Anda di halaman 1dari 1

Nama/Nim : Ruth Anugrah Olivia/397520

Dosen Pengampuh : Dr.Firman Panjaitan M.Th

Menurut Robert Davidson dalam bukunya yang berjudul Alkitab berbicara. Kata “Kudus”
adalah kata yang hanya di kenakan kepada Tuhan. Kekudusan itu sendiri juga adalah suatu
ungkapan sebagai kekudusan moral yang di pertentangkan di dalam kebenaran-Nya. Bahwa
Allah adalah Allah yang adil di dalam kebenaran-Nya. Ungkapan kudus dalam kebenaran-
Nya menunjukkan hakekat-Nya sebenar-benarnya mencakup kesempurnaan moral. Dalam
perjanjian lama kebenaran dan keadilan adalah bagian dari sepasang kembar siam. Kata
Mishpat atau keadilan adalah suatu yang berhubungan dan tindak-tanduk seorang hakim,
yang bukan hanya memutuskan suatu perkara tetapi dapat menentukan pihak yang benar dan
pihak yang salah sesuai dengan kenyataannya yang adil. Di dalam kekudusan-Nya yang
mencakup kesempurnaan moral sehingga terjadi keadilan untuk menentukan siapa yang benar
dan siapa yang salah. Namun, di dalamnya ada Khesed Allah yaitu kasih setia-Nya kepada
umat yang telah dipilih-Nya dan yang setia melakukan hal yang telah di perintahkan.
Sedangkan menurut Marbun Pardomuan Kekudusan menggambarkan sisi dari atribut Allah
yaitu keadilan Allah. Sementara konsep perjanjian (covenant) sedang menggambarkan sisi
atribut Allah yang mewakili kasih Allah. Konsep dosa dalam Perjanjian Lama dan akibat-
akibatnya tidaklah sedang menunjukkan murka Allah yang bertentangan dengan Allah yang
kasih, tetapi lebih kepada menggambarkan Allah yang adil dan berdaulat atas hukum-hukum-
Nya. Demikian juga dengan konsep perjanjian yang sedang menggambarkan kasih Allah, di
mana Allah yang berinisiatif terlebih dahulu dan mengikatkan diri-Nya kepada manusia yang
adalah ciptaan-Nya di dalam perjanjian/covenant. Perjanjian ini juga sekaligus menunjukkan
kesetiaan Allah kepada umat-Nya. Bahwa Allah yang juga kasih Adalah Allah yang bersikap
adil terhadap tindakan dosa yang di lakukan. Sedangkan menurut Ericson akibat dari dosa
adalah ketidak berkenanan Allah. dikatakan bahwa Allah membenci Israel yang berdosa.
Namun yang jauh lebih sering Alkitab menjelaskan ialah bahwa Allah membenci tindakan
kejahatannya. Kebencian dari Allah tidaklah kebencian sepihak, tetapi manusia itu yang
terlebih dahulu membenci Allah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dosa
(kejahatan) membuat Allah membenci manusia. Manusia bersalah dan dikenakan hukuman
dari Allah. Tetapi ini sebagai wujud bahwa Alllah yang kudus adalah Allah yang adil
terhadap perlakuan yang menyimpang yang di lakukan oleh umatnya yang tidak sesuai
dengan keberdaulatan moral. Namun Allah juga adalah Allah yang penuh Khesed kasih
kesetiaan-Nya kepada umat yang berjalan sesuai dengan norma dan aturannya. Dari hal ini
dapat disimpulkan, saya sepakat bahwa Allah yang kudus merujuk kepada kekudusan moral
atau kesempurnaan moral dan Allah yang kudus adalah yang memiliki keadilan. Allah adalah
kasih yang dimana kasih-Nya di lihat dari ikatan perjanjian yang Allah lakukan kepada
bangsa Israel yang diangkat menjadi anak-Nya. Sekalipun Israel adalah anak sulung Allah.
Namun, Allah yang kudus tetaplah memiliki keadilan bagi umatnya yang tidak berjalan
sesuai dengan norma yang menuju kepada kekudusan moral dan kesempurnaan moral. Dari
hal ini memberikan suatu pemahaman bahwa Kasih yang Allah berikan kepada kita ialah
kasih yang sempurna dan setia. Namun, sekalipun Allah itu adalah kasih tetapi Allah yang
kudus itu adalah Allah yang memiliki keadilan terhadap orang yang melakukan kebenaran
dan kesalahan.

Anda mungkin juga menyukai