Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN

UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR

OLEH :

SHAHNAZ SHAFIRA PUTRI TAUFIK

PO7120322015

PRECEPTOR RUANGAN PRECEPTOR INSTITUSI

POLTEKKES KEMENKES PALU JURUSAN KEPERAWATAN


PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
2023
A. PENGERTIAN
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh
manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yang
tentunya bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan. Besarnya
kebutuhan dasar yang terpenuhi menentukan tingkat kesehatan dan posisi pada
rentang sehat-sakit(potter&perry,2005). Salah satu kebutuhan dasar yang harus
dipenuhi oleh setiap individu yaitu istirahat dan tidur. Istirahat dan tidur yang cukup,
akan membuat tubuh dapat berfungsi secara optimal . manusia mengguanakan
sepertiga waktu dalam hidup untuk tidur . istirahat mrupakan suatu keadaan tenang ,
releks tanpa stress emosional, dan bebas dari ensietas. Istirahat adalah suatu keadaan
dimana kegiatan jasmaniah menurun yang berakibat badan menjadi lebih segar.
Sedangkan tidur adalah suatu keadaan relative tanpa sadar yang penuh ketenangan
tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus yang berulang-ulang dan masing-
masing menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang berbeda (tarwoto,2006).
Gangguan pola tidur adalah keadaan ketika individu mengalami atau beresiko
mengalami suatu perubahan dalam kuantitas atau kualitas pola istirahatnya yang
menyebabkan rasa tidak nyaman atau menganggu gaya hidup yang d inginkannya.
Sedangkan insomnia adalah gangguan pada kuantitas dan kualitas tidur yang
menghambat fungsi (herdman ,2012).pada individu yang mengalami gangguan pola
tidur dapat ditunjukan dengan kondisi yang memperlihatkan perasaan lelah, mudah
terangsang, gelisah, lesu,apatis, kehitaman di sekitar mata, konjungtiva merah, mata
perih, konsentrasi terpecah, sakit kepala dan seing mengantuk(hidayat,2006).

Kebutuhan tidur menurut usia (hidayat 2006) :

Umur Kebutuhan tidur


0-1 bulan 14-18 jam/ hari
1-18 bulan 12-14 jam / hari
18 bulan-3 tahun 11-12 jam / hari
3-6 tahun 11 jam / hari
6-12 tahun 10 jam / hari
12-18 tahun 8,5 jam/hari
18-40 tahun 7-8 jam/hari
40-60 tahun 7 jam/hari
60 tahun keatas 6 jam/ hari
B. MACAM-MACAM GANGGUAN TIDUR
Gangguan tidur adalah suatu kondisi yang jika tidak di obati, umumnya
menyebabkan tidur terganggu yang menghasilkan salah satu dari tiga masalah
insomnia yaitu : gerakan abnormal, atau sensasi saat tidur atau ketika terbangun di
malam hari, atau kantuk yang berlebihan di siang hari(maslow 2005). Menurut
ramelda (2008) terdapat beberapa gangguan tidur di antara lain:
1. Insomnia
Insomnia adalah gejala yang di alami klien ketika mereka mengalami
kesulitan tidur konis, sering terbangun dari tidur, dan atau tidur pendek atau
tidur non retoratif. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan tidur baik secara
kualitan maupun kuantitas . umumnya ditemui pada individu dewasa.
Penyebabnya bisa karena gangguan fisik atau karena faktor mental seperti
perasaan gundah dan gelisah. Ada tiga jenis insomnia yaitu intial insomnia
adalah kesulitan untuk memulai tidur,intermitten insomnia adalah kesulitan
untuk tetap tertidur karena seringnya terjaga, terminal insomnia adalah
bangun terlalu dini dan sulit untuk tidur kembali
2. Parasomnia
Adalah perilaku yang dapat mengganggu tidur atau muncul saat seseorang
tidur, dan biasanya terjadi pada anak-anak daripada orang dewasa. Misalnya
tidur bejalan, mengigau, teror malam, mimpi buruk, nokturnal,
enuresis(mrngompol) badan goyang,dan bruksisme (gigi bergemeretak).
3. Hipersomnia
Adalah kebalikan dari insomnia, yaitu tidur yang berlebihan terutama pada
siang hari.
4. Narkolepsi
Gelombang kantuk yang tak tertahankan yang muncul secara tiba-tiba pada
siang hari. Seseorang dengan narkolepsi sering mengalami mimpi seperti
nyata yang terjadi ketika seseorang tertidur. Mimpi-mimpi ini sulit dibedakan
dari kenyataan. Kelumpuhan tidur perasaan tidak mampu bergerak, atau
berbicaa saat sebelum bangun atau tidur adalah gejala lainnya.
5. Apnea saat tidur dan mendengkur
Merupakan gangguan yang di tandai oleh kurangnya aliran udara melalui
hidung dan mulut untuk periode 10 detik atau lebih pada saat tidur. Ada tiga
jenis tidur apnea yaitu : apnea sentral, obstruktif, dan campuran. Bentuk yang
paling umum adalah apnea obstruktif atau obstruktif sleep apnea (OSA).
OSA trjadi krtik otot atau struktur dari rongga mulut atau tenggerokan
mengalami relaksasi saat tidur . saluran napas tersumbat sebagian atau
seluruhnya, mengurangi aliran udara hidung (hiponea) atau
mengehntikannya(apnea) selama 30 detik.
C. ETIOLOGI
Gangguan tidur bukanlah suatu penyakit melainkan gejala yang memiliki banyak
faktor yang dapat menyebabkan atau dapat dikatakan tidak mempunyai penyebab
pasti terjadinya gangguan tidur ini. Menurut Remelda (2008) terdapat beberapa
perilaku yang dapat menyebabkan seseorang mengalami gangguan tidur yaitu :
1. Higientitas tidur yang kurang secara umum (cuci muka,dll).
2. Kekhawatiran tidak dapat tidur
3. Mengkonsumsi caffein secara berlebihan
4. Minum alkohol sebelum tidur
5. Merokok sebelum tidur
6. Tidur siang/ soreh yang berlebihan
7. Jadwal tidur /bangun yang tidak teratur
8. Fktor psikologi(stress,depresi,sakit fisik, sesak nafas)
9. Faktor lingkungan (lingkungan sekitar dan gaya hidup)
Sedangkan menurut Tim pokja SDKI(2016) terdapat beberapa penyebab
gangguan pola tidur antara lain :
1. Hambatan lingkungan (mis. Kelembapan lingkungan sekitar, suhu lingkungan,
pengecahayaan, bau tidak sedap, jadwal pemantauwan/pemeriksaan/tindakan)
2. Kurang kontrol tidur
3. Kurang privasi
4. Reinstraint fisik
5. Ketiadaan teman tidur
6. Tidaak familiar dengan peralatan tidur

D. KLASIFIKASI GANGGUAN TIDUR


Menurut Remelda (2008) gangguan tidur terbagi atas 3 jenis yaitu :
a. Jenis transient(artinya cepat berlalu), oleh karena itu gangguan tidur jenis ini
hanya terjadi beberapamalam saja.
b. Jenis jangka pendek . jenis ini dapat berlangsung sampai beberapa minggu
dan biasanya akan kembali seperti biasa.
c. Jenis kronis (atau parah) gangguan tidak dapat tidur berlangsung lebih dari 3
minggu.

E. TANDA DAN GEJALA


Menurut ramelda (2008), tanda dan gejala yang timbul dari pasien yang mengalami
gangguan tidur yaitu penderita mengalami kesulitan tidur untuk tertidur atau sering
terjaga di malam hari dan sepanjang hari merasakan kelelahan. Gangguan tidur juga
bisa dialami dengan berbagai cara :
a. Kesulitan untuk tertidur atau tetap tidur (sering terbangun)
b. Bangun terlalu awal
c. Gejala yang di alami waktu siang hari adalah :
 Keletihan saat bangun atau letih sepanjang hari
 Mata sembab, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah dan mata
terasah pedih.
 Mengantuk sepanjang hari
 Sakit kepala
 Neuse
 Perubahan mood, tingkah laku dan kepribadian
 Tampak resah dann gelisah
 Lesuh dan apatis
 Gangguan koordinasi, sulit berkonsentrasi dan perhatian terpecah-
pecah

Sedangkan menurut Tim Pokja SDKI (2016) terdapat beberapa gejala dan tanda
mayor/minor pada gangguan pola tidur antara lain :

1. Mengeluh sulit tidur


2. Mengeluh sering terjaga
3. Mengeluh tidak puas tidur
4. Mengeluh pola tidur berubah
5. Mengeluh istirahat tidak cukup
6. Mengeluh kemampuan beristirahat tidak cukuP

F. PATOFISIOLOGI
Siklus tidur terjadi secar alami dan di kontrol oleh pusat tidur, yaitu medulla,
tepatnya di RAS (Recticular Activating System) dan BSR (Bulbar Synchronizing
Region). RAS terdiri dari neuron-neuron medulla oblongata, pons dan midbrain.
Pusat ini terlibat dalam mempertahan status bangun dan mempermudah beberapa
tahap tidur. Perubahan-perubahan fisiologis dalam tubuh terjadi selama proses tidur.
Dua sytem RAS dan BSR diperkirakan terjadinya kegiatan/pergerakan yang
intermiten dan selanjutnya menekan pusat-pusat otak secara bergantian . RAS
berhubungan dengan status jaga tubuh dan menerima imlus sensori, seperti stimulus
auditory, visual, nyeri dan stimulus taktil. Stimulus sensori ini dapat
mempertahankan keadaan bangun dan waspada. Selama tidur tubuh mengirim sedikit
sekali stimulus dari korteks cerebri atau receptor sensori parifer pada RAS.individu
bangun dari tidur jika celah peningkatan dari stimulus BSR meningkat pada saat
tidur. Terjadinya insomnia ini dimungkinkan karena RAS dan BSR tidak bekerja
dengan semestinyadi batang otak(haswita 2017).Terdapat beberapa faktor yang
mempengruhi tidur :
a. Penyakit
Seseorang mengalamisakit memerlukan waktu tidur lebih banyak dari normal. Namun
demikian keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur atautidak dapat tidur.
Misalnya pada pasien dengan gangguan pernapasan seperti asma, bronkitis, penyakit
kardiovaskular, dan penyait pernafasan.
b. Lingkungan
Pasien yang biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan nyaman, kemungkinan
terjadi perubahan suasana seperti gaduh makah akan menghambat tidurnya.
c. Motivasi
Motivasi dapat mempengaruhi tidur dan dapat menimbulkan keinginan untk tetap
bangun dan wspada menahan kantuk.
d. Kelelahan
Dapat memperpendek periode pertama tahap REM.
e. Kecemasan
Pada keadaan cemas sesorang mungkin meningkatkan saraf simpatis sehingga
menggangu tidrunya .
f. Alkohol
Alkohol menekan REM secaa normal, seseorang yang tahan minum alkohol dapat
mengakibatkan insomnia dan cepat marah.
g. Obat –obatan
Beberapa obat yang dapat menimbulkan ganggua tidur antara lain diuretik
(menyebabkan insomnia), anti depresan (supresi REM), kaffein (meningkatkan saraf
simpatis), beta bloker (meimbulkan insomnia) dan narkotika (mensupresi REM)

G. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Terapi non farmakologi
Merupakan pilihan utama sebelum menggunakan obat-obatan karena
pengguanaan obat-obatan dapat memberikan efek ketergantungan. Adapun
cara yang dapat dilakukan antara lain :
1) Terapi relaksas
2) Terapi tidur yang bersih
3) Terapi pengaturan tidur
4) Terapi psikologi/psikiatri
5) CBT(Cognitive Behavioral Therapy)
6) Sleep restriction therapy
7) Stimulus Control Therapy
8) Cognitive Therapy
9) Imagery Training
10) Merubah gaya hidup
2. Terapi Farmakologi
Mengigat banyaknya efek samping yang ditimbulkan dari obat-obatan seperti
ketergantungan , maka terapi in hanya boleh dilakukan oleh dokter yang
kompeten di bidangnya. Obat-obatan untuk penggunaan gangguan tidur
antara lain :
1) Golongan obat hipnotik
2) Golongan obat anti depresan
3) Terapi hormone melatonin dan agonis melatonin
4) Golongan obat antihistamin
5) Menurut remelda (2008) untuk tindakan medis pada pasien gangguan
tidur yaitu dengan cara pemberian obat golongan hipnotik –sedatif
misalnya:benzodiazepin(diazepam,lorazepam,triazolam,kloridazepoks
id) tetapi efek samping dari obat tersebut mengakibatkan inkoordinasi
motorik gangguan fungsi mental dan psikomotor, gangguan
koordinasi berpikir, mulut kering dsb.

H. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian keperawatan
Dimulai dengan mengumpulkan data tentang :
1. Identitas (umur,sexpekerjaan, pendidikan)
2. Keluhan utama
3. Riwayayt penyakit
4. Pemeriksaan fisik
Meliputi :
a) Inspeksi,palpasi,perkusi,auskultasi
b) TTV
c) Perilaku
5. Data fokus
 Data subjektif
a) Klien merasa lesuh, mengantuk sepanjang hari
b) Mengeluh susah tidur, kurang istirahat
c) Pandaangan dirasa kabur, mata berkaca kaca
d) Emosi meningkat, mudah marah/tersinggung
e) Kepala pusing, berat
f) Mengeluh sering terbangun
 Data objektif
a) Wajah nampak kurang bergairah (letih,lesuh,lemah)
b) Prestasi kerja menurun /kurang konsentrasi
c) Gelisah sering menguap
d) Mudah tersinggung
e) Ada bayangan hitamdi bawah mata
6. Pengkajian fokus (potter perry,2002)
a. Riwayat tidur meliputi
1) Pola tidur biasa dan perubahan pola tidur
2) Waktu mulai tidur dan bangun dari tidur
3) Jumlah tidur siang, malam dan lamanya tidur
4) Rutinitas menjelang tidur
5) Kebiasaan dan lingkungan tidur
6) Apakah pasien tidur sendirian
7) Obat-obatan yang digunakan sebelum tidur
8) Gejala yang dialami saat terbangun
9) Penyakit psikis dan status emosional saat ini

b. Tanda dan gejala klinis :


1) Pasien memperlihatkan perasaan lelah
2) Intable dan gelisah
3) Lesuh dan apatis
4) Mata sembab,kelopak mata bengkak, konjungtiva merah, dan mata terasa
pedih

c. Tanda dan gejala penyimpanagn tidur :


1) Perubahan tingkah laku dan kepribadian
2) Meningkatnya kegelisahan
3) Gangguan persepsi (halusinasi, visual , auditorik)
4) Bingung dan disorientasi tempat dan waktu
5) Gangguan koordinasi dan berbicara rancau

b. Diagnosis keperawatan
Diagnosa keperawatan yang berhubungan denga msalah kebutuhan istirahat dan
tidur di antaranya adalah :
1. Gangguan pola tidur
2. Intoleransi aktivitas
3. Keletihan

c. Rencana Keperawatan

NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI


1. Gangguan pola Stelah dilakukan perawatan Observasi :
tidur selama 2x24 jam di  Identifikasi pola aktivitas
harapkan pola tidur dan tidur
membaik dengan kriteria  Identifikasi faktor
hasil : penggangu tidur (fisik
1. Keluhan sulit tidur dan atau psikologis)
meningkat  Identifikasi makanan dan
2. Keluhan sering minuman yang
terjaga meningkat mengganggu tidur(mis.
3. Keluhan tidak puas Kopi,teh, alkohol, makan
tidur meningkat mendekati waktu tidur,
4. Keluhan pola tidur minum banyak air
berubah meningkat sbelum tidur)
5. Keluhan istirahat  Identifikasi obat tidur
tidak cukup yang dikonsumsi
meningkat Terapeutik :
6. Kemampuan  Modifikasi lingkungan
beraktivitas menurun ( mis,
pencahayaan ,kebisingan
suhu, mras dan tempat
tidur) batasi waktu tidur
siang, jika perlu
 Fasilitasi menghilangkan
stress sebelum tidur
 Tetapkan jadwal tidur
rutin
 Lakukan prosedur untuk
mengingatkan
kenyamanan(mis. Pijat,
pengaturan posisi, terapi
akupresur)
 Sesuaikan jadwal
pemberian obat dan/atau
tindakan untuk
menunjang siklus tidur
terjaga
Edukasi :
 Jelaskan pentingnya tidur
cukup selama sakit
 Anjurkan menepati
kebiasaan waktu tidur
 Anjurkan menghindari
makanan/minuman yang
mengganggu tidur
 Anjurkan penggunaan
obat tidur yang tidak
mengandung supresor
terhadap tidur REM
 Ajarkan faktor-faktor
yang berkontribusi
terhadap gangguan pola
tidur
(mis.psikologis,gaya
hidup,sering berubah
shift bekerja)
 Ajarkan relaksasi otot
autogenik atau cara
nonfarmakologi lainnya

d. Implementasi
Dilakukan berdasarkan intervensi

e. Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan tahap kelima atau proses keperawatan terakhir
yang berupaya untuk membandingkan tindakan yang sudah dilakukan dengan
kriteria hasil yang sudah ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA

PPNI.Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnosis, Edisi


I. Jakarta DPP PPNI. 2017
PPNI. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan Keperawatan,
Edisi I. Jakarta : DPP PPNI. 2018
PPNI Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan
Edisi I.Jakarta : DPP PPNI 2018

Anda mungkin juga menyukai