Anda di halaman 1dari 3

Nama : Fifi Nur Afiyah

NIM : B200210445
Kelas :J
Mata Kuliah : Pengauditan 1
Pendalaman Materi Chapter 6
1. Mengapa pertimbangan kualitatif lebih besar bobotnya dari pada pertimbangan
kuantitatif dalam penilaian materialitas?
Jawab :
Karena pertimbangan kualitatif berhubungan dengan penyebab dari salah saji. Salah satu
yang secara kuantitatif tidak material mungkin secara kualitatif akan material. Hal ini dapat
terjadi misalnya ketika salah saji diakibatkan oleh ketidakberesan (irregularities) atau
tindakan melanggar hukum oleh klien. Penemuan atas terjadinya hal – hal tersebut dapat
mengakibatkan auditor menyimpulkan bahwa terdapat resiko yang signifikan akan adanya
salah saji tambahan yang serupa.
Jenis salah saji tertentu mungkin lebih penting bagi para pemakai dibandingkan salah saji
lainnya, sekalipun nilai dolarnya sama. Sebagai contoh :
1. Jumlah yang melibatkan kecurangan biasanya dianggap lebih penting daripada kesalahan
yang tidak disengaja dengan nilau dolar yang sama karena kecurangan ini mencerminkan
kejujuran serta reliabilitas manajemen atau personil lain yang terlibat.
2. Salah saji yang sebenarnya kecil dapat menjadi material jika ada konsekuensi yang
mungkin timbul dari kewajiban kontraktual.
3. Salah saji yang sebenarnya tidak material dapat menjadi material jika mempengaruhi
tren laba.

2. Hubungan antara materialitas dan bukti audit adalah hubungan terbalik, jelaskan
maksudnya dan mengapa?
Jawab :
Tingkat materialitas salah saji akun mempunyai hubungan terbalik dengan bukti.
Materialitas yang dipertimbangkan tinggi, maka bukti yang diperlukan akan relatif lebih
sedikit daripada materialitas yang rendah. Berkurangnya bukti yang diperlukan akan
menurunkan biaya auditing. Perlu dibedakan secara jelas antara materialitas tingkat saldo
akun dengan akun yang material. Semakin rendah tingkat materialitas berarti semakin kecil
tingkat kesalahan yang dapat ditolerir. Semakin kecil tingkat kesalahan yang dapat ditolerir
semakin banyak bukti yang diperlukan. Semakin material suatu akun, semakin banyak bukti
yang harus dihimpun dan semakin banyak pula biaya yang harus dikeluarkan. Akun piutang
dagang lebih material daripada akun surat berharga bagi perusahaan perdagangan. Oleh
karena itu, bukti yang harus dihimpun pada pemeriksaan piutang dagang harus lebih
banyak.
3. Mengapa sistem organisasi pendekatan sentralisasi indikator resikonya dipandang lebih
rendah dari pada sistem organisasi dengan pendekatan desentralisasi?
Jawab :
Sentralisasi adalah memusatkan seluruh wewenang kepada sejumlah kecil manajer atau
yang berada di posisi puncak pada suatu struktur organisasi.
Keunggulan :
 Organisasi menjadi lebih ramping dan efisien. Seluruh aktivitas organisasi terpusat
sehingga pengambilan keputusan lebih mudah.
 Perencanaan dan pengembangan organisasi lebih terintegrasi. Tidak perlu jenjang
koordinasi yang terlalu jauh antara unit pengambilan keputusan dan yang akan
melaksanakan atau terpengaruh oleh pengambilan keputusan tersebut.
Desentralisasi adalah pendelegasian wewenang dalam membuat keputusan dan kebijakan
kepada manajer atau orang-orang yang berada pada level bawah dalam suatu struktur
organisasi.
Kelemahan :
 Manajer pada tingkat yang lebih rendah dapat membuat keputusan yang tidak sejalan
dengan strategi umum perusahaan
 Dapat terjadi kurangnya koordinasi antar manajer
 Manajer pada level yang lebih rendah mungkin memiliki tujuan yang berbeda dari
tujuan perusahaan secara keseluruhan
Sistem organisasi pendekatan sentralisasi indikator resikonya dipandang lebih rendah dari
pada sistem organisasi dengan pendekatan desentralisasi karena pengendalian manajemen
sentralisasi lebih mudah daripada desentralisasi karena manajemen yang ada pada
sentralisasi lebih sedikit dibandingkan dengan desentralisasi. Dan dengan manajemen yang
sedikit dapat mengurangi resiko kecurangan laporan keuangan. Auditor harus dapat
meyakini bahwa manajemen dapat bekerja sama dengan baik dengan auditor dalam
mengumpulkan bukti audit yang cukup dan tepat sebagai basis opini atas kewajaran laporan
keuangan.
4. Mengapa resiko deteksi merupakan resiko yang dapat dikendalikan oleh auditor,
sedangkan resiko bawaan dan pengendalian tidak dapat dikendalikan oleh auditor?
Jawab :
Resiko deteksi merupakan resiko yang dapat dikendalikan oleh auditor. Hal ini disebabkan
oleh resiko deteksi yang merupakan fungsi dari efektivitas prosedur audit dan
penerapannya oleh auditor. Resiko deteksi dapat ditekan atau diturunkan oleh auditor
dengan cara melakukan perencanaan yang memadai, supervisi atau pengawasan yang
tepat, dan penerapan prosedur audit yang efektif serta penerapan standar pengendalian
mutu.
Sedangkan resiko bawaan selalu ada dan tidak pernah mencapai angka nol. Resiko bawaan
tidak dapat diubah oleh penerapan prosedur audit yang paling baik sekalipun, kemudian
resiko pengendalian adalah resiko bahwa suatu salah saji material yang dapat terjadi dalam
suatu asersi, tidak dapat dideteksi ataupun dicegah secara tepat pada waktunya oleh
berbagai kebijakan dan prosedur pengendalian intern perusahaan. Resiko pengendalian
tidak pernah mencapai angka nol karena pengendalian intern tidak akan dapat
menghasilkan keyakinan penuh bahwa semua salah saji material akan dapat dideteksi
ataupun dicegah. Resiko bawaan dan resiko pengendalian itu ada terlepas dari dilakukan
atau tidaknya audit atas laporan keuangan, sedangkan resiko deteksi berhubungan dengan
prosedur audit dan dapat diubah oleh keputusan auditor sendiri.
5. Apa yang mempengaruhi seorang auditor dalam memilih jenis strategi audit
pendahuluan?
Jawab :
Dalam memilih alternatif strategi audit pendahuluan, auditor mempertimbangkan faktor –
faktor sebagai berikut :
1. Tingkat resiko pengendalian yang direncanakan (Planned assessed level of control)
Tingkat resiko pengendalian yang direncanakan tinggi berarti auditor menganggap
bahwa struktur pengendalian intern klien sangat efektif dan dapat mengurangi
kemungkinan terjadinya salah saji. Sedangkan tingkat resiko pengendalian yang
direncanakan rendah berarti auditor menganggap bahwa struktur pengendalian intern
klien sangat tidak efektif dan tidak akan dapat mencegah terjadinya salah saji.
2. Luas pemahaman auditor terhadap struktur pengendalian intern yang dihimpun
Pemahaman auditor yang luas terhadap pengendalian intern juga mempengaruhi
pemilihan strategi audit. Jika auditor sangat memahami struktur pengendalian intern
klien, maka auditor dapat memilih strategi lower assessed level of control risk approach.
3. Test of control yang dilaksanakan dalam menentukan resiko pengendalian
4. Planned asessed level of substantive test yang dilaksanakan auditor untuk mengurangi
resiko audit pada tingkat serendah miungkin

Anda mungkin juga menyukai