Penelitian
-Metode Penelitian Materi 1-
Etika Penelitian
1 Ilmu
Pengetahuan dan
Komponennya
Par t
1
Ilmu Pengetahuan dan Komponennya
Seluruh informasi tentang kejadian yang terjadi di
alam empirik (alam yang dapat ditangkap oleh
panca indra kita) yang diperoleh melalui proses
pengamatan (observasi) atas kejadian yang ada
di alam nyata, dan kemudian didefinisikan dalam
bentuk klasifikasi, sehingga dalam ilmu terbagi
menjadi ilmu alam (natural) dan ilmu sosial.
Pengetahuan?
Ilmu?
Pengetahuan
Reaksi dari manusia atas Ingatan atas bahan-bahan
rangsangannya oleh yang telah dipelajari dan
Segala sesuatu yang alam sekitar melalui menyangkut tentang
diketahui; kepandaian; persentuhan melalui mengikat kembali
atau segala sesuatu objek dengan indera. sekumpulan bahan yang
yang diketahui Pengetahuan merupakan luas dari hal-hal yang
berkenaan dengan hal hasil yang terjadi setelah terperinci oleh teori, tetapi
orang melakukan apa yang diberikan
(mata pelajaran) menggunakan ingatan akan
penginderaan sebuah
objek tertentu keterangan yang sesuai
Contoh:
Bahasa adalah ilmu, maka bahasa berlaku umum dan sistematis. Kapan pun, di
mana pun, siapa pun; jika ingin belajar bahasa apa pun; harus melalui tahap
mendengar, berbicara, membaca, dan menulis.
Hal ini membuktikan bahwa bahasa mempunyai sifat umum dan sistematis yang
dijadikan dasar/acuan.
Ilmu pengetahuan akan selalu berkembang karena
sejalan dengan sifat manusia yang selalu ingin tahu
dan didukung oleh kemampuan berpikir
secara logis.
Secara umum, ada dua pendekatan dalam proses berpikir untuk
menghasilkan pengetahuan ilmiah sebagai suatu kesimpulan, yaitu proses
berpikir DEDUKTIF dan INDUKTIF.
Dilihat dari perspektif Islam, surah dalam Al-qur’an yang berkaitan dengan
riset, yakni:
“Sesungguhnya, dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang, terdapat tanda-
tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil
berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan
bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci
Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.” (QS. Ali-‘Imran: 190-191).
Tujuan dari ayat ini adalah sebagai pembuktian tentang tauhid, keesaan, dan kekuasaan Allah Swt.
Hukum-hukum alam yang melahirkan kebiasaan-kebiasaan pada hakikatnya ditetapkan dan diatur oleh
Allah Swt Yang Maha Hidup lagi Qayyum (Maha Menguasai dan Maha Mengelola segala sesuatu) hal ini
dapat dipahami dengan adanya undangan kepada manusia untuk berpikir, karena sesungguhnya dalam
penciptaan, yakni kejadian benda-benda angkasa seperti matahari, bulan, dan jutaan gugusan bintang –
bintang yang terdapat di langit, atau dalam pengaturan sistem kerja langit yang sangat teliti, terdapat
tanda-tanda kemahakuasaan allah bagi ulul yakni orang-orang yang memiliki akal yang murni.
Penelitian dalam Ajaran Islam
Dilihat dari perspektif Islam, surah dalam Al-qur’an yang berkaitan dengan
riset, yakni:
“Apakah berhala-berhala mempunyai kaki yang dengan itu ia dapat berjalan, atau mempunyai
tangan yang dengan itu ia dapat memegang dengan keras, atau mempunyai mata yang
dengan itu ia dapat melihat, atau mempunyai telinga yang dengan itu ia dapat mendengar?
Katakanlah: "Panggillah berhala-berhalamu yang kamu jadikan sekutu Allah, kemudian
lakukanlah tipu daya (untuk mencelakakan)-ku. tanpa memberi tangguh (kepada-ku)". (Q.S Al-
A’raf ayat 195)
Ayat ini mengajak untuk melihat para kaum kafir yang saat itu masih menyembah berhala sebagai
tuhannya. Lihatlah bahwa berhala-berhala itu, tidak hanya sama dengan kalian, bahkan lebih rendah,
karena walaupun semua membutuhkan tuhan dan tunduk kepadanya, tetapi berhala-berhala itu tidak
memiliki jiwa dan akal, bahkan lebih rendah dari kalian dari aspek ciptaan dan bentuk.
Penelitian dalam Ajaran Islam