Anda di halaman 1dari 35

Nama Kegiatan : PELATIHAN KADER LANJUT

Organisasi Pelaksana : PC. PMII Kota Malang


Sekretariat : Jl. Mayjend Panjaitan 164 Malang 65113
Contact Person : 082247657282 (Syaiful anam) / 082336874090 (Sa’I
yusuf) / 085895784029 (ach. Sanusi)
No. Rekening :6238-01-009580-53-1 a/n mahdiatul maknun (BRI)
Waktu Kegiatan : 24 februari 2020 – 01 maret 2020
Tema Kegiatan :Membangun Ekonomi-Politik Kerakyatan dengan
Kooperasi Berbasis Masyarakat Desa

Malang, 20 Januari 2020


PANITIA PELAKSANA
PELATIHAN KADER LANJUT XXII
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
KOTA MALANG

MOH. SA’I YUSUF DINDA UMI NUGRAHANTI


Ketua Sekretaris

Mengetahui,

PC. PMII KOTA MALANG

SENA KOGAM M.P.VI


Ketua
TERM OF REFERENCE (TOR)

A. PANDANGAN UMUM

“Membangun Ekonomi-Politik Kerakyatan dengan Kooperasi Berbasis Masyarakat


Desa”

Kondisi Ekonomi-Politik Indonesia secara Makro

Ekonomi-politik merupakan hal ikhwal penting bagi kaum pergerakan untuk


dipahami. Hal itu dikeranakan sektor ini berkaitan dengan kondisi maslahah umat. Kita tidak
bisa menepis fakta bawa kondisi ekonomi-politik juga menyentuh persoalan kesejahteraan.
Kesejahteraan sebab terbukanya akses sarana produksi bagi semua hirarki dalam kelas sosial.

Ekonomi-Politik tidak menepis bahwa ekonomi secara signifikan berhubungan


dengan aspek politis. Ekonomi merupakan aktivitas politik dan politik ditunjang oleh akses
kekuatan ekonomi di sisi lain. Abstraksi semacam ini akan kita tangkap apabila kita bisa
menengarai suatu ekses kepemilikan oleh kelompok minoritas terhadap pelbagai sumber
daya potensial. Sementara di sisi lain terdapat kelas mayoritas rentan yang tida terakomodir
di dalam lingkaran akses tersebut.
Produk Domistik Bruto (PDB) yang dijadikan cerminan sebagai pertumbuhan
aktivitas ekonomi makro tidak cukup representative untuk menggambarkan situasi
produktivitas ekonomi yang menyeluruh dari rakyat Indonesia. Berdasarkan data statistik
Ekonomi Indonesia yaitu:
―triwulan III-2019 dibanding triwulan III-2018 (y-on-y) tumbuh 5,02 persen. Pertumbuhan
didukung oleh semua lapangan usaha. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Jasa Lainnya
sebesar 10,72 persen; diikuti Jasa Perusahaan sebesar 10,22 persen; Jasa Kesehatan dan
Kegiatan Sosial sebesar 9,19 persen; dan Informasi dan Komunikasi sebesar 9,15 persen.
Berdasarkan sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan III-2019 (y-on-y), sumber
pertumbuhan tertinggi berasal dari Lapangan Usaha Industri Pengolahan sebesar 0,86 persen;
diikuti Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 0,63
persen; Konstruksi sebesar 0,56 persen; dan Informasi dan Komunikasi sebesar 0,47 persen.
Sementara pertumbuhan ekonomi Indonesia dari lapangan usaha lainnya sebesar 2,50 persen‖
(Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan III-2019, 2019).

Sekilas pertumbuhan ekonomi yang diukur dari perkembangan rata-rata terkesan tidak
menjadi soal yang signifikan dalam diskursus kesejahteraan. Ada peningkatan yang progres
dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Akan tetapi, PDB adalah data statistik yang induktif
(umum) yang berdasarkan pada logika empirik. Dia tidak menyentuh pada relaitas mikro
yang sebenarnya cukup korelatif dengan persoalan ekonomi yaitu akses terhadap sumber
daya potensial. Baik itu sarana produksi, atau pun financial (modal).

Narasi Oligarki yang muncul kembali dalam ruang wacana yang cukup vulgar
berkorelasi dengan komposisi politik di Negara ini. Hal itu berhubungan langsung dengan
langgengnya akses minoritas terhadap sumber ekonomi semacam itu. Pusat penelitian Politik
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Firman Noor mengatakan Oligarki yang
menguat di Indonesia bersumber pada dua hal: Pertama, ketimpangan ekonomi dengan 0,
0000000002 persen masyarakat menguasai 10 persen pendapatan domestic bruto (PDB)
Indonesia. Faktor kedua, adanya warisan Orde Baru dalam sistem ekonomi politik. Aktor
politik, Bisnis, dan birokrasi berkolaisi untuk menghasilkan kebijakan yang jauh dari
kepentingan rakyat (Putri, 2019).

Ekonomi-politik juga memotret bagaimana kelangsungan jejaring kelompok


minoritas itu dalam birokrasi. Nathaniel, menuliskan di dalam birokrasi saat ini –Jokowi-
Ma‘ruf Amien— terlihat komposisi berdasarkan sistem klain atau patron politik. Baik
pendukung atau pun berdasarkan kerabat. dia menyebutnya dengan istilah Hereditary
politics (Nathaniel, 2019). Kita melihat komposisi berdasarkan ikatan patronase di dalam
struktur pemerintahan ini

―Setidaknya ada tiga orang yang mendapat jabatan dalam pemerintahan Jokowi jilid II
dan sebagian orang percaya hal itu lantaran kedekatan orangtuanya dengan sang
presiden. Mereka adalah Angela Herliani Tanosoedibjo selaku Wakil Menteri
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, serta dua staf khusus Jokowi: Diaz Hendropriyono
dan Putri Indahsari Tanjung‖ (Nathaniel, 2019)
Politik turun temurun yang pada akhirnya menentukan bentuk dari corak
pemerintahan saat ini berkar kuat sejak Orde Lama dan Orde Baru. Sudah tentu kondisi
demikian bertentangan dengan demokratisasi dalam sistem demokrasi. Sistem demokrasi
yang dibangun berjalan terbirit-birit di bawah kuasa golongan yang menetukan arah
pembangunan Negara ini daripada rakyat kebanyakan. ―Selama berabad-abad, perekrutan elit
sebenarnya dilakukan melalui keturunan, nepotisme, dan kekerasan, dan kata aristokrasi
menggambarkan golongan elit yang mendapat jabatan secara turun-temurun,‖ tulis professor
Aix-Marseille School Of Economics, Cecilia Garcia-Peñalosa dan ekonom dari Universitas
Washington, Theo Eicher, dalam buku Institutions, Development, and Economic
Growth (2006)”

Persoalanya kemudian, sistem demokrasi selalu mengandaikan hadirnya partai


sebagai satu-satunya institusi yang berwenang dalam menghasilakan suatu paket kebijakan
tertentu. Akan tetapi ideasi demokrasi yang bersandar pada partai politik sebagai bagian dari
representasi suara rakyat tidak cukup signifikan untuk mendompleng kepentingan rakyat
dalam penyelarasan arah pembangunan. ―dalam kenyataannya, praktik ideal partai politik
tersebut lebih sering tidak terlaksana. Secara internal, partai politik bahkan kerapkali gagal
mempraktikkan mekanisme demokrasi dan terjebak dalam budaya oligarki. Dalam konteks
politik nasional, hal itu tampak jelas dalam mekanisme penjaringan calon anggota legislatif
maupun kepala daerah oleh sejumlah partai‖ (Nurrochman, 2018).

Alih-alih sebagai pemeran utama dari demokrasi terbuka partai politik justru terjebak
dalam persoalan ambivalensi yang mendua. Pernyatan bahwa oligarki dibagun atas dasar
kekuatan modal kapital yang tidak terbatas dan beroperasi dalam kerangka kekuasaan yang
menggurita secara sistematik adalah kenyataan yang tidak bisa ditepis. Hanya di tangan para
elit segela keputusan partai politik ditentukan melalui mekanisme hirarki yang kaku dengan
kekuatan yang bertumpu di kalangan elitanya atau decision making.

Kondisi demikian menyeret kaum pergerakan intelektual muslim sebagai bagian dari
kekuatan civil society untuk memeceh kebuntuan keran demokrasi. Demokratisasi ekonomi
adalah masalah utama di antara dua komponen demokrasi lainnya: sosial dan politik.
Dalam satu uraian artikel pendek berjudul Dimensi-Dimensi Pergerakan Islam di
Indonesia: Catatan Untuk Angkatan Muda Islam Kuntowijoyo menekankan pentingnya
gerakan muda Islam untuk melakukan integrasi ke dalam pelbagai elemen kerakyatan. Dia
menekankan untuk bergerak dengan pendekatan Integrasionis dan sistemik.begerak bersama-
sama dengan seluruh bangsa melakukan tugas sejarah dalam mnentukan arah pembangunan
bangsa Indonesia. Selian itu, pendekatan sistemik yang menganurkan pergerakan islam yang
total dan tidak malu-malu, dan terakhir perlu adanya ketegasan normatik-struktural dan
operasional dari sistem masyarakat yang dicita-citakan. Suatu pergerakan yang tidak melulu
improvisai tetapi harus dengan sistematis. Sikap sistematis adalah penekanan keberanian
menghadapi maslah sosial dengan ketajaman analisis sosial. sikap keberpihakan yang jelas.
kepada siapa akan berpihak di era keberlajutan pembangunan—kian menunjukkan adanya
polarisasi—yang tidak seimbang antara kalangan minoritas yang menguasai banyak sumber
potensial, dulatan bain al-agniya dan kalangan mayoritas dengan terbatasnya akses terhadap
sumber daya potensial. Analisa sosial kaum pergerakan menjadi penting untuk memetakan
kelas-kelas rentan; baik secara ekonomi, politik, atau sosial. Kuntowijoyo menegaskan
―bahwa dalam masa-masa krisis gerakan islam selalu kehilangan basis sosialnya, kerena
ketidakjelasan sikap sosialnya‖ (Kuntowijoyo, 2017)

Pendekatan integrasional adalah jembatan pemersatu kaum pergerakan islam di


Indonesia. Khususnya ada pada kalangan angkatan muda sendiri. Kalangan Muda, dalam hal
ini PMII, perlu menjadi penghubung utama dari proses integrasi yang tidak melulu kaku dan
terjebak dalam hal ikhwal gerak spasial. Kota dan desa adalah satu entitas yang tehubung dan
integral dalam peta gerakan. Keduanya adalah ruang gerak bagi sahabat-sahabti PMII di
manapun.

Jika kamu PMII mampu menjadi prototype ideal, maka tidak menutup kemungkinan
kebangkitan islam yang terintegrasi ke dalam pembangunan bangsa akan dicapai. Saat ini,
pembacaan ekonomi secara disiplin keilmuan sudah menyentuh pada taraf kemajuan dengan
modern. Aktivitas produksi dan pertumbuhan ekonomi diandaikan sudah berada di tahap
transisi dari tradisional menuju modern.
Pembangunan Nasional dalam Fase modern

Pembagunan Nasional merupakan upaya meningkatkan berbagai aspek kehidupan


masyarakat, bangsa, dan negara. Proses pembangunan betujuan untuk meningkatkan
keseluruhan sistem penyelenggara negara, guna mewujudkan tujuan nasional dengan
membangun manusia indonesia seutuhnya, dan pembangunan masyarakat indonesia
seluruhnya. Pelaksanaan pembangunan nasional tidak terlepas dari aspek sosial,budaya,
ekonomi, politik, dan pertahanan keamanan secara terencana dan menyeluruh dalam rangka
mewujudkan kehidupan sejajar dan sederajad dengan tujuan lain selangkah lebih maju dari
negara lain. Sedangkan aspek kehidupan dalam pembangunan nasional yang memiliki radius
lebih luas dalam pembangunan nasional yaitu aspek ekonomi yang menjadi salah satu tolak
ukur dalam keberhasilan pembangunan nasional.
pembangunan ekonomi bergantung pada pertumbuhan ekonomi (ekonomic growht)
dimana pembangunan ekonomi dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya
pula, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi. Oleh karena itu
pembangunan ekonomi berisi strategi pembangunan daerah yang dimaksudkan suatu langkah
untuk melengkapi strategi makro dan sektoral dari pembangunan nasional. Dalam merancang
strategi pembangunan harus melihat kondisi sosial yang rill sesuai dengan kebutuhan yang
ada.
Pembangunan sistem ekonomi di indonesia dari era reformasi-demokrasi selalu
berubah. Indonesia pernah mengadopsi sistem ekonomi sosialis, kapitalis, dan campuran.
Namun, dari beberapa sistem ekonomi yang dianut lebih banyak difisitnya dari pada surplus.
Sistem ekonomi yang pernah diadopsi oleh indonesia nyaris gagal dalam pembangunan
ekonomi nasional dan jauh dari yang diharapkan pada tujuan awal yaitu mensejahterakan
rakyat indonesia secara menyeluruh. Terjadinya kegagalan pembangunan ekonomi nasional
bukan lantas dipengaruhi faktor lain, namun sistem ekonomi yang dianut masih kurang pas
untuk negeri seribu pulau ini.
Dalam pembangunan ekonomi terbih dahulu harus melihat proses multidimensi yang
lebih mengedepankan kebersamaan atau gotong-royong, berat sama-sama dipikul dan tinggi
sama-sama dijinjing. Dengan persepsi tersebut pembangunan ekonomi dibangun dari sektor
foundamentalis melalui UMKM (Unit Mikro Kecil Menengah) dan kooperasi, inilah yang
disebut dengan ekonomi kerakyatan.
Sistem ekonomi kerakyatan adalah suatu sistem yang berbasis pada kekuatan rakyat.
Dimana segala bentuk kegiatan ekonomi dilakukan oleh rakyat kebanyakan (popular) dengan
cara swadaya mengelola sumberdaya ekonomi apa saja yang dapat diusahakan dan di
kuasainya melalui kelompok Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terutama meliputi sektor
pertanian, perternakan, kerajinan, dan makanan. Terutama untuk memenuhi kebutuhan
keluarganya tanpa harus mengorbankan kepentingan masyarakat lainya.
Penerapan ekonomi kerakyatan berbasis ko-operasi merupakan sistem ekonomi khas
indonesia yang dirancang oleh wakil presiden pertama Moh. Hatta. Asumsi dasar dari ko-
operasi adalah seluruh stockholder yang terlibat didalamnya sama-sama mendapatkan
keuntungan. Didasari gotong-royong, ke-keluargaan yang bersifat kerakyatan dengan
penyelenggaraan ekonomi memberi dampak khusus pada kesejahteraan rakyat kecil dan
kemajuan ekonomi rakyat kecil. Jelas, sistem ekonomi kerakyatan berbeda dengan sitem
ekonomi sosialis, kapitalis maupun campuran yang lebih mementingkan kelompok tertentu.
Pelaksanaan kegiatan, pengawasan, dan hasil dari kegiatan ekonomi kerakyatan dapat
dinikmati oleh seluruh masyarakat. Melaui penataan kekuatan ekonomi rakyat dari
kelompok-kelompok kecil suatu sistem ekonomi yang kuat dan tahan banting tidak mudah
dipengaruhi oleh global politik akan terbentuk dengan kokoh dan tersistem berdiri tegak
menghadapi persaingan pasar internasional (Intrnational Market).
Ekonomi kerakyatan dikatakan ekonomi tradisional (sub-sisten), namun seiring
dengan kemajuan ilmu pengetahun dan teknologi yang semakin berkembang cepat, maka
ekonomi kerakyatan-pun mampu menjadi ekonomi modern dengan produktivitas tinggi.

Desa (Masyarakat Agraris) dan Gerakan Kooperasi

Pada umumnya rata-rata Desa di pulau jawa sistem produksi pertaniannya lebih
mengarah pada sub-sisten. Ini terjadi dalam rentang abad yang panjang sebelum abad 19 dan
20 fase di mana kolonial berupaya penetrasi atau perembokan dalam ktivitas ekonomi desa
dengan perkebunan. Sekalipun corak sistem ekonomi Indonesia terdapat corak liberasi
dengan menyandarkan pada investor sekala besar ditandai dengan keterlibatan multinational
corporation dan/atau transnational corporation dalam aktivias ekonomi saat ini. Banyaknya
badan usaha asing atau domestik yang bersandar pada stabilitas ekonomi global membuat
aktivitas produksi di masyarakat pinggiran menjadi rentan. Hal itu dikarenakan aktivitas
produksi yang berbasis di desa-desa petani terserap dalam tuntutan pasar. Tiadanya
kedaulatan yang rill petani adalah fakta rill yang tidak bisa dipungkiri. Diakui atau tidak!

Dalam pada itu, historisitas kooperasi adalah bagian dari upaya masyarakat desa
untuk membendung dominasi ekonomi kolonial. Nahdlatut Tujjar—salah satu faksi ekonomi
kalangan Kiayi yang didirikan pada tahun 1918 oleh kalangan ulama Desa yang kemudian
terhimpun dalam organisasi besar Islam yaitu Nahdlatul Ulama— adalah salah satu lembaga
ekonomi yang memiliki andil besar dalam melawan aktivitas ekonomi global pada saat itu.
―Nahdlatut Tujjar didirikan tahun 1918 yang melingkupi wilayah Jombang-Suarabya,
meskipun kemudian koperasi dagang ini tidak mampu bertahan lama‖ (Jaringan Komisi
Fatwa Surabaya, 2004).

Di dalam Nahdlatut Tujjar terdapat badan usaha Syirkah al-‘inaan dengan target
khusus pada dunia usaha pertanian. Sebenarnya tujuan NT di awal adalah utuk
―membangkitkan kepedulian boemi poetra terhdap merosotnya bangsa yang dapat dibuktkan
dengan sedikitnya jumlah penuntut ilmu[…] di lain pihak sekolah-sekolah Belanda penuh
sesak, sedangkan mereka samasekal tidak menghargai umat beragama dan di tangan mereka
ada kemegahan, kecendikiawanan dan kekuasaan di segala penjuru, di darat, laut dan setiap
pelosok[…] sebab yang memunculkan alas an berdirinya NT adalah pertama masyarakat
muslim cenderung melakukan tajarrud dan membebaskan diri dari upaya pencarian nafkah
sedangkan mereka belum mampu menopang kebutuhan hidup sehari-hari. Akibatnya mereka
harus merendah-rendahkan diri minta bantuan orang kaya yang bodoh atau penguasa yang
durhaka. Kedua masyarakat muslim cenderung tidak peduli terhadap tetangga yang belum
tahu rukun shalat, bahkan belum melafalkan syahadat Jahil murakkab. Ketiga, mereka tidak
memerlukan ilmu orang lain dan mereasa cukup dengan ilmu yang telah dipelajari dan
dipahami; sehigga dirasa tidak perlu adanya musyawarah (Jaringan Komisi Fatwa Surabaya,
2004)‖

Dalam struktur argumentasi di atas berdirinya NT selain untuk mencapai kesetaraab


ekonomi juga berhubungan dengan perjuangan kesetaraan sosial dengan kolonial. Ulamak-
ulamak yang tidak berdaya secara financial untuk melakukan pengutan jejaring dakwah
diberdayakan dengan adanya NT. Strategi NT ini kemudian diadopsi oleh kalangan Nahdlatul
Ulama pada tahun 1929 dengan mendirikan sebuah koperasi kaum muslimin dengan
penekanan pada aktivitas mengorganisir barter atau penjualan barang seperti gula, kacang,
minyak goring, buah-buahan dan sayuran yang sebagaian kecl dihasilkan para petani
danpengusaha kecil (20). Syekh K.H. Hasyim Asy‘ari mengatakan:

―wahai pemuda putra bangsa yang cerdik pandai dan para ustadz yang mulia,
mengapa kalian tidak mendirikan saja suatu badan usaha ekonomi yang beroperasi, di
mana setiap kota terdapat satu badan usaha yang otonom (Syekh. K.H Hasyim Asy‘ari
dalam JARKOM FATWA, 2004)

Hal itu, berkorelasi erat dengan kebangkitan ekonomi Nahdliyyin untuk meretas kebuntuan
nasib umat yang tajjarud di bawah dominasi politik kolonial.

Keterlakatan desa dengan aktivitas kooperasi sebagai wadah bagi gerakan kedaulatan di
bidang ekonomi di ulas oleh Mohammad Hatta dalam bukunya Menindjau masalah
Kooperasi. Kenapa istilah itu ‗kooperasi‘ dan kenapa tidak ‗koprasi‘. Dalam ulasan ini
mengacu pada istilah yang tuliskan oleh Hatta. Menurutnya Ko-operasi berasal dari kata ‗ko‘
yang artinya … bersama dan operas yaitu bekerja (Hatta, 1954). Hatta menekankan bahwa
perkumpulan kerja sama dalam mencapai suatu tujuan disebut sebagai kooperasi. Ia
membedakan dua kooperasi. Pertama kooperasi sosial dan kedua kooperasi ekonomi.
Keduanya berakar kuat dalam masyarakat Indonesia. Kooperasi sosial usianya lebih tua. Ia
sebagai sebagai pembawaan dari masyarakatyang berdasarkan tolong-menolong dalam
masyarakat desa patrimonial. Sementara kooperasi ekonomi adalah pembawan zaman baru.
Muncul dalam Indoesia sejak perpisahan masa dari abad ke 19 ke abad 20.

Hatta menekankan tujuan Kooperasi memperbaiki nasib orang-orang yang lemah


ekonominya dengan jalan kerjasama sebagai dasar dari kooperasi ekonomi. Operasionalisasi
kooperasi ekonomi tentu saja tidak dicukupkan pada spririt kohesi sosial—kooperasi sosial—
melainkan harus adanya organisasi kooperasi ekonomi sebagai pangkal kekuatan di
dalamnya. Hal ini dimaksudkan agar mampu menyusun tenaga ekonomi yang lemah dan
terpencar menjadi satu kesatuan dalam diri mereka. Hatta dalam artikelnya Membangun
Kooperasi dan Kooperasi Membangun menegaskan ―Suatu perekonomian nasional yang
berdasar atas kooperasi, inilah ideal kita (Hatta, 1954)‖. Kooperasi menjadi penopang dari
agenda pembangunan jangka panjang. Bersentuhan langsung dengan aktivitas produksi
ekonomi kecil yang didasarkan pada kebersamaan.

Diterbitkannya UU Desa no.6 tahun 2014 memberikan celah yang sangat lebar bagi desa
untuk menentukan kedaulatannya sendiri sebagai bagian dari mata rantai pembangunan
nasional. Berebda dari sebulumnya, Surplus nilai Desa ditekankan pada persoalan kohesi
sosial yang patrimonial sebagai bahan dasar dari pembentukan kooperasi ekonomi, kini desa
mendapatkan legal administrati dari uu no.6 tahun 2014 khususnya di pasal 87 sampai 90
yang khusus mengatur tentang perekonomian desa dengan Badan Usaha Milik Desa (BUM-
DES). Undang-undang desa bukan semata ditafsirkan sebagai demokratisasi sosial dan politik
tapi demokratisasi ekonomi sebagai landasan dasar dari keberlanjutan dan kesinambungan
pembangunan.

Pribadi Muslim dan Proses Transformasi Sosial

Era melenial telah menjadi unsur utama perubahan sosial yang sangat cepat dan ini perlu
adanya repon yang cepat pula untuk melahirkan budaya-budaya baru yang harus di respon
oleh semua pihak, termasuk Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Bidang
sepiritual tidak boleh diabaikan sebagai penyeimbang perubahan zaman. Secara esensial Nilai
Dasar Pergerakan (NDP) menjadi suatau sublimasi untuk mendorong serta penggerak
perubahan. Sebagai pemberi keyakinan, kekuatan ideal-moral dan pembenar mutlak, islam
mendasari, memberi spirit dan elan vital pergerakan yang dapat memberikan manfaat untuk
masyarakat dan lingkuanganya.

PMII telah memiliki modal utama yakni sumber daya manusia (kader-kader) yang terbesar
dari sabang-meraoke dan international. Dengan adanya modal pengetahuan yang mempuni di
setiap bidang harus diberdayakan secara bersama-sama dalam sebuah gerakan yang masif
dalam rangka mewujudkan kemandirian ekonomi dan mensejahterakan masyarakat.

Membangun perekonomian desa tidaklah terbentuk dengan sendirinya, melainkan di gagas


dan diciptakan oleh seorang yang memiliki kesadaran akan pentingnya perekonomian
masyarakat sipil (civil society) dan itu harus digagas kader-kader pelopor Pergerakan
Mahasiswa Islam Indonesia yang mampu menggerakan masyarakat desa dalam upaya
membangun sumberdaya yang ada dengan produktivitas tinggi.
Berbagai pencapaian sebagai konsekuensi dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
telah menciptakan kembali dunia tentang sebuah desa besar (global village) dengan mudah
dan leluasa menikmati kemajuan super spektakuler dan memecahkan berbagai persoalan yang
muncul dalam kehidupan sosial. Jasa terbesar menjadikan ilmu pengetahuan dan teknologi
ketika mampu membuka pintu akses ekonomi desa yang mampu mendorong pembangunan
ekonomi skala besar nantinya.

B. LANDASAN KEGIATAN

Kegiatan ini bersandar pada beberapa landasan, yaitu:

1. Al-Qur‘an dan Hadist


2. Pancasila dan UUD 1945
3. Nilai Dasar Pergerakan
4. AD/ART PMII

C. NAMA DAN TEMA KEGIATAN

Nama kegiatan ini adalah Pelatihan Kader Lanjut XXII atau di Sinkat PKL XXII. Kagiatan
ini diberi ―“Membangun Ekonomi-Politik Kerakyatan dengan Kooperasi Berbasis
Masyarakat Desa”

D. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN


Kegiatan pelatihan kader lanjut ke – XXII PC. PMII kota malang dilaksanakan pada
tanggal 24 februari – 01 maret 2020. Bertempat di balai pelatihan kerja (BLK) wojo jati
singosari kab. Malang.
E. TUJUAN KEGIATAN
 SECARA UMUM
PKL bertujuan membentuk Kader Mujtahid yakni kategori

kader pelopor, inovatif dan kreatif

 SECARA KHUSUS

PKL bertujuan untuk:

1. Mengembangkan kualitas diri kader pasca PKD


2. Mengembangkan kualitas kepemimpinan pergerakan
3. Membangun kader yang mampu merancang strategi gerakan jangka pendek dan
jangka panjang organisasi
4. Mematangkan kapasitas kader dalam pengetahuan, sikap, dan perilaku organisasi
5. Meneguhkan orientasi diri kader dalam menentukan ruang gerak bagidirinya
6. Mempertajam kemampuan analisis kader tentang peta kawan dan lawan dalam
perjuangan organisasi dan Islam Ahlussunnah walJama’ah
7. Mengembangkan pribadi yang percaya diri dan mampu menjadi tauladan bagi kader
untuk berjuang bersama dalam Islam Ahlussunnah walJamaah.
F. TARGET KEGIATAN

Target yang diharapkan dari Pelatihan Kader Lanjut XXII adalah:

1. Peserta memiliki kemampuan analitik terhadap situasi ekonomi-politik


Indoensia
2. Peserta memiliki kemampuan analitik terhadap perubahan sosial.
3. Peserta memiliki kemampuan dalam bidang penelitian dan pengembangan
organisasi.
4. Peserta memiliki kemampuan pengorganisiran masyarakat.

5. Peserta mampu meningkatkan kepekaan terhadap ruang gerak serta memahami


medan juang.
6. Peserta memiliki mental pelopor

7. Peserta memiliki kepribadian reflektif

8. Peserta mampu menjadi kader yang bermoral dan memiliki intelektualitas yang
mumpuni

9. Peserta mampu memiliki loyalitas yang tinggi terhadap organisasi sebagai


bentuk keberpihakan terhadap Jama’ah

10. Peserta memiliki karakter yang kuat

11. Peserta memiliki kemampuan yang tinggi dalam mengelola organisasi dan
memperkuat system kaderisasi.

12. Peserta mampu menjadi kader yang komunikatif , visioner dan konsisten dalam
mencapai menjalankannya.

13. Peserta menjadi teguh pendirian dan memiliki prinsip yang kuat.

G. OUT PUT KEGIATAN


1. Alumini PKL mampu menjadi inisiator dalam menyikapi berbagai persoalan
yang di hadapi

2. Alumni PKL mampu menjadi pribadi yang selalu bermuhasabah atas segala
tindakan-tindakannya

3. Alumni PKL mampu menjadi tauladanyang bermoral dan memiliki


intelektualitas yang mumpuni

4. Alumni PKL mampu memberikan loyalitas yang tinggi terhadap organisasi


sebagai bentuk keberpihakan terhadap Jama’ah

5. Alumni PKL memiliki karakteristik dan citra diri yang karismatik


6. Alumni PKL memiliki kemampuan managerial yang baik dalam menata sistem
organisasi

7. Alumni PKL memiliki kecakapan komunikasi

8. Alumni PKL memiliki pandangan yang jauh ke depan

9. Alumni PKL menjadi pribadi yang tidak mudah menyerah dan memiliki prinsip
yang kuat.

H. PENDEKATAN KEGIATAN
Kegiatan dari pelatihan kader lanjut (PKL) ke – XXII ini merupakan pendidikan
kaderisasi formal ketiga di PMII yang dilaksanakan oleh PC. PMII kota malang sebagai
wujud dari kewajiban, amanah dan mandat organisasi. Upaya keberlangsung proses
ideologisasi dan transformasi nilai kepada sahabat – sahabat wabil khusus peserta PKL
ke- XXII. Dengan melalui pendekatan sebagai berikut:
 Emosional
 Intelektual
 Ideologis
 Pedagonik, dan
 Deduktif.
I. PERANGKAT PELAKSANA KEGIATAN
1. Pelindung
2. Penanggung jawab
3. Streering Committee
4. Organizer Committee
5. Moderator
6. Narasumber
7. Instruktur
8. Fasilitor
J. PESERTA KEGIATAN

Kegiatan Pelatihan Kader Lanjut XXII diikuti oleh 50 peserta dari kader PMII Kota
Malang (Internal) dan 5 dari kader dari luar Cabang Kota Malang (Eksternal).

K. RANGKAIAN KEGIATAN

Kegiatan Pelatian Kader lanjut ini terdiri dari beberapa rangkaian agenda sebagai
berikut;

Pendaftaran : 24 Januari – 10 Februari 2020

Screening Berkas : 11 – 13 Februari 2020

Pengumuman lolos berkas : 14 Februari 2020

Wawancara : 15 – 18 Februari 2020

Pengumuman Peserta PKL : 19 Februari 2020

Technical Meeting : 20 Februari 2020

Sseminar + Opening PKL : 23 Februari 2020

Pelaksanaan PKL XXI : 24 februari 2020 – 01 maret 2020

L. MATERI KEGIATAN

Kegiatan Pelatihan Kader Lanjut XXII terdiri dari beberapa materi-materi, yaitu;

1. Studium General
2. Aswaja dan Analisis Peta Gerakan Isalam
3. Strategi dan Taktik Gerakan PMII
4. Kaderisasi dan Organisasi
5. Strategi Gerakan Islam Indonesia
6. Antropologi Masyarakat Indonesia
7. Sosiologi Masyarakat Indonesia
8. Pancasila Perspektif Kenegaraan
9. Geo Ekonomi, Geo Politik, dan Geo Budaya Kontemporer
10. Analisis Kebijakan Public
11. Analisis Media
12. Advokasi Pendampingan Masyarakat
13. Menegemen Komonikasi dan Informasi
14. Potensi Desa dan Pembangunan Ekonomi
15. Distribusi Usaha Berbasis Digital
16. Peran Perempuan Dalam Pengembangan Ekonomi Desa
M. NARASUMBER KEGIATAN

Setiap materi pada kegiatan Pelatihan Kader Lanjut XXII disampaikan oleh beberapa
narasumber, yaitu;

1. Dra. Hj. Khofifah Indar Parawasa, M,Si.


2. Prof. M. Mas‘ud Said, MM, Ph.D.
3. Drs. H. Abdul Halim Iskandar, M.Pd.
4. Dr. Purnomo Hadi, M.M.
5. Fauzan Alfaz
6. Ach Dhofir Zuhry, S.sos., M.Phil
7. Herianto S.Pd.
8. Iden Robert Ulum
9. Faishal Aminuddin,SS.,MSi
10. Fairous huda
11. Nur Sayyid Santoso Kristeva, M.A
12. Yogi Eka Chalid Farabi. S.sos
13. M. Abdullah Syukri, M.A
14. Fadillah Putra, S.Sos., M.Si., MPAff., Ph.D
15. Muhammad Nuruddin, M.P
16. Hikmah Bafaqih, S, Sos., M.A
17. Jakfar Shodiq, S.H., M.Hum
18. Abdullah syam
19. Suluh Wahyu Pambudi, S.Sos
20. M. Zaini Mustakim
21. Fauzan Robusta,
N. FASILITATOR KEGIATAN
Setiap pertemuan kegiatan Pelatihan Kader Lanjut XXII akan dilakukan pendalaman
materi yang akan dibimbing oleh beberapa fasilitator, yaitu;
1. Mujtabah, S.Sos
2. Mustiko romadhoni, SH.
3. Latifianto, S. Ikom.
4. Mahalli
5. M. Yunus zaenal, SH. M.Kn
6. Rina Arinta, S.Si
7. Halik kusuma SH.
8. Habiburrahman El-stiffiani
9. Alif khafi nur naqti S. Kom.
10. Muhammad faris abdul aziz, S.SOS
11. Muhammad Abdul fatah
12. Dwi Purbo
13. Erwanto, S.Si. M. Si.
14. Ragil setyo cahyono, SM.
15. Dini Adhiyati, S.H
16. Ach. Faisol, S.E
O. SUSUNAN KEPANITIAAN
(Terlampir)

P. PERSYARATAN PESERTA
(Terlampir)
Q. SUSUNAN ACARA
(Terlampir)
R. FORMULIR

(Terlampir)

S. SURAT PERNYATAAN

(Terlampir)
Lampiran 1:

SUSUNAN KEPANITIAAN

PELATIHAN KADER LANJUT (PKL) KE - XXII

PC. PMII KOTA MALANG

Pelindung : Fadillah Putra, S.Sos, M.Paff, Ph.D.

Penanggung Jawab : Sena Kogam Muhammad Nur Vivananda Irsyad

Steering Committee (SC)

Koordinator : Syaiful Anam

Anggota : Ahmad Syarif Fajarul Ihsan

M. Syafiq Qudsi

Holidatus Siddiqah

Dedi Setiawan H.

Syamsul Arifin

Ach. Sanusi

Fajar Sodiq

Ramdan

Futri Yuliana

Sella Wahyu Romantika

Sri Angkita

Khoirur Roziqin

Organizing Committee (OC)

Ketua : Moh. Sa’i Yusuf

Sekretaris : Dinda Umi Nugrahanti

Bendahara I : Mahdiatul Maknun

Bendahara II : Novia Tri


Sie. Acara

Koordinator : Uswatun K. Makluf

Anggota : Mabrur

Novita K.

Helmi Anshori

Tika Elok Indah Kumala Sari

Abdullah

M. Ainur Rofiq

Mohammad Romli

M. Salman Alfaris

Eka Fifty Anugrah

Muhammad Anwar Rizqi Ra‘is

Jihad Maulana

Ach. Shaleh Fajar Shadiq

Najatul Ubadati

Bambang Kurniawan

Wahyudi Tri H.

Mudrikah

Sie. Humas

Koordinator : Dedi Hermawan

Anggota : Dian Wisnu Al Afdhoni

Muhib Fadlillah

Nurul Afiyatul Jannah

Fitri Wulandari

Muhammad Fiky Romadhon

Ali Bisri El – Muniri

Mikail

Mahbub Djunaidi
Erha Suud Abdullah

Syamsuddin

Rohmah Nur Romadhonia

Mohammad Wafid

M. Nur Alfian Nafi

Nasrin

Mohammad Miqdad Arifin

Abdul Aziz

Muhammad Rizky Radhiyyah

Muhammad Maghfur Agung

Wahyu Satrio Nugroho

Hamdani

M. Khoirul Warotsi

Ghufron

Sholehuddin Ahmad

Eka Yuliana

Miftah Eka Putri

Sie. Perlengkapan

Koordinator : A. Junaidi

Anggota : Neliana Margareta

Dhia Luthfi Arraghi

Vita Okta Wihana

Urif Efendi

Muhammad Syukron

Ahmad Abror

Irga Yurid Tama

Khaikal Miknaf

Sahensa Abi A. D.

Jamaluddin Tarihoran
M. Irfan Aziz

Andra Fahrizal

Ongki Aji Saputra

Ainul Yakin

Rudi Ratuloli

Anshory

M. Akbar Murzakki

Rizki Iskandar Putra

Al Jauhari

A. Junaidi

Redy Eka Y.

Iskandar

Moh. Faruq Alfarisi

Faiz Abdillah

M. Sobri

Halilurrahman

Aimmatul Jannah

M. Safrizal

Faizun Ulul Rosyaid

Mas Aril Irham

Ferry Sandriya

Sulka Qorida Fahmi

Kholifatuz Zahro

Sie. Konsumsi

Koordinator : Aisyatir Rodliyah

Anggota : Fitriya

Umar Sahid

Rizal Mahsyar

Alya Safara
Haridan

Akhmad Shofi

M. Iqbal Madani

Soni Adi Pratama

Faishal Mustofa

Erfandi

M. Ghofar Ali

Idul Sengaji

M. Haris Nurroziqin

A. Syihabudin Masya

M. Shofi

Izduharudin Miftah

Muhammad Nabil Rifqi

Surya Wanga Saputra

Sigit Alfian

M. Tarmidzi

Masrtrio Novaldi

Fahrizal Abdi Sugama

Muh. Akbar Umbu Nay

Muhammad Romdhany

Mohammad Hanif

Panji Daman

Moh. Rifqi Aulawi

Jati Pamungkas

Selly Febriana

Zubaidah Eka Mataliani

Lita Hidayati

Ira Erfiana
Sie. PDD

Koordinator : Moh. Anwar Anas

Anggota : Mohammad Naufal Ardiansyah

Bagus Setio Nugroho

Okta Srinanda Rifai

Muhammad Azmil Nazar

Abdillah Al Habsyi

Ahmad Faisal Riza

Tuhfatul Maula

Arie Handaka

M. Lutfhi

Ach. Bilhaq Nazar

Fauzul Adzim

Muhammad Hidayatullah

Zabbar Hasto

Mu‘affaa R. M.

Tafiqurrahman

Haidir Ali

Kholid

M. Hidayatullah

Muhammad Firdaus

Ach. Zainur Ridho

Arizal Ilhami

Fitri Wilandari

Siti Khotimah

Sie. Kesekretariatan

Koordinator : Latifah Fatimatuz Zahroh

Anggota : Moh. Zainullah

Hafid Riyanto
Rusman

Mochammad Nadawi

Ahmad Fahmil Aziz

Amirudin MA.

M. Fatikhul Amin

M. Khoirul Fatihin

Alsabah Iqobula

Miswak

Fikri Dadang Mahsyar

Noer Kholis

Sri Bintang

D.H Tommi Wahyudi

Mutawakkil Hamdy

Yockie Suprayogo

Abdul Kholiq

Mohammad Safi‘i

Fandi Rizal R.

Syafaat

Febri Putra Pradana

Irma Firlia Qorida

Suci Irma Aflachah


Lampiran 2 :

PERSYARATAN PESERTA
PELATIHAN KADER LANJUT XXII
PC. PMII KOTA MALANG
1. Melampirkan surat rekomendasi dari komisariat asal (internal) atau cabang asal
(eksternal).
2. Membuat makalah
a. Membuat makalah sesuai tema yang diangkat di PKL ke XXII PC. PMII kota
malang.
b. membuat makalah : Strategi pendampingan kader, Pengambangan PMII di masing-
masing Universitas, Penyebaran paham aswaja di Universitas, Kepemimpinan
gerakan (Pilih Salah satu)
3. Catan Pribadi tentang kondisi objektif di komisariat asal/atau cabang: Indentifikasi
masalah dan solusinya serta apa yang dilakukan selama ber-PMII (berupa Vlog)
4. Mengisi formulir pelatihan kader lanjut (PKL) ke XXII yang telah disediakan panitia
Bio Instagram @pmiikotamalang berupa drive (eksternal).
5. Melampirkan foto kopy sertifikat PKD. dan atau surat keterangan telah mengikuti
PKD dari setiap komisariat/cabang asal.
6. Melampirkan pas foto 3x4 sebanyak 2 lembar
 Pria berwarna kuning
 Wanita berwarna biru
7. Melampirkan foto kopy KTP dan KTM. Sebanyak 1 lembar.
8. Mengisi surat pernyataan kesediaan mengikuti seluruh rangkaian acara Pelatihan
kader lanjut (PKL) ke – XXII bermaterai 6000. (pra, pelaksanaan serta follup).
9. Membayar uang registrasi sebesar Rp. 250.000,- (internal), Rp. 300.000,-
(eksternal)**
Catatan:

 *format makalah : pendahuluan, pembahasan dan kesimpulan. (ketentuan penulisan:


kertas A4, font times new roman, spasi 1,5. Minimal 300 kata, dan tulis acuan
literatur sebagai referensi).
 **pembayaran uang kontribusi dapat langsung dibayar kebendahara panitia kegiatan
sahabati Mahdiatul Maknun. Atau dapat melalui via rek. (623801009580531 An
mahdiatul maknun BRI) dengan dibuktikan dengan bukti pembayaran.
SUSUNAN ACARA
PELATIHAN KADER LANJUT (PKL) XXII
PC. PMII KOTA MALANG

Hari/tanggal Waktu Acara Narasumber dan fasilitator


Minggu 09.00 – 12.00 Seminar PKL XXII 1. Dra. Hj. Khofifah
23 februari Tema “Efektifitas Indar Parawasa,
2020 Digitalisasi Ekonomi M,Si.
Kerakyatan” 2. Prof. M. Mas‘ud
Said, MM, Ph.D.
3. Drs. H. Abdul
Halim Iskandar,
M.Pd.
4. Dr. Purnomo Hadi,
M.M.
5. Muhammad
Nuruddin, M. P
Senin, 12.00-13.00 Registrasi peserta OC. Keskertariatan
24 februari
2020
13.00 – 14.00 Opening ceremony Pelindung, penanggung jawab,
SC dan OC.
14.00 – 17.00 Stadium general Nara sumber

17.00 – 18.30 ISHOMA OC. Sie acara dan Sie konsumsi.


18.30 – 19.30 Bina suasana OC. Sie acara
19.30 – 21.30 Materi I Nur Sayyid Santoso Kristeva,
―strategi dan taktik
M.A
gerakan PMII‖.

21.30 – 23.00 Fokus group discussion Fasilitator


(FGD)
23.00 – 03.00 Istirahat
Selasa 03.00 – 05.00 Sholat subuh dan kultum
25 februari
2020
05.00 – 06.30 Olah raga OC. Sie acara
06.30 – 08.00 Persiapan materi
08.00 – 10.00 Materi II Ach Dhofir Zuhry, S.sos., M.Phil
―aswaja dan analisis peta
gerakan islam‖.
10.00 – 11.30 Fokus group discussion Fasilitator
(FGD)
11.30 – 12.00 Ice breaking OC. Sie acara dan instruktur
12.00 – 13.00 ISHOMA OC. Sie acara dan konsumsi
13.00 – 15.00 Materi III Fauzan Alfaz
―Kaderisasi dan
Organisasi‖.
15.00 – 16.30 Fokus group discussion Fasilitator
(FGD)
16.30 – 18.30 ISHOMA OC. Sie acara dan sie konsumsi.
18.30 – 20.30 Materi IV M. Zaini Mustakim
―potensi desa dan ekonomi
pembangunan‖.
20.30 – 22.00 Fokus group diskussion Fasilitator
(FGD)
22.00 – 04.00 Istirahat
Rabu 03.30 – 05.00 Sholat subuh dan kultum
26 februari
2020
05.00 – 06.30 Olah raga OC. Sie acara
06.30 – 08.00 Persiapan materi
08.00 – 10.00 Materi V Fadillah Putra, S.Sos., M.Si.,
―analisis kebijakan
MPAff., Ph.D
publik‖.
10.00 – 11.30 Fokus group discussion Fasilitator
(FGD)
11.30 – 12.00 Ice breaking OC. Sie acara dan instruktur
12.00 – 13.00 ISHOMA OC. Sie acara dan konsumsi
13.00 – 15.00 Materi VI Yogi Eka Chalid Farabi. S.sos
―Sosiologi Masyarakat
Indonesia‖.
15.00 – 16.30 Fokus group discussion Fasilitator
(FGD)
16.30 – 18.30 ISHOMA OC. Sie acara dan konsumsi
18.30 – 20.00 Materi VII Jakfar Shodiq, S.H., M.Hum
―Pancasila Perspektif
Kenegaraan‖.
20.00 – 21.30 Fokus group discussion Fasilitator
(FGD)
21.30 – 03.00 Istirahat
Kamis 03.00 – 05.00 Sholat subuh dan kultum
27 februari
2020
05.00 – 06.30 Olah raga OC. Sie acara dan konsumsi
06.30 – 08.00 Persiapan materi OC. Sie acara
08.00 – 10.00 Materi VIII M. Abdullah Syukri, M.A
―Geo Ekonomi, Geo
Politik, dan Geo Budaya
Kontemporer‖.
10.00 – 11.30 Fokus group diskussion Fasilitator
(FGD)
11.30 – 13.00 ISHOMA OC. Sie acara dan konsumsi
13.00 – 15.00 Materi IX Hikmah Bafaqih, S, Sos., M.A
―Peran Perempuan Dalam
Pengembangan Ekonomi
Desa‖.
15.00 – 16.30 Fokus group diskussion Fasilitator
(FGD)
16.30 – 18.30 ISHOMA OC. Sie acara dan konsumsi
18.30 - 20.30 Materi X Suluh Wahyu Pambudi, S.Sos
―Distribusi Usaha Berbasis
Digital‖.
20.30 – 22.00 Fokus group diskussion Fasilitator
(FGD)
22.00 – 03.00 Istirahat
Jum’at 03.00 – 05.00 sholat subuh dan kultum.
28 februari
2020
05.00 – 06.30 Olah raga OC. Sie acara
06.30 – 08.00 Persiapan materi OC. Sie acara
08.00 – 10.00 Materi XI Muhammad Nuruddin, M.P
―Advokasi Pendampingan
Masyarakat‖.
10.00 – 11.30 Fokus group diskussion Fasilitator
(FGD)
11.30 – 12.00 Ice breaking OC. Sie acara dan instruktur
12.00 – 13.00 ISHOMA OC. Sie acara dan konsumsi
13.00 – 15.00 Materi XII Fairous huda
―Menegemen Komonikasi
dan Informasi‖.
15.00 – 16.30 Fokus group diskussion Fasilitator
(FGD)
16.30 – 18.30 ISHOMA OC. Sie acara dan konsumsi
18.30 – 20.30 Materi XIII Abdullah syam
―Strategi Gerakan Islam
Indonesia‖.
20.30 – 22.00 Fokus group diskussion Fasilitator
(FGD)
22.00 – 03.00 istirahat
Sabtu 03.00 -05.00 Sholat subuh dan kultum
29 februari
2020
05.00 -06.30 Olah raga OC. Sie acara
06.30 – 08.00 Persiapan materi OC. Sie acara dan instrutur
08.00 – 10.00 Materi XIV Herianto S.Pd.
―Analisis Media‖.
10.00 – 11.30 Fokus group diskussion Fasilitator
(FGD)
11.30 – 12.00 Ice breaking OC. Sie acara dan instruktur
12.00 – 13.00 ISHOMA OC. Sie acara dan konsumsi
13.00 – 15.00 Materi XV Faishal Aminuddin,SS.,MSi
―Antropologi Masyarakat
Indonesia‖.

15.00 – 16.30 Fokus group diskussion fasilitator


(FGD)
16.30 – 18.30 ISHOMA OC. Sie acara dan konsumsi
18.30 – 20.30 General review Instruktur, waka I PKC dan waka
I cabang.
20.30 – 02.00 istirahat
02.00 – 04.00 pengukuhan PB. PMII
Minggu 04.00 – 06.00 ISHOMA dan kemas2 OC. Sie acara dan konsumsi
01 maret barang.
2020
06.00 – 12.00 Fil trip ke desa OC. Humas dan acara
12.00 – 14.00 Closing ceremony Pelindung, penanggung jawab,
(penutupan) SC dan OC.
FORMULIR PENDAFTARAN

PKL XXII PMII KOTA MALANG


Nama :
TTL :
Alamat Di Malang :
Jur/Fak/Univ :
Asal Rayon/Kom :
Tgl & Tahun PKD :
Nama dan Pekerjaan Orang Tua
Ayah :
Ibu :
Riwayat Pendidikan :
Nama Lembaga Jurusan Tahun Masuk-Keluar
Pengalaman Organisasi
Nama Organisasi Jabatan Tahun Periode

No. Hp/E-Mail :
.................................................................................................................
Bidang yang Ditekuni : ................................................
.................................................................
Motivasi Ikut PKL :
.................................................................................................................
SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama :
Asal Komisariat/Cabang :

Menyatakan yang sebenar-benarnya bahwa:


1. Semua data yang diberikan kepada Panitia Pelatihan Kader Lanjut (PKL) XXII PC
PMII Kota Malang benar adanya. Tidak ada unsur manipulasi kelengkapan
administrasi, dan plagiasi tulisan baik essai maupun paper.
2. Sanggup mengikuti Pelatihan Kader Lanjut (PKL) XXII dari awal hingga akhir sesuai
jadwal yang ditentukan panitia
3. Siap mengikuti serangkaian agenda Pelatihan Kader Lanjut (PKL) XXII sesuai
dengan peraturan yang ditentukan panitia
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa saya melanggar salah satu
atau keseluruhan 3 pernyataan di atas, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Malang,.................2020
Matarai
6000 ……………
(Nama Terang)

Anda mungkin juga menyukai