Setiap Tanggal 3 Januari merupakan Peringatan Hari Kesehatan Pikiran dan Tubuh.
Peringatan ini menjadi salah satu upaya bagi manusia agar mencintai tubuh dan pikirannya
sehingga kondisinya baik dan sejahtera karena kesehatan itu sangat penting. Kesehatan akan
mendukung segala aktifitas yang dilakukan oleh manusia sehingga menjadi lebih produktif
atau bermanfaat bagi banyak orang.
Mens sana in corpore sano, adalah sebuah kalimat dalam bahasa Latin yang artinya adalah
"jiwa yang sehat dalam tubuh yang sehat." Maksudnya jika jiwa seseorang sehat, maka
tubuhnya akan sehat juga, begitu pula sebaliknya. Pencetus atau penemu semboyan men sana
in corpore sano adalah seorang penyair bernama Decimus Iunius Juvenalis. Semboyan
tersebut semakin digaungkan ketika dunia sedang dilanda pandemi Covid-19 sejak akhir 2019
hingga saat ini. Para dokter maupun instansi kesehatan di dunia ramai-ramai menggencarkan
kegiatan olahraga agar dapat membantu menjaga imunitas tubuh.
Emosi, pengalaman, keyakinan, hingga tindakan yang dilakukan saling berhubungan dengan
keharmonisan pikiran hingga tubuh dan kesehatan secara keseluruhan. Kesadaran akan hal
tersebut kemudian diperingati dengan adanya Hari Kesehatan Pikiran dan Tubuh
Internasional.
Gerakan Hari Kesehatan Pikiran dan Tubuh Internasional diperkenalkan oleh Hippocrates.
Penelitian dan ajarannya berperan penting dalam meluncurkan eksplorasi lanjutan tentang
cara pengobatan yang digunakan di dunia. Terdapat perkembangan dalam praktik kesehatan
pikiran dan tubuh. Dalam beberapa dekade terakhir, banyak orang telah berfokus dan meneliti
hubungan antara pikiran dan tubuh saat keduanya bekerja sama secara sinergis menuju
kehidupan yang sehat.
Pada abad ke 17 an manusia melakukan pengobatan dengan cara yang alami atau herbal. Pada
tahun 1960-an mulai muncul pengobatan modern dan menimbulkan adanya penolakan oleh
orang-orang yang percaya pada pengobatan alami. Kemudian pada Tahun 1970-an Meskipun
telah ada dalam praktik negara Timur selama bertahun-tahun, mindfulness dan meditasi mulai
muncul sebagai bagian dari proses penyembuhan di negara Barat.
Islam dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental dalam hal positif. Hadist
riwayat Bukhari menyebutkan bahwa tidak ada penyakit yang diciptakan Allah, melainkan
Dia juga yang menciptakan obatnya. Al-Qur’an dapat digunakan sebagai pedoman bagi
orang-orang untuk meningkatkan kesehatan mental dan kualitas hidup. “Maka sesungguhnya
bersama setiap kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya bersama setiap kesulitan ada
kemudahan”. (QS. Al-Insyirah 94: 5-6)
Fungsi otak yang utama bukan berfikir tetapi mengendalikan sistem kesehatan
tubuh. Vitalitas otak dalam menjaga kesehatan ternyata tergantung pada frekuensi
perbuatan baik. Manusia adalah makhluk sosial, bergaul, bermuamalah, bekerjasama,
tolong menolong, dan kegiatan komunikasi dengan orang lain adalah sebuah aspek kerja
otak yang paling utama. Islam menganjurkan kepada umatnya untuk berlomba-lomba
berbuat kebaikan. Semakin banyak perbuatan baik yang dilakukan maka semakin sehat
otak atau pikirannya dan semakin sehat pula fisiknya.
Maka jika ingin sehat perbanyaklah berbuat baik kepada orang-orang dan lingkungan
dimana kita berada. Dengan berbuat banyak kebaikan maka otak kita menjadi tenang dan
mental kita menjadi lebih sehat serta fisik menjadi lebih kuat. Dengan kesehatan mental dan
fisik maka dapat lebih produktif dan dapat melakukan kebaikan kepada banyak orang.