Anda di halaman 1dari 8

No. Dokumen : FRM.

024/PKC/ADMEN
No.Revisi : 03
Tgl.Tertib : 10 Januari 2023

NOTULEN

Hari : Senin – Jum’at


Tanggal : 16 – 25 Agustus 2023
Waktu : 07.30 – 16.30
Tempat : Pusat Pelatihan Kesehatan Daerah Provinsi DKI Jakarta
Pimpinan : Kepala Pusat Pelatihan Kesehatan Daerah Provinsi DKI Jakarta
Acara : Pelatihan Penyuluh Keamana Pangan (PKP) Industri Rumah Tangga
Pangan (IRTP) Bagi Tenaga Kesehatan
Peserta : Maya Novitasari, A.Md., Farm

A. BAHASAN MATERI

Peraturan Perundang-undangan dan Kebijakan Nasional Pangan Industri Rumah


Tangga (IRTP)
 Peraturan Perundang-Undangan dan Kebijakan Nasional Pangan Industri Rumah
Tangga
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan
3. PP Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan
4. PP Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan
5. PP Nomor 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi
secara Elektronik
6. PP Nomor 86 Tahun 2019 tentang Keamanan Pangan
7. Permenkes Nomor 033 Tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan
8. Permenkes Nomor 26 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha
Terintegrasi secara Elektronik sektor Kesehatan
9. Peraturan Badan POM Nomor 22 Tahun 2018 Pedoman Pemberian Sertifikat
Produksi Pangan Industri Rumah Tangga
10. PerKa BPOM Nomor HK.03.1.23.04.12.2206 Tahun 2012 Tentang Cara Produksi
Pangan Yang Baik Untuk Industri Rumah Tangga
 Keamanan pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah
Pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat
mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia serta tidak
bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat sehingga aman
untuk dikonsumsi.
 Pangan yang aman adalah :
1. Bebas dari bahaya (fisik, kimia, biologi)
2. Aman untuk dikonsumsi / tidak menyebabkan risiko kesehatan ketika dikonsumsi
sesuai dengan peruntukkannya
3. Aman untuk dikonsumsi (tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan
budaya masyarakat)
4. Tidak dapat ditawar / dinegosiasikan
 Sertifikat Pemenuhan Komitmen Produksi Pangan Olahan Industri Rumah Tangga
(SPP-IRT) ditunggu sebagai bukti penyampaian komitmen pelaku usaha akan
No. Dokumen : FRM.024/PKC/ADMEN
No.Revisi : 03
Tgl.Tertib : 10 Januari 2023

menjamin keamanan, mutu, gizi, dam label pangan olahan yang diproduksi untuk
diperdagangkan dalam kemasan eceran di wilayah Indonesia.
No. Dokumen : FRM.024/PKC/ADMEN
No.Revisi : 03
Tgl.Tertib : 10 Januari 2023

Budaya Anti Korupsi


 Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi, korupsi dirumuskan ke dalam 30 bentuk, namun secara umum tindak
pidana korupsi tersebut dapat dikelompokan dalam 7 bentuk, yaitu :
1. Menyebabkan kerugian keuangan negara
2. Gratifikasi
Adalah pemberian dalam arti luas, meliputi pemberian uang, rabat (diskon),
komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan
wisata, pengobatan cuma – cuma, dan fasilitas lainnya.
3. Penggelapan dalam jabatan
4. Benturan kepentingan dalam pengadaan
5. Perbuatan curang
6. Pemerasan
7. Suap menyuap
 Integritas merupakan kesatuan antara pola pikir, perasaan, ucapan, dan perilaku yang
selaras dengan hati nurani dan norma yang berlaku.
Unsur – unsur integritas :
1. Taat pada peratutan perundang – undangan
2. Konsisten pada nilai – nilai kebenaran
3. Tidak berlaku koruptif
4. Kejujuran
5. Berbudi luhur
6. Kebaikan
7. Bisa dipercaya
8. Reputasi baik
 Strategi memberantas korupsi :
1. Strategi represif (efek jera)
2. Strategi perbaikan sistem (tidak ada kesempatan untuk korupsi)
3. Strategi edukasi dan kampanye (tidak melakukan korupsi)

Upaya Pengamanan Pangan IRTP


 Aspek penerapan hygiene dan sanitasi
1. Sarana dan bangunan
2. Pencucian peralatan pengelohan pangan
3. Penjamah pangan (hygiene perorangan)
4. Sanitasi bagi Industri Rumah Tangga
5. Pengamanan limbah
6. Pengendalian vektor
 Good Practice dalam rantai pasok pangan
1. Rantai pasok produk pangan segar / fresh
Meliputi produk dari petani, pengumpul, grosir, importir dan eksportir, pengecer
dan toko – toko khusu
2. Rantai pasok produk pangan olahan
Meliputi produk olahan pangan yang memiliki nilai tambah yang lebih tinggi
No. Dokumen : FRM.024/PKC/ADMEN
No.Revisi : 03
Tgl.Tertib : 10 Januari 2023

 Keamanan mutu dan gizi pangan


Untuk menjaga mutu dan gizi pangan, makanan harus dicegah dari kontaminasi
pencemaran pangan seperti cemaran mikrobiologi, kimia, fisik, dan alergen.
 Penyakit bawaan pangan
1. Infeksi akibat pangan
2. Keracunan pangan
3. Kontaminasi pada pangan
 Pencegahan pencemaran pangan
1. Pemilihan bangan pangan
2. Penyimpanan bahan pangan
3. Pengolahan pangan
4. Penyimpanan produk
5. Pengangkutan produk
6. Penyajian produk
 Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP)
Adalah suatu system yang mengidentifikasi bahaya spesifik yang mungkin timbul
dan cara pencegahannya untuk mengendalikan bahaya tersebut.
12 langkah system HACCP :
1. Membentuk tim HACCP
2. Membuat deskripsi produk
3. Identifikasi rencana penggunaan
4. Penyusunan diagram alir
5. Verifikasi diagram alir di lapangan
6. Melakukakan analisis bahaya
7. Menentukan titik kendali kritis
8. Menetapkan batas kritis
9. Menetapkan sistem pemantauan
10. Menetapkan tindakan koreksi
11. Menetapkan prosedur verifikasi
12. Menetapkan dokumentasi

Merencanakan Produksi Pangan IRTP


 Cara Produksi Pangan yang Baik Untuk Industri Rumah Tangga (CPPB – IRT)
Adalah suatu pedoman yang menjelaskan bagaimana pangan agar aman, bermutu
dan layak untuk dikonsumsi, yang diterapkan di perusahaan pangan yang memiliki
tempat usaha di tempat tinggal dengan peralatan pengolahan pangan manual
hingga semi otomatis.
14 elemen CPPB – IRT :
1. Lokasi dan lingkungan produksi
2. Bangunan dan fasilitas
3. Peralatan produksi
4. Suplai air / sarana penyediaan air
5. Fasilitas kegiatan hygiene sanitasi
6. Kesehatan dan hygiene karyawan
7. Pemeliharaan dan program hygiene sanitasi
8. Penyimpanan
9. Pengendalian proses
10. Pelabelan pangan
No. Dokumen : FRM.024/PKC/ADMEN
No.Revisi : 03
Tgl.Tertib : 10 Januari 2023

11. Pengawasan oleh penanggung jawab


12. Penarikan produk
13. Pencatatan dan dokumentasi
14. Pelatihan karyawan
 Pengawetan dan pengolahan pangan
Pengawetan pangan adalah segala upaya yang dilakukan untuk mencegah
terjadinya perubahan – perubahan yang tidak diinginkan pada produk pangan, yaitu
menurunnya nilai gizi dan mutu sensori bahan pangan, perubahan – perubahan
kimia, fisik dan fisiologis alami yang tidak diinginkan.
Bahan pengawet alami :
1. Garam
2. Asam
3. Gula
Metode pengolahan dan pengawetan pangan :
1. Fermentasi
2. Pengeringan
3. Pemanasan
a. Blansir (blanching)
b. Pasteurisasi
c. Sterilisasi komersial
4. Pengasapan
5. Pendinginan dan pembekuan
6. Pengemasan dan pengalengan
7. Penggaraman dan penggulaan
8. Pengasaman
9. Penambahan BTP
10. Iradiasi
 Bahan Tambahan Pangan (BTP)
Adalah suatu bahan kimia tertentu yang sengaja ditambahkan dalam jumlah kecil ke
dalam pangan untuk tujuan teknologi pangan yang dapat mempengaruhi sifat atau
karakteristik tertentu dari pangan tersebut.
Jenis BTP :
1. Anti buih 20. Peningkat volume
2. Anti kempal 21. Penstabil
3. Antioksidan 22. Peretensi warna
4. Bahan pengkarbonasi 23. Perisa
5. Garam pengemulsi 24. Perlakuan tepung
6. Gas untuk kemasan 25. Pewarna
7. Humektan 26. Propelan
8. Pelapis 27. Sekuestran
9. Pemanis
10. Pembawa
11. Pembentuk gel
12. Pembuih
13. Pengatur keasaman
14. Pengawet
15. Pengembang
16. Pengemulsi
17. Pengental
18. Pengeras
19. Penguat rasa
 Bahan berbahaya yang dilarang
1. Asam borat dan senyawanya (Boric acid)
2. Asam salisilat dan garamnya (Salicylic acid and its salt)
3. Dietilpirokarbonat (Diethylpyrocarbonate, DEPC)
4. Dulsin (Dulcin)
5. Formalin (Formaldehyde)
6. Kalium bromat (Potassium bromate)
7. Kalium klorat (Potassium chlorate)
8. Kloramfenikol (Chloramphenicol)
9. Minyak nabati yang dibrominasi (Brominated vegetable oils)
10. Nitrofurazon (Nitrofurazone)
11. Dulkamara (Dulcamara)
12. Kokain (Cocaine)
13. Nitrobenzen (Nitrobenzene)
14. Sinamil antranilat (Cinnamyl anthranilate)
15. Dihidrosafrol (Dihydrosafrole)
16. Biji tonka (Tonka bean)
17. Minyak kalamus (Calamus oil)
18. Minyak tansi (Tansy oil)
19. Minyak sasafras (Sasafras oil)
 Pengemasan pangan
Adalah bahan yang digunakan untuk mewadahi dan / atau membungkus pangan,
baik yang bersentuhan langsung dengan pangan maupun tidak.
Kemasan pangan yang paling banyak digunakan :
1. Plastik
2. Kertas
3. Kaca
4. Kaleng / logam dan paduan logam

Jaminan Mutu IRTP


 Tata cara penyelenggaraan SPP – IRT
1. Permohonan sertifikat produksi pangan industri rumah tangga pangan (SPP –
IRT)
2. Sertifikat penyuluhan keamanan pangan
3. Pemenuhan aspek hygiene sanitasi dan dokumentasi
4. Sertifikat produksi pangan industri rumah tangga (SPP – IRT)
 Penyelenggaraan Sertifikasi Halal dan Sistem Jaminan Produk Halal bagi UMKM
Prosedur sertifikasi halal :
1. Pendaftaran ke BPJHP
2. Pendaftaran ke lembaga penyelia halal
3. Pelaksanaan audit
4. Rapat auditor
5. Rapat komisi fatwa
6. Penerbitan ketetapan halal MUI dan SJPH
7. Penerbitan sertifikat SJPH

Mengevaluasi produksi pangan IRTP


 Label Pangan
Adalah setiap keterangan mengenai pangan yang berbentuk gambar, tulisan,
kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada pangan, ditempelkan
pada, atau merupakan bagian kemasan pangan.
Informasi dalam label pangan olahan :
1. Nama produk
2. Daftar bahan
3. Berat/isi bersih
4. Nama & alamat pihak yang memproduksi / mengimpor
5. Halal bagi yang dipersyaratkan
6. Tanggal & kode produksi
7. Keterangan kedaluwarsa
8. Nomor izin edar
9. Asal usul bahan pangan tertentu
 Iklan Pangan
Hal yang dilarang dalam iklan pangan :
1. Pernyataan yang mendiskreditkan produk lainnya
2. Menampilkan anak-anak berusia di bawah 5 (lima) tahun, kecuali bila pangan
tersebut diperuntukkan bagi anak-anak berusia di bawah lima tahun
3. Pernyataan bahwa suatu pangan dapat berfungsi sebagai obat
4. Pernyataan bahwa pangan adalah sumber energi yang tunggal dan segera
memberikan kekuatan
5. Kata-kata superlatif seperti “paling”, “nomor satu”, ”top”, atau kata-kata berawalan
“ter“, dan atau yang bermakna sama, kecuali jika disertai dengan bukti yang
dapat dipertanggungjawabkan
6. ”Satu-satunya”, ”hanya”, ”cuma”, atau yang bemakna sama tidak boleh
digunakan, kecuali jika secara khas disertai dengan penjelasan yang dapat
dipertanggungjawabkan, dalam hal apa produk tersebut menjadi satusatunya.

Mempersiapkan rencana pelatihan keamanan pangan :


1. Jenis pelatihan keamanan pangan yang diperlukan diidentifikasi (kebutuhan training
untuk fungsi keamanan pangan tertentu?)
2. Evaluasi kompetensi dan kebutuhan pelatihan setiap personil dikordinasikan
(training awal / refreshment)
3. Rencana pelatihan disusun untuk semua personel yang terkait keamanan pangan
(target peserta, tujuan, acuan, metode, agenda, dll)
4. Penyusunan materi pelatihan keamanan pangan: GMP, HACCP, atau materi
keamanan pangan lainnya sesuai kebutuhan disusun bersama personel yang terkait
(adopsi / adaptasi / menyusun materi baru)
5. Materi pelatihan divalidasi (kesesuaian dengan tujuan, contoh - contoh yang
digunakan, dll)
6. Instruktur pelatihan ditetapkan sesuai kompetensi (kualifikasi yang sesuai, sebaiknya
memiliki sertifikasi kompetensi)
7. Perangkat pelatihan disiapkan (peralatan: laptop, LCD proyektor; perlengkapan:
ATK, materi, internet, absensi, sertifikat, dll)
8. Rencana pelatihan dikomunikasikan ke semua bagian yang terkait (untuk
mendapatkan umpan balik)
B. KESIMPULAN
Pelaku IRTP diharuskan mempunyai Sertifikat Pemenuhan Komitmen Produksi Pangan
Olahan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT) ditunggu sebagai bukti penyampaian
komitmen pelaku usaha akan menjamin keamanan, mutu, gizi, dam label pangan
olahan yang diproduksi untuk diperdagangkan dalam kemasan eceran di wilayah
Indonesia. Pengusaha IRTP langsung bisa mendapatkan SPP-IRT saat pertama kali
mendaftarkannya di Online Single Submission (OSS), namun tetap harus memenuhi
persyaratan yang ditentukan dalam waktu maksimal 6 bulan. Salah satu persyaratan
yang harus dipenuhi adalah mengikuti penyuluhan keamanan pangan. Materi yang
menyertai dalam penyuluhan tersebut adalah peraturan perundang-undangan di bidang
pangan, keamanan dan mutu pangan, teknologi proses pengolahan pangan prosedur
operasi sanitasi yang standar (SSOP), cara produksi pangan yang baik untuk industri
rumah tangga (CPPB), penggunaan bahan tambahan pangan (BTP) dan persyaratan
label dan iklan pangan.

C. RENCANA TINDAK LANJUT


1. Melaporkan hasil kegiatan pelatihan
2. Mensosialisasikan hasil kegiatan pelatihan

D. ARAHAN PIMPINAN

Jakarta, 28 Agustus 2023


Mengetahui,
Kepala Puskesmas Kecamatan Cilincing Notulis

dr. Raden Achmad Sigit Mustika Adi Maya Novitasari, A.Md., Farm
NIP 196801242007011020 NIP. 199311122020122025

Anda mungkin juga menyukai