84-Manajemen Produksi Naskah Dan Penyutradaraan
84-Manajemen Produksi Naskah Dan Penyutradaraan
SMK/MAK
jilid 2
Manajemen produksi
Naskah dan Penyutradaraan
REDAKSIONAL
Pengarah:
Direktur Pembinaan SMK
Kepala Sub Direktorat Kurikulum
Kepala Seksi Penilaian
Kepala Seksi Pembelajaran
Penulis:
Yudi Yuli Krisna
Ridwan Setiawan Daradjat
Nita Sumiartini
Pengendali Mutu:
Winih Wicaksono
Penyunting:
Rais Setiawan
Erna Fauziah
Editor:
Radita Setyo H
Desain Sampul
Sonny Rasdianto
Layout/Editing:
Apfi Anna Krismonita
Rifda Ayu Satriana
Indah Mustika Ar Ruum
Dalam menyediakan referensi materi pembelajaran bagi guru dan peserta didik
di SMK, Direktorat Pembinaan SMK berupaya menyediakan bahan ajar kejuruan
yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran di SMK pada mata pelajaran C2 dan
CJ dari 142 kompetensi keahlian yang ada pada Perdirjen Dikdasmen
Nomor 06/D.DS/KK/2018 tanggal 7 Juni 2018 tentang Spektrum Keahlian SMK/
MAK dan Struktur Kurikulum 2013 sesuai Perdirjen Dikdasmen Nomor 07/D.
DS/KK/2018 tanggal 7 Juni 2018 ten tang Struktur Kurikulum SMK/MAK.
Bah an ajar yang disusun pad a tahun anggaran 2019 diharapkan
dapat rnenumbuhkan motivasi belajar bagi peserta didik maupun guru kejuruan
di SMK. Karena bahan ajar yang telah disusun ini selain menyajikan materi secara
tertulis, juga dilengkapi dengan beberapa materi yang bersifat interaktifdengan
penggunaan tautan pencarian yang dapat mernperluas pernahaman individu yang
menggunakannya.
Bahan ajar kejuruan yang disusun pada tahun 2019 ini disusun oleh para
guru kejuruan di SMK yang telah berpengalalaman menyelenggarakan proses
pembelajaran sesuai dengan kompetensi keahlian masing-rnasing. Oleh karena itu,
diharapkan dapat menjadi referensi bagi guru yang mengarnpu m a t a pelajaran yang
sama pada program keahlian sejenis di SMK seluruh Indonesia.
Kepada para guru penyusun bahan ajar kejuruan yang telah mendedikasikan
waktu, kompetensi, clan perhatiannya, Direktorat Pembinaan SMK menyampaikan
ucapan terimakasih. Diharapkan karya ini bukan merupakan karya terakhir, namun
seterusnya akan dilanjutkan dengan karya-karya berikutnya, sehingga SMK
rnempunyai guru-guru yang procluktif dan kreatif dalam menyumbangkan
pemikiran, potensi dan kornpetensinya bagi pengembangan pernbelajaran di SMK.
PRAKATA PRAKATA
Industri kreatif yang dicanangkan oleh pemerintah disambut baik oleh semua
pihak, tentu hal ini merupakan gelombang optimisme tinggi bukan hanya bagi pelaku
tetapi bagi seluruh anak negeri. Sektor kreatifitas memang sudah sejak lama dilakukan
oleh masyarakat dan oleh siapapun. Begitu pula dengan ikut andilnya pemerintah pada
bidang industri kreatif ini. Salah satunya diwujudkan dalam pendidikan peminatan,
yaitu SMK dengan Bidang Keahlian Seni dan Industri Kreatif, Program Keahlian Seni
Broadcasting dan Film, serta kompetensi keahlian Produksi dan Siaran Program
Televisi.
Buku ini telah disesuaikan dengan kurikulum terbaru yang mengacu pada
kompetensi dan kopetensi keahlian Produksi dan Siaran Program Televisi yang di
dalamnya terdapat kegiatan pembelajaran produktif atau praktik, yaitu tentang
Manajenen Produksi, Penulisan Naskah, dan Penyutradaraan. Selain itu buku ini juga
memuat tentang Teori, Konsep, dan Teknik dalam Pembuatan Program Televisi dan
Film.
Hal tersebut di atas memerlukan kreatifitas dan imajinasi yang didukung dengan
pengetahuan tentang dunia perfilman, broadcast televisi, penulisan naskah drama
dan nondrama. Selain itu perlu memperhitungkan hal-hal lain yang mendukung
terciptanya sebuah film atau pun program televisi seperti, detil bloking kamera,
bloking pemain, crew produksi, dan lain-lain. Dengan adanya semua itu diharapkan
tercipta sebuah kesatuan produksi yang akhirnya menjadi sebuah karya yang dapat
dinikmati dan membanggakan.
Semoga kehadiran buku ini memberikan manfaat, ilmu, paparan wawasan, serta
pengetahuan tentang manajemen produksi, naskah, dan penyutradraan yang baik
terutama bagi peserta didik. Tentu saja banyak kekurangan di dalam buku ini, maka
saran serta kritik yang membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan di masa
yang akan datang.
KATA PENGANTAR...................................................................................................................... iv
PRAKATA........................................................................................................................................v
DAFTAR ISI................................................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL............................................................................................................................ xi
PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU............................................................................................ xii
PETA KONSEP BUKU................................................................................................................. xiii
APERSEPSI................................................................................................................................. xiv
BAB I KONSEP PENYUTRADARAAN TELEVISI DAN FILM...................................................... 1
A. Pengertian Penyutradaraan Televisi dan Film......................................................... 4
B. Konsep Penyutradaraan Televisi dan Fillm.............................................................. 5
C. Istilah Penyutradaraan Televisi dan Film.................................................................. 7
DAFTAR ISI
BAB IX BLOKING........................................................................................................................97
A. Pengertian.....................................................................................................................98
B. Jenis Bloking.................................................................................................................99
C. Teori Dasar Bloking................................................................................................... 106
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR GAMBAR
PETUNJUK
PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU
PENGGUNAAN BUKU
Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME yang telah melimpahkan
rahmatnya sehingga dapat menyelesaian buku ini.
Buku dengan judul Manajemen Produksi Naskah dan Penyutradaraan ini
diharapkan dapat menjadi panduan, memperkaya dan meningkatkan penguasaan
pengetahuan dan keterampilan bagi peserta didik. Mengingat pentingnya buku ini,
disarankan mmemperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1. Bacalah Tujuan pembelajaran terlebih dahulu untuk mengetahui apa yang akan
kamu capai dalam bab ini serta lihatlah peta konsep untuk megetahui pemetaan
materi.
2. Bacalah buku ini dengan teliti dan seksama, serta bila ada yang kurang jelas bisa
ditanyakan kepada guru.
3. Lakukan kegiatan literasi pada bagian cakrawala dan jelajah internet untuk
memperluas wawasanmu.
4. Pada bagian akhir bab terdapat tes kompetensi yang dapat kalian gunakan untuk
mengetahui apakah sudah menguasai materi dalam bab ini.
Untuk membantu anda dalam menguasai kemampuan di atas, materi dalam
buku ini dapat kamu cermati tahap demi tahap. Jangan memaksakan diri sebelum
benar-benar menguasai bagian demi bagian dalam modul ini, karena masing-masing
saling berkaitan. Pada akhir bab dilegkapi dengan Penilaian Akhir Bab. Jika anda
belum menguasai 75% dari setiap kegiatan, maka anda dapat mengulangi untuk
mempelajari materi yang tersedia dalam buku ini. Apabila anda masih mengalami
kesulitan memahami materi yang ada dalam bab ini, silahkan diskusikan dengan
teman atau guru anda.
Buku ini terdapat bagian-bagian untuk memperkaya dan menguji pengetahuan
dan keterampilanmu. Adapun bagian-bagian tersebut adalah:
Lembar acuan yang digunakan untuk melatih keterampilan
Lembar Praktikum
peserta didik sesuai kompetensi keahlianya.
Digunakan untuk memberikan gambaran soal yang akan
Contoh Soal
ditanyakan dan cara menyelesaikannya.
Berisi tentang wawasan dan pengetahuan yang berkaitan
Cakrawala
dengan ilmu yang sedang dipelajari.
Fitur yang dapat digunakan peserta didik untuk menambah
Jelajah Internet sumber belajar dan wawasan. Menampilkan link dan QR code
sumber belajar.
Rangkuman Berisi ringkasan pokok materi dalam satu bab.
Kegiatan yang bertujuan untuk melatih peserta didik dalam
Tugas Mandiri memahami suatu materi dan dikerjakan secara individu maupun
kelompok (diskusi).
Digunakan untuk mengetahui sejauh mana kompetensi yang
Penilaian Akhir Bab
sudah dicapai peserta didik setelah mempelajari satu bab.
Kegiatan yang dapat dilakukan oleh peserta didik maupun
Refleksi guru di akhir kegiatan pembelajaran guna mengevaluasi dan
memberikan umpan balik kegiatan belajar mengajar.
Digunakan untuk mengevaluasi kompetensi peserta didik
Penilaian Akhir Semester
setelah mempelajari materi dalam satu semester.
BAB I BAB XI
KONSEP PENYUTRADARAAN PRODUCTION MEETING
TELEVISI DAN FILM
BAB XII
BAB II
PENGARAHAN KRU, PEMAIN,
PERAN, TUGAS, DAN
DAN PENGISI ACARA
WEWENANG SUTRADARA
BAB XIII
BAB III
ASPEK TEKNIS ASPEK MOTIVASI DAN
PENYUTRADARAAN INFORMASI SHOT
BAB VIII
PROSES READING
BAB IX
BLOKING
BAB X
REHEARSAL
APERSEPSI APERSEPSI
BAB
KONSEP PENYUTRADARAAN TELEVISI DAN FILM
I
BAB I KONSEP PENYUTRADARAAN TELEVISI DAN FILM
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
KATA KUNCI
PENDAHULUAN
Secara etimologi istilah Sutradara berasal dari bahasa sansakerta. Terdiri dari
dua kata, yaitu, Sutra yang berarti kitab Wedha Samtika atau Naskah, dan Dhara
yang berarti pembawa atau pendukung.(Maria Kadarsih, 2011). Dalam arti sempit,
Sutradara adalah seseorang yang membawa naskah atau pembawa naskah. Sedangkan
dalam pengertian yang lebih luas, Sutradara adalah orang yang memimpin jalannya
sebuah produksi atau pementasan. Ia bertugas meng-interpretasikan sebuah naskah
yang dipercayakan kepadanya menjadi suatu bentuk audio visual atau pertunjukan,
dengan meng-kordinasikan segala unsur kreatif meliputi, aktor, crew dan seluruh
pendukung produksi. Hasil karya Sutradara tersebut, baik dari segi artistik maupun
teknik dipertanggungjawabkan kepada produser.
Pengertian Sutradara menurut beberapa tokoh adalah sebagai berikut.
1. Harymawan
Sutradara adalah karyawan teater yang bertugas mengkoordinasikan segala
anasir teater dengan paham, kecakapan, serta daya imajinasi yang intelegen, guna
menghasilkan pertunjukan yang berhasil.
2. Oscar Brokett
Sutradara adalah seniman pemikir dan seniman kreatif. Di tanganyalah suatu
skenario ditafsirkan.
3. Sir Tyrone Guthrie
Sutradara adalah seorang dirigen pada sebuah orkes simphoni. Ia menafsirkan
naskah sekaligus memimpin suatu pertunjukan.
PENDAHULUAN
4. Herbert Zettl
Sutradara adalah seseorang yang memberikan pengarahan kepada talent (pemain)
dan teknis operasional dan secara langsung bertanggungjawab memindahkan
secara efektif yang tertulis didalam naskah dalam bentuk pesan-pesan audio
visual.
MATERI PEMBELAJARAN
CAKRAWALA
Sutradara
CAKRAWALA
MATERI PEMBELAJARAN
CAKRAWALA
Sutradara Pengarah
CAKRAWALA
Dalam bahasa Inggris istilah sutradara sering dikenal dengan “Director” yang
artinya seorang peminpin atau seorang yang bertanggung jawab dalam teknis dan
menciptakan kreasi dalam sebuah karya pada sebuah produksi Film. Di berbagai
stasiun televisi tentunya istilah sutradara yang di gunakan berbeda beda tetapi
pada intinya pengertian atau pemahamannya sama. Istilah sutradara televisi yang
sering digunakan di antaranya, yaitu sebagai berikut.
1. Program Director-Pengarah Acara
Pada dasarnya Program Director dengan Pengarah Acara tak ada bedanya,
yaitu seorang yang bertanggung jawab dalam memimpin acara sebuah
program televisi baik siaran langsung/live atau siaran tunda/taping. Menurut
JB Wahyudi, Program Director/Pengarah Acara adalah seseorang yang ditunjuk
untuk bertanggung jawab secara teknis pelaksanaan produksi satu mata acara
siaran.
MATERI PEMBELAJARAN
2. Producer Director
Dalam berbagai artikel Producer Director adalah seseorang yang mendesain
sebuah produksi program acara sekaligus bertanggung jawab terhadap teknis
eksekusi prosuksi program tersebut.
Dengan demikian istilah Sutradara televisi dijabarkan, yaitu sebagai berikut.
Seseorang yang mempunyai tanggung jawab pada hasil akhir sebuah karya seni
audio-visual program televisi dan film yang merupakan rangkuman dari proses
praproduksi (preproduction), produksi (production), pacaproduksi (post production),
yang meliputi, berbagai, jenis dan desain program (out-door maupun indoor),
dengan menggunakan single camera maupun multycamera.
CAKRAWALA
RANGKUMAN
TUGAS MANDIRI
REFLEKSI
BAB
PERAN, TUGAS, DAN WEWENANG SUTRADARA
II
BAB II PERAN, TUGAS, DAN WEWENANG SUTRADARA
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
KATA KUNCI
PENDAHULUAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
Pemilihan Kru
Casting
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
Hunting
a. Sutradara merumuskan dan menyusun director shot pada setiap scene yang
ada di skenario.
b. Sutradara membuat ilustrasi staging pemain dan peletakan kamera ke
dalam bentuk floor plan.
c. Sutradara membuat storyboard dibantu oleh storyboard artis.
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
a. Bila ada catatan khusus dari laboratorium (untuk produksi film) atau editor,
sutradara melihat dan mengevaluasi hasil shooting/materi editing.
b. Melihat dan mendiskusikan dengan editor hasil rought cut dan fine cut.
c. Melakukan evaluasi tahap akhir dan diskusi dengan penata musik tentang
ilustrasi musik yang telah dikonsepkan terlebih dulu pada saat praproduksi.
d. Melakukan evaluasi dan diskusi jalannya mixing berdasarkan konsep suara
yang telah ditentukan pada saat praproduksi.
e. Berdasarkan konsep warna yang telah ditentukan pada saat praproduksi,
sutradara melakukan koreksi warna di laboratorium/studio, setelah
berdiskusi dengan produser dan penata fotografi.
CAKRAWALA
CAKRAWALA
B. Wewenang Sutradara
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
Sutradara juga bertanggung jawab untuk sisi kreatif dari sebuah produksi.
Tanggung jawab sutradara berbeda tergantung jenis produksi. Sutradara
mengaudisi aktor, mengelola latihan, menyetujui elemen desain seperti, setting,
kostum, tata rias aktris, gambar yang dihasilkan komputer dan membantu aktor
dan artis menginterpretasikan naskah yang ada, sehingga menghasilkan adegan
yang diinginkan. Meskipun sutradara umumnya mengikuti pendidikan penyiaran,
pembuatan film, dan drama, kualitas terpenting dari seorang sutradara adalah
naluri kreatif di lapangan.
Berikut merupakan beberapa prasyarat menjadi sutradara yang baik.
1. Menempuh Pendidikan Sinematografi
Sebenarnya tidak ada kualifikasi khusus sebagai jaminan, bahwa seseorang
yang menempuh pendidikan yang relevan akan menghasilkan suatu karya yang
baik, akan tetapi terlepas dari hal tersebut keikutsertaanya dalam mengikuti
pendidikan sinematografi, penyutradaraan, screenwriting, dan penyiaran akan
menjadi nilai lebih sebagai dasar latar belakang seorang sutradara.
Pengetahuan yang mumpuni mengenai dunia yang digeluti akan berimbas
pada sebuah karya yang dihasilkan, seseorang yang sudah akrab dengan
duni penyutradaraan akan menghasilkan karya orisinil, tidak monoton dan
mempunyai kemampuan tekhnikal yang diharapkan dapat menghasilkan
sebuah karya seni yang baik berupa sebuah film yang berkualitas.
2. Bekerja Sebagai Editor
Tidak sedikit seorang sutradara yang mengawali karirnya sebagai seorang
aktor atau penulis skenario. Banyak sutradara mulai bekerja sebagai seorang
aktor, penulis naskah atau pekerjaan yang terkait pembuatan film, dan kemudian
memulai karir mereka sebagai seorang sutradara. Hal ini akan memberi seorang
calon sutradara yang baik memiliki pengalaman langsung dalam apa yang
diperlukan untuk membuat film yang baik, serta dalam memahami peran dan
tanggung jawab sutradara.
MATERI PEMBELAJARAN
Terjun menjadi seorang yang berada dilingkup seni terlebih lagi pekerja
film dari posisi sebagai editor atau penulis akan menjadikan latar belakang
pengalaman dan rekam jejak seorang sutradara yang sudah menguasai
lapangan dan memiliki jam terbang sendiri di dunia profesional perfilman,
pengalaman tentu akan menjadi suatu nilai tambah yang dimiliki, sehingga
dapat menghasilkan sebuah karya yang baik dari hasil pengalaman yang
digeluti selama ini.
3. Membantu Sesama Sutradara
Banyak juga seorang sutradara yang mengawali karirnya dengan terjun ke
dunia pembuatan perfilman menjadi seorang asisten sutradara atau sebagai
pembantu sutradara. Dengan demikian kita bisa menggali ilmu langsung dari
orang yang sudah profesional di bidangnya sekaligus akan menjadi bahan
pembelajaran dan pengalaman yang bisa digunakan dalam membuat karya
sebuah film nantinya. Dan yang paling penting adalah bisa menambah rekam
jejak dalam pembuatan sebuah film. Lagi-lagi sebuah jam terbang berupa
pengalaman akan menjadikan seorang sutradara yang sudah menekuni dunia
perfilman akan menjadi baik dan punya pengetahuan untuk meredakan jika
situasi sulit akan dihadapi.
4. Membuat Film Sendiri
Banyak sutradara memulai karir mereka dengan mengikuti festival film
untuk produksi rendah anggaran. Hal ini dapat memberikan publisitas dan
merupakan lompatan pada karir Anda. Pada saat ini bayaknya festival-festival
film pendek akan menjadi ajang unjuk diri bagi sutradara berbakat. Bahkan
festival mejadi salah satu batu loncatan untuk mencari produser dan juga
rekan kerja.
Memposisikan diri sebagai sutradara otoriter atau sutradara yang
membebaskan pemainnya dalam berakting
MATERI PEMBELAJARAN
CAKRAWALA
BAB
ASPEK TEKNIS PENYUTRADARAAN
III
BAB III ASPEK TEKNIS PENYUTRADARAAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
Teknik Teknik
Penyutradaraan Penyutradaraan
Televisi Film
KATA KUNCI
PENDAHULUAN
Menurut peter Marshall dari Raindance Toronto, 2013. Setelah lebih dari 39
Tahun bekerja sebagai Sutaradara televisi dan Film ia mencoba mendefinisikan
film yang bagus, yaitu, “The art of visually telling a compelling story with believable
characters.” Bahwa film yang bagus ialah merupakan seni menceritakan kisah yang
menarik secara visual dengan karakter yang dapat dipercaya. Pengertian aspek
penting penyutradaraan secara teknik adalah bagaimana berkisah dengan gambar
bergerak dengan penuh cita rasa tinggi untuk memberikan ketertarikan penonton
terhadap tampilan atau yang didengar atau cerita mengalir, sehingga terlelap dalam
imajinasi dan kesimpulan-kesimpulan menarik dari film itu sendiri atau dari pikiran
penontonnya sendiri.
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar 3.2 Close Up Video Capture dari Film Pendek Air, 2016
Sumber: Koleksi Pribadi Yudi Yuli Krisna
MATERI PEMBELAJARAN
dengan camera angle dapat mengayakan unsur filmis, sehingga film terasa
menarik dan memaksa penonton untuk mengikutinya terus.Semacam high
position angle atau sudut atas subjek, sehingga memberikan persfektif yang
tegas dalam menangkap lebih detail latar belakang dari sebuah adegan.
Gambar 3.3 High Position Angle Camera di atas Subjek (Screencapture dari
Film Pendek Air)
Sumber: Koleksi Pribadi Yudi Yuli Krisna
3. Composition(Komposisi)
Unsur ini berkaitan erat dengan cara membagi ruang gambar dan
pengisiannya untuk mencapai keseimbangan dalam pandangan.Composition
merupakan unsur visualisasi yang akan memberikan makna keindahan
terhadap suatu film. Pandangan mata penonton harus sering-sering dituntun
oleh komposisi gambar yang menarik. Dalam pandangan presensi film tidak
jarang unsur ini diberikan penilaian karena unsur inilah yang akan menjadikan
pertaruhan mata penontonnya. Maka dari itulah, aspek ini merupakan aspek
keindahan yang tidak dapat diabaikan bagi kepuasan mata penontonnya.
Seorang sutradara harus mampu mengendalikan aspek ini kepada juru kamera
agar tetap menjadi komposisi secara proporsional berdasarkan asas komposisi.
Gambar 3.4 Komposisi Fokus dan Blur Menghasilkan Objek Memiliki Ruang
(Screencapture dari Film Pendek Air)
Sumber: Koleksi Pribadi Yudi Yuli Krisna
MATERI PEMBELAJARAN
4. Cutting(Pergantian gambar)
Cutting diartikan sebagai suatu pergantian gambar dari atau scene ke scene
lainnya.Cuttingtermasuk dalam aspek pikturisasi yang berkaitan dengan unsur
penceritaan dalam urutan gambar-gambar. Sutradara harus mampu memainkan
imajinasinya, ketika menangani prosesshooting. Imaji yang berjalan akan tetap
sesuai dengan jalannya cerita jika potongan-potongan scene ini diedit dan
ditayangkan di monitor.
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar berikutnya
MATERI PEMBELAJARAN
BAB
BAHASA VERBAL DAN NONVERBAL PENYUTRADARAAN
IV
BAB IV BAHASA VERBAL DAN NONVERBAL PENYUTRADARAAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
Komunikasi
Komunikasi Verbal Umpan Balik
Nonverbal
KATA KUNCI
PENDAHULUAN
Bahasa adalah alat komunikasi, satu satunya cara agar ada saling pengertian,
memahami satu sama lain, menyampaikan pesan, memberi informasi jelas, dialog
adalah melalui bahasa langsung atau tidak langsung dalam hal ini adalah bahasa
verbal dan nonverbal.
Bahasa verbal secara sederhana adalah bahasa yang ditujukan dan dilakukan
senyatanya langsung dengan lisan atau tulisan. Sedangkan bahasa nonverbal adalah
bahasa yang disampaikan secara tidak langsung, tersirat atau terekspresi misalkan
untuk menggambarkan kesedihan maka bahasa gambarnya adalah menangis terlebih
yang dimaksud dengan bahasa di sini adalah bahasa gambar.bukan hanya bahasa
dialog.sebab terkait film dan penyutradaraan, bahwa film adalah bahasa gambar yang
berurutan maka mesti dipahami bahasa adalah gambar.
MATERI PEMBELAJARAN
A. Komunikasi Verbal
Dalam ilmu komunikasi, yang dimaksud dengan komunikasi verbal tidak hanya
lisan namun meliputi komunikasi lisan dan tertulis. Karena bahasa dapat disampaikan
secara lisan atau tulisan maka komunikasi verbal didefinisikan sebagai komunikasi
yang menggunakan bahasa lisan maupun tertulis. Artinya bahasa langsung, jelas,
nampak, tersurat. Dengan kata lain, dapat diungkapkan bahwa komunikasi verbal
merupakan proses penyampaian pikiran oleh komunikator kepada komunikan
dengan menggunakan bahasa secara lisan atau tulisan. Langsung kenampak satu
arah tanpa tersirat makna atau pesan pesan khusus namun sesuai ada nampaknya
saja dan Sebagai contoh komunikasi verbal, antara lain sebagai berikut.
1. Menyampaikan sesuatu atau pesan kepada seseorang disertai kata-kata lisan/
tulisan.
2. Bertelepon kepada keluarga, teman, sahabat, rekan kerja.
3. Berbincang-bincang secara langsung.
4. Berdiskusi, berpidato.
5. Berdiskusi, rapat, meeting, dan seminar.
6. Membaca surat kabar, majalah, jurnal.
7. Menggunakan komputer, maupun internet.
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar 4.2 Adegan Meminta Minum Karena Haus Sesudah Makan, Dengan Dialog
Langsung (Screencapture dari Film Pendek Air)
Sumber: Koleksi Pribadi Yudi Yuli Krisna
B. Komunikasi Nonverbal
Adegan memanggil seseorang lawan main tanpa kata kata tetapi menggunakan
lambaian tangan atau isyarat.
Gambar 4.3 Adegan Memanggil Seseorang Lawan Main Tanpa Kata Kata Tetapi
Menggunakan Lambaian Tangan atau Isyarat (Screencapture dari Film Pendek Air)
Sumber: Koleksi Pribadi Yudi Yuli Krisna
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
seseorang menggaruk-garuk kepala, padahal tidak gatal, hal ini berlangsung tidak
sengaja atau bersifat otomatis (menggaruk-garuk kepala merupakan ekspresi
ketidakpahaman atas sesuatu hal).
Beberapa keuntungan atau kebaikan komunikasi nonverbal, antara lain sebagai
berikut.
1. Mempunyai tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap kebenaran pesan-pesan
yang disampaikan dengan menggunakan bahasa isyarat.
2. Dapat mendeteksi kecurangan atau menegaskan kejujuran pembicara.
3. Bersifat efisien, maksudnya antara komunikator dengan komunikan dapat
saling memahami dengan cepat. Misal, ketika berlangsung rapat di kantor
seorang pemimpin rapat memberikan isyarat kepada pembawa acara (dengan
anggukan kepala) memberitahu, bahwa acara rapat dapat dimulai.
Komunikasi nonverbal ditempat kerja mempunyai peranan yang sangat
penting. Misal, seorang atasan yang mampu mengelola kesan yang dibuat dengan
bahasa isyarat, karakteristik atau ekspresi wajah, suara, dan penampilan, berarti
dia seorang atasan yang mampu berkomunikasi dengan baik. Seorang atasan harus
mampu menyampaikan pesan-pesan bisnis atau pekerjaan kepada para bawahan
dengan melihat, memperhitungkan situasi, waktu dan orang yang dituju.
Tidak hanya atasan, seorang bawahan pun harus mampu membaca pesan-
pesan nonverbal yang disampaikan atasan, rekan kerja, pelanggan atau kolega.
Pada saat berkomunikasi dengan para karyawan, kolega, rekan kerja, perhatikanlah
secara teliti pesan-pesan yang disampaikan. Baik pesan yang disampaikan melalui
komunikasi verbal maupun komunikasi nonverbal. Seorang karyawan yang terlihat
lesu, murung, kurang bersemangat, ketika bekerja merupakan contoh komunikasi
nonverbal. Melihat karyawan seperti ini seorang pemimpin harus cepat tanggap
menanyakan dan menyelesaikan masalah yang dihadapi karyawannya. Sebaliknya,
seorang karyawan yang melihat pemimpin dalam situasi yang tidak menyenangkan
misal, mengerutkan dahi, bermuka masam, mondar-mandir, hal ini biasanya
merupakan tanda seorang sedang gelisah, bingung, dan kesal.
Gambar 4.4 Ekspresi Mengernyitkan Dahi Bingung (Screencapture dari Film Pendek Air)
Sumber: Koleksi Pribadi Yudi Yuli Krisna
MATERI PEMBELAJARAN
C. Umpan Balik
1. Pengertian Umpan Balik
Kegiatan komunikasi merupakan kegiatan pengiriman dan penerimaan
lambang ataupun keinginan untuk mengubah pendapat orang lain yang juga
merupakan suatu usaha untuk mengadakan hubungan sosial (social contact).
Misalnya, dalam suatu pertemuan seorang pemimpin mengarahkan dengan
cara dan gaya yang dimiliki. Saat pengarahan selesai, pemimpin mendapatkan
tepuk tangan yang meriah dari peserta yang hadir. Pengarahan disamakan
sebagai message (pesan), sedangkan tepuk tangan dinamakan umpan balik.
Antara pesan dan umpan balik terdapat hubungan sebab akibat (causalitas).
Pesan dapat berupa pidato, pengarahan, instruksi, tugas, perintah, ulasan,
analisis. Pesan dapat juga dapat berbentuk tulisan, lisan, gambar-gambar,
bahkan demonstrasi, peragaan. Umpan balik (feedback) dapat berupa hasil
(pelaksanaan suatu tugas), laporan, sikap (yang timbul), pertanyaan, reaksi.
Umpan balikpun dapat berupa tulisan, lisan, peragaan, dan demonstrasi.
Gambar 4.5 Adegan Reaksi Atau Umpan Balik Ketika Bertabrakan Langsung Tanpa
Sengaja di Jalanan (Screencapture dari Film Pendek Air)
Sumber: Koleksi Pribadi Yudi Yuli Krisna
Cara mendapatkan umpan balik yang baik dari komunikator atau rekan kerja,
yaitu sebagai berikut.
a. Menjaga hubungan yang baik dengan sesama rekan kerja hubungan
komunikasi dapat berhasil apabila kedua pihak (komunikator dan
komunikan) mempunyai hubungan pertemanan yang baik. Artinya masing-
masing pihak mempunyai sikap yang menyenangkan, terbuka, tidak
mudah tersinggung. Bila hubungan dengan rekan kerja sudah terdapat
ketidakcocokan yang parah, maka komunikasi tidak dapat berjalan lancar,
karena sudah dipengaruhi oleh unsur rasa senang dan tidak senang.
b. Mengetahui situasi dan keadaan komunikan dari segi pendidikan, tingkat
jabatan, status sosial, tingkat usia, dan lain-lain. Dengan mengetahui situasi
dan keadaan komunikan, maka hubungan komunikasi dapat terjalin dengan
baik.
MATERI PEMBELAJARAN
BAB
NASKAH SKENARIO
V
BAB V NASKAH SKENARIO
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
Naskah Pertelevisian
Proyek
KATA KUNCI
PENDAHULUAN
Pengertian dan fungsi naskah skenario film merupakan pengetahuan dasar yang
harus diketahui oleh siapapun yang tertarik untuk berkecimpung dalam penulisan
skenario. Hal ini menjadi penting karena secara teknis, penulisan naskah skenario film
memiliki banyak perbedaan dengan menulis cerpen dan novel.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,skenario adalah rencana lakon sandiwara
atau film berupa adegan demi adegan yang tertulis secara terperinci. Menurut
Wikipedia, skenario, adegan layar (screenplay) atau naskah film ialah cetak biru yang
ditulis untuk film atau acara televisi. Skenario dapat dihasilkan dalam bentuk olahan
asli atau adaptasi dari penulisan yang sudah ada seperti hasil sastra.
Dari pengertian tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan, bahwa skenario adalah
sebuah naskah cerita yang menguraikan urut-urutan adegan, tempat, keadaan, dan
dialog, yang disusun dalam konteks struktur dramatik untuk menjadi acuan dalam
proses produksi.
Selain sebagai bahan acuan dalam proses produksi, naskah skenario film juga
berfungsi sebagai bahan dasar untuk menyatukan persepsi antara produser dan para
kru film tentang film yang akan diproduksi. Sehingga dapat meminimalkan perbedaan
penafsiran dan menjadi dasar perencanaan yang jelas.
Banyak aturan yang harus dipenuhi dalam penulisan naskah skenario film, sehingga
apa yang sudah ditulis bisa diterjemahkan secara tepat dalam proses produksi.
Formatnya disusun sedemikian rupa, sehingga 1 halaman biasanya menghabiskan
waktu 1 menit. Tulisan standar untuk skenario adalah Courier ukuran 12.
PENDAHULUAN
MATERI PEMBELAJARAN
A. Pengertian Naskah
Ada beberapa pengertian naskah menurut para ahli, antara lain sebgai berikut.
1. Menurut Imam Suryono
Drama suatu aksi atau perbuatan (bahasa Yunani), sedangkan dramatik ialah
jenis karangan yang dipertunjukkan dalam suatu tingkah laku, mimik, dan
perbuatan. Sandiwara ialah sebutan lain dari drama di mana sandi ialah rahasia
dan wara ialah pelajar. Orang yang memainkan drama disebut aktor atau lakon.
2. Menurut KBBI
Naskah ialah karangan yang masih ditulis dengan tangan yang belum
diterbitkan.
3. Menurut Molton
Drama Hidup yang dilukiskan dengan gerak (life presented in action).
4. Menurut Ferdinand Brunetierre
Drama haruslah melahirkan kehendak dengan aktion, menurut Baltazhar
Vallhagen drama adalah kesenian melukiskan sifat dan sikap manusia dengan
gerak.
5. Menurut Sendarasik
Naskah drama merupakan bahan dasar sebuah pementasan dan belum
sempurna bentuknya apabila belum dipentaskan, naskah drama juga sebagai
ungkapan pernyataan penulis (play wright) yang berisi nilai-nilai pengalaman
umum juga merupakan ide dasar bagi aktor.
6. Menurut Baried Dalam Venny Indria Ekowati “2003”
Naskah ialah tulisan tangan yang menyimpan berbagai ungkapan pikiran dan
perasaan sebagai hasil budaya bansa masa lampau.
7. Menurut Onions Dalam Venny Indria Ekowati “2003”
Naskah dapat dianggap sebagai padanan kata manuskrip.
8. Menurut KBBI Edisi III, 2005
Naskah, yaitu sebagai berikut.
a. Karangan yang masih ditulis dengan tangan.
b. Karangan seseorang yang belum diterbitkan.
c. Bahan-bahan berita yang siap untuk diset.
d. Rancangan.
9. Menurut Dalam KBBI Edisi II, 1954
Naskah, yaitu sebagai berikut.
a. Karangan yang masih ditulis dengan tangan.
b. Karangan seseorang sebagai karya asli.
c. Bahan-bahan berita yang siap diset.
10. Menurut Library And Information Science
Suatu naskah ialah semua barang tulisan tangan yang ada pada koleksi
perpustakan atau arsip, misalnya, surat-surat, atau buku harian milik seseorang
yang ada pada koleksi perpustakaan.
MATERI PEMBELAJARAN
B. Naskah Pertelevisian
Naskah juga ada banyak jenisnya, Pamusuk Eneste dalam “Buku Pintar
Penyuntingan Naskah” menyebutkan ada 6 jenis naskah yang dikenal di dunia
penerbitan. Nah, untuk lebih jelasnya simak berikut ini.
1. Naskah Spontan
Ini ialah naskah yang dikirimkan penulis kepada penerbit untuk kemudian
penerbit mempertimbangkan terbit/tidaknya. Misalnya, Anda punya naskah
novel sastra yang Anda tulis sendiri, kemudian Anda mengirimkannya ke
penerbit, inilah naskah spontan.
2. Naskah Pesanan
Naskah pesanan ialah naskah yang “dipesan” oleh penerbit, misal, suatu
ketika buku tentang Tes CPNS tengah laris di pasaran, maka penerbit bisa saja
memesan naskah buku Tes CPNS kepada penulis.
3. Naskah Yang Dicari Editor
Dalam hal ini, editor yang bergerilya mencari naskah untuk diterbitkan, naskah
ketiga ini mulai marak di Indonesia beberapa tahun terakhir, para penerbit
mengutus editornya untuk mencari naskah di luar. Mungkin ada penulis
yang cerpernnya sering dimuat di koran dan sebuah penerbit tertarik untuk
menerbitkannya dalam sebuah kumcer.
4. Naskah Terjemah
Naskah yang diterjemahkan dari bahasa asing untuk kemudian diterbitkan dalam
bahasa Ibu, untuk naskah terjemahan, yang dicari penerbit ialah penerjemah
untuk menerjemahkan suatu naskah asing ke dalam bahasa Indonesia.
5. Naskah Sayembara
Naskah yang penceriannya dilakukan lewat sayembara atau lomba menulis,
biasanya penerbit mengadakan lomba menulis dengan tema tertentu untuk
kemudian diterbitkan karya-karya pemenangnya.
6. Naskah Kerja Sama
Ialah naskah yang ditertibkan atas kerja sama pihak peneribit dengan
suatu lembaga/badan/instansi tertentu, dalam hal ini sebuah instansi yang
menyodorkan naskah kepada penerbit untuk kemudian diterbitkan.
MATERI PEMBELAJARAN
Dari segi produksi, film fiksi prosesnya lebih komples dari pada dua
jenis film lainnya. Baik dari segi manajemen, karena menggunakan jumlah
kru yang tidak sedikit, begitu juga dari segi waktu yang lama, karena
membutuh kan waktu untuk mensetting lokasi entah itu di studio atau pun
diluar studio (Indor dan Outdoor). Film fiksi jenis film yang posisinya ada
di antara film dokumenter dan film experimental, sehingga bersinggungan
denga unsur naratif atau unsur sinematiknya. Seperti misalnya, film fiksi
yang menggunakan gaya pengambilan gambar documenter.
b. Film Eksperimental
Film eksperimental tidak memiliki plot tapi masih memiliki struktur
yang dipengaruhi oleh instink subjektif dari sang pencipta naskah.
Pada umumnya bersifat abstrak dan tidak mudah dimengerti karena
menggunakan simbol penciptaan diri. Film eksperimental merupakan jenis
film yang paling berbeda karena sineas jenis film ini biasanya bekerja di
luar industri film yang mainstream. Pada umumnya film experimental tidak
menceritakan apapun, bahkan terkadang menentang kausalitas seperti
yang dilakukan sineas-sineas surealis dan juga dadaisme.
2. Naskah nondrama
Menurut Andi Fachrudin, format nondrama program televisi yang
diproduksi dan diciptakan melalui produksi imajinasi proses kreatif dari
kehidupan realitas sehari-hari tanpa harus kembali menafsirkan dan menjadi
dunia imajinasi.
a. Dokumenter
Sebuah film dokumenter harus berdasarkan fakta (Fact-Nonfiction).
Mengungkapkan kenyataan dengan pendalaman masalah, bahkan
seringkali untuk menggugah emosi. Dalam film dokumenter bukan cerita
yang sengaja diciptakan (It is not a created story) tetapi berbicara tentang
fakta dan kenyataan. Film dokumenter berbicara tentang manusia, binatang,
alam dan relasi tentang ketiganya. Inti dari proses pembuatan program
dokumenter di antaranya sebagai berikut.
1) Mencari kebenaran (looking for the truth).
2) Merekam kebenaran (recording the truth).
3) Membangun kebenaran melalui proses penyutradaraan dan editing
(constructing the truth with directing and aditing).
4) Menyuguhkan kebenaran kepada audience (delivering the truth to the
audience).
Film dokumenter di produksi secara langsung (direct taping), tentunya
sesuai dengan naskah yang telah dibuat oleh penulis naskah. Selanjutnya
diproduksi sesuai perencanaan (Planned Production). Pada mulanya film
dokumenter merupakan dekumentasi antropologi dari para ahli etnolog
atau etnografi. Tetapi pada kenyataan perkembangannya bisa membahas
banyak hal yang paling penting hingga hal yang kecil sesuai dengan pesan
dan gaya yang di buatnya. Kunci utama dari film dokumenter adalah
penyajian fakta dengan angka, acara, dan lokasi yang nyata.
MATERI PEMBELAJARAN
b. Talk Show
Sebuah program di mana host memberikan program dan pembicaraan
dengan orang-orang dari dunia pertunjukan, nasional atau selebriti
internasional, dan orang-orang yang sedang berbicara di berbagai media,
dan biasanya ada beberapa penonton di studio.
c. Magazin
Format ini berisi berbagai acara dan coments. Di dalamnya terdapat rubrik-
rubrik tertentu. Presenter bertugas menjembatani antara rubrik satu
dengan yang lain.
d. Konser Musik
Sebuah Program yang berisi berbagai jenis lagu yang diselenggarakan oleh
satu atau dua presenter.
e. Variety show
Sajian acara yang merupakan gabungan dari beberapa format acara,
misalnya gabungan acara talkshow, music show dengan game atau quiz.
f. Reality Show
Format acara yang menyuguhkan sajian audio visual berupa realita
kehidupan sosial.
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
Adapun beberapa format standar yang sering digunakan dalam penulisan naskah
skenario di antaranya sebagai berikut.
1. Ukuran Kertas
Ukuran kertas yang biasa digunakan dalam penulisan naskah skenarioadalah
ukuran8,5 x 11(Letter) dengantotal panjang tulisan maksimal 60 baris/lembar.
Adapun scene/shot numbers memiliki margin kiri 1,0 dan margin kanan 7,4,
margin atas dan bawah masing-masing 0.5.
2. Font
Font yang digunakan dalam penulisan naskah skenario adalah Courier
(bukan Courier New) atau Prestige Pica dengan ukuran 12 poin. Kedua font
tersebut merupakan jenis fixed-pitch font yang menghasilkan sepuluh (10)
karakter per inci horisontal dan enam (6) baris per inci vertikal.
3. FormatScene Headings
Scene Headings (Shot headings atau disebut dengan Slug Line) memiliki
jarak 1,7 dari kiri dan 1,1 dari kanan.Scene headingini berisi nomorurutan scene,
penggunaan ruang interior (INT) dan eksterior(EXT), lokasi adegan, dan waktu
adegan. Scene heading biasanya menggunakan hurup kapital, contoh sebagai
berikut.
INT. RUMAH PAK LURAH MALAM.
EXT. JALAN RAYA SIANG.
4. Nama Karakter
Nama karakter dalam penulisan naskah skenario menggunakan huruf
besar,memiliki margin kiri 4,1 tepat berada di bawahScene Headings.
5. Format Dialog
Dialog memiliki margin kiri 2,7 dan margin kanan 2,4, berada tepat di
bawah nama tokoh/karakter. Jika terjadi sebuah dialog panjang di akhir
halaman namun ruang untuk tulisan kurang, maka perlu menambahkan teks
(MORE) di akhir naskah dengan menggunakan margin kiri 4,1. Dialog dapat
dilanjutkan di halaman berikutnya dengan menambahkan teks (CONTD) setelah
nama karakter.
Jika sebuah scene/adegan dan dialog berlanjut ke halaman berikutnya, maka
bagian akhir teks halaman sebelah kanan diberi tulisan (CONTINUED) dengan
diberi tanda kurung danjeda baris kosong di atasnya. Untuk halaman berikutnya
juga diberi tulisanCONTINUED di sebelahkiri tanpa tanda kurung.
6. Parenthetical
Parenthetical adalah pentunjuk aksi atau ekspresi yang harus dilakukan
oleh karakter dalam mengucapkan dialog. Misalnya emosi, sedih, menangis,
tersenyum, tertawa, dan sebagainya. Parenthetical direction dalam dialog
memiliki margin kiri 3,4 dan margin kanan 3,1.
7. Scene Transisi
Scene Transisi dalam penulisan naskah skenario merupakanperalihan dari
scene yang satu ke scene berikutnya, teks yang digunakan seperti, CUT TO, FADE
OUT dll. Scene Transisi memiliki margin kiri 6,0,ditulis dengan huruf besar dan
MATERI PEMBELAJARAN
diletakkan di sebelah kanan, kecuali FADE IN yang ditulis di sebelah kiri. Scene
Transisi didahului dengan sebaris kosong dan diikuti dengan dua baris kosong.
Membuat film merupakan rangkaian kegiatan panjang, dimulai dari
praproduksi, produksi dan pascaproduksi. Menulis naskah skenario film
menjadi salah satu bagian awal yang penting dari keseluruhan proses produksi
film tersebut.
Dalam menulis skenario film, seorang penulis dituntut mampu
menerjemahkan setiap kalimat menjadi gambaran imajinasi visual yang
dibatasi oleh format pandang layar bioskop atau televisi. Oleh karena itu
kreativitas sangat penting dalam proses penulisan.
Kreativitas dan gagasan segar sangat dibutuhkan selama menyusun ide
cerita menjadi naskah skenario. Dengan adanya kreativitas dan gagasan-
gagasan baru tersebut diharapkan akan muncul cerita-cerita film yang beragam,
tidak monoton dan dapat meminimalisir munculnya plagiatisme.
Semakin berkembangnya dunia hiburan, kebutuhan naskah skenario
semakin besar. Bukan hanya naskah untuk film saja, namun juga naskah
skenario untuk berbagai acara televisi, termasuk iklan. Apalagi sampai saat ini
pasokan penulis skenario (Screenwriter) yang berkualitas di Indonesia masih
sangat sedikit.
8. Istilah Teknis Penulisan Skenario Film
Daftar istilah teknis dalam penulisan skenario sebenarnya banyak sekali,
beberapa istilah yang ada di bawah ini merupakandaftar yang sering digunakan
untuk mempermudah dalam penulisan.
a. Daftar istilah untuk menjelaskan framing dan jenis shot adalah sebagai
berikut.
1) BCU (BIG CLOSE UP). Pengambilan gambar dengan jarak yang sangat
dekat. Biasanya, untuk gambar-gambar kecil agar lebih jelas dan detail,
seperti, anting tokoh.
2) CU (CLOSE UP). Pengambilan gambar dengan jarak yang cukup dekat.
Biasanya, untuk menegaskan detail sesuatu seperti, ekspresi tokoh
yang penting, missal, senyum manis atau lirikan mata. Tokoh biasanya
muncul gambar wajah saja.
3) ESTABLISHING SHOT. Pengambilan gambar secara keseluruhan, biasa
disingkat ESTABLISH saja.
4) LS (LONG SHOT).Pengambilan gambar pada jarak jauh. Biasanya untuk
gambar yang terlihat secara keseluruhan.
5) POV (POINT OF VIEW). Sudut pandang satu atau beberapa tokoh
terhadap sesuatu yang memegang peranan penting untuk tokoh yang
bersangkutan.
6) SPLIT SCREEN.Adegan berbeda yang muncul pada satu frame atau layar.
b. Daftar istilah untuk menjelaskan transisi/perpindahan gambar adalah
sebagai berikut.
1) CUT BACK TO: Transisi perpindahan dalam waktu yang cepat untuk
kembali ke tempat sebelumnya. Jadi, ada satu kejadian di satu tempat,
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
2) CREDIT TITLE. Penayangan nama tim kreatif dan orang yang terlibat
dalam sebuah produksi.
3) FLASHES. Penggambaran sesuatu yang belum terjadi dalam waktu
cepat; contohnya: orang melamun.
4) FREEZE. Aksi pada posisi terakhir. Harus diambil adegan yang terjadi
pada tokoh utama dan dapat membuat penonton penasaran, sehingga
membuat penonton bersedia menunggu kelanjutannya.
5) INSERT. Sisipan adegan pendek, tetapi penting di dalam satu scene.
6) MAIN TITLE. Judul cerita pada sinetron atau film.
7) MONTAGE.Beberapa gambar yang menunjukkan adegan berurutan dan
mengalir. Bisa juga menunjukkan beberapa lokasi yang berbeda, tetapi
merupakan satu rangkaian cerita.
8) PAUSE. Jeda sejenak dalam dialog, untuk memberi intonasi ataupun
nada dialog.
9) SCENE.Berarti adegan atau bagian terkecil dari sebuah cerita.
10) SLOW MOTION. Gerakan yang lebih lambat dari biasanya. Untuk
menunjukkan hal yang dramatis
11) TEASER. Adegan gebrakan di awal cerita untuk memancing rasa
penasaran penonton agar terus mengikuti cerita.
CAKRAWALA
Naskah film ialah cetak biru yang ditulis untuk film atau acara televisi.
Skenario dapat dihasilkan dalam bentuk olahan asli atau adaptasi dari penulisan
yang sudah ada seperti hasil sastra. Banyak faktor yang menentukan keberhasilan
sebuah film. Mulai dari penghayatan para pemeran, pengolahan adegan, hingga
penggarapan visualisasinya, semua jadi aspek yang mesti diperhatikan. Di luar
itu, jalan cerita juga jadi hal yang enggak kalah penting.
Konstruksi penceritaan yang baik tentu bisa membuat penonton betah
mengikuti kisah dari awal sampai akhir film diputar. Tugas berat inilah yang
mestidiemban penulis skenario. Sayangnya, meski mereka punya peran penting,
sosok mereka tidak terlalu disorot dibandingkan dengan sutradara dan para
pemeran. Perkembangan film Indonesia sendiri saat ini udah semakin maju. Hal
itu juga tidak lepas dari peran para penulis skenario. Berikut ini 5 tokoh dari
sekian banyak penulis skenario kebanggaan Indonesia.
1. Salman Aristo
Nama Salman Aristo layak disebut pertama jika kita membicarakan
penulis-penulis skenario film di Indonesia. Hal itu dikarenakan tidak sedikit
film besar yang laku keras di pasaran merupakan skenario yang digarap lelaki
kelahiran Jakarta ini. Setelah melakukan debutnya di film Brownies (2004),
Salman menjadi langganan untuk menggarap film-film sukses lainnya.
CAKRAWALA
CAKRAWALA
Dua film tersebut bisa dibilang jadi titik balik perfilman Indonesia.
Berkat penceritaan yang mendetail dan menarik, Jujur kerap dipercaya
CAKRAWALA
JELAJAH INTERNET
RANGKUMAN
1. Naskah
Menurut KBBI, ada empat pengertian naskah, yaitu, (1) karangan
yang masih ditulis dengan tangan, (2) karangan seseorang yang belum
diterbitkan, (3) bahan-bahan berita yang siap untuk diset, dan (4) rancangan
(2001:776). Dalam penulisan naskah, isi informasinya adalah cerita. Cerita,
tak lain dari hal-hal yang terjadi atau dialami oleh manusia atau kehidupan
di alam dan layak untuk diketahui oleh orang lain.
Dalam menulis naskah video, diperhatikan beberapa hal, seperti, judul
program dan deskripsi adegan. Judul program sebaiknya ditulis di bagian
tengah atas kertas den jangan lupa menggunakan huruf kapital.
2. Skenario
Skenario ditulis sebagai dasar untuk memproduksi film atau program
televisi, baik bersifat faktual (berita, features, atau dokumenter) maupun
fiksional (drama, tv-play). Skenario merupakan bentuk tertulis dari gagasan
atau ide yang menyangkut penggabungan antara gambar dan suara,
dimaksudkan sebagai pedoman dalam pembuatan film, sinetron atau
program televisi.
Beberapa pakar sinematografi mengemukakan, bahwa skenario itu
menjadi jiwa dan darah dalam produksi film atau cerita televisi. Dalam
skenario, naskah cerita sudah diuraikan berdasarkan urutan adegan, tempat,
keadaan, dan dialog dalam konteks struktur dramatik.
REFLEKSI
REFLEKSI
oleh format pandang layar bioskop atau televisi. Oleh karena itu, kreativitas
sangat penting dalam proses penulisan.
Kreativitas dan gagasan segar sangat dibutuhkan selama menyusun ide
cerita menjadi naskah skenario. Dengan adanya kreativitas dan gagasan-gagasan
baru tersebut diharapkan akan muncul cerita-cerita film yang beragam, tidak
monoton dan dapat meminimalisir munculnya plagiatisme.
Semakin berkembangnya dunia hiburan, kebutuhan naskah skenario
semakin besar. Bukan hanya naskah untuk film saja, namun juga naskah skenario
untuk berbagai acara televisi, termasuk iklan. Apalagi sampai saat ini pasokan
penulis skenario (Screenwriter) yang berkualitas di Indonesia masih sangat
sedikit.
BAB
HUNTING LOKASI
VI
BAB VI HUNTING LOKASI
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
KATA KUNCI
PENDAHULUAN
Memilih lokasi yang benar tidak asal pilih dan mencari, namun banyak kriteria-
kriteria dalam mencari lokasi yang sesuai dengan naskah dalam karya film atau
program acara televisi. Mulai dari kriteria lokasi berdasarkan keperluan adegan, akses
alternatif, akses darurat, pihak-pihak yang terkait dengan lokasi yang dituju haruslah
menjadi perhatian utama bagi sutradara dan seluruh kru.
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
Kebutuhan lokasi yang mengacu dari naskah tersebut juga sudah harus
memperhatikan hal berikut.
1. Apa yang akan menjadi sumber set desain alami.
2. Properti dari alam atau alamiah apa yang akan mendukung dalam cerita di
skenario.
3. Berapa jumlah properti alami yang ditemukan di lokasi.
4. Akan digunakan dalam scene berapa dari properti alami.
5. Siapa saja yang akan menggunakan properti alami tersebut dalam setiap scene
tersebut.
Pemilihan lokasi tidak asal pilih dan dicocok-cocokan dengan naskah, namun ada
beberapa kriteria maupun syarat-syarat yang harus dipenuhi ketika pemilihan atau
penentuan lokasi yang sesuai dengan naskah, di antaranya sebagai berikut.
1. Lokasi terjangkau oleh kendaraan.
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
Mengenai lokasi juga diangkat dalam buku eletroniknya Paul Elsam, yaitu
sebagai berikut.” Choose a location, and two characters, and decide why the first
one is tense, and the other relaxed. Again, stay aware of your tension in the scene,
but behave as truthfully as you can”.
“Pilihlah suatu lokasi dan dua karakter, dan putuskan mengapa satu hal
adalah ketegangan, dan yang lainnya hal yang santai. Lagi, tetaplah waspada
atas ketegangan dalam scene, tetapi berperilakulah sejujur mungkin”. (Paul
Elsam, 2006).
Spot atau sudut-sudut yang ditemukan dari lokasi ketika melakukan
hunting lokasi dijadikan dasar dalam melakukan proses syuting kelak, setelah
ada kecocokan antara naskah dan lokasi-lokasi yang telah ditentukan dalam
pencarian lokasi tersebut.
Erinda sebagai guru jenjang SMK dalam bidang broadcasting televisi
mengungkapkan dalam wawancara dengan penulis. Ia menerangkan
mengenai hunting lokasi itu ialah mencari data survei lokasi, meninjau lokasi,
menyesuaikan dengan naskah, rechecking kebutuhan logistik apa yang akan
dibawa nanti saat syuting, checking audio, persiapan untuk jumlah kamera,
seberapa luas lokasi yang akan dipakai, sehingga akan berpengaruh dari jumlah
logistik atau peralatan untuk syuting tadi, lighting atau pencahayaan alami
dapat mendukung ataukah tidak, ataukah perlu jumlah lighting yang banyak
agar mencukupi tripoint lighting-nya (Fitries Erinda Hapsari, 2019).
MATERI PEMBELAJARAN
3. Lokasi sebaiknya tidak beresiko besar misal, aksesnya di tebing yang curam,
tidak ada sumber air, dan lain-lain. Hal ini haruslah sangat diperhatikan karena
berkaitan dengan nyawa seseorang baik itu nyawa pemain maupun nyawa kru
produksi. Disarankan untuk mengajak pemandu lokal atau juru kunci setempat
yang mengetahui seluruh lokasi yang akan dipakai syuting. Tujuannya ialah
sebagai berikut.
a. Agar tidak tersesat.
b. Tidak mendatangi daerah yang kadang dilarang oleh juru kunci di lokasi
tersebut.
c. Aman saat proses syuting kelak.
d. Mengutamakan keselamatan dari pemain dan kru.
e. Terjangkau oleh pembawa alat (porter) yang membawa peralatan syuting.
f. Terlindung dari gangguan binatang buas dan bahaya bencana alam yang
tidak kita duga.
MATERI PEMBELAJARAN
5. Dalam lokasi ada jalur evakuasi ketika terjadi bencana alam. Jalur ini sangat
diperlukan karena jalur evaskuasi inilah yang menentukan jarak tempuh ketika
ada kejadian musibah maupun evakuasi korban saat syuting di lokasi. Usahakan
periksa kembali, ketika pencarian lokasi baik di perkotaan maupun daerah
terpencil sekalipun. Karena keselamatan semua orang menjadi tanggung jawab
sang sutradara ketika melakukan pencarian lokasi untuk syuting. Termasuk
lokasi tempat kesehatan terdekat yang mudah dijangkau dengan kendaraan
kecil maupun ambulans.
JALUR EVAKUASI
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
lainnya, tetapi menggugah kekuatan adalah tidak berguna. Contoh yang baik
dari mengubah panggung dapat ditemukan dalam film Hitchcock’s Vertigo,
ketika Madeleine Elster/Judy Barton (kemudian) (Kim Novak), mengatakan pada
John “Scottie” Ferguson (Jimmy Stewart) akan ketakutan hilang ingatannya.
Bagian scene ini mengambil tempat sebelah suatu kejanggalan, putaran,
“tersiksa” pohon dari ungkapan dari emosi tersiksa yang diekspresikan oleh
Novak, mengambil suatu resonansi yang berkekuatan akan sebuah momen
(Nicholas T. Proferes, 2008).
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
Dalam mencari lokasi yang cocok, tim artistik selalu harus memperhatikan
persoalan praktis yang ditimbulkan oleh tempat lokasi, serta apakah lokasi itu
baik dari segi gaya cerita. Perencana harus mampu membantu sutradara dalam
pemilihan tempat lokasi. Misalnya, sesuatu yang kelihatan sempurna dalam
segala hal, mungkin ternyata tidak ada matahari di saat penting pada siang hari,
karena terletak di dalam bayangan gedung-gedung lain, atau mungkin bukannya
menghadap ke Selatan tapi ke Utara. Ada lokasi-lokasi yang secara tetap tertutup
kabut, dan memang wajar bila tempat-tempat demikian dihindari, tapi sangat
mengherankan, bahwa demikian banyak kesalahan serius telah dilakukan hanya
disebabkan tidak adanya konsultasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan dan
kurangnya pandangan ke depan. Jadi diperlukan komunikasi yang intens dengan
departemen lain, utamanya penyutradaraan (Han Revo Joang dan Ezra Parasian,
2018).
CAKRAWALA
JELAJAH INTERNET
JELAJAH INTERNET
Hunting lokasi idealnya, sang filmmaker juga melakukan hunting lokasi ke lokasi
demi memastikan kelancaran produksi (Syaiful Halim, 2017).
https://books.google.co.idbooks?id=K98oDwAAQBAJ&lpg=PA37&dq
=hunting%20lokasi&pg=PA37#v=twopage&q=hunting%20lokasi&f=true
Proses hunting lokasi tidaklah mudah, karena kondisi situasi lapangan yang
kita tidak ketahui, berikut proses hunting lokasi yang bisa ditonton melalui link
youtube berikut.
1. https://www.youtube.com/watch?v=_qiPOPaEzkM
2. https://www.youtube.com/watch?v=j1Jac7ay1cc
3. https://www.youtube.com/watch?v=YkOu-s4stnM
Pemilihan lokasi sesuai kebutuhan naskah dapat disaksikan video berikut ini.
https://www.youtube.com/watch?v=3zt9LBD45Ok
RANGKUMAN
TUGAS MANDIRI
Silahkan amati lingkungan di sekitar rumah kita dalam lingkup RT, RW, dan
kelurahan yang spot/lokasinya cocok untuk proses syuting dan catat dengan
seksama properti-properti alami mauapun buatan yang berada di lingkungan
sekitar rumah kita! Dari situlah kita akan memperoleh informasi, bahwa
lingkungan dekat rumah kita cocok untuk melakukan adegan yang sesuai
skenario.
REFLEKSI
BAB
CASTING
VII
BAB VII CASTING
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
Casting Pemain
Mengidentifikasi
Menjelaskan Teori Karakter Tokoh Menerapkan
Dasar Proses Casting Sesuai Naskah Proses Casting
KATA KUNCI
PENDAHULUAN
Salah satu bidang industri hiburan yang mengalami peningkatan, yaitu industri
perfilman Indonesia. Perjalanan film di Indonesia sebagai berikut, pada tahun 1900-
1936 film masuk di Indonesia. Adanya produksi film dan bioskop yang berjumlah 227
tahun 1954-1955, dibentuknya PPFI (Persatuan Perusahaan Film Indonesia) dan FFI
(Festival Film Indonesia), kemudian pada tahun 80-90 mengalami peningkatan tercatat
jumlah produksi film 721. Pada akhir 80 hingga pertengahan tahun 90an kondisi film
nasional semakin parah dikarenakan televisi-televisi swasta yang menghadirkan film-
film impor dan telenovela. Meningkatnya kembali film Indonesia pada tahun 2000
dengan munculnya film seperti, Petualangan Serina, Jalangkung, Ada Apa Dengan
Cinta, dan lain sebagainya. (Sumber : Harian Umum Pelita).
PENDAHULUAN
Survei menunjukkan banyak kursus atau agensi hiburan di Kota Bandung yang
memiliki program bervariasi namun sedikit kursus atau agensi hiburan yang khusus
memiliki program di bidang acting film. Fasilitas, sistem belajar yang diberikan juga
minim dengan kelas–kelas yang terbatas, sarana-prasarana yang diberikan kurang
menunjang aktivitas proses bejar mengajar. Kemudian sebagai dasar dalam melakukan
proses belajar mengajar akting, penting untuk mempelajari teater terlebih dahulu
yang seringkali tidak dipraktikan pada tempat kursus sekarang ini.
Casting adalah Proses pemilihan pemain sesuai dengan karakter dan peran yang
diperlukan oleh cerita. Pekerjaan ini menjadi tanggung jawab casting departement,
tetapi biasanya sutradara terlibat penuh dalam proses ini. Rencana casting, pada
umumnya, telah diumumkan sebelumnya kepada publik atau agen, sehingga para
aktor dapat mempelajari skenario lalu mempersiapkan adegan yang akan ditampilkan
untuk dinilai. Casting atau proses pemilihan pemain sesuai dengan karakter dan
peran yang diperlukan oleh cerita. Pekerjaan ini menjadi tanggung jawab casting
departement, tetapi biasanya sutradara terlibat penuh dalam proses ini. Rencana
casting, pada umumnya, telah diumumkan sebelumnya kepada publik atau agen,
sehingga para aktor dapat mempelajari skenario lalu mempersiapkan adegan yang
akan ditampilkan untuk dinilai.
Terdapat beberapa metode casting, antara lain sebagai berikut.
1. Casting by ability. Calon pemain terbaik yang dipilih untuk peran penting/utama.
2. Casting to emosional temperament.
Memilih seorang pemain berdasarkan hasil observasi hidup pribadinya, karena
mempunyai banyak kesamaan atau kecocokan dengan peran yang dipegangnya
(kesamaan emosi, temperamen, kebiasaan, dan lain-lain.). Metode casting seperti
ini sering dilakukan oleh para pembuat film Hollywood.
3. Casting to type. Pemilihan pemain berdasarkan kecocokan fisik si pemain (tinggi
badan, berat badan, bentuk tubuh, dan lain-lain.)
PENDAHULUAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
B. Proses Casting
Proses casting merupakan proses menunjukkan keterampilan berakting di
hadapan juri atau sutradara dengan melakukan apa yang diperintahkan oleh juri
atau sutradara, berakting memerankan karakter-karakter yang mampu dilakukan
aktor agar sesuai dengan peran yang akan diberikannya jika lulus casting.
Disaksikan oleh produser, sutradara, pengarah gaya, kameramen, dan yang akan
menguji sejauh mana kemampuan aktor dalam memenuhi permintaan untuk
berakting. Casting call yang merupakan istilah bagi sineas untuk memanggil para
aktornya untuk memerankan karakter-karakter yang akan dimunculkan dalam
sesuatu film, baik para tokoh protagonis maupun tokoh antagonis. Termasuk
menguji kemampuan dialog dan emosi dari setiap aktor-aktor yang di casting-nya.
Sebelum dimulainya proses syuting bagi masing-masing aktor harus
mengetahui struktur teks drama, yang di antaranya ialah prolog (pembukaan),
dialog (percakapan antar pemeran), dan epilog (penutup yang merupakan inti
cerita).
Prolog yang merupakan pembukaan dalam sebuah film maupun program
televisi merupakan bagian yang menentukan alur cerita dalam film tersebut,
apakah alurnya akan maju ataukah alur mundur. Bagian prolog ini dalam proses
casting sudah dapat memilih dan menentukan pemeran yang akan muncul dalam
prolog yang ditampilkan dalam film.
Melakukan prolog dalam casting ibarat kita bercerita jalan hidup diri sendiri.
Melakukan latihan prolog di depan cermin dengan begitu kita akan mengetahui
gestur, mimik, dan ritme dari suara yang kita ucapkan ketika melakukan prolog.
Dialog merupakan percakapan dalam sebuah film atau dalam program televisi,
namun dalam casting pun dialog diperlukan untuk mengukur sejauh mana emosi
dari pemeran terhadap karakternya yang dibarengi dengan dialog. Melakukan
dialog tidaklah mudah, karena banyak faktor yang membuat dialog menjadi sukses
dalam casting maupun saat syuting.
Epilog yang merupakan penutup sekaligus memiliki inti dari cerita dalam
filmnya, dapat berupa anti klimaks. Selain postur tubuh dan wajah yang sesuai
karakter tokoh dalam film juga proses casting harus mempersiapkan kemampuan
olah gerak tubuh, menghilangkan kegugupan itu yang utama saat melakukan
MATERI PEMBELAJARAN
casting, banyak peserta yang mengikuti casting dan gagal lolos dalam audisi karena
kegugupan. Maka dari itu dengan seringnya berlatih akting di hadapan cermin
maupun di hadapan teman bisa menjadi cara yang baik untuk menghilangkan
kegugupan.
Berlatih artikulasi dan intonasi serta ritme suara juga menjadi modal bagi para
aktor yang akan mengikuti casting, karena dalam dialog maupun monolog sangat
diperlukan olah ketiga hal tersebut untuk bisa mengeluarkan emosi dari karakter
atau penjiwaan berperan ketika syuting nantinya.
Casting call merupakan langkah awal untuk mencari pemeran yang sesuai
karakter dalam film dan diperlukan sebelum casting dilakukan, karena untuk
menarik minat dan lebih banyak lagi peserta yang akan menjadi pemeran utama
maupun figuran. Melakukan casting call saat ini mudah dilakukan, dengan cara
membuat poster atau pamflet yang menginformasikan kebutuhan pemain untuk
suatu karya film. Namun saat ini kemajuan teknologipun memudahkan proses
untuk mencari pemeran dengan casting, diantaranya dengan menggunakan laman
resmi atau web site dari rumah produksi maupun dengan menggunakan media
sosial yang dapat dilihat oleh seluruh orang diseluruh penjuru dunia.
Para calon peserta casting-pun harus jeli mencari rumah produksi yang
menginformasikan casting call untuk suatu film karena jika tidak jeli dalam
mengikuti casting call dapat dipastikan kita akan merugi, seperti keluar biaya
besar namun tidak lolos casting dan terkadang rumah produksi ilegal melakukan
penipuan kepada para calon peserta casting. Dalam casting peserta tidak dikenakan
biaya apapun, namun ada beberapa syarat yang dikeluarkan oleh rumah produksi
para peserta casting mengenakan pakaian yang diminta dalam persyaratan casting
call
MATERI PEMBELAJARAN
Casting sheet harus disiapkan ketika akan melakukan proses casting, karena
lembaran casting sheet itulah yang akan mencatat semua spesifikasi para pemeran
yang akan dibutuhkan dalam produksi film yang akan diproduksi nanti. Berbentuk
form atau tabel yang berisi beberapa catatan-catatan dari peserta yang megikuti
casting.
Sikap yang baik bagi peserta casting memanglah sangat diutamakan sebab
para penilai pun akan melihat sikap pesertanya saat mendaftar, datang ke kantor
untuk casting. Keramahan saat tiba di ruang casting menjadi penilaian tersendiri
bagi penilai, karena hal itu akan terus diperlukan dalam kerjasama saat syuting
dilakukan antara pemeran, sutradara, dan kru produksi. Untuk itu hindari sikap
yang kurang baik saat akan mendaftar casting untuk sebuah karya film.
Ambisi untuk memperoleh peran utama dalam karya film harus menjadi
motifasi para calon pemeran dalam memperebutkan peran karakter utama yang
telah ditentukan oleh sutradara. Motivasi muncul dari para peserta ketika sudah
melihat casting call yang telah diumumkan rumah produksi kepada khalayak.
MATERI PEMBELAJARAN
Memiliki keterampilan
MATERI PEMBELAJARAN
Pendalaman karakter
Alat rekam
CAKRAWALA
JELAJAH INTERNET
Dalam proses casting kita harus mampu memerankan apa yang oleh juri
inginkan agar kita lolos dan mendapat peran yang diinginkan oleh sutradara,
kemampuan optimal yang kita miliki harus dimunculkan. Dengan menguasai
gestur dan mimik wajah akan mampu menguasai peran yang kita peroleh.
Silahkan simak tautan mengenai casting berikut ini!
1. http://www.pengertianmenurutparaahli.com/pengertian-casting/
2. https://markaz-production.com/casting-film/
RANGKUMAN
1. Casting adalah mencari calon pemain yang terbaik untuk melakonkan peran
yang penting. Sedangkan casting to emosional temperament adalah mencari
pemain yang sesuai dengan kepribadian atau perilaku calon pemain
tersebut dengan tokoh yang akan diperankannya. Jadi Casting adalah proses
RANGKUMAN
di mana calon pemain film atau drama diseleksi oleh pihak management
atau sutradara.
2. Terdapat beberapa metode casting, antara lain sebagai berikut.
a. Casting by ability
b. Casting to emosional temperament.
c. Casting to type
d. Anti-type casting/education casting
e. Therapeutic casting
3. Ada beberapa hal Hal yang harus dimiliki oleh calon Aktor sebelum casting,
yaitu, sikap yang baik, ambisi, memiliki keterampilan lain, dan pendalaman
karakter
4. Proses casting melibatkan serangkaian audisi di depan panel casting, terdiri
dari individu-individu dalam produksi teater seperti produser teater dan
sutradara teater. Namun, dalam produksi televisi tertentu panel casting
dapat terdiri dari produser televisi atau bila dalam produksi film panel
casting dapat berisi produser film, sutradara film, koreografer, dan lain-lain.
5. Struktur teks drama terdiri dari, prolog, dialog, dan epilog.
6. Drama terdiri dari tiga unsur, yaitu, alur, penokohan, dan dialog.
7. Alur, merupakan rangkaian peristiwa dan konflik yang menggerakkan jalan
cerita.
8. Penokohan, merupakan cara pengarang menggambarkan karakter tokoh.
Dalam sebuah pementasan drama, tokohlah yang mengambarkan secara
langsung naskah drama. Tokoh terbagi dua berdasarkan perannya, yaitu
tokoh utama dan tokoh pembantu.
9. Tokoh, yaitu pelaku yang mempunyai peran lebih dibandingkan pelaku-
pelaku lain, sifatnya bisa protagonis dan antagonis.
10. Wawancara adalah dialog atau percakapan yang harus diucapkan oleh tokoh
cerita.
11. Kramagung adalah petunjuk perilaku, tindakan atau perbuatan yang harus
dilakukan oleh tokoh.
12. Latar, adalah keterangan mengenai ruang dan waktu. Penjelasan latar dalam
drama dinyatakan dalam petunjuk pementasan. Bagian itu disebut dengan
kramagung. Latar juga dapat dinyatakan melalui pecakapan para tokohnya.
13. Bahasa, merupakan media komunikasi antar tokoh. Bahasa juga bisa
menggambarkan watak tokoh, latar, ataupun peristiwa yang sedang terjadi.
TUGAS MANDIRI
REFLEKSI
BAB
PROSES READING
VIII
BAB VIII PROSES READING
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
Bedah Naskah
Perencanaan Proses
Reading
Reading
KATA KUNCI
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Sinopsis yang telah disusun akan dijadikan pedoman bagi semua komponen
untuk memahami alur cerita dan menjadi dasar panduan dalam proses latihan
selanjutnya. Hal ini dilakukan agar antara pemain dan sutradara terjadi kesepahaman
atau kesamaan visi terkait alur cerita yang harus dimainkan nantinya. Setelah semua
memahami, kemudian masuk pada proses reading. Pada tahap inilah banyak sutradara
dan aktor yang terjebak pada paradigman teknik lama yang cenderung membuat
pemain dan sutradara mengalami titik jenuh pada jangka waktu tertentu. Hal ini perlu
disiasati agar dalam penggarapannya tidak menyimpang dari alur cerita dan sinopsis
yang telah dirumuskan bersama.
MATERI PEMBELAJARAN
A. Bedah Naskah
Teknik Reading yang perlu disiasati agar dalam penggarapan sebuah naskah tidak
menyimpang dari alur cerita dan sinopsis yang telah dirumuskan bersama.
1. Reading yang pertama
Para aktor membaca naskah tanpa suara atau membaca naskah dalam
hati saja. Metode ini dimaksudkan agar para aktor mengasah kemampuan
imajinatifnya terlebih dahulu agar gambaran alur cerita yang harus diperankan
oleh para aktor dapat dirasakan terlebih dahulu. Bagian ini merupakan pondasi
utama dalam proses pemahaman naskah dan pemahaman karakter yang
nantinya akan dimainkan.
Pada tahap ini, para aktor akan berlatih untuk menggambarkan/
memvisualisasikan alur cerita di dalam naskah yang dibacanya ke dalam
imajinasi mereka masing-masing. Dengan demikian para aktor sudah dapat
mengerti dan memahami suasana yang harus digambarkan dari alur cerita
dalam naskah yang dibacanya.
2. Reading yang kedua
Para aktor membaca naskah dengan cara bergumam. Hal ini dimaksudkan
agar para aktor dapat memberikan esensi atau warna pada dialognya yang
akan diucapkan dengan memberikan penekanan dan intonasi tertentu meski
hanya bergumam. Seperti orang bisu, meski kata-katanya tidak jelas, namun
lawan bicaranya tetap dapat mengerti dan memahami apa yang dimaksud oleh
si bisu tersebut. Dengan latihan ini diharapkan para aktor dapat memberikan
soul/penjiwaan terhadap dialog-dialognya dengan penekanan dan intonasi
tertentu.
3. Reading yang ketiga
Para aktor membaca naskah dengan cara membaca terpenggal-penggal
mulai dari per-kata sampai pada per-suku kata. Dengan cara ini insting para
aktor diasah untuk mempelajari tempo membaca (tempo cepat dan tempo
MATERI PEMBELAJARAN
lambat), penekanan kata dan penekanan suku kata dalam satu dialog serta kata
kunci dari dialog yang tertulis dalam naskah. Hal ini dimaksudkan agar para
aktor dapat mengolah rasa serta mengatur tingkat emosinya saat mengucapkan
dialog yang akan diperankan.
4. Reading yang keempat
Para aktor membaca naskah dengan cara membaca seluruh dialog yang
tertulis di dalam naskah dengan nada datar. Metode ini dimaksudkan agar
para aktor dapat merasakan kejanggalan-kejanggalan terkait intonasi agar
instingnya terasah untuk mencari titik-titik kata yang perlu mendapatkan
intonasi tinggi atau rendah. Pada tahap ini, aktor akan merasa tidak nyaman
dengan teknik membacanya karena saat membaca tidak terbentuk suasana
apapun dalam imajinasi mereka. Dari sinilah kepekaan rasa serta kemampuan
imajinatif para aktor diasah untuk dapat lebih memahami tingkat emosi yang
harus digambarkan lewat dialog-dialog yang telah disusun dalam naskah.
5. Reading yang kelima
Para aktor membaca naskah dengan intonasi dan jeda serta tempo
sebagaimana telah diimajinasikan pada saat reading tahap-tahap awal. Metode
ini dimaksudkan untuk mensinkronkan antara hasil olah imajinatif para aktor
dengan kemampuan komunikasi verbal para aktor dalam bentuk pengucapan
dan pelafalan dialog. Hal ini juga berguna untuk melatih penjiwaan yang
kemudian diekspresikan dalam bentuk pengucapan dialog bagi para aktor saat
membaca dialog dalam naskah.
Bukan hanya itu, kemampuan para aktor dalam proses pemahaman naskah
dan pemahaman karakter serta perwatakan tokoh yang akan diperankan juga
dapat dilakukan dalam waktu yang relatif singkat. meski proses dilakukan dalam
waktu yang singkat, namun tingkat kematangan para aktor dalam memahami
karakter masing-masing tokoh bisa dibilang cukup matang dan siap untuk
dimainkan di atas panggung. Tapi jangan terburu-buru, masih banyak tahapan
lain yang harus dilalui para aktor dan sutradara untuk menuju pementasan
panggung. Namun yang perlu diingat, bahwa metode latihan teknik reading
ini dilakukan diluar jadwal latihan, atau dengan kata lain, para aktor berlatih
sendiri di rumah atau di sela-sela waktu luangnya.
B. Reading
1. Teori dasar reading
Ada tiga proses dasar yang bisa diterapkan dalam proses reading, yaitu sebagai
berikut.
a. Pada reading yang pertama, para aktor membaca naskah dengan tempo
lambat dengan disertai ekspresi wajah yang juga mengikuti penjiwaan
dari dialog yang diucapkan. Teknik ini sangat membutuhkan kesabaran,
kepekaan, dan keseriusan dari para aktor untuk melatih dirinya sendiri
tanpa bimbingan sutradara. Metode ini dimaksudkan untuk lebih
mematangkan penjiwaan dari para aktor terhadap dialog-dialog yang akan
diucapkannya, serta melatih ekspresi wajah mereka agar lebih matang
dalam menyampaikan isi dialog.
MATERI PEMBELAJARAN
b. Pada reading yang kedua, para aktor membaca naskah tanpa suara atau bisa
juga dengan cara bergumam. Para aktor hanya menekankan ada ekspresi
wajah dan geralan-gerakan tubuh lainnya yang akan mengekspresikan
alur cerita, watak, dan karakter tokoh yang akan dimainkannya. Hal ini
dimaksudkan agar para aktor lebih cerdik dan kreatif dalam berimprovisasi
dengan gerakan dan ekspresi wajah. Selain dilatih untuk menguasai
kemampuan berkomunikasi verbal, para aktor juga harus memiliki bekal
kemampuan komunikasi nonverbal (bahasa isyarat, ekspresi wajah, dan
oleh tubuh). Gunanya adalah jika suatu saat di tengah-tengah pementasan
terjadi masalah dengan organ suara si aktor, maka si aktor masih dapat
menyuguhkan alur cerita sesuai dengan naskah meski tanpa bisa
mengucapkan dialog sepatah katapun.
c. Pada reading yang ke tiga ini, para aktor membaca naskah dengan cara
memplesetkan dialog, atau membangun alur cerita yang ada di dalam
naskah dengan kosa kata dan tata bahasanya sendiri. Boleh identik tapi
tidak boleh seratus persen sama dengan dialog yang tertulis di dalam
naskah. Hal ini dimaksudkan agar aktor mampu mengatasi situasi paling
buruk terkait pembawaan laur cerita di dalam pementasan nantinya.
Contoh, lupa dialog, emosi lawan main drop, lupa alur cerita, dan banyak
hal insidental lainnya yang hanya bisa disiasati dengan improvisasi para
aktor. Improve adalah hal yang penting selama tidak menyimpang dari alur
cerita dalam naskah.
2. Warna Suara
Hampir setiap orang memiliki warna suara yang berbeda. Demikian
pula usia sangat mempengaruhi warna suara. Misalnya, suara seorang kakek,
akan berbeda warna suaranya dengan seorang anak muda. Seorang ibu akan
berbeda warna suaranya dengan anak gadisnya. Apalagi antara laki laki dengan
perempuan, akan sangat jelas perbedaan warna suaranya.
Jadi jelaslah, bahwa untuk membawakan suatu dialog dengan baik,
maka selain harus memperhatikan artikulasi, getikulasi dan intonasi, harus
memperhatikan juga warna suara. Sebagai latihan dapat dicoba mengubah-
ubah warna suara dengan menirukan warna suara seorang tua, pengemis, anak
kecil, dan sebagainya.
Selain mengenai dasar-dasar vokal di atas, dalam sebuah dialog diperlukan
juga adanya suatu penghayatan. Mengenai penghayatan ini akan diterangkan
dalam bagian tersendiri. Untuk latihan cobalah membaca naskah berikut ini
dengan menggunakan dasar dasar vokal seperti di atas.
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
datar dari awal sampai akhir, mungkin di tengah-tengah presentasi audiens sudah
pulas tertidur. Ketika seseorang berbicara dengan nada tinggi dan cepat, sepanjang
presentasi sampai beberapa menit audiens akan menyerah karena tidak mampu
lagi mengikuti apa yang sedang disampaikan.
Sebelum kita bahas bagaimana cara menggunakan intonasi suara yang tepat,
ada baiknya kita mengetahui apa saja komponen-komponen yang ada dalam
sebuah suara. Komponen-komponen suara adalah sebagai berikut.
1. Speech rate, merupakan seberapa cepat seseorang berbicara.
2. Volume, merupakan keras lemah seseorang berbicara.
3. Pitch, merupakan tinggi rendah nada dari suara.
4. Quality, menunjukkan apa yang ada di emosi sseorang.
Setelah kita tahu komponen-komponen suara tersebut, lalu bagaimana
mengaturnya supaya sesuai? Kunci dari penggunakan intonasi efektif dalam
presentasi adalah menciptakan kontras. Ciptakanlah kontras pada komponen-
komponen suara yang ada di atas. Contohnya adalah sebagai berikut.
Kontras dalam speech rate, ada saatnya seseorang berbicara dengan tempo
cepat (misal, ketika orang sedang antusias menyampaikan sesuatu), tetapi ada juga
saatnya berbicara dengan tempo lambat (misal, ketika sedang menyampaikan poin
penting)
Kontras dalam quality, yaitu mengekspresikan dari apa yang dirasakan melalui
intonasi suara. Misal, dalam cerita yang disampaikan tokoh sedang prihatin maka,
hal itu harus diperlihatkan dalam intonasi suara. Begitu juga ketika sedang gembira,
hal itu harus diperlihatkan melalui intonasi suara.
Terakhir tentang bagaimana seseorang harus bersuara adalah antusiasterhadap
apa yang hendak disampaikan. Antusiasme itu menular, misal seseorang
tidak merasa antusias ketika menyampaikan hal yang penting, hanya sekedar
menyampaikannya karena diminta atau memenuhi kewajiban saja apalagi
hanya berharap waktu presentasi segera usai maka, audiens juga akan mampu
merasakannya. Dengan demikian audiens juga akan menjadi tidak antusias.
Akan tetapi ketika seseorang antusias, dan percaya, bahwa apa yang
disampaikan ini benar-benar penting dan bermanfaat untuk audiens, maka audiens
pun akan dapat merasakan dan akhirnya ikut terbawa antusiasme tersebut.
JELAJAH INTERNET
RANGKUMAN
TUGAS MANDIRI
TUGAS MANDIRI
REFLEKSI
Sebelum memasuki shoot day, biasanya sutradara dan penulis skenario akan
meminta proses ‘reading’ bersama aktor yang sudah terpilih. Ini penting, untuk
mendengarkan secara langsung, tentang peran yang akan dimainkan, termasuk
REFLEKSI
intepretasi dia tentang peran itu. Ketika sebuah skenario dikatakan selesai, itu
bukan berarti selesai dalam arti sesungguhnya. Proses reading bisa sebagai
tempat untuk menguji naskah skenario, dengan mendengar mereka para aktor
membaca seolah pengambilan gambar yang sesungguhnya.
Proses reading tidak selalu dihadiri oleh sutradara, bahkan cukup dipandu
oleh acting coach. Dalam banyak kasus di Indonesia, banyak juga sutradara
yang memang tidak mewajibkan proses reading bersama pemainnya. Dia lebih
senang memberikan masukan tentang karakter melalui dialog intens dengan
pemain. Tapi memang lebih baik jika sutradara jika hadir dalam proses reading
ini. Sutradara akan mendengarkan bagaimana para pemain mendalami karakter
yang diperankan. Bisa saja mereka akan bertanya,“ Mengapa karakter saya harus
memberikan reaksi seperti ini? Bisakah saya memberikan reaksi yang lain”. Itu
merupakan dialog yang konstruktif, karena skenario bisa diperbaiki lagi.
Di beberapa negara proses reading tidak selalu baku juga. Industri film
Bollywood diketahui tidak mewajibkan proses reading bersama, karena
menganggap sebagai aktor sudah semestinya mereka memahami peran yang
diminta. Sutradara akan berdiskusi langsung dengan aktor.
Di Hollywood, kadang kala proses reading tidak dilakukan dengan aktor,
tapi dengan menyewa orang-orang untuk membaca skenario tersebut. Semacam
Focus Group Discussion. Namun ada juga yang memang meminta proses reading
dilakukan dengan aktor sungguhan walau mereka belum dikontrak untuk
memerankan specifik peran itu.
Di dalam beberapa proses reading jangan biarkan aktor berimprovisasi,
karena tujuan dari reading ini adalah untuk mengidentifikasi kesalahan,
sehingga bisa diperbaiki apa yang telah ditulis. Setelah reading, biarkan
aktor mengomentari karakter, dialog, cerita. Ajukan pertanyaan terbuka serta
pertanyaan specifik. Para aktor kemungkinan besar akan memiliki lebih banyak
pertanyaan untuk kita.
BAB
BLOKING
IX
BAB IX BLOKING
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
Bloking
KATA KUNCI
PENDAHULUAN
MATERI PEMBELAJARAN
A. Pengertian
Bloking menjadi salah satu teknik yang harus di kuasai oleh seorang aktor dan
aktris dalam setiap pementasan. Walaupun aktor/aktris tersebut memiliki akting
yang bagus namun ketika ia tidak menguasai teknik bloking, hal itu akan menjadi
sia-sia. Bloking adalah kedudukan tubuh pada saat di atas panggung. Bloking yang
benar adalah bloking yang seimbang, utuh, bervariasi, dan memiliki titik pusat
perhatian. Teknik ini menjadi tolak ukur seorang pemain dalam pementasan.
Sedangkan bloking di dalam drama, yaitu tidak memblokir pemain dengan cara
tidak menutupi pemain tersebut dari hadapan penonton agar penonton tidak
merasa penasaran.
MATERI PEMBELAJARAN
B. Jenis Bloking
1. Bloking Pemain
Dalam drama kontemporer terkadang naskah tidak menerapkan teknik
bloking yang sempurna, bahkan kadang-kadang naskah ataupun sutradara
sama sekali meninggalkan prinsip-prinsip teknik bloking. Ada juga naskah
yang menuntut adanya gerak-gerak yang seragam di antara para pemainnya.
Komposis di dalam pentas adalah pembagian pentas menurut bagian-bagian
yang tertentu. Komposisi pentas ini dibuat untuk membantupenerapan teknik
bloking, di mana setiap bagian di dalam pentas mempunyai arti tersendiri.
Berikut ini adalah skema komposisi pentas.
7 8 9
4 5 6
1 2 3
Kadar kekuatan di dalam pentas dapat dilihat pada urutan nomornya.
Bagian depan lebih kuat daripada bagian belakang. Bagian kanan lebih kuat
daripada bagian kiri. Oleh karena itu jangan menempatkan diri atau benda
yang kadar kekuatannya tinggi pada bagian yang kuat. Carilah tempat-tempat
yang sesuai agar bloking kelihatan seimbang. Walaupun demikian harus tetap
dalam batas-batas yang wajar, jangan terlalu dibuat-buat.
2. Bloking Kamera
Bloking camera merupakan penempatan letak kamera pada suatu titik
tertentu untuk mendapatkan arah pandang (cover) pada suatu bidang.
Penerapan bloking camera akan dipadukan dengan penggunaan angle camera,
movement camera, dan framing, sehingga dapat membentuk suatu alur cerita
yang enak dilihat, lebih menarik dan tidak jumping.
Bloking camera/penempatan kamera/peletakan sebuah kamera yang
mengarah kepada suatu objek sesuai dengan tuntutan naskah atau storyboard
yang dibuat. Peletakan ini akan membentuk sebuah arah pandang antara
lain, frontal adalah penempatan kamera tepat didepan 3 objek itu berarti
gambar yang dihasilkan adalah objek berada di tengah frame, sedang profile
adalah penempatan kamera menyamping dari objek, shot ini menghasilkan
pengambilan gambar objek seperti layaknya wayang kulit.
Berikut adalah macam-macam dari bloking kamera, yaitu sebagai berikut.
a. Over Shoulder Shot
Pengambilan gambar dua subjek yang sedang melakukan pembicaraan,
sementara kamera diletakkan dibelakang pundak salah satu subjek,
sehingga di dalam frame terdapat subjek yang menghadap sedikit serong
dari kamera, dikarenakan subjek sedang menghadap lawan bicaranya
dengan foreground atau latar depan. begitu sebaliknya atau shot berikutnya
dengan shot yang sama.
MATERI PEMBELAJARAN
b. Objective Shot
Teknik pengambilan ini sering kali ditampilkan dalam hampir seluruh
acara televisi, sebagai contoh acara perbincangan, kuis, pariwara/iklan.
Di mana teknik pengambilan ini mempunyai kesan psikologis, bahwa
penonton hanya sebagai pengamat atau peninjau (observer), jadi kesan
yang ditimbulkan adalah penonton dimanjakan untuk menikmati oleh
sajian-sajian yang ditayangkan oleh stasiun televisi.
c. Subjective Shot
Teknik pengambilan gambar ini hanya dilakukan untuk menciptakan
suasana dramatik khususnya acara sinetron yang memungkinkan suasana
cerita ini menjadi bagian dari penonton. Untuk teknik pengambilan ini
mempunyai kesan psikologis, bahwa seolah-olah penonton dilibatkan
dalam acara tersebut sebagai pelaku dalam adegan ini. Sebagai contoh
pengambilan gambar suasana pasar yang ramai, sementara juru kamera
melakukan pergerakan kamera maju atau track ini di antara keramaian
orang-orang, yang ingin disampaikan di sini oleh pengarah acara adalah
seorang pencuri melarikan diri dari kejaran seorang polisi, yang dirasakan
oleh penonton adalah seolah-olah penonton yang berlari sebagai
pencurinya.
Unsur unsur bloking kamera melingkupi sebagai berikut.
a. Type of shot
b. Framing
c. Camera angle
d. Movement camera
3. Microphone
Bloking Mic bertujuan untuk menghindari feedback dan agar bisa memilih
jenis mic yang sesuai dengan kebutuhan. Misal, Mic condensor frekuensi rendah
untuk vokal/alat musik gitar todong, dan frekuensi tinggi untuk alat musik
seperti, gendang/gamelan.
Membuat video tidak hanya soal gambar HD namun juga harus memiliki
audio yang jernih. Kualitas rekaman audio juga ditentukan oleh mikrofon
yang dipakai. Sama seperti kamera yang banyak sekali pilihannya di pasaran,
mikrofon pun demikian.
Kamera yang memiliki kemampuan merekam video biasanya sudah
dilengkapi mikrofon built in di dalamnya. Ada mikrofon yang bagus untuk
merekam video? Mikrofon camcorder ternyata ada tiga jenis, yaitu, Shotgun,
lapel (atau lavaliere) dan mic tangan.
a. Shotgun
Mikrofon jenis Shotgun memiliki kekhususan karena menerima sinyal
suara hanya dari satu arah saja. Dengan bentuknya yang silinder, Shotgun
jadinya malah mampu menangkap dengan sangat baik kualitas suara yang
diterima dari arah depan. Sehingga jenis ini dinamakan “Shotgun”.
Dengan kemampuannya yang sangat bagus itu membuat Shotgun
jadi andalan filmmaker untuk membuat film. Namun YouTuber juga suka
MATERI PEMBELAJARAN
b. Lavaliere
Mic jenis Lavaliere alias Lavs ini lebih sering digunakan oleh pembawa
acara sebuah televisi karena bagus untuk merekam wawancara. Lavs juga
sangat cocok untuk melakukan vlog di luar ruangan oleh para YouTuber,
misalnya untuk jenis travel-log. Hal ini karena lavs-mic ini jelas yang paling
dekat dengan mulut kita dan hanya merekam suara yang benar-benar keras
(suara kita), sehingga sangat cocok untuk mengurangi suara-suara lain.
Untuk tipe Lavs ada yang memakai kabel maupun yang sudah wireless.
Ukurannya yang sangat kecil juga menambah nilai plus karena tidak
mencolok, sehingga tidak akan membuat aneh penampilan. Cukup jepitkan
MATERI PEMBELAJARAN
di baju dan berbicaralah sambil bergerak seperti biasa, dan hasilnya sangat
jernih. Pastikan mikrofon tersebut tidak jauh-jauh dari mulut.
c. Handheld
MATERI PEMBELAJARAN
Selain memilih mikrofon, hal lain yang perlu perhatikan adalah sebagai
berikut.
Selain mikrofon, kondisi lingkungan saat perekaman juga harus
diperhatikan, karena akan mempengaruhi kualitas audio nantinya. Dengan
memperhatikan detil Anda akan terselamatkan dari kepusingan menghapus
noise saat post produksi.
a. Pilihlah lokasi atau ruang yang tidak terganggu suara keras atau yang bisa
dikontrol.
b. Matikan sumber bunyi dengungan seperti, AC, generator, kulkas, dan
semacamnya.
c. Jika syuting di kantor sendiri, maka peringatkan dulu rekan kerja di
background syuting agar tenang dan tidak bersuara.
d. Kurangi noise dengan melapisi dinding memakai selimut atau memasang
panel akustik agar tidak menggaung/bergema.
4. Cahaya
Salah satu unsur penting dalam produksi film adalah tata cahaya atau
lighting. Lighting adalah penataan peralatan pencahayaan, dalam hal ini adalah
untuk menerangi objek pengambilan gambar. Sebab, tanpa adanya cahaya,
maka tidak akan terlihat maksimal. Secara umum itulah fungsi dari tata cahaya,
terbagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
a. Lighting sebagai penerangan.
b. Lighting sebagai pencahayaan.
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
2. Utuh
Utuh, berarti bloking yang ditampilkan hendaknya merupakan suatu
kesatuan. Semua penempatan dan gerak yang dilakukan harus saling
melengkapi dan tidak saling menutupi. Contohnya adalah diletakkan sesuai
dengan ceritanya yang berlatar-belakang cerita, pergerakan dan posisi berdiri
para pemain juga menunjang acting yang sedang diperankan oleh pemain
lainnya.
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
5. Wajar
Seorang aktor/aktris tentu berharap penonton dapat memahami apa
yang ia lakonkan di atas panggung. Wajar, artinya setiap penempatan pemain
ataupun benda-benda haruslah tampak wajar, tidak dibuat-buat. Di samping itu
setiap penempatan juga harus memiliki motivasi dan beralasan.
JELAJAH INTERNET
Untuk mendalami dan menambah wawasan kamu tentang bloking, kamu dapat
membaca di website, tambah pinter.com dengan cara mengolah bloking drama.
RANGKUMAN
TUGAS MANDIRI
TUGAS MANDIRI
Menurut kamu apakah gambar di atas sudah sesuai dengan 5 teori dasar
bloking atau tidak? Jelaskan!
REFLEKSI
REFLEKSI
BAB
REHEARSAL
X
BAB X REHEARSAL
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
Rehearsal
KATA KUNCI
PENDAHULUAN
Tahapan dalam membuat program televisi dan karya film ialah latihan atau disebut
juga rehearsal, yang mana kegiatan ini merupakan kegiatan untuk melatih adegan dan
dialog dari masing-masing pemeran maupun pengisi acara dalam program televisi.
Ada perbedaan kegiatan rehearsal dalam program televisi dengan produksi karya film,
di antaranya susunan dalam time schedule, bedah naskah atau reading naskah, set
desain studio atau lokasi syuting, dan perbedaan lainnya. Namun kesamaannya ialah
saat berlatih dari naskah yang telah dibuat.
Persiapan rehearsal yang utama ialah selain naskah ialah berlatih vokal, berlatih
ekspresi dan gestur, berlatih fisik, berlatih adegan, bahkan sampai berlatih emosi
antara pemain, agar ketika syuting karakter dari peran yang diberikan sesuai dengan
keinginan sutradara. Berlatih naskah atau membaca naskah yang telah diberikan
haruslah dicermati dengan baik, mulai dari karakter yang melekat dari peran yang
diterima oleh aktor. Keterangan yang diberikan oleh penulis naskah pun harus menjadi
perhatian, karena akan menjadi penanda jeda maupu gerak tubuh atau gestur.
Tempat rehearsal dipilih berdasarkan keinginan sutradara, bahkan ada tempat
khusus bagi aktor agar dapat berlatih dengan baik tanpa banyak yang mengganggu.
Tempat ini tergantung pada situasi yang ada di lokasi. Rehearsal di perkotaan bisa
dilakukan di hotel untuk para aktornya, rumah warga, atau villa jika kita berada di
daerah wisata atau terpencil.
Proses rehearsal juga melatih vokal, intonasi, gaya bahasa, logat, atau aksen
pun menjadi perhatian sutradara karena akan mempengaruhi dialog dari peran yang
dilakukan aktor ketika beradegan dalam syuting. Vokal yang diinginkan sutradara
haruslah bisa dilakukan oleh aktor meski karakter vokalnya jauh berbeda dengan
karakter vokal aslinya yang dimiliki aktor. Latihan dalam olah vokal ialah dengan
senam mulut, maupun berlatih artikulasi, berlatih mimik, vokal berekspresi.
PENDAHULUAN
Ekspresi wajah dalam latihan sebelum proses syuting adalah hal yang menjadi
perhatian para aktor, karena dari latihan berekspresi tersebut akan memunculkan
karaker yang kuat dari tokoh karakter. Cathy Haase menjelaskan seputar ekspresi
dalam film bagi aktor ialah sebagai berikut.
“If you want to be a film actor, you must learn to accept yourself (or the struggle that
you face in attempting to do that) and freely interact with yourself through your feelings.
This interaction is seen, through relaxation, on the expression it releases in the muscles
of your face. The work the actor puts into trying to perfect this interaction, which begins
with the self and then extends to the character, the script, the other actor, etc., begins
with the Mental Relaxation exercises”.
“Jika kamu mau menjadi seorang aktor film, kamu harus belajar menerima dirimu
sendiri (atau memperjuangkan ekspresi wajah) dan bebas dalam mengutarakan
perasaan diri sendiri. Interaksi dapat terlihat, melalui relaksasi, dalam suatu ekspresi
yang dikeluarkan oleh otot-otot wajahmu. Pekerjaan seorang aktor mencoba untuk
sempurna dalam berinteraksi, yang dimulai dengan diri sendiri dan dilanjutkan menjadi
suatu karakter, naskah, aktor lainnya, dan lain-lain. Dimulai dengan latihan ralaksasi
mental”. (Cathy Haase, 2003).
Gestur ekspresi gerak tubuh juga menjadi bagian dari kemampuan seorang
aktor dalam berakting di dalam film dengan karakter yang diperankannya. Cathy pun
mengutarakan tentang gestur dalam bukunya mengenai akting bagi seorang aktor,
sebagai berikut.
“In film, most of the time, actors are only required to bring truth to their gesture,
and for the camera, the gesture must be like a laser, light, small,and extremely powerful.
The gesture originates from acute observation, but one cannot observe everything all
at once all the time. A selection must be made. The selection, or choice, becomes the
structure in which the focus can direct itself and concentration can begin to take place”.
“Dalam film, sewaktu-waktu, aktor wajib membawa gerak tubuhnya yang
sebenarnya, dan bagi kamera, suatu gerak tubuh harus menjadi bagaikan sebuah
laser, bersinar, kecil, dan bertenaga. Suatu gerak tubuh berasal dari observasi yang
mendalam, tetapi tidak semuanya dapat diamati sepanjang waktu. Seleksi harus
dibuat. Seleksi, atau pilihan, menjadi suatu struktur yang berfokus dan dapat diarahkan
dengan sendirinya disertai konsentrasi”. (Cathy Haase, 2003).
Berbeda dengan apa yang diutarakan oleh Stephen J. Cannell dalam bukunya
berjudul Television Productions : A History Of All Series And Pilots/Jon Abbott yang
menjelaskan tentang ekspresi ialah sebagai berikut.
“Kramer is no second fiddle in her role in Hunter despite the imposing size and
presence of Dryer, and often can be seen stealing the scene with her lovely facial
expressions (a ploy that saw her through that dismal year on the sit-com)”. (Stephen
J. Cannell, 2009). Dari apa yang diutarakan Stephen tersebut mengisyaratkan, bahwa
meskipun aktor sedang mengalami kesulitan-kesulitan dalam hidupnya tidaklah
menjadi halangan untuk berakting di hadapan kamera, dan ekspresi wajah haruslah
menjadi kekuatan ketika ber-akting.
PENDAHULUAN
Paul Elsam juga memberikan definisi mengenai ekspresi pada wajah, sebagai
berikut.
“It’s an essential skill for an actor, audiences seated in the back row of a big theatre
auditorium can only gain a limited amount of information from watching your body; it
may be impossible to see the subtleties of your facial expressions”.
“Adalah suatu esensi dari kemampuan bagi seorang aktor, penonton yang duduk
di barisan bagian belakang ruangan auditorium teater yang besar hanya mendapatkan
suatu keterbatasan dari sejumlah informasi saat menonton tubuhmu, hal itu menjadi
tidak mungkin untuk melihat kehalusan dari ekspresi wajahmu”. (Paul Elsam, 2006).
Fisik bagi aktor merupakan modal utama, sehingga berperan sebagai aktor
diharuskan memiliki fisik yang bugar atau prima, maka latihan olah raga ketika
rehearsal haruslah dilakukan karena mempengaruhi laga/akting seorang aktor saat
syuting.
Apalagi saat memerankan adegan laga atau perkelahian yang tanpa menggunakan
stuntman/pemeran pengganti, maka fisik aktor merupakan tumpuan dalam beradegan
yang mengeluarkan enegi yang banyak dari tubuh. Asupan makanan pun mejadi
pendukung bagi aktor yang berperan dalam adegan perkelahian atau ber-genre action.
Berlatih adegan bagi aktor wajib hukumnya, karena menjadi tolak ukur bagi
sutradara akan keseriusan sang aktor dalam memerankan karakter dalam tokoh yang
diterimanya dari sebuah film. Sedangkan dalam program televisi berlatih adegan
diperlukan jika program acara tersebut menuntut adegan drama dalam konten
programnya. Sang asisten sutradara lah yang bertugas membantu sutradara dalam
menjelaskan adegan maupun dialog yang terdapat dalam naskah skenario yang
diterima oleh aktornya atau bintang tamu. Namun terkadang pembawa acarapun harus
PENDAHULUAN
mampu mengimbangi adegan dan dialog yang diperankan oleh bintang tamunya.
Karena demi reting yang tinggi itulah pembawa acara juga berlatih adegan dengan
serius. Meski drama yang dimainkan dalam acara formal di studio, tetap menuntut
kemampuan beradegan sang pembawa acara.
Berlatih emosi antara pemain yang harus dilakukan karena jika ada adegan drama
dalam setiap scenenya pastilah harus memunculkan emosi masing-masing aktor
sesuai perannya.
“If the breath gets caught or you feel yourself spacing out, sigh. Sighing is done by
bringing the air high into the chest, then letting it all out at once. It releases tension and
uncovers things you didn’t know were there. Ask yourself, “When do I sigh in life?”It’s
often when you have feelings that you can’t express. Sighing is often a flag signifying
that emotions need to be expressed”.
“Jika nafas terbatuk atau kamu merasakan dirimu terhempas ke luar, mendesah.
Desahan itu selesai dengan membawa udara tinggi masuk ke dalam dada, lalu biarkan
itu keluar sekali. Emosi melepaskan ketegangan dan membuka sesuatu yang kamu
tidak tahu di mana itu. Tanyakan dirimu sendiri, “ketika saya mendesah dalam hidup?”
Seringkali emosi itu bisa kamu rasakan ketika kamu tidak dapat mengekspresikannya.
Mendesah seringkali suatu bendera tersignifikan pada emosi-emosi untuk di
ekspresikan.” (Cathy Haase, 2003).
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
latihan. Ruangan yang digunakan untuk berlatih juga menjadi hal yang penting,
karena di sini lah aktor berlatih mengeluarkan segala kemampuannya dalam
berekspresi. Ruangan yang digunakan juga dibuat jauh dari gangguan, sehingga
dapat digunakan secara maksimal.
MATERI PEMBELAJARAN
B. Proses Rehearsal
Fokus dalam kegiatan rehearsal di antaranya, pemain/talent, artistik, kamera,
dan tata cahayanya, tata suara, dan sutradara yang melakukan evaluasi. Dari
kegiatan ini juga seluruh kru dan pemain maupun pembawa acara dalam program
televisi akan dapat mengukur sejauh mana kesiapan yang telah dilakukan oleh
masing-masing kru maupun pengisi acaranya atau pemain utama dan pemain
figuran.
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
CAKRAWALA
JELAJAH INTERNET
1. Proses produksi sebelum dilakukan ada hal yang juga menjadi penentu
berhasil tidaknya proses produksi tergantung dari kegiatan rehearsal
yang dilakukan sebelum syuting dilakkukan. Berikut ini materi mengenai
manajemen produksi dalam film. https://www.academia.edu/8030863/
MANAJEMENPRODUKSIFILMPengantar
2. Secara teknik rehearsal untuk mendapatkan penampilan terbaik dari
aktornya dapat dilihat dalam video tayangan berikut. https://www.youtube.
com/watch?v=vRnf-qQ3nRk
3. Berikut tayangan video dapat ditonton dengan link di bawah ini mengenai
tips dan trik ketika melakukan rehearsal dalam reading naskah atau bedah
naskah. Teknik tak terduga di balik adegan film terdapat dalam link sebagai
berikut. https://www.youtube.com/watch?v=3SqGA4V0ZcM https://www.
youtube.com/watch?v=_qq9gBad3hM
4. Program televisi pun perlu dilakukan rehearsal, terutama program televisi
yang ditayangkan langsung, berikut kegiatan rehearsal yang dilakukan di
telvisi yang dapat Anda lihat dalam tayangan video dengan judul dan link
berikut ini.
JELAJAH INTERNET
1 2 3
4 5
RANGKUMAN
Proses produksi program televisi dan produksi karya film melalui tahapan
rehearsal yang bertujuan agar ketika produksi berlangsung meminimalisir
kesalahan ketika melakukan adegan maupun dialog atau monolog di lokasi.
Tujuan rehearsal selain diperuntukan bagi pemain dalam film juga dilakukan bagi
pembawa acara/presenter yang mana kegiatannya disesuaikan dengan rundown
atau naskah skenario dalam produksi film.
Fokus dalam kegiatan rehearsal ialah diantaranya pemain/talent, artistik,
kamera dan tata cahayanya, tata suara, dan sutradara yang melakukan evaluasi.
Dari kegiatan ini juga seluruh kru dan pemain maupun pembawa acara dalam
program televisi akan dapat mengukur sejauh mana kesiapan yang telah
dilakukan oleh masing-masing kru maupun pengisi acaranya atau pemain utama
dan pemain figuran.
RANGKUMAN
TUGAS MANDIRI
REFLEKSI
REFLEKSI
meminimalisir kesalahan dalam melakukan dialog antara aktor utama dan figuran.
Karena aktor figuran pun ketika syuting harus dapat mengimbangi adegan dan
dialog ketika syuting dengan aktor utama. Maka dalam rehearsal tersebutlah
para aktor berlatih keras dan sungguh-sungguh dan juga fokus terhadap scene
yang terdapat peran dan dialog bagian aktor tersebut.
Refleksi lainnya ialah aktor dan sutradara harus sejalan dalam
menterjemahkan skenario atau naskah yang dibuat. Bahkan berlatih dengan
properti pun aktor harus dapat menyesuaikan properti yang akan digunakan
sesuai dengan skenarionya. Agar tidak terjadi kesalahan adegan yang banyak
maka dari itu proses rehearsal ini lah menjadi kunci utama sang aktor ketika
akan beradegan nantinya saat syuting. Peralatan pun dalam rehearsal dilakukan
pemeriksaan ulang, karena tidak menutup kemungkinan gagal syuting hanya
gara-gara rusaknya alat yang akan digunakan. Bagi sineas pemula menjadi acuan
dalam proses produksi yang terpenting ialah juga diukungan peralatan dan
kondisinya.
Semoga dari refleksi ini para sineas milenial mampu berkarya dengan baik
dan dengan dukungan peralatan yang baik, sehingga karyanya dapat dinikmati
banyak orang tidak hanya di lingkungan sekolah, tetapi secara nasional bahkan
mendunia, karya anak negeri lah yang menjadikan nama bangsa Indonesia ini
menjadi harum di mata internasional. Oleh sebab itu, proses rehearsal ini harus
benar-benar dilakukan dengan intens, sungguh-sungguh, dan secara optimal
atau maksimal dalam melakukannya. Terutama bagi sutradara harus dapat
mengarahkan aktor dan krunya untuk menyempurnakan karyanya itu dengan
kegiatan rehearsal ini.
A. Pilihan Ganda
Jawablah pada pilihan jawaban yang anda anggap paling benar!
2. Format berita dimana naskah berita (lead in, tubuh berita, hingga penutup)
dibaca oleh presenter disebut dengan?
a. Voice Over
b. Package
c. Grafis
d. Live on Cam
e. Sound on Tape
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
9. Dalam Bahasa Perancis, jurnalistik berasal dari kata journ yang artinya...
a. Majalah
b. Catatan Harian
c. Berita
d. Pers
e. Wartawan
10. Berita adalah laporan tentang peristiwa atau pendapat yang memiliki nilai
penting, menarik bagi sebagian khalayak, masih baru, dan dipublikasikan
secara luas melalui media massa periodik. Berikut adalah pengertian berita
menurut?
a. Onong Uchjana
b. Eric C. Hepwood
c. Freda Morris
d. KBBI
e. JB Wahyudi
12. Kesegaran waktu, peristiwa maupun kabar yang baru saja terjadi, sedang
hangat-hangatnya diperbincangkan. Berikut merupakan pengertian Nilai
Berita...
a. Aktual
b. Proximity
c. Conflict
d. Berguna
e. Faktual
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
13. Uraian fakta dan atau pendapat yang hanya mengandung inti-inti dari 5W+H,
sistematis uraian diurutkan dari hal-hal yang paling penting menuju ke yang
kurang penting. Durasinya tidak terlalu panjang, hanya sekitar 1-1,5 menit.
Adalah pengertian dari....
a. Indept News
b. Straight News
c. Feature
d. Dokumenter
e. Hard News
14. Berikut ini manakah yang merupakan pengertian dari format berita
Package...
a. Reporter cukup menulis lead in yang kemudian dibacakan oleh presenter/
penyiar.
b. Lead in dan tubuh berita seluruhnya dibacakan oleh penyiar. Gambar
menyertai ketika presenter membacakan isi berita.
c. Lead in dan tubuh berita seluruhnya dibacakan oleh penyiar. Gambar
pendukung hanya berupa grafik dan tulisan.
d. Berita yang lead in dibacakan oleh penyiar kemudian diikuti oleh pernyataan
dari narasumber. Isi berita hanya berupa statement narasumber.
e. Lead in dibacakan penyiar, isi berita dibacakan (dubbing) oleh reporter
bersangkutan. Pada tubuh berita diselipkan SOT narasumber.
15. Berikut ini manakah yang merupakan pengertian dari format berita
Reader...
a. Reporter cukup menulis lead in yang kemudian dibacakan oleh presenter/
penyiar.
b. Lead in dan tubuh berita seluruhnya dibacakan oleh penyiar. Gambar
menyertai ketika presenter membacakan isi berita.
c. Lead in dan tubuh berita seluruhnya dibacakan oleh penyiar. Gambar
pendukung hanya berupa grafik dan tulisan.
d. Berita yang lead in dibacakan oleh penyiar kemudian diikuti oleh pernyataan
dari narasumber. Isi berita hanya berupa statement narasumber.
e. Lead in dibacakan penyiar, isi berita dibacakan (dubbing) oleh reporter
bersangkutan. Pada tubuh berita diselipkan SOT narasumber.
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
18. Berikut ini mana yang tidak termasuk peralatan dan perlengkapan master
control room...
a. Kamera
b. Switcher
c. Character generic
d. VTR
e. Audio Mixer
20. Diantara pilihan berikut, mana yang termasuk peralatan dan perlengkapan
studio...
a. Microphone
b. Lighting
c. Kamera
d. Teleprompter
e. Semua benar
21. Dibawah ini yang bukan penulisan sebuah program acara biasanya terdiri dari
serangkaian kegiatan yaitu ...
a. Lokasi
b. Storyline
c. Sinopsis
d. Treatment
e. Artikel
22. Fungsi naskah mempunyai peran sentral dalam memproduksi sebuah mata
acara televisi diantaranya adalah …
a. Member inspirasi
b. Memberi informasi
c. Menghibur
d. Propaganda
e. Sebagai konsep dasar
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
24. Pada program drama dan non drama dalam sebuah acara di awali dengan
pembuatan synopsis dan treatment, keduanya memiliki perbedaan isi synopsis
dan treatment dalam drama memiliki perbedaan isi. Synopsis dan treatment
dalam drama memiliki perbedaan mendasar yakni …
a. Sinopsis merupakan garis besar cerita sedangkan treatment uraian dari
setiap adegan.
b. Sinopsis merupakan garis besar cerita, sedangkan treatment isi detail
cerita.
c. Sinopsis merupakan isi detail cerita sedangkan treatment ide dasar cerita.
d. Sinopsis merupakan uraian dar setiap adegan sedangkan treatment dialog.
e. Sinopsis merupakan dialog setiap pemain, sedangkan treatment garis
besar cerita
25. Dalam pengambilan gambar syuting adegan action yang paling utama dan
penting adalah ...
a. Make up yang paling berkesan
b. Perputaran kamera agar terkesan dramatis
c. Mengatur peran pengganti
d. Tata cahaya yang sangat minim
e. Blocking kamera untuk menghindari tipuan pukulan
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
27. Drama adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi dan dicipta melalui
proses ...
a. Rekayasa ilmiah
b. Kisah-kisah tentang seseorang
c. Imajinasi kreatif dan kisah-kisah drama atau fiksi yang direkayasa dan
dikreasi ulang
d. Kisah-kisah yang dikreasi ulang
e. Fiksi yang realistis
28. Berikut ini kolom yang terdapat dalam Master Breakdown ...
a. Nomor ponsel artis
b. Scene
c. Alamat jelas syuting
d. Rincian biaya syuting
e. Nomor kamera
30. Mata acara dalam pola acara siaran TV dapat diperoleh dengan cara …
a. Menentukan judul mata acara terlebih dahulu
b. Melakukan riset terhadap khalayak
c. Menentukan durasi penyajian
d. Hasil pertukaran program acara
e. Kebijakan pemerintah
B. Essay
Jawablah uraian jawaban yang anda isi dengan benar!
1. Kemukakan pendapatmu, apakah sebuah film atau program acara televisi yang
diminati penonton tergantung pada sutradara ataukah pemainnya?
2. Manajemen produksi seperti apa yang anda sukai ketika melakukan proses
produksi film atau program tv? Jelaskan!
3. Jelaskan bagaimana proses pembuatan naskah film yang anda ketahui!
4. Apa saja isyarat-isyarat yang anda lakukan ketika anda menjadi sutradara
ketika syuting?
5. Bagaimana anda sebagai sutradara menemukan ide atau basic story dari
produksi film atau konsep kreatif program televisi, jelaskan!
BAB
PRODUCTION MEETING
XI
BAB XI PRODUCTION MEETING
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
Production Meeting
Mengidentifikasi
Menjelaskan Teori Menerapkan
Personel yang Production
Dasar Proses
Production Meeting terlibat pada Meeting
Production Meeting
KATA KUNCI
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Rapat produksi dapat dilaksanakan jauh sebelum proses praproduksi tapi anggota
rapatnya pun terbatas, hanya produser, sutradara, dan penulis naskah. Tapi dapat juga
langsung rapat produksi beserta kru-kru produksi dari seluruh divisi. Bukan hal yang
paten dalam melakukan rapat produksi, karena rapat produksi bisa juga hanya dihadiri
sutradara, penulis naskah, dan kepala-kepala divisi yang nantinya para kepala divisi
akan melakukan rapat atau briefing dengan seluruh kru produksinya masing-masing
dalam memberikan instruksi dan arahan dari tugas masing-masing kru produksi.
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
microphone, hingga proses dubbing, voice over, dan hal lainnya berkaitan dengan
tata suara suatu film atau yang pastinya sesuai arahan sutradara.
Personel di atas hanya sebagian besar yang disebutkan, masih banyak personel-
personel lainnya yang mendukung berjalannya proses pembuatan karya film layar
lebar. Hal ini bergantung kebutuhan seberapa besar karya film atau produksi acara
televisi dibuat. Semakin besar maka semakin banyak kebutuhan personelnya.
Kriteria personel atau kru produksi diantaranya ada yang memiliki pengalaman
di industri film maupun penyiaran televisi. Namun ada pula kru produksi magang
yang masih pemula. Kedua kriteria kru produksi di era milenial juga ada baiknya
memiliki sertifikat kompetensi profesi yang sesuai kebutuhan perkerjaannya yang
dikeluarkan oleh lembaga sertifikasi profesi. Sutradara pun sudah bisa memilih dan
menentukan kru-kru produksinya sendiri yang sesuai dengan kebutuhan dalam
membantu tugas sang sutradara di lokasi syuting.
CAKRAWALA
JELAJAH INTERNET
JELAJAH INTERNET
RANGKUMAN
TUGAS MANDIRI
Tuliskan apa peran dan tugas Anda dalam tim produksi ketika pembagian
kru produksi, kemudian buatlah daftar kebutuhan dari tugas Anda dalam proses
produksi yang mendukung pekerjaan Anda!
REFLEKSI
BAB
PENGARAHAN KRU, PEMAIN, DAN PENGISI ACARA
XII
BAB XII PENGARAHAN KRU, PEMAIN, DAN PENGISI ACARA
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
Menjelaskan Teori
Dasar Kepada Menjelaskan Mengidentifikasi
Pengarahan Kru, Naskah Komunikasi
Pemain, dan Pengisi Verbal/Non Verbal
Acara
KATA KUNCI
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya, sutradara bekerja bersama para kru film
dan pemeran film, di antaranya penata fotografi, penata kostum, penata kamera dan
lain sebagainya. Selain itu ia juga turut terlibat dalam proses pembuatan film mulai
dari pra-produksi, produksi, hingga pascaproduksi. Berikut ini tugas-tugas dari seorang
sutradara, seperti dilansir jadi. Berita dari berbagai sumber. Tahap praproduksi ada
interpretasi skenario (script conference) dengan analisa skenario yang menyangkut
isi cerita, struktur dramatik, penyajian informasi dan semua hal yang berhubungan
dengan estetika dan tujuan artistik film. 2. Hasil analisa didiskusikan dengan semua
kepala departemen (sinematografi, artistik, suara, editing) dan produser untuk
merumuskan konsep penyutradaraan film. Pemilihan kru, sutradara, dan produser
serta menentukan semua pihak yang akan terlibat di dalam produksi. Melakukan
casting, Sutradara menentukan dan melakukan casting terhadap para pemain utama
dan pendukung yang dibantu oleh Asisten Sutradara dan Casting Director (Tom-
jadiBerita.com, 2019).
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
Kru pada dasarnya hanya mengikuti perintah dan arahan penuh dari sutradara,
karena secara stuktural sutradara ini lah yang mengatur segala hal dalam proses
pra, produksi juga pascaproduksi. Bagi seorang kru adalah hal yang melelahkan
jika harus berulang kali melakukan proses syuting dengan adegan dan dialog yang
sama, namun semua itu haruslah dijalani karena tuntutan pekarjaan dan tuntutan
sutradara tentunya.
Kemampuan kru inilah yang diandalkan oleh sutradara, kru harus siap dengan
segala kondisi yang diluar dugaan, bahkan situasi berbahaya pun bagi kru sudah
mengetahui dan menguasai solusi atau alternatif, jika ada kendala teknis tentunya
apa yang dilakukan sehingga teratasi masalah yang menghambat proses syuting.
Siap siaga kru untuk mengatur alat, menyiapkan alat cadangan, bahkan
menjaga kondisi alat, dan bahan yang digunakan proses syuting pun harus menjadi
pekerjaannya, selain melayani keingin sutradara ketika proses syutingnya. Kru atau
personel dalam produksi film haruslah mengikuti arahan sutradara, dan paham
istilah-istilah atau kata-kata yang digunakan sutradara yang sering diucapkan,
bahkan sutradara pun menggunakan gestur atau gerak tubuh untuk mengarahkan
kru produksinya.
Ada instuksi-instruksi yang digunakan oleh sutradara dengan bahasa
simboliknya yang memang menjadi gaya komunikasinya sang sutradara. Aktor atau
pemain yang juga bagian dari sebuah produksi karya film atau program televisi
pun harus patuh terhadap apa yang diarahkan sutradara yang ketika melakukan
reading/brakdown naskah, proses rehearsal latihan adegan dan dialog, hingga
ketika proses syuting dimulai.
Pekerjaan kru produksi yang padat karya, dan setiap anggota kru tahu di
mana dia berada dalam hierarki divisinya, sehingga produksi secara keseluruhan
menguras tenaga mereka. Anggota kru bekerja dengan sigap untuk mempersiapkan
ruangan/spot tempat para aktor berakting. Semuanya dilakukan dengan gambar
denah atau sketsa. Ada garis pemisah yang antara aktor dengan kru yang bekerja
di belakang layar. Semua film, tidak peduli gaya, anggaran, atau sutradara mereka.
Ketika aktor siap untuk pergi ke lokasi syuting, kru akan bekerja di sekitar aktornya.
MATERI PEMBELAJARAN
Sebagai pemahaman yang jelas tentang produksi film digambarkan seperti itu
bagi kru produksi, makanya sutradara haruslah memperhatikan juga arahan yang
membuat para kru semangat dalam pekerjaannya.
Pemain atau aktor sudah dikontrak oleh rumah produksi untuk melakukan
perannya dalam suatu film baik layar lebar maupun film serial. Aktor harus paham
apa yang ingin dilakukan oleh sutradara dalam mengarahkan para aktornya, baik
aktor utama maupun pemeran pembantu atau figuran. Sutradara memberikan aba-
aba dalam proses syuting memiliki tujuan untuk mengarahkan para pemainnya
agar berdialog sesuai dengan skenario.
Aktor atau pemain pemula dalam industri produksi film bisa berasal dari
berbagai macam latar profesi yang asalnya bukan berprofesi sebagai aktor. Melalui
casting dan bisa memerankan karakter yang diinginkan sutradara, maka ia lulus
casting untuk peran yang telah ditentukan dalam karya film. Bagi aktor relaksasi
mental diperlukan karena emosi yang nyata dalam diri agar dinetralisir dahulu,
sehingga ketika berakting saat syuting akan muncul karakter atau tokoh sesuai
dengan naskah yang dibuat.
MATERI PEMBELAJARAN
Adegan dan dialog harus sesuai naskah, karena naskah yang dibuat itu akan
dilakukan oleh para pemeran atau aktor ketika proses syuting dilakukan. Arahan
sutradara melalui bahasa komunikasi yang khas harus dipahami oleh para aktor.
Adegan dan dialog salah, dilakukan oleh aktor, maka otomatis sutradara berkata
”cut” jika salah lagi, maka diulang lagi, sehingga timbul rasa kesal dari kru dan
terutama sutradara. Maka dari itu meminimalisir kesalahan adegan dan dialog
itu dengan berlatih yang baik ketika proses karantina maupun rehearsal dan
munculkan kedekatan emosi dengan lawan main kita ketika syuting nanti.
Sedikit kesalahan ketika proses syuting dilakukan, maka akan dengan cepat
selesai proses syuting sesuai agenda yang telah dibuat. Kesalahan dalam berperan
adalah hal yang wajar, bahkan rekaman kesalahan adegan dan dialog dijadikan
video pelengkap atau dengan nama lain behind the scene/di balik layar saat film
ditayangkan. Video dibuang sayang tersebut malah menjadi nilai tambah dalam
suatu karya film. Maka dari itu buatlah video rakaman di balik layar agar melengkapi
sebuah karya film. Penonton pun merasa terhibur dengan adanya tayangan di balik
layar ketika proses produksi.
Hal yang paling esensial yang membedakan antara peran dalam film dan
peran dalam teater, ialah jika dalam film, nafas dan suara dapat dilakukan lebih
konsisten atau tetap dengan momen yang detail, dengan diatur oleh sutradara
dengan diberikan kesempatan atau ruang untuk berperan dan tampil. Sutradara
sebaiknya tidak terpaku dengan apa yang dibahasakan dalam naskah, para aktor
lebih suka juga dengan arahan sutradara yang membangun momen dengan para
aktor itulah langkah yang dapat dilakukan untuk mengasah kemampuan berakting
para aktornya.
Aktor mendapatkan kebebasan dari melakukan latihan atau rehearsal, dalam
kebanyakan kasus, mengambil pemeran atau aktor lain untuk melangkah menuju
membebaskan aktor membiarkan dengan kualitas akting masing-masing dan bakat
aktor akan muncul. Kebebasan fisik seorang aktor dengan kualitasnya adalah bagian
yang sangat penting dari aktor. Pada akhirnya, itu adalah bagian dari bakatnya dan
apa yang dia presentasikan di layar atau di atas panggung.
MATERI PEMBELAJARAN
Agar pengisi acara efektif usahakan kurangi improvisasi yang tidak seharusnya
diperlukan. Pentingnya kegiatan rehearsal itulah yang menentukan kemampuan
akting dari aktor, kemampuan akting seorang aktor bisa diperoleh dengan bermacam
cara, bisa dari bakat alami yang kesehariannya suka mendramatisir keadaan, bisa
diperoleh dengan berlatih sendiri atau otodidak, melihat dari berbagai film yang ia
adopsi peran-perannya, bisa juga dengan bersekolah akting di sekolah vokasional
ataupun perguruan tinggi yang ada peminatan seni peran, atau akting.
Pengisi acara membawa suasana sudah barang tentu harus memiliki, bersifat
menghibur, memprovokasi, bahkan merangsang emosi penonton. Pengisi acara
harus bisa juga membawakan dirinya di layar kaca. Pengisi acara meningkatkan
ratting televisi maupun filmnya sudah menjadi tujuannya dalam berperan dan
membawakan suatu acara televisi. Dari ratting inilah kesuksesan suatu program
televisi dan karya film diakui oleh orang banyak dengan sukses. Tidak dipungkiri
akan banyak sponsor-sponsor yang akan beriklan dalam karya film selanjutnya
atau dalam program acaranya akan di endors atau disponsori oleh pengiklan.
Bagaimanapun, penyutradaraan akan dapat dilakukan dengan baik jika para
aktornya dapat bekerja sama dengan sutradara dan taat akan arahan sutradaranya.
Harapannya dapat menularkan kepada aktor pemula dari aktor yang berpengalaman
dalam beraktingnya. Menjadi aktor tidaklah terbatas pada apa yang diatur dalam
bagian setiap scene nya. Aktor mungkin dapat diatur perannya kapanpun dalam film
apapun yang dia mau. Asalkan tidak melanggar apa yang diarahkan oleh sutradara
dengan dituntun dari naskah yang ada.
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
CAKRAWALA
Pengarahan kepada kru, pemain, dan pengisi acara sudah merupakan tugas
utama bagi sutradara atau asisten sutradara. Agar seluruh kru, pemain, dan
pengisi acara paham dan jelas apa yang diperintahkan oleh sutradara. Perlu
mengasah kemampuan komunikasi yang baik bagi sutradara agar komunikasi
jelas tersampaikan dan dipahami oleh kru, pemain, dan pengisi acara.
Komunikasi verbal/nonverbal merupakan cara yang baik untuk dilakukan
oleh sutradara, komunikasi selain dilakukan saat proses syuting juga dilakukan
saat breakdown/reading naskah. Perjanjian dalam kontrak kerja bagi kru produksi
memanglah perlu dilakukan karena dalam kontrak perjanjian tersebut tercantum
kewajiban dan hak yang harus dipenuhi
JELAJAH INTERNET
1. Dasar pengarahan kru dapat dilakukan dengan baik dan efektif dengan
memperhaitkan berbagai faktor, yang Anda dapat simak dalam video yang
berjudul What’s On, Indonesia Krisis Kru Film Profesional, berikut ini tautan
dari video tersebut. https://www.youtube.com/watch?v=no5I-R0zTLU.
2. Judul video. Entertainment News - Hanung Bramantyo soal penyutradaraan
Sumber video. https://www.youtube.com/watch?v=t6SzdaiTxQM
JELAJAH INTERNET
1 2 3
4. Bagaimana dasar pengarahan kepada pemain Anda dapat simak dengan video
yang berjudul “Begini Persiapan Syuting Film Surat Buat Presiden”, dan berikut
tautan dari video : https://www.youtube.com/watch?v=PsrL0bSV9WA, juga
dapat Anda simak video “Begini Pembuatan Film TRANSFORMERS: THE LAST
KNIGHT (2017)” Sumber video : https://www.youtube.com/watch?v=L-
rvl5DXllI.
5. Dasar pengarahan pengisi acara dapat disaksikan video “BEDA GAYA NEWS
ANCHOR DAN PRESENTER INFOTAINMENT”, Sumber video : https://www.
youtube.com/watch?v=L-ET6w_kc9o, Judul video : PROSES DI BALIK LAYAR
PROGRAM TELEVISI dengan Sumber video : https://www.youtube.com/
watch?v=SoITQFc0JIU.
JELAJAH INTERNET
RANGKUMAN
RANGKUMAN
TUGAS MANDIRI
REFLEKSI
BAB
ASPEK MOTIVASI DAN INFORMASI SHOT
XIII
BAB XIII ASPEK MOTIVASI DAN INFORMASI SHOT
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
KATA KUNCI
PENDAHULUAN
Sutradara memiliki tujuan memotivasi aktor dan kru produksi merupakan langkah
awal apa yang dimaksudkan dalam bab ini, karena sutradara yang mengatur segalanya
agar proses syuting berjalan dengan baik sesuai yang diharapkan oleh sutradara, aktor
dan kru produksi. Penonton tidak mengetahui mengenai proses produksi suatu karya
film atau program acara televisi selain melihat langsung ke lokasi atau dari tayangan
dibalik layar film atau acara televisi tersebut.
PENDAHULUAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
Karena itu sebagai kru produksi tugas kamerawan yang harus mengikuti
perintah dan arahan sutradara. Beberapa type of shots program televisi banyak
menggunakan tipe medium shot atau medium close up, paling dekat ialah
menggunakan tipe close up. Apa yang ada di bayangan sang sutradara itulah yang
harus divisualisasikan oleh kamerawan. Dalam adegan fim action kamerawan
mengambil gambar follow, high angle, panning.
Ciri khas film berdasarkan genre (jenis)nya merupakan acuan bagi pengambilan
gambar berdasarkan tipe pengambilan gambarnya. Seperti dalam film drama
banyak pengambilan gambar atau type of shots nya seperti close up, big atau
ekstrem close up yang banyak digunakan untuk menjelaskan suasana hati ekspresi
mimik wajah dari pemeran-pemerannya. Untuk film bergenre komedi pun sama
banyak menggunakan tipe pengambilan gambar yang memvisualkan pemerannya
agar terlihat kelucuan dan ekspresi wajahnya sehingga muncul kehumorannya dan
memunculkan emosi lucu bagi penontonnya. Kesemua itu tugas kamerawan agar
ekspresi-ekspresi dan adegan para pemerannya dalam setiap scene dapat ditonton
dan dinikmati dengan baik.
Seorang juru kamera menurut arifin harus mengambil shot dengan dasar yang
jelas. Setiap shot yang diambil harus memiliki keterkaitan. Dengan demikian,
ketika setiap shot disusun menjadi scene dan setiap scene dan setiap scene disusun
menjadi sekuens memiliki cerita yang dapat dimengerti penonton. Bahkan, kalau
memungkinkan tanpa narasi pun penonton sudah dapat mengerti makna gambar
yang telah dirangkai tersebut (Arifin, 2007).
MATERI PEMBELAJARAN
Shots Skenario
Fungsi Informasi Sinematik Alur
Proporsisi Komposisi Durasi Rekam
Susunan Pemakaian Posisi Shots
Sumber : Januarius
MATERI PEMBELAJARAN
Informasi dalam tayangan atau karya audio video tersebut mengandung unsur
pesan dalam cerita atau alur yang disampaikan kepada penonton. Informasi pesan
ini bisa mengandung arti persepi penonton dalam menterjemahkan alur atau plot
cerita dari tayangan yang ditontonnya.
Shot mengandung informasi apa yang akan di tonjolkan dalam selama
tayangan berlangsung. Informasi dalam shot memvisualkan bagaimana cerita
yang dikisahkan dalam tayangan atau visual audio yang juga mengandung makna
atau pemunculan karakter dari pemeran yang dimainkan oleh aktornya, sehingga
penonton terbawa suasana yang nyata seolah-olah larut dalam ceritanya.
Visual mengandung unsur memberikan gambaran pada alur cerita sesuai
dengan naskah dalam skenarionya. Yosef mengutarakan kamerawan perlu
memahami berbagai hal tentang kamera televisi, mulai dari kelengkapan kamera,
cara mengoperasikan kamera, pergerakan kamera, type of shot, angle, kontinuitas
gambar, sampai dengan membuat gambar yang mampu bercerita, atau mampu
berbicara (Yosef, 2009).
Informasi setiap shot dalam scene-nya haruslah memiliki kejelasan dalam
menceritakan kisah dalam film atau program televisi, sehingga alur cerita
dalam storyline menghasilkan penjelasan dan memudahkan pemahamannya
penontonnya. Semua informasi yang diungkapkan dalam setiap shot mewakili
setiap emosi-emosi dari pemeran-pemerannya dalam menjalankan karakter
dari perannya. Maka dari itu shot-shot yang direkam dari adegan menjadi faktor
utama dari karya film maupun maupun program televisi, visual yang bercerita
memperkuat adegan-adegan aktor maupun presenternya di layar kaca maupun
layar lebar. Beberapa aspek informasi dalam shot diantaranya type of shots,
pergerakan kamera, komposisi sampai pencahayaan. Agara saling bersinergi aspek
informasi dari ketiga hal tersebut berupa informasi tentang karakter aktornya,
suasana lokasi, perbedaan waktu, alur ceritanya, bahkan tayangan di balik layar
pun dapat dijadikan informasi yang seru dalam produksi film maupun program
televisi. Kamerawan yang memiliki kemampuan dengan mata, dan lensanya
mampu menerjemahkan naskah atau skenario dari apa yang diinginkan sutradara,
dan juga dapat membangkitkan emosi bagi penontonya.
Disebarkan dalam kehidupan nyata adalah ungkapan, bahwa informasi yang
diterima oleh penonton dalam melihat tayangannya dapat diterima oleh masyarakat
luas atau dengan kata lain ditonton secara masal atau mendunia. Informasi sudah
semestinya tesebar secara menyeluruh melalui tayangan dari visual yang direkam
kamera di lokasi atau di studio.
Informasi dalam film bersifat sisipan karenanya sang sutradara dengan bantuan
kehandalan kamerawan menjadi kesatuan dari karya film maupun program televisi
yang dapat dinikmati oleh penonton. Informasi yang erat kaitannya dengan tokoh
yang diperankan oleh aktor maupun pembawa acara yang nantinya ditayangkan
secara nasional maupun internasional memiliki makna yang syarat pesan baik itu
secara moril maupun imaterial. Informasi detail dalam shot merupakan terjemahan
dari apa yang ditulis sang penulis naskah atau skenario dari ide cerita sutradara
MATERI PEMBELAJARAN
yang direkam melalui kamera yang sesuai dengan kebutuhan visualnya yang
lahir dari hasil imajinasi sutradara berupa adegan demi adegan yang secara
berkesinambungan antara shot yang satu dengan shot yang lainnya.
Ruang gerak atau ruang kosong pun memiliki informasi yang menerangkan
bahwa aktor maupun objek dalam tayangan tersebut akan bergerak ke arah
tujuannya baik secara horisontal, vertikal maupun diagonal. Dalam pergerakan
kamera pun memberikan informasi secara langsung, yaitu sebagai berikut.
1. Informasi mengenai tampilan atau citra dari karakter yang diperankan oleh
aktor yang melalui proses lulus casting.
2. Informasi tentang luas dan suasana lokasi dari adegan yang dilakukan oleh
aktor utama dengan figurannya.
3. Informasi mengenai kejelasan alur cerita dari keseluruhan film atau program
televisi.
4. Informasi isi pesan dari cerita setiap scene yang ditayangkan agar penonton
memberikan persepsi beragam dan emosi yang timbul karena shot-shot yang
tervisualkan dengan baik oleh kamerawan.
Kejelasan informasi maupun pesan dalam film atau program televisi menjadi
tersampaikan dengan baik karena shot-shot yang visualnya memberikan estetik
ditambah dengan proses penyuntingan dalam proses pascaproduksi memberikan
kelengkapan secara utuh dari visual yang ditayangkan dan dapat dinikmati oleh
penontonnya.
Teori dasar aspek motivasi dan informasi pada setiap shot sudah pasti memiliki
keragaman, mulai dari teori yang secara teknis mengemukakan, bahwa shot yang
baik adalah mengedepankan unsur teknis dibandingkan estetika. Teori tentang
motivasi yang mengarahkan kepada proses syuting terutama penggunaan kamera
video oleh kamerawan sudah tergambar, bahwa asumsi yang baik mengenai aspek
motivasi akan muncul ketika syuting belum dilakukan dibandingkan dengan aspek
informasi setiap shot yang akan ada saat syuting terjadi, karena aspek shots lebih
merupakan hal teknis dalam melaksanakan syuting. Namun untuk memperoleh
hasil shots yang bagus perlu adanya motivasi bagi kameramen dalam melakukannya
ditambah peralatan pendukung lainnya serta motivasi kru lainnya yang menjadi
motivasi bagi kameramen.
Pengunaan aspek motivasi dan informasi pada setiap shot tidak tiba-tiba
harus dilakukan secara mendadak, hal itu akan mempengaruhi kinerja kameramen,
sehingga motivasinya saat melakukan syuting menjadi terhambat. Dan informasi
yang harus disampaikan sutradara baik secara langsung maupun melalui media
komunikasi ataupun disampaikan oleh astrada (asisten sutradara) haruslah
sejelas mungkin tidak boleh mengalami hambatan. Hal itu didukung dengan alat
komunikasi yang memadai baik itu perangkat handytalkie dengan headphone
ataupun cue card bisa digunakan untuk proses kelancaran syuting baik di lapangan
maupun di studio.
CAKRAWALA
CAKRAWALA
JELAJAH INTERNET
1 2 3 4
RANGKUMAN
RANGKUMAN
REFLEKSI
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
KATA KUNCI
PENDAHULUAN
Penyutradaraan televisi maupun film pada prinsipnya sama mengenai arah layar,
screen direction, yaitu arah layar adalah untuk memikirkan, mempersiapkan sampai
menentukan kemana layar akan diarahkan sesuai kebutuhan cerita, apakah aktor/
pemain akan muncul dari sebelah kiri atau kanan, apakah akan muncul dari atas
atau dari bawah, lalu bagaimana selanjutnya, sinambungannya,ketersambungannya
sehingga kontuniti.
Hal demikian mesti diatur konsistensi atau tidak pun tetap memberikan kesan
rasa cerita itu di mata penonton jangan sampai ceroboh dan tidak mengetahui arah
aktor atau pemain bergerak hanya mengikuti bloking kamera pun akan tertonton
belum tentu nyaman ditonton karena “mata” itu memiliki jiwanya sendiri, memiliki
rasa nya sendiri. Di sanalah peran seorang sutradara yang mana ia bertanggungjawab
menentukan arah mata, arah mata penonton lebih utama dipertimbangkan kenyamanan
dan esetitikanya daripada mata telanjang itu sendiri.
MATERI PEMBELAJARAN
Apakah aktor itu bergerak ke kanan atau kiri melintasi layar. Atau apakah
karakter Anda muncul di sisi kanan atau kiri layar. Atau apakah mereka kidal atau
benar benar kidal.Mengapa?Karena - sains - dan psikologi.
Beberapa konsep yang sangat penting dalam estetika (pada dasarnya kamus
mise en scène), yaitu sifat spasial benda, ukuran, dan gerakan. Bagaimana ukuran,
gerakan, dan penempatan suatu objek berkomunikasi dengan pemirsa? Apa yang
mereka komunikasikan?
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
Sekarang lihat gambar ini dari Worl war Z. Apa bedanya? Zombi juga kuat dan
didorong, tetapi mereka adalah orang jahat yang berlari menuju kehancuran umat
manusia.Mereka akan sulit!
Luangkan waktu sejenak untuk melihat setiap gambar. Pertama, menginspirasi
pemikiran tentang kemajuan, harapan, kesuksesan, bahkan kebaikan, altruisme,
dan kepahlawanan. Kedua, menginspirasi pemikiran antagonisme, kemunduran,
keputusasaan, kegagalan, dan kejahatan. Pada dasarnya, satu positif, dan satu
negatif. Mengapa? Karena arah gerakan lateral. Kedua gambar miring, tetapi yang
bergerak dari kiri ke kanan adalah yang kita anggap positif, sedangkan yang lain
bergerak dari kanan ke kiri dianggap negatif.
Mengapa itu terjadi masih belum ditentukan secara resmi, tetapi studi dari
Cleveland State University, bertujuan untuk mencari tahu secara ilmiah. Untuk
mempelajari lebih lanjut tentang peran yang dimainkan gerakan karakter dalam
estetika, serta bagaimana hal-hal itu berkomunikasi dengan audiens atau penonton.
MATERI PEMBELAJARAN
Sebagian besar dari kita di dunia tentu saja akan paling nyaman ketika
membaca dari kiri ke kanan.Karena kita telah dilatih untuk menggunakan informasi
dengan pemikiran ini, ia memiliki implikasi pada bagaimana kita menonton film
dan menafsirkan bentuk media visual lainnya.Secara umum, rasanya lebih nyaman
ketika kita menonton urutan tembakan atau shoot yang mengikuti aturan “kiri ke
kanan” yang sama.
Misalnya, jika seseorang memasuki adegan di sisi kiri dan berjalan ke kanan,
tembakan berikutnya harus mencakup tembakan mereka terus dengan gerakan
kiri ke kanan ini dan mereka harus masuk melalui bingkai kiri dan berjalan ke
arah kanan pada berikutnya adegan (selama arah dan gerakan di dalam adegan
membutuhkannya).
Sebagai pembuat atau sutadara film, terserah pada bagaimana akan menyajikan
cerita secara visual, tetapi penting untuk mengetahui, bahwa arah yang terbalik
(yang bergerak dari kanan ke kiri) menciptakan perasaan tegang.
Meskipun demikian, membalikkan arah gerakan dapat menguntungkan kesan
jika saja mencoba menunjukkan arah yang berubah atau mencobanya untuk
melebih-lebihkan berlalunya waktu.
Penting untuk mengetahui aturan-aturan ini sebelum dimulainya syuting,
sehingga hasil pemotretan atau pembidikan benar benar dipikirkan dengan
matang dan disengaja. Banyak yang bisa dikatakan untuk meninggalkan ruang
untuk spontanitas dan melanggar aturan, tetapi kesalahan teknis adalah kesalahan
teknis. Bahkan jika penonton tidak dapat mengartikulasikan ekspektasi mereka,
mereka memiliki ekspektasi yang telah ditentukan sebelumnya karena preseden
yang ditetapkan oleh film sebelumnya, serta dengan menggunakan akal sehat
mereka sendiri.
Jika Anda berencana untuk menantang konvensi film, pastikan Anda
melakukannya dengan cara yang strategis.Ada perbedaan besar antara melanggar
aturan pembuatan film secara strategis dan pembuatan film yang ceroboh.Pastikan
Anda berada di sisi kanan layar dan ketahui aturannya terlebih dahulu.
Sumber: Which Way Did He Go--Cleveland State University
https://nofilmschool.com/2016/
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
KATA KUNCI
PENDAHULUAN
Salah satu yang menjadi tolak ukur keberhasilan sebuah tayangan program audio
visual baik film maupun televisi adalah ketika program tersebut dikemas secara
menarik, dan enak ditonton. kolaborasi dari aspek teknis, sinematografi, dan isi
pesan yang disampaikan dalam sebuah tayangan merupakan faktor penentu sebuah
tayangan dikatakan menarik atau tidak. Sebetulnya siapa yang sangat berperan dalam
menetukan hasil akhir sebuah program audio visual.
Dalam sebuah produksi program tayangan baik film maupun televisi peran
sutradara begitu sangat dominan, karena menentukan hasil akhir baik secara artistik
maupun teknis produksi program tayangan. Istilah Sutradara atau Director menurut
kamus film diartikan sebagai seseorang yang memegang tanggung jawab tertinggi
terhadap aspek kreatif baik yang bersifat penafsiran maupun teknik pada pembuatan
film. Di samping mengatur permainan dalam acteing dan dialog ia juga menetapkan
posisi kamera, suara, prinsip penatacahayaan serta segala bumbu yang mempunyai
efek dalam penciptaan film secara utuh. Dari difinisi di atas dapat disimpulkan, bahwa
ruang lingkup kerja seorang sutradara meliputi, aspek teknis, artistic, dan content.
Menurut sutradara berbakat, Harry Suharyadi, tugas seorang sutradara adalah
menerjemahkan atau menginterpretasikan sebuah skenario dalam bentuk imaji/
gambar hidup dan suara. Pada umumnya, seorang sutradara tidak merangkap sebagai
produser, meskipun di Amerika cukup banyak sutradara yang merangkap produser
seperti, beberapa kali Kevin Costner merangkap sutradara sekaligus produser.
Pada umumnya, apa pun bentuk produksi audio visual selalu terbagi menjadi tiga
tahap, yakni sebagai berikut.
1. Praproduksi.
2. Produksi atau shooting.
3. Pascaproduksi.
Istilah Sutradara Televisi mungkin tidak begitu populer bila dibanding dengan
sutradara, dalam pengertian Sutradara Film. Dunia pertelevisian di negara barat
umumnya menggunakan istilah Program Director atau Television Director, yang
kemudian sering kali diterjemahkan dalam bahasa indonesia sebagai Pengarah Acara
Televisi (pertama kali diperkenalkan oleh TVRI).
Secara spesifik Herbert Zettl, seorang pakar dan pengamat televisi dari san fransisco
mendefinisikan Sutradara Televisi sebagai seseorang yang bertugas memberikan
pengarahan kepada talent (pemain atau pengisi acara) dan (pada masalah) teknis
operasional. Secara langsung bertanggungjawab memindahkan secara efektif yang
tertulis dalam naskah dalam bentuk pesan-pesan audio visual. Dalam skala stasiun –tv-
yang lebih kecil, sering kali juga bertindak sebagai producer. (diambil dari Television
Production Hanbook-6th).
Industri pertelivisian kita mengenal sistem rekaman gambar visual dengan
menggunakan single camera dan multikamera, yang kemudaian lazim kita sebut
ENG (Electrinic News Getring) dan EFP (Electronic Fild Production). Kebutuhan artistik
untuk single camera tentu saja berbeda dengan multikamera. Demikian juga untuk
kebutuhan teknis lainnya, seperti penataan cahaya, penataan audio penataan gambar
dan lain sebagainya. Sebagai contoh, untuk memproduksi program acara musik yang
PENDAHULUAN
MATERI PEMBELAJARAN
A. Tahap Produksi
Produksi
Dalam tahap produksi sutradara harus memastikan beberapa hal yang telah
diuraikan dalam script breakdown sheet.
1. Menentukan titik kamera.
2. Membuat floor plan.
3. Mengarahkan pemeran.
4. Menjaga continuity.
5. Menentukan bagus dan tidaknya sebuah shot.
1. Menentukan titik kamera sesuai script breakdown dan shotlist. yang perlu
diperhatikan dalam urutan perekaman shot letak kamera jangan dipindah
sebelum seluruh shot yang akan diambil telah selesai semuanya. Jika kamera
dipindah-pindah akan memperpanjang waktu pengambilan gambar, belum lagi
harus setting ulang segala peralatan jika sering berpindah tempat/lokasi.
2. Membuat Floor Plan adalah gambar/sketsa sederhana tentang pergerakan
pemeran dan posisi kamera. Dalam hal ini kamera juga bisa bergerak, untuk itu
perlu digambarkan juga pergerakan kamera tersebut.
MATERI PEMBELAJARAN
Penata fotografi dan penata artistik perlu diarahkan agar sesuai dengan floor
plan yang telah dibuat. Jika terbiasa dengan pembuatan floor plan, maka
komunikasi dengan seluruh tim akan jauh lebih mudah dan lancar.
3. Mengarahkan Pemain
Sesuai arahan waktu latihan (rehearsal), seorang sutradara perlu
membimbing para pemain untuk melakukan tugasnya. Mengupayakan dengan
membuat suasana waktu pengambilan gambar menjadi senyaman mungkin
agar para pemain tidak terlalu tegang. Ketegangan yang berlebihan seringkali
mengakibatkan para pemain tidak bisa maksimal dalam memerankan karakter,
kadangkala penampilannya menjadi lebih buruk dibanding saat rehearsal.
4. Menjaga Continuity
Hal-hal yang penting berkaitan dengan kesinambungan (continuity) saat
gambar dan suara direkam adalah screen direction, properti, waktu, dan suara.
5. Screen direction adalah arah hadap para pemain sebelum, saat, dan sesudah tiap
shot direkam. Harus diperhatikan dengan teliti tentang posisi dan pergerakan
pemain.
Properti, harus dipersiapkan dengan teliti untuk kebutuhan tiap shot yang
akan direkam. Umumnya karakter dibangun dengan bantuan properti yang tampil
secara bersamaan dalam satu layar. Jika properti dari tiap tokoh tidak dipersiapkan
dengan baik, penonton akan kesulitan mengidentifikasi tokoh-tokoh, dan informasi
yang hendak disampaikan oleh sutradara.
Waktu di sini pengartiannya digunakan untuk menjelaskan kronologi sebuah
cerita. Segala sesuatu yang berkaitan dengan elemen waktu dalam skenario harus
diperhatikan dengan cermat, termasuk sumber cahaya yang masuk akal untuk
waktu yang tertera dalam skenario.
Suara, unsur ini akan membantu menciptakan suasana yang diinginkan
sutradara. Selain dialog yang wajib direkam dengan baik, suara lain yang mendukung
seperti kereta api, peluit, suara penumpang, dan suara para pedagang juga mesti
direkam. Intensitas suara pendukung atau atmosfir umumnya lebih rendah ketika
dialog terjadi agar tidak terjadi tumpang tindih informasi yang disampaikan lewat
suara.
MATERI PEMBELAJARAN
COUNTINUITY WORKSHEET
TITLE: DATE:
LOCATION: PAGE#:
PRODUCTION: PRODUCER:
DIRECTOR: ASISTEN DIR.:
SCEN#: SCEN#: #OF TAKE: BEST TAKE:
CHARACTER LIST: BACKGROUND LIST:
MATERI PEMBELAJARAN
Pascaproduksi
Usai pengambilan gambar, semua lembar script continuity report harus
dirapikan agar tidak ada informasi yang tercecer. Setelah itu menyerahkan script
continuity report kepada editor untuk dijadikan panduan dalam menyeleksi gambar.
Setelah editor mengerjakan seluruh adegan menjadi suatu rangkaian, kemudian
mempresentasikan hasil tersebut kepada sutradara untuk tahap koreksi sesuai
dengan acuan dari skenario dan script continuity report. Dalam hal keputusan ada
di tangan sutradara dan produser.
1. Konsep, Teknik, dan Tugas Sutradara
3 dasar konsep harus dipahami oleh Sutradara, yakni sebagai berikut.
a. What People Want To See.
b. What People Need To See.
c. What People Want and Need To See.
Filosofi dalam penutradaraan televisi merupakan sebuah daya pemikiran
atas nilai-nilai seni visual yang diwujudkan dalam kenyataan visual itu sendiri.
Director (Sutradara), seorang yang bertanggung jawab terhadap kualitas
gambar (film) yang tampak di layar di mana di dalamnya ia bertugas mengontrol
teknik sinematik, penampilan pemeran, kredibilitas, dan kontinuitas cerita
yang disertai elemen-elemen dramatik pada produksinya. Sedangkan Pengarah
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
a. Director’s treatment
Merupakan gaya penyutradaraan yang akan diterapkan dalam
pembuatan sebuah film. Dengan contoh untuk skenario yang sama
bisa dihasilkan 4 film dengan gaya yang berbeda. Tiap sutradara bisa
memperlakukan sebuah skenario dengan cara yang berbeda-beda. Hal
inilah yang menyebabkan adanya berbagai macam gaya penyutradaraan.
Hal-hal yang mempengaruhi director’s treatment adalah sebagai berikut.
1) Warna bisa mempengaruhi gaya, misalnya, sutradara menampilkan
warna (colour tone) yang berbeda untuk setiap pemunculan karakter.
Umumnya hanya tokoh kunci yang ditonjolkan karakternya. Bisa
juga tidak diberlakukan pembedaan warna berdasarkan karakter
tetapi menurut suasana dalam tiap adegan film tersebut. Dengan
mengelompokkan adegan-adegan dalam beberapa kelompok yang
masing-masing diberi penekanan warna yang berbeda.
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
a. Perbedaan
Proses produksi yang menggunakan satu camera yang memiliki alat
perekam sendiri. Metode shoting menggunakan satu camera dengan
pola pengambilan gambar secara individual dengan shot dan angle yang
berbeda-beda, beberapa teknik lain yang masih disebut single camera
adalah penggunaan beberapa camera, dengan pembagian pengambilan
gambar agar dapat menghemat waktu, namun masing- masing kamera
merekam sendiri.
Menggunakan single camera memberikan kebebasan luar biasa kepada
sutradara baik pada saat pengambilan gambar maupun saat editing nanti,
sutradara bebas mengatur dan memilih berbagai versi pada shot yang ada,
sehingga gambar yang digabungkan tersebut menjadi indah.
Persiapan yang harus dilakukan, yaitu sebagai berikut.
1) Meminta penjelasan tentang shot yang akan diambil.
2) Gunakan clapper untuk menulis adegan dan shot, terutama jika kita
merekam adegan dalam drama.
3) Yakinkan semua kru sudah siap, dengan mengucapkan”semua siap?”
4) Kemudian untuk keperluan audio, yakinkan semua diam.
5) Mulai merekam, arahkan dahulu ke clapper.
6) Ucapkan “action” yang menandakan adegan harus dimulai.
7) Ucapkan “cut” yang menandakan adegan berhenti.
8) Stop rekaman.
9) Preview hasil rekaman (pada akhir rekaman atau menggunakan tombol
preview).
b. Kerugian dan Keuntungan dari Single Camera System
Keuntungan menggunakan single camera adalahsebagai berikut.
1) Lebih murah, karena jika menggunakan kamera banyak, maka
kebutuhan biaya akan meningkat.
2) Kontrol estetika gambar lebih detil, karena tiap shot bisa mengatur
audio dan cahaya.
3) Tidak perlu semua aktor bermain pada saat yang sama, kecuali pada
saat pengambilan full shot.
4) Praktis, tidak ada batas tempat dan waktu saat mengatur shot.
Kerugian menggunakan single camera adalah sebagai berikut.
1) Dibutuhkan waktu yang lebih lama, karena harus mengatur setiap
pengambilan shot,
2) Reaksi kurang realistik, karena harus mengulang untuk tiap adegan.
3) Pengulangan, mengulang shot yang sama untuk mengambil angle yang
berbeda pada satu adegan, berbeda pada multikamera semuanya bisa
di shot saat bersamaan.
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
4. Camera
Kamera yang di gunakan bisa kamera portable (EFP) yang di set untuk
studio dan kamera yang memang dirancang untuk dipakai di studio misalnya,
kamera pedestal. Jumlahnya minimal dua atau lebih tergantung kebutuhan dan
jenis acaranya.
Secara umum ada tiga jenis kamera yang digunakan untuk produksi
televisi, yakni kamera ENG atau Electronic News Gathering. Kamera ENG sesuai
namanya biasanya digunakan untuk liputan di lapangan atau outdoor. Yang ke
dua adalah jenis kamera EFP atau Electronic Field Production, yaitu jenis kamera
yang dipeuntukan produksi baik untuk keperluan indoor maupun outdoor. Dan
yang ke tiga adalah kamera studio, yakni jenis kamera yang memang didesain
untuk keperluan studio yang biasanya digunakan dengan lokasi indoor.
Lalu kamera mana yang digunakan dalam multicam system? Sebenarnya
hampir semua jenis kamera bisa digunakan dalam produksi dengan sitem
multikamera. Namun, yang paling umum digunakan tentu saja adalah kamera
studio atau paling tidak kamera EFP. Karena ke dua jenis kamera di atas terutama
kamera studio memiliki fasilitas lengkap yang bisa diintegrasikan satu sama
lain.
5. Talback
Digunakan untuk sarana komunikasi antar kru yang terlibat dalam sebuah
produksi televisi dengan multikamera diperlukan alat komunikasi. Talkback
bisa diintegrasikan langsung di kamera.. Talkback terdiri atas microphone serta
headset.
MATERI PEMBELAJARAN
6. Waveform
Alat yang digunakan untuk mengukur kualitas video yang dihasilkan oleh
masing-masing kamera serta dari VT. Juga bisa digunakan untuk mengukur
audio. Waveform menampilkan graphic yang menjadi parameter atau acuan
yang bisa digunakan apakan kualitas video, dan audio sudah sesuai harapan
atau belum.
7. Character Generator (CG)/Inscribe
Biasa juga disebut dengan CG atau Chargen, ini adalah untuk membuat serta
menampilkan title, sub title. Serta graphic yang dibutuhkan dalam tayangan
produksi acara televisi. Ada yang berbentuk keyboard yang dihugungkan
langsung ke vision mixer, ada juga beerbentuk satu unit komputer yang berdiri
sendiri yang bisa dihubungkan ke vision mixer.
8. Monitor
Berfungsi untuk melihat tampilan visual yang dihasilkan dari kamera.
Banyaknya monitor yang digunakan tentu saja tergantung dari berapa kamera
yang digunakan. Ada monitor dari berbagai source kamera, monitor preview,
serta monitor hasil akhir.
9. Telepromter
MATERI PEMBELAJARAN
CAKRAWALA
CAKRAWALA
RANGKUMAN
TUGAS MANDIRI
Buatlah film fiksi pendek berdurasi minimal 2 menit dengan system single
camera! Serta jelaskan kekurangan dan kelebihannya selama kamu membuat
film tersebut!
REFLEKSI
PENILAIAN AKHIR
PENILAIAN AKHIR SEMESTER GENAP SEMESTER GENAP
A. Pilihan Ganda
Jawablah pada pilihan jawaban yang anda anggap paling benar!
3. Dalam pengambilan gambar syuting adegan action yang paling utama dan
penting adalah?
a. Blocking kamera untuk menghindari tipuan pukulan
b. Make up yang paling berkesan
c. Memutar kamera agar terkesan dramatis
d. Mengatur peran pengganti
e. Tata cahaya yang sangat minim
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
5. Pada film, gambar-gambar seperti jalanan kota, gunung, laut, awan, dan
sebagainya sering kali ditampilkan sebelum gambar utama (subjek/objek).
Tujuan dimunculkan gambar-gambar tersebut adalah sebagai penggiring dan
penjelas dari gambar selanjutnya. Klimat tersebut merujuk pada penjelasan
tentang...
a. Informasi
b. Motivasi
c. Continuity
d. Tittling
e. Komposisi
6. Semua huruf yang diperlukan untuk menambah informasi gambar disebut...
a. Informasi
b. Motivasi
c. Continuity
d. Tittling
e. Komposisi
7. Apa yang dimaksud dengan walking room pada pengambilan gambar?
a. Pusat perhatian ditempatkan pada puncak segitiga
b. Menyeimbangkan ruang kosong di atas kepala
c. Memberikan sisa jarak ketika seseorang bergerak ke arah tertentu
d. Ruang kosong yang dilihat atau ditunjuk seseorang
e. Layar televisi dibagi dengan garis vertikal dan horisontal
8. Bentuk siaran yang isi pesannya, baik audio dan atau visualnya bersifat
informatif, edukatif, persuasif, akumulatif, komunikatif dan stimultan
adalah...
a. Siaran yang baik
b. Siaran yang benar
c. Siaran pendidikan
d. Siaran yang berkualitas
e. Siaran yang bernorma
9. Video yang menggambarkan peristiwa dalam kehidupan nyata disebut...
a. Video presentasi
b. Video berita
c. Video dokumenter
d. Video cerita
e. Video pembelajaran
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
10. Produksi karya artistik adalah proses produksi informasi yang bersumber dari
ide/gagasan manusia untuk dijadikan informasi audio,dan informasi visual
sesuai dengan kriteria mata acara. Ide/gagasan dapat dituangkan kedalam
bentuk …
a. Treatment story
b. Kriteria acara
c. Judul mata acara
d. Etika
e. Format acara
11. Dibawah ini adalah ciri dari bentuk siaran karya artistik adalah ...
a. Isi pesan terikat pada kode etik refleksi penyajian kuat
b. Isi pesan menyerap
c. Realitas/faktual
d. Memenuhi rasa ingin tahu pemirsa
e. Isi pesan terikat pada kode moral
12. Sebuah naskah drama dalam sebuah produksi film sinetron terdapat tokoh
ayah yang memaksa anaknya untuk menikah dengan orang pilihan keluarga
sendiri. Dalam melakukan casting tokoh ayah memerangkan karakter tokoh
yang ?
a. Antagonis
b. Protagonis
c. Tirtagonis
d. Intoverty
e. Angryman
13. Dalam naskah terdapat keterangan Indor dan bertempat di ruang tamu. Berikut
ini property yang diperlukan dalam adegan di ruang tamu adalah ...
a. Meja tamu
b. Cahaya kilatan petir
c. Taman
d. Suara Burung
e. Rerumputan
14. Crew yang bertugas (penata fotografi) bertindak sesuai intruksi dari cameramen
adalah?
a. Second cameramen
b. First assistan cameramen
c. Juru camera
d. Kepala cameramen
e. Cameramen
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
16. Pada produksi program televisi, seorang sutradara berada pada divisi
penyutradaraan. Profesi lain yang berada di divisi penyutradaraan
adalah..
a. Asisten sutradara dan manajer produksi
b. Asisten sutradara dan Floor director
c. Floor director dan tim kreatif
d. Floor director dan penata kamera
e. Floor director dan casting director
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
20. Untuk acara-acara tertentu seperti, dialog, variety show, kuis, biasanya hanya
menggunakan?
a. Outline scripts
b. Rundown
c. Treatment
d. Skenario
e. Story Board
21. Motivasi, prinsip pertama dalam pengarahan kru produksi adalah ...
a. Element of the scenario
b. Elements of the shot
c. Element of the Ceremony
d. Element of the Scene
e. Elemet of the Title
22. Production Planning Meeting bisa dilakukan beberapa kali, intinya semua kru
yang terlibat harus paham betul akan ...
a. Proses produksi
b. Proses editing video
c. Konsep naskah
d. Konsep acara, tujuan acara dan sasaran yang ingin dicapai
e. Konsep pra produksi
24. Pada rapat perencaan produksi tahap awal, orang yang bertangungjawab
atas keberlangsungan suatu produksi, memaparkan konsep acara yang sudah
disepakati sebelumnya bersama tim kreatif adalah …
a. Sutradara
b. Kameramen
c. Producer
d. Editor
e. Program Director
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
B. Essay
Jawablah uaraian jawaban yang anda isi dengan benar!
1. Bagaimanakah seharusnya menjalankan proses pra-produksi tanpa kehadiran
sutradara, jelaskan!
2. Apa tujuan naskah dibuat? dan buatlah satu scene naskah dengan project film
bergenre drama !
3. Apa saja yang disiapkan oleh sutradara sebelum memulai syuting di lokasi
syuting?
4. Bagaimana storyboard dibuat? Dan silahkan buat storyboard dari film bergenre
action!
5. Mengapa proses hunting lokasi perlu dilakukan? dan siapa saja yang melakukan
proses hunting lokasi?
Asurat, Enang Rokajat. 2005. Panduan praktis Menulis Skenario dari Iklan Sampai
Sinetron. Yogyakarta: Andi Offset.
Denis, Fitryan A. 2008. Bekerja Sebagai Sutradara. Jakarta : Erlangga.
Kasali, Rhenald. 1982. Manajemen Periklanan: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia.
Cetakan Kedua. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.
Lutters, Alizabeth. 2004. Kunci Sukses Menulis Skenario. Jakarta: PT. Gramedia Widia
Sarana Indonesia.
Mangunhardjana, A. Margija. 1976. Mengenai Film. Yogyakarta : Yayasan Kanisius
NN. 2010.from:http://nindyas2007.multiply.com/journal/item/7/BELAJAR_KAMERA,
16 Juni 2010
NN. 2006. PDF Modul Video Editing. Yogyakarta
NN. PDF Strategi Merancang Naskah dan Storyboard Iklan Televisi
Purba, Andi Januarius. 2013. Shooting Yang Benar! Jadikan Video Anda Sekelas Karya
Videografer Profesional. Yogyakarta: Andi Offset.
Said, Salim. 1982. Profil Dunia Film Indonesia. Jakarta: Grafiti Pres
Sainuddin. 2009. PDF Teknik Pengambilan Gambar. Jakarta : UMB
Sumarno, Marseli. 1996. Dasar-dasar Apresiasi Film. Jakarta. Gramedia
Tate, Dane. PDF Over-the-Shoulder Shot
Weiss, Toni. 2011. PDF Camera Bloking For Emotional Impact
GLOSARIUM GLOSARIUM
GLOSARIUM
GLOSARIUM
GLOSARIUM
GLOSARIUM
Biodata Penulis 1 :
BIODATA PENULIS
Biodata Penulis 2 :
BIODATA PENULIS
Biodata Penulis 3 :