَﻤﺎً ﻟَﺸﺄﻧﻪّ ‪َ ،‬وأْﺷَﻬُﺪ أﱠن ُُﳑﱠَﺪاً َﻋْﺒُﺪﻩُ َورُﺳْﻮﻟﻪُ‬
‫ﺻَﺤﺎﺑﻪّ َوإﺧﻮاﻧﻪّ ﻓـﻴﺎ‬ ‫أ‬
‫و‬ ‫ﻪ‬‫ﻟ‬‫آ‬ ‫ﻰ‬‫ﻠ‬‫ﻋ‬‫َ‬ ‫و‬
‫ُ ّْ َ ْ ّ َ ْ‬ ‫ﻪ‬‫ﻴ‬‫ﻠ‬
‫ّ‬ ‫ﻋ‬
‫َ‬ ‫ﻞ‬‫ﻟ‬‫ا‬ ‫ﻰ‬‫ﻠ‬‫ﺻ‬ ‫ﻪ‬
‫ّ َ‬ ‫ﻧ‬‫ا‬‫ﻮ‬‫ﺿ‬‫ْ‬ ‫ر‬ ‫ْ‬
‫َ‬
‫ل‬ ‫اﻟﱠﺪاّﻋْﻲ إ‬
َ ‫س اﺗـُﻖ وا اَ\ ﺗَـَﻌﺎ َل َوَذروا اﻟَﻔَﻮاّﺣ‬
‫ وَﺣﺎﻓﻈْﻮا‬،‫ﺶ َﻣﺎﻇَﻬَﺮ َوَﻣﺎ ﺑﻄْﻦ‬ ُ ‫اﻳـَﻬﺎ اﻟﻨﺎ‬
. ّ‫ﻀْﻮّر اﻟْْﻤَﻌﺔّ َواﻟَْﻤﺎَﻋﺔ‬
ُ ‫َﻋﻠَﻰ اﻟﻄﺎَﻋﺔّ وُﺣ‬
Jamaah Jumat yang berbahagia…
Ketika jasad tak mungkin
membersamai derita saudara-saudara kita
di Palestina, ketika tangan tak mungkin
mengangkat senjata menyertai perjuangan
para pejuang di Bumi al-Quds, ketika
kedua kaki tak mungkin berlari di antara
deru peluru dan asap yang berkepul
mengangkat jasad-jasad yang terkulai di
Bumi al-Aqsha, maka bukan berarti tidak
ada yang dapat kita lakukan untuk mereka
di Bumi Palestina.
Hari ini, jika kita memiliki sedikit
harta berlebih, maka mengapa tak
menyisihkan sebagiannya untuk mereka
yang kekurangan makanan, minuman dan
obat-obatan di sana?
Jika itupun kita tidak mampu, maka
sekurang-kurangnya janganlah lemah
untuk sekedar memanjatkan doa-doa
terbaik kita untuk mereka. Karena itu,
kami menghimbau kepada para ustadz,
muballigh dan para imam mesjid: untuk
‫‪memanjatkan doa qunut nazilah untuk‬‬
‫‪saudarasaudara kita di sana. Mari kita‬‬
‫‪panjatkan doa ini pada setiap shalat kita‬‬
‫‪yang 5 kali sehari itu, karena kita semua‬‬
‫‪meyakini bahwa doa adalah senjata‬‬
‫‪terbaik orang-orang beriman.‬‬

‫ﺻﻠْﻮا َﻋﻠْﻴﻪّ‬ ‫ا‬


‫ﻮ‬
‫َ َْ َ‬‫ـ‬‫ﻨ‬ ‫ﻣ‬‫آ‬ ‫ﻦ‬ ‫ﻳ‬‫ﺬ‬‫ّ‬ ‫ﻟ‬‫ا‬ ‫ﺎ‬‫ﻬ‬‫َ‬ ‫ـ‬‫ﻳ‬ ‫ي‬
‫َ‬ ‫ﺐ‬‫ِ‬
‫ﺼﻠْﻮَن َﻋﻠَﻰ اﻟﻨ ْ‬ ‫اﱠن اﻟَﻞ َوَﻣﻠَﺌَﻜﺘﻪُ ﻳ َ‬
‫ص هّل َﻋﻠﻰ ُُﳑﱠٍﺪ َوَﻋﻠﻰ آّل ُُﳑﱠٍﺪ َﻛَﻤﺎ‬ ‫ﺲ ﻟْﻴًﻤﺎ اﻟﻠُﻬﱠﻢ َ‬ ‫َوَﺳﻠﻬُﻤْﻮا ﺗ ْ‬
‫ﺖ َﻋﻠﻰ إﺑـﺮاّﻫْﻴَﻢ َوَﻋﻠﻰ آّل إﺑـﺮاّﻫْﻴَﻢ ‪َ .‬وﺑَِﺮْك َﻋﻠﻰ ُُﳑﱠٍﺪ َوَﻋﻠَﻰ آّل ُُﳑﱠٍﺪ‬ ‫ﺻﻠْﻴ َ‬
‫َ‬
‫ﻚ َﲪّْﻴٌﺪ َﱠﻣْﻴٌﺪ‬ ‫ﻧ‬ ‫إ‬ ‫ﲔ‬ ‫ﳌ‬‫ﺎ‬ ‫ﻌ‬ ‫ﻟ‬ ‫ا‬ ‫ف‬‫َﻛﻤﺎ ﺑِﺮَْﻛﺖ ﻋﻠﻰ إﺑـﺮاﻫﻴﻢ وﻋﻠﻰ آّل إﺑـﺮاﻫﻴﻢ‪ِ ،‬‬
‫َ َ َ‬ ‫ّْ َ‬ ‫ّْ َ َ َ‬ ‫َ َ َ َ‬
‫ّ‬
‫ت اْﳊْﻴﺎءّ ّﻣْﻨـُﻬْﻢ‬ ‫ﲔ َواﳌُْﺆّﻣﻨﺎ ّ‬ ‫ت‪َ ،‬واﳌُْﺆّﻣﻨ ْ َ‬ ‫ﲔ َواﳌُْﺴﻠَﻤﺎ ّ‬
‫اﻟﻠُﻬﱠﻢ اْﻏّﻔْﺮ ﻟْﻠُﻤْﺴﻠّﻤ ْ َ‬
‫ت‪.‬‬ ‫ﺐ اﳍﺪَﻋَﻮا ّ‬ ‫ي َﱠﺳْﻴٌﻊ ﻗﺮﻳ ٌ‬
‫ﺐ ﱠُﻣْﻴ ُ‬ ‫ت‪َ ،‬‬ ‫َواﻟْْﻤﻮا ّ‬
‫ﲔ َوَدﳘّْﺮ‬ ‫ْ‬
‫اﻟﻠُﻬﱠﻢ أّﻋﱠﺰ اﻟ ْ َ َ ُ ْ ّ ْ َ ْ ّ َ َ َ ُ ْ َ‬
‫ﻛ‬‫ﺮ‬
‫ّ‬ ‫ﺸ‬‫ﳌ‬‫ا‬ ‫و‬ ‫ة‬
‫ﺮ‬ ‫ﻔ‬‫ﻜ‬‫َ‬ ‫ﻟ‬‫ا‬ ‫ﻚ‬‫ﻠ‬‫ﻫ‬‫أ‬‫و‬ ‫ﲔ‬‫ﻤ‬‫ﻠ‬‫ﺴ‬‫ﳌ‬‫ا‬ ‫و‬ ‫ﻢ‬‫ﻠ‬
‫َ‬ ‫ﺴ‬‫ّ‬

‫ب اﻟَﻌﺎﳌّ َ‬
‫ﲔ‬ ‫يرﱠ‬
‫ي ﻗـﱠﻬﺎٌر َ‬
‫ي َﻋﺰﻳٌﺰ َ‬
‫أْﻋَﺪاءَك أﻋَﺪاءَ اﳍّﺪﻳَﻦ َ‬

‫ﺼْﺮ إْﺧَﻮاﻧـﻨﺎ‬ ‫ﻧ‬‫ا‬ ‫ﻢ‬ ‫ﻬ‬ ‫ﻠ‬‫ﻟ‬ ‫ا‬ ‫‪،‬‬‫ة‬ ‫ﺰ‬‫ﻏ‬ ‫ف‬‫ﻀﻌّﻔﲔ ِ‬
‫ُ‬ ‫ﱠ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ﺼْﺮ إْﺧَﻮاﻧـﻨﺎ اﳌﺴﺘ ْ َ ْ َ‬
‫اﻟﻠُﻬﱠﻢ اﻧ ُ‬
‫ﻚ‪،‬‬ ‫ﻈ‬
‫ّ‬ ‫ﻔ‬‫ْ‬ ‫ِ‬
‫ﺑ‬
‫ّ‬ ‫ﻢ‬ ‫ﻬ‬‫ﻈ‬‫ﻔ‬‫َ‬ ‫ﺣ‬‫ا‬‫و‬ ‫‪،‬‬ ‫ك‬‫َ‬ ‫ﺪ‬
‫ّ‬ ‫ﻴ‬ ‫ﻳ‬‫ﺄ‬ ‫ﺘ‬‫ﺑ‬ ‫ﻢ‬ ‫ﻫ‬‫ﺪ‬‫ْ‬ ‫ﻬ‬‫ﻳ‬‫أ‬ ‫م‬
‫ﱠ‬ ‫\‬‫ﱠ‬ ‫ا‬ ‫ﲔ‬‫ّ‬‫ﻄ‬ ‫ﺴ‬ ‫ﻠ‬‫ﻓ‬
‫ّ‬ ‫اﳌﺠﺎﻫّﺪﻳﻦ ِ‬
‫ف‬
‫َ‬ ‫ْ َْ ُ ّ ُ ْ ْ َ ْ ُ ْ‬ ‫َُ ّ َ‬
‫ي َﻋﺰﻳٌﺰ َﱠرﺑـﻨﺎ ﻇﻠْﻤﻨﺎ أﻧـُﻔَﺴﻨﺎ َوإْن َْل ﺗـْﻐّﻔْﺮ ﻟﻨﺎ َوﺗـﺮَﲪﻨﺎ‬‫ي َ‬ ‫ي ﻗﻮ ﱡ‬‫َ‬
‫ﻟﻨُﻜﻮﻧﱠﻦ ّﻣَﻦ اْﻻّﺳﺮﻳَﻦ‬
‫ُ◌‬
‫ﺐ ﻟﻨﺎ ّﻣْﻦ‬ ‫رﺑـﻨﺎ َﻻ ﺗﺰ ّْ‬
‫غ ﻗـﻠﻮﺑـﻨﺎ ﺑـْﻌَﺪ إْذ َﻫَﺪﻳـﺘـﻨﺎ َوَﻫ ْ‬
‫ب رﺑـﻨﺎ ﺗَـَﻘﺒﻞ ّﻣﻨﺎ‬
‫ﺖ اﻟَﻮﱠﻫﺎ ُ‬
‫ﻚ أﻧ َ‬
‫ﻚ رْﲪﺔً إﻧ َ‬
‫ﻟُﺪﻧ َ‬
‫ب‬
‫ﺖ اﻟﺘـﻮا ُ‬
‫ﻚ أﻧ َ‬
‫ﺐ َﻋﻠْﻴـﻨﺎ إﻧ َ‬
‫َوﻗﻴﺎَﻣﻨﺎ َوَﺳﺎﺋَﺮ أﻋَﻤﺎﻟﻨﺎ َوﺗ ْ‬
‫اﻟﺮّﺣْﻴُﻢ‬
‫رﺑـﻨﺎ اْﻏّﻔﺮ ﻟﻨﺎ و ّْﳋْﻮاﻧﻨﺎ اﻟّﺬﻳﻦ ﺳﺒـُﻘﻮ َن ﺑِْﻠّﻴﻤﺎّن وَﻻ ﺗَْﻌﻞ ِ‬
‫ف ﻗـﻠﻮﺑﻨﺎ ّﻏﺎَل‬ ‫َْ‬ ‫ّ‬ ‫َ َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫ف رﺣﻴﻢ رﺑـﻨﺎ آﺗﻨﺎ ِ‬
‫ف اﻟﱡﺪﻧـﻴﺎ َﺣَﺴﻨﺔً‬ ‫ﻚ رءو ٌ ّ ٌ‬ ‫ﻟﻠّﺬﻳَﻦ آَم ﻧﻮا رﺑـﻨﺎ إﻧ َ‬
‫ب اﻟﻨﺎّر‬‫ا‬‫ﺬ‬‫َ‬ ‫ﻋ‬ ‫ﺎ‬‫ﻨ‬‫ﻗ‬‫و‬ ‫ﺔ‬
‫ً‬ ‫ﻨ‬‫ﺴ‬ ‫ﺣ‬ ‫ة‬
‫ّ‬‫ﺮ‬‫ﳋ‬‫ْ‬ ‫ا‬ ‫وِ‬
‫ف‬
‫ّ ََ َ َ َ‬ ‫َ‬
‫ﲔ َواﻟْْﻤُﺪ‬
‫ﺼُﻔﻮَن َوَﺳﻠٌَﻢ َﻋﻠﻰ اﳌُﺮَﺳﻠ َ‬
‫ﺐ اﻟﻌﺰةّ َﻋﱠﻤﺎ ﻳ ّ‬
‫ﻚرﻫ ّ‬ ‫ُﺳْﺒَﺤﺎَن ر“ َ‬
‫ﲔ‬ ‫ﳌ‬‫ﺎ‬‫ﻌ‬ ‫ﻟ‬‫ا‬ ‫ﺐ‬‫ﻫ‬ ‫ر‬ ‫ﻞ‬ ‫ﻟﱠِ‬
‫ّ َ َّ‬ ‫ّ‬

Anda mungkin juga menyukai