Tor PKL Xxii
Tor PKL Xxii
Mengetahui,
A. PANDANGAN UMUM
Sekilas pertumbuhan ekonomi yang diukur dari perkembangan rata-rata terkesan tidak
menjadi soal yang signifikan dalam diskursus kesejahteraan. Ada peningkatan yang progres
dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Akan tetapi, PDB adalah data statistik yang induktif
(umum) yang berdasarkan pada logika empirik. Dia tidak menyentuh pada relaitas mikro
yang sebenarnya cukup korelatif dengan persoalan ekonomi yaitu akses terhadap sumber
daya potensial. Baik itu sarana produksi, atau pun financial (modal).
Narasi Oligarki yang muncul kembali dalam ruang wacana yang cukup vulgar
berkorelasi dengan komposisi politik di Negara ini. Hal itu berhubungan langsung dengan
langgengnya akses minoritas terhadap sumber ekonomi semacam itu. Pusat penelitian Politik
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Firman Noor mengatakan Oligarki yang
menguat di Indonesia bersumber pada dua hal: Pertama, ketimpangan ekonomi dengan 0,
0000000002 persen masyarakat menguasai 10 persen pendapatan domestic bruto (PDB)
Indonesia. Faktor kedua, adanya warisan Orde Baru dalam sistem ekonomi politik. Aktor
politik, Bisnis, dan birokrasi berkolaisi untuk menghasilkan kebijakan yang jauh dari
kepentingan rakyat (Putri, 2019).
―Setidaknya ada tiga orang yang mendapat jabatan dalam pemerintahan Jokowi jilid II
dan sebagian orang percaya hal itu lantaran kedekatan orangtuanya dengan sang
presiden. Mereka adalah Angela Herliani Tanosoedibjo selaku Wakil Menteri
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, serta dua staf khusus Jokowi: Diaz Hendropriyono
dan Putri Indahsari Tanjung‖ (Nathaniel, 2019)
Politik turun temurun yang pada akhirnya menentukan bentuk dari corak
pemerintahan saat ini berkar kuat sejak Orde Lama dan Orde Baru. Sudah tentu kondisi
demikian bertentangan dengan demokratisasi dalam sistem demokrasi. Sistem demokrasi
yang dibangun berjalan terbirit-birit di bawah kuasa golongan yang menetukan arah
pembangunan Negara ini daripada rakyat kebanyakan. ―Selama berabad-abad, perekrutan elit
sebenarnya dilakukan melalui keturunan, nepotisme, dan kekerasan, dan kata aristokrasi
menggambarkan golongan elit yang mendapat jabatan secara turun-temurun,‖ tulis professor
Aix-Marseille School Of Economics, Cecilia Garcia-Peñalosa dan ekonom dari Universitas
Washington, Theo Eicher, dalam buku Institutions, Development, and Economic
Growth (2006)”
Alih-alih sebagai pemeran utama dari demokrasi terbuka partai politik justru terjebak
dalam persoalan ambivalensi yang mendua. Pernyatan bahwa oligarki dibagun atas dasar
kekuatan modal kapital yang tidak terbatas dan beroperasi dalam kerangka kekuasaan yang
menggurita secara sistematik adalah kenyataan yang tidak bisa ditepis. Hanya di tangan para
elit segela keputusan partai politik ditentukan melalui mekanisme hirarki yang kaku dengan
kekuatan yang bertumpu di kalangan elitanya atau decision making.
Kondisi demikian menyeret kaum pergerakan intelektual muslim sebagai bagian dari
kekuatan civil society untuk memeceh kebuntuan keran demokrasi. Demokratisasi ekonomi
adalah masalah utama di antara dua komponen demokrasi lainnya: sosial dan politik.
Dalam satu uraian artikel pendek berjudul Dimensi-Dimensi Pergerakan Islam di
Indonesia: Catatan Untuk Angkatan Muda Islam Kuntowijoyo menekankan pentingnya
gerakan muda Islam untuk melakukan integrasi ke dalam pelbagai elemen kerakyatan. Dia
menekankan untuk bergerak dengan pendekatan Integrasionis dan sistemik.begerak bersama-
sama dengan seluruh bangsa melakukan tugas sejarah dalam mnentukan arah pembangunan
bangsa Indonesia. Selian itu, pendekatan sistemik yang menganurkan pergerakan islam yang
total dan tidak malu-malu, dan terakhir perlu adanya ketegasan normatik-struktural dan
operasional dari sistem masyarakat yang dicita-citakan. Suatu pergerakan yang tidak melulu
improvisai tetapi harus dengan sistematis. Sikap sistematis adalah penekanan keberanian
menghadapi maslah sosial dengan ketajaman analisis sosial. sikap keberpihakan yang jelas.
kepada siapa akan berpihak di era keberlajutan pembangunan—kian menunjukkan adanya
polarisasi—yang tidak seimbang antara kalangan minoritas yang menguasai banyak sumber
potensial, dulatan bain al-agniya dan kalangan mayoritas dengan terbatasnya akses terhadap
sumber daya potensial. Analisa sosial kaum pergerakan menjadi penting untuk memetakan
kelas-kelas rentan; baik secara ekonomi, politik, atau sosial. Kuntowijoyo menegaskan
―bahwa dalam masa-masa krisis gerakan islam selalu kehilangan basis sosialnya, kerena
ketidakjelasan sikap sosialnya‖ (Kuntowijoyo, 2017)
Jika kamu PMII mampu menjadi prototype ideal, maka tidak menutup kemungkinan
kebangkitan islam yang terintegrasi ke dalam pembangunan bangsa akan dicapai. Saat ini,
pembacaan ekonomi secara disiplin keilmuan sudah menyentuh pada taraf kemajuan dengan
modern. Aktivitas produksi dan pertumbuhan ekonomi diandaikan sudah berada di tahap
transisi dari tradisional menuju modern.
Pembangunan Nasional dalam Fase modern
Pada umumnya rata-rata Desa di pulau jawa sistem produksi pertaniannya lebih
mengarah pada sub-sisten. Ini terjadi dalam rentang abad yang panjang sebelum abad 19 dan
20 fase di mana kolonial berupaya penetrasi atau perembokan dalam ktivitas ekonomi desa
dengan perkebunan. Sekalipun corak sistem ekonomi Indonesia terdapat corak liberasi
dengan menyandarkan pada investor sekala besar ditandai dengan keterlibatan multinational
corporation dan/atau transnational corporation dalam aktivias ekonomi saat ini. Banyaknya
badan usaha asing atau domestik yang bersandar pada stabilitas ekonomi global membuat
aktivitas produksi di masyarakat pinggiran menjadi rentan. Hal itu dikarenakan aktivitas
produksi yang berbasis di desa-desa petani terserap dalam tuntutan pasar. Tiadanya
kedaulatan yang rill petani adalah fakta rill yang tidak bisa dipungkiri. Diakui atau tidak!
Dalam pada itu, historisitas kooperasi adalah bagian dari upaya masyarakat desa
untuk membendung dominasi ekonomi kolonial. Nahdlatut Tujjar—salah satu faksi ekonomi
kalangan Kiayi yang didirikan pada tahun 1918 oleh kalangan ulama Desa yang kemudian
terhimpun dalam organisasi besar Islam yaitu Nahdlatul Ulama— adalah salah satu lembaga
ekonomi yang memiliki andil besar dalam melawan aktivitas ekonomi global pada saat itu.
―Nahdlatut Tujjar didirikan tahun 1918 yang melingkupi wilayah Jombang-Suarabya,
meskipun kemudian koperasi dagang ini tidak mampu bertahan lama‖ (Jaringan Komisi
Fatwa Surabaya, 2004).
Di dalam Nahdlatut Tujjar terdapat badan usaha Syirkah al-‘inaan dengan target
khusus pada dunia usaha pertanian. Sebenarnya tujuan NT di awal adalah utuk
―membangkitkan kepedulian boemi poetra terhdap merosotnya bangsa yang dapat dibuktkan
dengan sedikitnya jumlah penuntut ilmu[…] di lain pihak sekolah-sekolah Belanda penuh
sesak, sedangkan mereka samasekal tidak menghargai umat beragama dan di tangan mereka
ada kemegahan, kecendikiawanan dan kekuasaan di segala penjuru, di darat, laut dan setiap
pelosok[…] sebab yang memunculkan alas an berdirinya NT adalah pertama masyarakat
muslim cenderung melakukan tajarrud dan membebaskan diri dari upaya pencarian nafkah
sedangkan mereka belum mampu menopang kebutuhan hidup sehari-hari. Akibatnya mereka
harus merendah-rendahkan diri minta bantuan orang kaya yang bodoh atau penguasa yang
durhaka. Kedua masyarakat muslim cenderung tidak peduli terhadap tetangga yang belum
tahu rukun shalat, bahkan belum melafalkan syahadat Jahil murakkab. Ketiga, mereka tidak
memerlukan ilmu orang lain dan mereasa cukup dengan ilmu yang telah dipelajari dan
dipahami; sehigga dirasa tidak perlu adanya musyawarah (Jaringan Komisi Fatwa Surabaya,
2004)‖
―wahai pemuda putra bangsa yang cerdik pandai dan para ustadz yang mulia,
mengapa kalian tidak mendirikan saja suatu badan usaha ekonomi yang beroperasi, di
mana setiap kota terdapat satu badan usaha yang otonom (Syekh. K.H Hasyim Asy‘ari
dalam JARKOM FATWA, 2004)
Hal itu, berkorelasi erat dengan kebangkitan ekonomi Nahdliyyin untuk meretas kebuntuan
nasib umat yang tajjarud di bawah dominasi politik kolonial.
Keterlakatan desa dengan aktivitas kooperasi sebagai wadah bagi gerakan kedaulatan di
bidang ekonomi di ulas oleh Mohammad Hatta dalam bukunya Menindjau masalah
Kooperasi. Kenapa istilah itu ‗kooperasi‘ dan kenapa tidak ‗koprasi‘. Dalam ulasan ini
mengacu pada istilah yang tuliskan oleh Hatta. Menurutnya Ko-operasi berasal dari kata ‗ko‘
yang artinya … bersama dan operas yaitu bekerja (Hatta, 1954). Hatta menekankan bahwa
perkumpulan kerja sama dalam mencapai suatu tujuan disebut sebagai kooperasi. Ia
membedakan dua kooperasi. Pertama kooperasi sosial dan kedua kooperasi ekonomi.
Keduanya berakar kuat dalam masyarakat Indonesia. Kooperasi sosial usianya lebih tua. Ia
sebagai sebagai pembawaan dari masyarakatyang berdasarkan tolong-menolong dalam
masyarakat desa patrimonial. Sementara kooperasi ekonomi adalah pembawan zaman baru.
Muncul dalam Indoesia sejak perpisahan masa dari abad ke 19 ke abad 20.
Diterbitkannya UU Desa no.6 tahun 2014 memberikan celah yang sangat lebar bagi desa
untuk menentukan kedaulatannya sendiri sebagai bagian dari mata rantai pembangunan
nasional. Berebda dari sebulumnya, Surplus nilai Desa ditekankan pada persoalan kohesi
sosial yang patrimonial sebagai bahan dasar dari pembentukan kooperasi ekonomi, kini desa
mendapatkan legal administrati dari uu no.6 tahun 2014 khususnya di pasal 87 sampai 90
yang khusus mengatur tentang perekonomian desa dengan Badan Usaha Milik Desa (BUM-
DES). Undang-undang desa bukan semata ditafsirkan sebagai demokratisasi sosial dan politik
tapi demokratisasi ekonomi sebagai landasan dasar dari keberlanjutan dan kesinambungan
pembangunan.
Era melenial telah menjadi unsur utama perubahan sosial yang sangat cepat dan ini perlu
adanya repon yang cepat pula untuk melahirkan budaya-budaya baru yang harus di respon
oleh semua pihak, termasuk Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Bidang
sepiritual tidak boleh diabaikan sebagai penyeimbang perubahan zaman. Secara esensial Nilai
Dasar Pergerakan (NDP) menjadi suatau sublimasi untuk mendorong serta penggerak
perubahan. Sebagai pemberi keyakinan, kekuatan ideal-moral dan pembenar mutlak, islam
mendasari, memberi spirit dan elan vital pergerakan yang dapat memberikan manfaat untuk
masyarakat dan lingkuanganya.
PMII telah memiliki modal utama yakni sumber daya manusia (kader-kader) yang terbesar
dari sabang-meraoke dan international. Dengan adanya modal pengetahuan yang mempuni di
setiap bidang harus diberdayakan secara bersama-sama dalam sebuah gerakan yang masif
dalam rangka mewujudkan kemandirian ekonomi dan mensejahterakan masyarakat.
B. LANDASAN KEGIATAN
Nama kegiatan ini adalah Pelatihan Kader Lanjut XXII atau di Sinkat PKL XXII. Kagiatan
ini diberi ―“Membangun Ekonomi-Politik Kerakyatan dengan Kooperasi Berbasis
Masyarakat Desa”
SECARA KHUSUS
8. Peserta mampu menjadi kader yang bermoral dan memiliki intelektualitas yang
mumpuni
11. Peserta memiliki kemampuan yang tinggi dalam mengelola organisasi dan
memperkuat system kaderisasi.
12. Peserta mampu menjadi kader yang komunikatif , visioner dan konsisten dalam
mencapai menjalankannya.
13. Peserta menjadi teguh pendirian dan memiliki prinsip yang kuat.
2. Alumni PKL mampu menjadi pribadi yang selalu bermuhasabah atas segala
tindakan-tindakannya
9. Alumni PKL menjadi pribadi yang tidak mudah menyerah dan memiliki prinsip
yang kuat.
H. PENDEKATAN KEGIATAN
Kegiatan dari pelatihan kader lanjut (PKL) ke – XXII ini merupakan pendidikan
kaderisasi formal ketiga di PMII yang dilaksanakan oleh PC. PMII kota malang sebagai
wujud dari kewajiban, amanah dan mandat organisasi. Upaya keberlangsung proses
ideologisasi dan transformasi nilai kepada sahabat – sahabat wabil khusus peserta PKL
ke- XXII. Dengan melalui pendekatan sebagai berikut:
Emosional
Intelektual
Ideologis
Pedagonik, dan
Deduktif.
I. PERANGKAT PELAKSANA KEGIATAN
1. Pelindung
2. Penanggung jawab
3. Streering Committee
4. Organizer Committee
5. Moderator
6. Narasumber
7. Instruktur
8. Fasilitor
J. PESERTA KEGIATAN
Kegiatan Pelatihan Kader Lanjut XXII diikuti oleh 50 peserta dari kader PMII Kota
Malang (Internal) dan 5 dari kader dari luar Cabang Kota Malang (Eksternal).
K. RANGKAIAN KEGIATAN
Kegiatan Pelatian Kader lanjut ini terdiri dari beberapa rangkaian agenda sebagai
berikut;
L. MATERI KEGIATAN
Kegiatan Pelatihan Kader Lanjut XXII terdiri dari beberapa materi-materi, yaitu;
1. Studium General
2. Aswaja dan Analisis Peta Gerakan Isalam
3. Strategi dan Taktik Gerakan PMII
4. Kaderisasi dan Organisasi
5. Strategi Gerakan Islam Indonesia
6. Antropologi Masyarakat Indonesia
7. Sosiologi Masyarakat Indonesia
8. Pancasila Perspektif Kenegaraan
9. Geo Ekonomi, Geo Politik, dan Geo Budaya Kontemporer
10. Analisis Kebijakan Public
11. Analisis Media
12. Advokasi Pendampingan Masyarakat
13. Menegemen Komonikasi dan Informasi
14. Potensi Desa dan Pembangunan Ekonomi
15. Distribusi Usaha Berbasis Digital
16. Peran Perempuan Dalam Pengembangan Ekonomi Desa
M. NARASUMBER KEGIATAN
Setiap materi pada kegiatan Pelatihan Kader Lanjut XXII disampaikan oleh beberapa
narasumber, yaitu;
P. PERSYARATAN PESERTA
(Terlampir)
Q. SUSUNAN ACARA
(Terlampir)
R. FORMULIR
(Terlampir)
S. SURAT PERNYATAAN
(Terlampir)
Lampiran 1:
SUSUNAN KEPANITIAAN
M. Syafiq Qudsi
Holidatus Siddiqah
Dedi Setiawan H.
Syamsul Arifin
Ach. Sanusi
Fajar Sodiq
Ramdan
Futri Yuliana
Sri Angkita
Khoirur Roziqin
Anggota : Mabrur
Novita K.
Helmi Anshori
Abdullah
M. Ainur Rofiq
Mohammad Romli
M. Salman Alfaris
Jihad Maulana
Najatul Ubadati
Bambang Kurniawan
Wahyudi Tri H.
Mudrikah
Sie. Humas
Muhib Fadlillah
Fitri Wulandari
Mikail
Mahbub Djunaidi
Erha Suud Abdullah
Syamsuddin
Mohammad Wafid
Nasrin
Abdul Aziz
Hamdani
M. Khoirul Warotsi
Ghufron
Sholehuddin Ahmad
Eka Yuliana
Sie. Perlengkapan
Koordinator : A. Junaidi
Urif Efendi
Muhammad Syukron
Ahmad Abror
Khaikal Miknaf
Sahensa Abi A. D.
Jamaluddin Tarihoran
M. Irfan Aziz
Andra Fahrizal
Ainul Yakin
Rudi Ratuloli
Anshory
M. Akbar Murzakki
Al Jauhari
A. Junaidi
Redy Eka Y.
Iskandar
Faiz Abdillah
M. Sobri
Halilurrahman
Aimmatul Jannah
M. Safrizal
Ferry Sandriya
Kholifatuz Zahro
Sie. Konsumsi
Anggota : Fitriya
Umar Sahid
Rizal Mahsyar
Alya Safara
Haridan
Akhmad Shofi
M. Iqbal Madani
Faishal Mustofa
Erfandi
M. Ghofar Ali
Idul Sengaji
M. Haris Nurroziqin
A. Syihabudin Masya
M. Shofi
Izduharudin Miftah
Sigit Alfian
M. Tarmidzi
Masrtrio Novaldi
Muhammad Romdhany
Mohammad Hanif
Panji Daman
Jati Pamungkas
Selly Febriana
Lita Hidayati
Ira Erfiana
Sie. PDD
Abdillah Al Habsyi
Tuhfatul Maula
Arie Handaka
M. Lutfhi
Fauzul Adzim
Muhammad Hidayatullah
Zabbar Hasto
Mu‘affaa R. M.
Tafiqurrahman
Haidir Ali
Kholid
M. Hidayatullah
Muhammad Firdaus
Arizal Ilhami
Fitri Wilandari
Siti Khotimah
Sie. Kesekretariatan
Hafid Riyanto
Rusman
Mochammad Nadawi
Amirudin MA.
M. Fatikhul Amin
M. Khoirul Fatihin
Alsabah Iqobula
Miswak
Noer Kholis
Sri Bintang
Mutawakkil Hamdy
Yockie Suprayogo
Abdul Kholiq
Mohammad Safi‘i
Fandi Rizal R.
Syafaat
PERSYARATAN PESERTA
PELATIHAN KADER LANJUT XXII
PC. PMII KOTA MALANG
1. Melampirkan surat rekomendasi dari komisariat asal (internal) atau cabang asal
(eksternal).
2. Membuat makalah
a. Membuat makalah sesuai tema yang diangkat di PKL ke XXII PC. PMII kota
malang.
b. membuat makalah : Strategi pendampingan kader, Pengambangan PMII di masing-
masing Universitas, Penyebaran paham aswaja di Universitas, Kepemimpinan
gerakan (Pilih Salah satu)
3. Catan Pribadi tentang kondisi objektif di komisariat asal/atau cabang: Indentifikasi
masalah dan solusinya serta apa yang dilakukan selama ber-PMII (berupa Vlog)
4. Mengisi formulir pelatihan kader lanjut (PKL) ke XXII yang telah disediakan panitia
Bio Instagram @pmiikotamalang berupa drive (eksternal).
5. Melampirkan foto kopy sertifikat PKD. dan atau surat keterangan telah mengikuti
PKD dari setiap komisariat/cabang asal.
6. Melampirkan pas foto 3x4 sebanyak 2 lembar
Pria berwarna kuning
Wanita berwarna biru
7. Melampirkan foto kopy KTP dan KTM. Sebanyak 1 lembar.
8. Mengisi surat pernyataan kesediaan mengikuti seluruh rangkaian acara Pelatihan
kader lanjut (PKL) ke – XXII bermaterai 6000. (pra, pelaksanaan serta follup).
9. Membayar uang registrasi sebesar Rp. 250.000,- (internal), Rp. 300.000,-
(eksternal)**
Catatan:
No. Hp/E-Mail :
.................................................................................................................
Bidang yang Ditekuni : ................................................
.................................................................
Motivasi Ikut PKL :
.................................................................................................................
SURAT PERNYATAAN