Anda di halaman 1dari 3

Kualitas Udara di Pekanbaru Memburuk, Bagaimana Hadapi Paparan

Kabut Asap?
Pengendara motor menembus kabut asap pekat yang menyelimuti Kota Pekanbaru, Riau, Selasa
(10/9/2019). Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tersebut menurunkan jarak
pandang dan kualitas udara turun ke status tidak sehat. (Liputan6.com/Faizal Fanani)
Liputan6.com, Jakarta Pagi ini, kualitas udara di Palangkaraya, Kalimantan Tengah berada pada
tingkat sangat tidak sehat atau berbahaya. Data itu didapat dari Air Visual.
Berdasarkan US Air Quality Index (AQI), kualitas udara di Palangkaraya ada pukul 00.00 WIB tercatat
di angka 553 kategori berbahaya dengan parameter PM2,5 konsenstrasi 581 µg/m³. Kondisi udara
yang tidak sehat ini disebabkan oleh kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang
melanda wilayah tersebut.
Sementara, kualitas udara buruk juga terjadi di Pontianak, Kalimantan Barat. Berdasarkan AQI,
kualitas udara di Pontianak pada Senin (16/5) pukul 06.00 WIB berada di angka 154 kategori tidak
sehat dengan parameter PM2,5 konsentrasi 61 µg/m³.
Kabut asap karena karhutla terdiri dari campuran gas dan partikel-partikel sangat kecil yang muncul
ketika kayu serta benda organik lainnya terbakar. Partikel-partikel kecil serta gas itu bisa berbahaya
bagi kesehatan Anda.
Mengutip laman Health milik pemerintah California, dampak jangka pendek paparan asap karhutla
bagi kesehatan adalah hidung berair, tenggorokan gatal, sakit kepala, serta batuk. Kondisi itu
merupakan respons tubuh melindungi diri dari asap, yakni dengan memproduksi lebih banyak air
mata serta mukus.
Beberapa penyakit yang dikaitkan dengan dampak kabut asap akibat karhutla diantaranya asma dan
cardio obstructive pulmonary disease (COPD), bronkhitis, pneumonia, serta masalah jantung.
Apa yang bisa dilakukan bila Anda menghadapi kondisi kabut asap akibat kebakaran hutan?
Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan, dikutip dari laman Health.gov.on.ca.
- Bila Anda merasa napas terganggu atau tidak nyaman akibat kabut asap, segeralah mengungsi ke
daerah yang tidak terlalu terpapar asap. Misalnya dengan berada di dalam rumah, atau ke area
terbuka dengan sirkulasi udara yang baik.
- Bila Anda mengungsi ke dalam rumah, pastikan suhu di dalam rumah tidak memberi masalah lain
bagi Anda. Nyalakan AC jika memungkinkan dan minum banyak air.
- Bila kabut asap begitu tebal di luar, sebaiknya hindari beraktivitas di luar ruangan. Tinggallah di
rumah dengan jendela tertutup.
- Bila Anda memiliki perangkat pembersih udara yang mampu mengurangi partikel berbahaya di
dalam ruangan, gunakan untuk membersihkan udara di ruangan tempat Anda berada.
- Hindari menggunakan alat yang bisa menghasilkan asap seperti kompor kayu atau lilin.
- Jangan merokok di dalam ruangan. Merokok bisa menambah beban pada paru-paru Anda dan orang
sekitar.
- Bila Anda memiliki asma atau gangguan pernapasan lainnya, sebisa mungkin hindari paparan asap
dan bawa selalu obat-obatan yang diperlukan. Konsultasikan pada dokter untuk mendapat
penanganan yang tepat.
Terpapar Kabut Asap, 4.000 Warga
Kotawaringin Barat, Kalteng Terserang
ISPA
KOTAWARINGIN BARAT - Kabut asap yang menyelimuti Pangkalan Bun, Kabupaten
Kotawaringin Barat (Kobar), Kalteng dalam satu pekan terakhir membuat ribuan warga terserang
penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kobar
berdasarkan laporan sejumlah puskesmas di enam kecamatan mayoritas warga yang terserang ISPA
adalah umur 1-19 tahun.

“Ya sudah 4.000 an lebih berdasarkan data kami sejak Agustus dan pekan kedua September 2019.
Angka ini naik signifikan jika dibanding data bulan Januari-Juli,” ujar Kabid Pencegahan dan
Pengedalian Penyakit Menular dan Tidak Menular, Dinkes Kobar, HA Sulkan saat ditemui SINDO
Media di ruang kerjanya, Senin (16/9/2019).

Dia mengatakan, saat ini penyaluran masker terus didistribusikan melalui 12 puskesmas yang berada di
Kobar. “Sudah sekitar 46 ribu masker kita salurkan ke puskesmas. Ini masih ada stok 62 ribu. Jila
habis nanti kita koordinasi dengan provinsi,” timpalnya.

Dia mengimbau, kepada masyarakat untuk tidak banyak beraktivitas di luar ruangan jika memang tidak
penting sekali. Kemudian bagi anak anak sekolah jika memang kabut asap kian pekat sebaiknya
diliburkan.

“Sebab anak anak ini rentan dengan serangan penyakit. Jadi lebih baik di liburkan. Sebab saat ini kabut
asap terjadi sejak pagi siang sore hingga malam,” katanya.

Sebelumnya, Reza, murid SDN 2 Mendawai mengekuhkam mulai batuk batuk dan mual pusing saat
berada di dalam kelas. “Ya mulai batuk. Semoga kabut asap segera hilang kita bisa sekolah normal
lagi,” ujar murid kelas satu ini.
Minimalkan Dampak Buruk Kebakaran Hutan di Riau, Dompet
Dhuafa Bagikan Masker
Kompas.com - 16/09/2019, 18:36 WIB
Petugas Dompet Dhuafa memberikan masker kepada anak-anak di Riau Petugas Dompet
Dhuafa memberikan masker kepada anak-anak di Riau(dok. Dompet Dhuafa) Penulis Mico Desrianto |
Editor Mikhael Gewati KOMPAS.com - Prihatin dengan peristiwa kabut asap yang melanda beberapa
wilayah di Pulau Sumatera dan Kalimantan, Dompet Dhuafa menggelar aksi sosial. Melalui kantor
cabangnya di Riau, Dompet Dhuafa membagikan masker kepada masyarakat di titik-titik keramaian.
Adapun jumlah masker yang dibagikan pada tahap pertama berjumlah 550 unit. Kegiatan ini sudah
dimulai sejak pekan lalu. Selain itu, Dompet Dhuafa juga membuka pos layanan sehat kabut asap serta
menyediakan safe house.

Sementara itu, pos layanan sehat berada di Rumah Sakit Lancang Kuning Dompet Dhuafa yang
berdiri atas aset wakaf produktif. Pimpinan cabang Dompet Dhuafa Riau, Ali Bastoni, mengatakan
fasilitas ini terbuka untuk umum, terutama bagi anak-anak yang membutuhkan asupan udara segar.
"Kualitas udara dan jarak pandang di Riau sangat memprihatinkan. Sudah mengganggu aktivitas
warga," ucap dia sesuai keterangan rilis yang Kompas.com terima, Senin (16/9/2019). Tak hanya itu,
Ali menyebutkan pihaknya juga turut serta membantu petugas melakukan pemadaman kebakaran
lahan. Terbaru, Dompet Dhuafa telah menerjunkan tim Disaster Management Center (DMC) demi
menguatkan kinerja tim di lapangan. Nantinya DMC akan bertugas di sejumlah wilayah, antara lain
Sumatera, Riau, Jambi, dan beberapa wilayah di Kalimantan.

Anda mungkin juga menyukai