Skripsi
Oleh :
RIZKY AMELLIA
109017000003
i
ABSTRACT
ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................... i
ABSTRACT ...................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI...................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... x
DAFTAR GRAFIK . ......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 7
C. Pembatasan Masalah ........................................................................ 8
D. Rumusan Masalah ............................................................................ 8
E. Tujuan Penelitian ............................................................................. 9
F. Manfaat Penelitian ........................................................................... 9
BAB II KAJIAN TEORITIK, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN
HIPOTESIS TINDAKAN .................................................................... 10
A. Kajian Teoritik ................................................................................ 10
1) Bahan Ajar ...................................................................................... 10
a) Pengertian Bahan Ajar ................................................................ 10
b) Karakteristik Bahan Ajar ............................................................ 11
c) Fungsi Pembuatan Bahan Ajar ................................................... 13
d) Manfaat Bahan Ajar ................................................................... 13
e) Keunggulan dan Keterbatasan Bahan Ajar ................................ 14
f) Unsur-unsur Bahan Ajar ............................................................ 14
2) Kemampuan Komunikasi Matematik ............................................. 16
a) Kemampuan Komunikasi ........................................................... 16
b) Kemampuan Komunikasi dalam Proses Pembelajaran ............... 16
vi
vii
ix
DAFTAR GAMBAR
x
xi
Gambar 4.14 Jawaban Siswa Tentang Pengertian Selisih Dua Himpunan ...... 83
Gambar 4.15 Masalah 3 yang Diberikan Pada Bahan Ajar .............................. 83
Gambar 4.16 Jawaban Siswa untuk Masalah 3 .......... ..................................... 84
Gambar 4.17 Masalah 1 yang Digunakan Peneliti untuk Menjelaskan Cara
Membuat Diagram Venn ............................................................. 86
Gambar 4.18 Bentuk-bentuk Diagram Venn yang Dibuat Oleh Siswa ............ 87
Gambar 4.19 Siswa Sedang Berdiskusi untuk Membuat Diagram Venn ......... 89
Gambar 4.20 Masalah 3 yang Terdapat Pada Bahan Ajar ................................ 90
Gambar 4.21 Diagram Venn yang Dibuat Oleh Siswa untuk Masalah 3 ......... 91
Gambar 4.22 Siswa Sedang Berdiskusi Mengenai Materi yang Sedang
Dipelajari .................................................................................... 93
Gambar 4.23 Soal Mari Berlatih yang Terdapat Pada Bahan Ajar .................. 93
Gambar 4.24 Jawaban Siswa untuk Soal Mari Berlatih
(a)Menggunakan Sifat Operasi Himpunan ................................. 94
(b)Menggunakan Diagram Venn ................................................ 94
Gambar 4.25 Siswa Pada Saat Melaksanakan Siklus II ................................... 95
Gambar 4.26 Menyatakan Peristiwa Sehari-hari dalam Bahasa atau Simbol
Matematika
(a)Menggunakan Sifat Operasi Himpunan ................................. 98
(b)Menggunakan Diagram Venn ................................................ 98
Gambar 4.27 Mengekspresikan Gambar dan Diagram ke Dalam Ide-ide
Matematika
(a)Jawaban yang Benar ............................................................... 99
(b)Jawaban yang Kurang Lengkap ............................................. 99
DAFTAR GRAFIK
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
xiv
1
Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 1.
1
2
2
Ariyadi Wijaya, Pendidikan Matematika Realistik Suatu Alternatif Pendekatan
Pembelajaran Matematika, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h. 16.
3
yang pintar dalam pelajaran matematika pasti akan pintar juga pada pelajaran
yang lain. Oleh karena itu, banyak dijumpai orang tua yang lebih mengutamakan
anaknya untuk belajar matematika dan tidak jarang orang tua memberikan
pelajaran tambahan untuk pelajaran matematika kepada anaknya di luar jam
sekolah.
Namun banyak siswa yang mengeluh bahwa pelajaran matematika adalah
pelajaran yang tidak mengasyikan dan terbilang sulit. Keluhan tersebut didapatkan
oleh penulis ketika melakukan observasi di SMP N 178 Jakarta. Pada saat
melakukan observasi di kelas VII-5, peneliti melihat minat belajar siswa pada saat
pelajaran matematika masih kurang baik. Siswa yang memperhatikan guru
menerangkan hanya yang duduk di barisan terdepan. Terdapat juga siswa yang
mengobrol dengan teman sebangkunya. Selain itu, interaksi antara guru dengan
siswa sangatlah jarang dilakukan selama proses belajar mengajar.
Pelajaran matematika merupakan salah satu pelajaran yang memegang
peranan penting, oleh karena itu, pemerintah membuat tujuan pelajaran
matematika. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun
2006 disebutkan dengan jelas tujuan pelajaran matematika yaitu agar siswa dapat
mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk
memperjelas keadaan atau masalah. Tujuan dari Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional adalah agar siswa yang belajar matematika memiliki kemampuan
komunikasi matematik yang baik. Apabila kemampuan komunikasi matematik
siswa dapat terasah dengan baik, maka kemampuan tersebut dapat menjadi
jembatan untuk kemampuan-kemampuan lainya.
Kemampuan komunikasi adalah salah satu kemampuan dasar yang perlu
dimiliki oleh siswa-siswi di sekolah untuk mencapai kemampuan-kemampuan
tingkat tinggi lainnya, karena dengan kemampuan komunikasi matematik tersebut,
siswa mampu menggunakan bahasa matematika dengan baik dan
menggunakannya untuk mengkomunikasikan ke dalam aspek-aspek peyelesaian
masalah yang terdapat pada pelajaran matematika. Selain itu, kemampuan
komunikasi matematik diperlukan oleh siswa untuk menerima maupun memberi
gagasa atau ide mengenai bahasa matematika baik secara lisan maupun tulisan.
4
3
John A. Van De Walle. Matemarika Sekolah Dasar dan Menengah Pengembangan
Pengajaran. (Jakarta: Erlangga, 2008), edisi keenam, h. 4.
4
Mohammad Ali, dkk, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, (Jakarta: Imperial Bhakti Utama,
2009), h. 166.
5
Ika Lestari, Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi (Sesuai dengan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan), (Padang : @kademia, 2013), h. 1
5
Bahan ajar sangatlah dibutuhkan oleh siswa mapun guru di sekolah. Bahan
ajar merupakan suatu media yang dapat digunakan oleh guru dalam
menyampaikan materi pelajaran di dalam kelas. Bahan ajar sebaiknya
dikembangkan dari waktu ke waktu, sehingga bahan ajar di sekolah selalu up to
date dan disesuaikan dengan kurikulum pendidikan di Indonesia yang selalu
berkembang dan akan berkembang. Pengembangan bahan ajar penting dilakukan
oleh guru agar pembelajaran lebih efektif, efisien, dan tidak menyimpang dari dari
kurikulum yang ada.
Pada saat ini, bahan ajar yang tersedia dan digunakan oleh sekolah-sekolah
sudah cukup baik, namun bahan ajar yang tersedia masih bersifat umum. Konten
dan isi bahan ajar belum mengarah pada kemampuan komunikasi yang harus
dimiliki oleh setiap siswa. Bahan ajar yang ada saat ini juga memiliki desain yang
kurang menarik. Di SMP N 178 Jakarta, guru matematika hanya mengandalkan
Buku Sekolah Elektrik (BSE) dan LKS yang disediakan oleh pemerintah. Selain
itu, bahan ajar yang digunakan memiliki desain yang kurang menarik. desain buku
yang digunakan memiliki keterbatasan dalam penggunaan warna dan kurangnya
gambar-gambar yang menarik. Sehingga membuat siswa kurang bersemangat
dalam mempelajari bahan ajar tersebut.
Oleh karena itu, penulis ingin membuat bahan ajar yang sesuai untuk
kemampuan komunikasi matematika siswa dan bahan ajar yang mudah dipahami
oleh siswa di sekolah-sekolah sehingga dapat meningkatkan kemampuan
komunikasi matematik siswa. Selain sesuai untuk kemampuan komunikasi
matematik siswa, bahan ajar yang akan dibuat secara sistematis dan sesuai dengan
unsur-unsur bahan ajar, agar bahan ajar yang dibuat dapat dipahami dengan
mudah oleh siswa. Penulis juga ingin mendasain bahan ajar yang menarik,
sehingga siswa tidak merasa bosan pada saat mempelajari pelajaran matematika
dengan menggunakan bahan ajar yang dibuat oleh peneliti.
Bahan ajar yang dibuat disesuaikan dengan materi yang terdapat pada
pelajaran matematika. Banyak materi bahkan hampir semua materi pada pelajaran
matematika membutuhkan kemampuan komunikasi matematik dalam
menyelesaikan masalah-masalah yang terdapat pada materi pelajaran matematika
6
tersebut. Dari banyaknya materi yang terdapat pada pelajaran matematika penulis
memilih materi Himpunan. Materi himpunan terdapat pada pelajaran matematika
kelas VII (tujuh) semester dua. Pemilihan materi tersebut dikarenakan peneliti
lebih mengutamakan efisiensi waktu dalam melakukan penelitian setaraf strata-1.
Selain mengutamakan efisiensi waktu, pemilihan materi himpunan
tersebut juga dikarenakan materi tersebut terdapat standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang harus dicapai dan pencapaian tersebut membutuhkan
kemampuan komunikasi matematik siswa. Pada materi himpunan tersebut siswa
harus mampu mengkomunikasikan kata-kata yang terdapat pada soal menjadi
diagram venn dan simbol-simbol ataupun sebaliknya. Materi himpunan terdapat
pada kelas VII semester genap. Materi himpunan adalah suatu pelajaran yang
membahas mengenai kumpulan benda atau objek yang dapat didefinisikan dengan
jelas.
Selain bahan ajar, diperlukan juga suatu pendekatan pembelajaran. Selama
melakukan observasi, pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh guru kelas
merupakan pendekatan yang berpusat pada guru atau dapat dikatakan pusat
informasi hanya diperoleh dari guru saja, dan jarang siswa berperan dalam proses
pembelajarannya. Siswa lebih banyak diam di kelas dan menerima apa saja materi
yang diberikan oleh guru. Peran siswa dalam kelas hanya mendengarkan materi
dan mengerjakan soal latihan yang diberikan oleh guru. Interaksi guru dengan
siswa juga kurang terlihat selama pelajaran berlangsung. Sebaiknya dalam proses
pembelajaran, guru sebagai fasilitator dan pembimbing sedangkan siswa
membangun matematika untuk mereka sendiri, tidak hanya menyalin dan
mengikuti contoh-contoh tanpa mengerti konsep matematikanya.6
Pendekatan pembelajaran ini digunakan pada saat penyusunan bahan ajar.
Sehingga bahan ajar yang disusun berdasarkan pendekatan pembelajaran yang
digunakan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan Pendidikan
Matematika Realistik (PMR) atau sering disebut juga Realistic Mathematics
Education (RME). Dengan pendekatan matematika realistik, materi yang
6
Nila Kesumawati, Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Untuk Pembelajaran
Materi Himpunan, (Yogyakarta: Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA,
2008), h. 133.
7
C. Pembatasan Masalah
Karena keterbatasan beberapa hal (kemampuan peneliti, waktu penelitian,
dan biaya penelitian) maka penelitian ini dibatasi pada beberapa hal yaitu:
1. Bahan ajar yang dibuat berbentuk bahan ajar cetak.
2. Bahan ajar yang dibuat berbasis pendekatan Pendidikan matematika
Realistik (PMR).
3. Bahan ajar berbasis pendekatan Pendidikan Matematika Realistik yang dibuat
merupakan bahan ajar untuk meningkatkan kemampuan komunikasi
matematik siswa. Kemampuan komunikasi matematik siswa yang dimaksud
adalah menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol
matematika, mengekspresikan gambar dan diagram ke dalam ide-ide
matematika atau sebaliknya, dan memberikan argumen tentang suatu
pernyataan dengan menggunakan bahasa sendiri.
4. Bahan ajar berbasis pendekatan Pendidikan Matematika Realistik yang dibuat
memuat materi Himpunan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi
matematik siswa SMP.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan
masalahnya adalah sebagai berikut:
9
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengembangkan bahan ajar berupa LKS yang telah tersedia saat ini, namun
secara khusus yang ingin dihasilkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui peningkatan kemampuan komunikasi matematik siswa setelah
penggunaan bahan ajar materi himpunan berbasis pendekatan pendidikan
matematika realistik.
2. Mengetahui respon siswa terhadap bahan ajar materi himpunan berbasis
pendekatan pendidikan matematika realistik.
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa, bahan ajar materi himpunan dapat membantu dan melatih
siswa untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matermatika siswa.
2. Bagi guru bidang studi matematika, bahan ajar materi himpunan dapat
menjadi bahan ajar alternatif dalam menyampaikan materi himpunan
untuk meningkatan kemampuan komuniasi matematika siswa.
3. Bagi sekolah atau lembaga pendidikan, diharapkan dapat menggunakan
bahan ajar materi himpunan ini untuk meningkatkan kemampuan
komunikasi matematika siswa.
BAB II
KAJIAN TEORITIK, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS
TINDAKAN
A. Kajian Teoritik
Sebagai referensi dalam penelitian, maka dilakukan kajian teoritik untuk
menguatkan relevansi antara teori dengan penelitian. Kajian teori-teori ini
meliputi hal-hal yang berkaitan dengan bahan ajar, kemampuan komunikasi
matematik, pendekatan pendidikan matematika realistik (PMR), dan materi
himpunan.
1) Bahan Ajar
a) Pengertian Bahan Ajar
Pada bidang pendidikan, bahan ajar sangatlah dibutuhkan, baik untuk guru
maupun siswa. Bagi guru, bahan ajar digunakan sebagai pedoman untuk
mengajar, sedangkan bagi siswa, bahan ajar digunakan sebagai sumber untuk
mereka mendapatkan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, semua sekolah
menggunakan bahan ajar untuk digunakan sebagai sarana penunjang dalam
pembelajaran di sekolah. Bahan ajar yang digunakan di sekolah bermacam-
macam, seperti buku cetak, LKS, modul, hand out, dan lain sebagainya.
Sebelum menjabarkan pengertian bahan ajar, terlebih dahulu mengetahui
pengertian bahan. Bahan atau materi pelajaran (learning materials) adalah segala
sesuatu yang menjadi isi kurikulum yang harus dikuasai oleh siswa sesuai dengan
kompetensi dasar dalam rangka pencapaian standar kompetensi setiap mata
pelajaran dalam satuan pendidikan tertentu.1 Sumber lain juga mengatakan bahan
adalah suatu sajian yang mengandung pesan dan ajaran dengan menggunakan alat
atau bahan itu sendiri tanpa alat penunjang apapun. Bahan ini sering disebut
sebagai media atau software.2
1
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2011),
h. 141.
2
Martinis Yamin, Kiat Membelajarkan Siswa, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2010), h.
127.
10
11
Menurut Widodo dan Jasmadi, bahan ajar adalah seperangkat sarana atau
alat pembelajaran yang berisikan materi pembelajaran, metode, batasan-batasan,
dan cara mengevaluasi yang didesain secara sistematis dan menarik dalam rangka
mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai kompetensi atau subkompetensi
dengan segala kompleksitasnya.3 Menurut National Centre for Competency Based
Training (2007), bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk
membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan pembelajaran di kelas.4
Pandangan dari ahli lainnya mengatakan bahwa bahan ajar adalah
seperangkat materi yang disusun secara sistematis, baik tertulis maupun tidak
tertulis, sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang memungkinkan peserta
didik untuk belajar.5 Pandangan-pandangan tersebut juga dilengkapi oleh Pannen
(2001) yang mengungkapkan bahwa bahan ajar adalah bahan-bahan atau materi
pelajaran yang disusun secara sistematis yang digunakan oleh guru dan peserta
didik dalam proses pembelajaran.6
Bahan ajar dapat juga diartikan sebagai segala bentuk bahan yang disusun
secara sistematis yang memungkinkan siswa dapat belajar dengan dirancang
sesuai kurikulum yang berlaku.7 Sehingga dengan adanya bahan ajar, guru dapat
lebih teratur dalam mengajarkan materi kepada siswa.
Berdasarkan definisi-definisi di atas, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa yang dimaksud bahan ajar adalah seperangkat materi pelajaran yang
disusun secara sistematis, baik tertulis maupun tidak tertulis, dirancang sesuai
kurikulum yang berlaku dalam rangka mencapai standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang telah ditentukan serta dapat membantu guru dan peserta
didik dalam proses pembelajaran di kelas.
3
Ika Lestari, Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi (Sesuai dengan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan), (Padang : @kademia, 2013), h. 1.
4
Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Yogyakarta: DIVA
Press), 2011, h.16.
5
Ibid., h. 16.
6
Ibid, h. 17.
7
Ika Lestari, op. cit., h. 1.
12
8
Ibid., h. 2.
9
Ibid., h. 3.
13
10
Andi Prastowo, op. cit., h. 24.
14
11
Iif Khoiru Ahmadi, dkk, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu, (Jakarta: Prestasi
Pustaka, 2011), cet. 1, h. 209.
12
Ika Lestari, op. cit., h. 8.
13
Andi Prastowo, op. cit., h. 28.
15
1. Petunjuk belajar
Didalamnya dijelaskan tentang bagaimana pendidik sebaiknya
mengajarkan materi kepada peserta didik dan bagaimana pula peserta didik
sebaiknya mempelajari materi yang ada dalam bahan ajar tersebut.
2. Kompetensi yang akan dicapai
Pendidik harus menjelaskan dan mencantumkan dalam bahan ajar yang
kita susun tersebut dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, maupun
indikator pencapaian hasil belajar yang harus dikuasai peserta didik.
3. Informasi pendukung
Berbagai informasi tambahan yang dapat melengkapi bahan ajar, sehingga
peserta didik akan semakin mudah untuk menguasai pengetahuan yang akan
mereka peroleh dan pengetahuan yang diperoleh peserta didik pun akan semakin
komprehensif.
4. Latihan-latihan
Bentuk tugas yang diberikan kepada peserta didik untuk melatih
kemampuan mereka setelah mempelajari bahan ajar, sehingga kemampuan yang
mereka pelajari akan semakin terasah dan dikuasai secara matang.
5. Petunjuk kerja atau lembar kerja
Berisi sejumlah langkah-langkah prosedural cara pelaksanaan aktivitas atau
kegiatan tertentu yang harus dilakukan oleh peserta didik.
6. Evaluasi
Bagian dari proses penilaian yang berisi sejumlah pertanyaan yang ditujukan
kepada peserta didik untuk mengukur seberapa jauh penguasaan kompetensi yang
berhasil mereka kuasai setelah mengikuti proses pembelajaran. Jika kemudian
dipandang masih banyak peserta didik yang belum menguasai, maka diperlukan
perbaikan dan penyempurnaan kegiatan pembelajaran.
14
Syaiful Hadi, Analisis Kemampuan Komunikasi Matematika Melalui Model Think Talk
Write (TTW) Peserta Didik SMPN 1 Manyar Gresik, (Universitas Muhammadiyah Gresik).
15
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2005), h.
18.
16
Gusni Satriawati, Algoritma, Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika,
“Pembelajaran dengan Pendekatan Open-Ended untuk Meningkatkan Pemahaman dan
Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa”, (Jakarta: CeMED, Vol. 1No. 1 Juni 2006), h. 109.
17
Darsono Prawironegoro, Filsafat Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Nusantara Consulting,
2010), h. 105.
17
18
Mohammad Ali, dkk, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, (Jakarta: Imperial Bhakti Utama,
2009), h. 166.
19
M. Lee Manning dan Katherine T. Bucher, Classroom Management: Models,
Applications, and Cases, (USA: Pearson Education, 2007), h. 204.
20
Darsono Prawironegoro, op. cit., h. 105.
18
tidak pernah terlewatkan dalam setiap pembelajaran. Oleh karena itu, kemampuan
bekomunikasi lisan harus senantiasa dipupuk dan ditingkatkan baik dari segi
artikulasi, intonasi, kejelasan, dan unsur-unsur komunikasi lisan lainnya.
Kegagalan menjalankan komunikasi secara lisan akan menghambat proses dan
hasil pembelajaran.21
Berdasarkan uraian tersebut, dapat menunjukkan bahwa kemampuan
berkomunikasi sangat diperlukan dalam proses pembelajaran. Proses
pembelajaran dapat berjalan lancar atau baik apabila terjalin komunikasi yang
baik. Komunikasi yang baik terjalin antara guru dengan siswa selama proses
pembelajaran.
c) Kemampuan Komunikasi Matematik
Berkait dengan peningkatan kemampuan komunikasi, NCTM
(www.standard.nctm.org), menyatakan bahwa program pembelajaran dari TK
sampai kelas 12 hendaknya memungkinkan semua siswa di Amerika Serikat
untuk:22
1. Mengorganisasi dan mengkonsolidasikan pikiran matematika mereka melalui
komunikasi (Organize and consolidate their mathematical thinking though
communication);
2. Mengkomunikasikan pikiran matematika mereka secara logis dan jelas kepada
teman, guru, ataupun orang lain (Communicate their mathematical thinking
coherently and clearly to peers, teachers, and others);
3. Menganalisis dan mengevaluasi pikiran matematika dan strategi yang
digunakan orang lain (Analyze and evaluate the mathematical thinking and
strategies of others);
4. Menggunakan bahasa matematika untuk menyatakan ide-ide matematika
secara tepat (Use the languages of mathematics to express mathematical ideas
precisely).
21
Dr. Rusman, Model-Model Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 119.
22
Fadjar Shadiq, Kemahiran Matematika, (Yogyakarta: Diklat Instruktur Pengembangan
Matematika SMA Jenjang Lanjut, 2009), h. 12.
19
23
Utari sumarmo,dkk, “Berpikir dan Disposisi Matematik: Pembelajaran untuk
Mengembangkan Kemampuan Befikir Matematik”, (Makalah, UPI, Bandung, 2013), h. 75.
24
Suhendra, dkk, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, (Jakarta:
Universitas Terbuka, 2007), h. 7.19.
25
Ibid., h. 7.22.
20
1. Memberikan alasan terjadi atau tidak terjadinya sesuatu, baik secara induktif
maupun deduktif,
2. Menafsirkan sesuatu hal berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang
telah dimiliki sebelumnya,
3. Menyatakan ide atau gagasan, baik secara lisan, tulisan, maupun dengan
peragaan atau demonstrasi.
Sementara Baroody mengemukakan bahwa pembelajaran harus dapat
membantu siswa mengkomunikasikan ide matematika melalui lima aspek
komunikasi yaitu representing, listening, reading, discussing, dan writing.26
a. Representasi (representing)
Representasi adalah bentuk baru sebagai hasil translasi dari suatu masalah
atau idea; translasi suatu diagram atau model fisik ke dalam simbol atau kata-kata.
b. Mendengar (listening)
Mendengar merupakan aspek yang penting ketiks berdiskusi. Mendengar
secara hati-hati terhadap pertanyaan teman dalam suatu grup juga dapat
membantu siswa mengonstruksi lebih lengkap pengetahuan matematis dan
mengatur strategi jawaban yang lebih efektif.
c. Membaca (reading)
Reading adalah aktivitas membaca teks secara aktif untuk mencari jawaban
atas pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun. Membaca aktif juga berarti
membaca yang difokuskan pada paragraf-paragraf yang diperkirakan mengandung
jawaban relevan dengan pertanyaan.
d. Diskusi (discussing)
A dicussion is good when it result in learning and satisfaction. Both of these
outcomes depend on how the discussion was prepared, presented, and
concluded.27 Pernyataan tersebut mengandung makna bahwa sebuah diskusi yang
baik jika hasilnya dapat dijadikan pembelajaran dan memuaskan. Kedua hasil
tersebut tergantung bagaimana diskusi tersebut dipersiapkan, dipresentasikan, dan
disimpulkan.
26
Gusni Satriawati, op. cit., h. 109.
27
Donald R. Cruickshank, dkk., The act of Teaching, (New York: McGraw-Hill, 2006),
h. 197.
21
e. Menulis (writting)
Menulis adalah aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk
mengungkapkan pikiran. Menulis berguna untuk merangkum pelajaran yang telah
dilaksanakan dalam bahasa mereka sendiri.
Dijelaskan pada dokumen Peraturan Dirjen Dikdasmen No.
506/C/PP/2004 (Depdiknas, 2004), bahwa penalaran dan komunikasi merupakan
kompetensi yang ditunjukkan siswa dalam melakukan penalaran dan
mengkomunikasikan matematika. Menurut dokumen di atas, dan hal ini yang
menjadi sangat penting berkait dengan penilaian penalaran ini, indikator yang
menunjukkan penalaran dan komunikasi antara lain adalah:28
1. Menyajikan pernyataan matematika secara lisan, tertulis, dan gambar
2. Mengajukan dugaan (conjectures)
3. Melakukan manipulasi matematika
4. Menarik kesimpulan, menyusun bukti, memberikan alasan atau bukti terhadap
beberapa solusi
5. Menarik kesimpulan dari pernyataan
6. Memeriksa kesahihan suatu argument
7. Menemukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat generalisai.
Sumarmo (2003) mengatakan bahwa kemampuan komunikasi matematika
merupakan kemampuan yang dapat menyertakan dan memuat berbagai
kesempatan untuk berkomunikasi dalam bentuk:29
1. Merefleksikan benda-benda nyata, gambar dan diagram ke dalam ide-ide
matematika.
2. Membuat model situasi atau persoalan menggunakan metode lisan, tulisan,
konkrit, grafik, dan aljabar.
3. Menyatakan peristiwa sehari-hari dakam bahasa atau simbol matematika.
4. Mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika.
5. Membaca dengan pemahaman suatu presentasi matematika tertulis.
28
Fadjar Shadiq, op. cit., h. 14.
29
Gusni Satriawati, op. cit., h.110.
22
30
Isrok‟atun, Meningkatkan Komunikasi Matematik Siswa SMP Melalui Realistic
Mathematics Education (RME) Dalam Rangka Menuju Sekolah Bertaraf Internasional (SBI),
2009, h. 8.
(http://file.upi.edu/Directori/JURNAL/PENDIDIKAN_DASAR/Nomor_11_April_2009)
23
31
Asep Jihad, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2013), h. 24.
32
Raymond Burhano, Pengajaran Matematika Dengan Pendekatan Realistik, Jurnal
Guru, No. 1, Vol. 1 Des 2004, h. 17.
33
Ratu Ilma Indra Putri, Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Pokok
Bahasan Statistika Menggunakan Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME)
Berdasarkan KBK di SMAN 17 Palembang, Jurnal Pendidikan Matematika, Januari 2007,
Vol.1/No.1, h. 23.
24
34
Utari sumarmo,dkk, “Berpikir dan Disposisi Matematik: Pembelajaran untuk
Mendukung Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi”, (Makalah, UPI, Bandung, 2013), h.
43.
35
Ariyadi Wijaya, Pendidikan Matematika Realistik Suatu Alternatif Pendekatan
Pembelajaran Matematika, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h. 42.
36
Ibid., h. 43.
25
Gambar 2.1
Proses Matematisasi Versi PISA
37
Ibid., h. 44.
38
Ibid., h. 45.
26
39
Ratu Ilma Indra Putri, op. cit., h. 24.
27
40
Husen Windayana, Pembelajaran Matematika Realistik dalam Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Logis, kreatif, dan Kritis,Serta Komunikasi Matematik Siswa Sekolah Dasar,
2007.
(http://file.upi.edu/Directori/JURNAL/PENDIDIKAN_DASAR/Nomor_8_Oktober_2007)
28
41
Isrok‟atun, op. cit., h.7.
29
5. Bagaimana “guru” membuat jalinan antara topik dengan topik lain, antara
konsep dengan konsep lain, dan antara satu simbol dengan simbol lain di
dalam rangkaian topik matematika?
Langkah-langkah dalam proses pembelajaran yang didasarkan pada
pendekatan realistik bagi seorang guru adalah sebagai berikut:42
1. Berikan pada siswa suatu soal kontekstual yang berhubungan dengan topik
sebagai titik mulai.
2. Sementara aktivitas berinteraksi, berikan pada siswa suatu petunjuk atau
bimbingan perorangan/kelompok kecil.
3. Berikan motivasi pada siswa untuk membandingkan penyelesaian mereka
dalam diskusi kelas.
4. Biarkan siswa menemukan penyelesaiannya sendiri. Siswa bebas membuat
penemuan sendiri pada tahap mereka sendiri untuk membangun pengetahuan
dan pengalamannya sendiri.
5. Berikan siswa pada soal yang lain, dalam konteks yang sama.
4) Himpunan
Himpunan merupakan konsep dasar dari semua cabang matematika yang
secara intuitif adalah kumpulan objek yang didefinisikan dengan jelas, kumpulan
ini dapat berupa benda konkrit atau benda abstrak seperti bilangan, abjad, hewan,
orang dan seterusnya.43 Himpunan sangat berkaitan erat dengan kehidupan sehari-
hari, misalkan himpunan tanaman berakar serabut, himpunan kendaraan beroda
empat, himpunan hewan berkaki empat, dan masih banyak contoh lain yang
berkaitan dengan himpunan di dalam kehidupan sehari-hari.
Materi himpunan dipelajari pada tingkat SMP yaitu kelas VII semester
genap. Materi himpunan mencakup pengertian himpunan, notasi himpunan,
macam-macam himpunan, himpunan bagian, diagram Venn, operasi himpunan,
serta penggunaan konsep himpunan untuk menyelasaikan masalah kehidupan
42
Raymond Burhano, op. cit., h.19.
43
A. Saepul Hamdani, dkk., Matematika 1, (Surabaya: LAPIS-PGMI, 2008), edisi
pertama, h. 8-5.
30
Kompetensi Dasar:
4.1 Memahami pengertian dan notasi himpunan, serta penyajiannya
4.2 Memahami konsep himpunan bagian
4.3 Melakukan operasi irisan, gabungan, kurang (difference), dan komplemen
pada himpunan
4.4 Menyajikan himpunan dengan diagram Venn
4.5 Menggunakan konsep himpunan dalam pemecahan masalah
Tujuan yang akan dicapai setelah siswa mengikuti kegiatan pembelajaran
matematika pada materi himpunan adala agar siswa memiliki kemampuan untuk
dapat:
1. Menyatakan suatu objek termasuk himpunan atau bukan himpunan;
2. Menyatakan masalah sehari-hari dalam bentuk himpunan dan mendata
anggota himpunan tersebut;
3. Menyatakan himpunan dalam bentuk notasi himpunan;
4. Mengenal himpunan bagian dan menentukan banyaknya anggota himpunan
bagian tersebut;
5. Membedakan himpunan kosong dan nol serta notasinya;
6. Mengenal himpunan berhinnga dan tak berhingga;
7. Menyajikan himpunan dengan diagram venn;
8. Mengenal pengertian himpunan semesta dan dapat menyebutkan anggotanya;
9. Menggunakan konsep himpunan dalam pemecahan masalah.
C. Kerangka Konseptual
Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan bahwa dalam melaksanakan
pembelajaran matematika, guru membutuhkan bahan ajar yang sesuai dengan
materi yang akan diberikan kepada siswa di kelas. Bahan ajar yang digunakan
sebaiknya sesuai dengan karakteristik dan unsur-unsur bahan ajar yang telah ada.
Selain itu, kurikulum matematika Sekolah Menengah Pertama untuk materi
himpunan menitikberatkan kemampuan kmunikasi matematik siswa. Namun,
banyak guru yang kurang mengembangkan kemampuan komunikasi matematik
tersebut.
Bahan ajar yang tersedia di sekolah masih bersifat umum dan juga kurang
mengembangkan kemampuan komunikasi matematik siswa. Pembelajaran
matematika pada materi himpunan dibutuhkan kemampuan komunikasi
matematik siswa agar membantu siswa mengerti simbol-simbol maupun gambar-
gambar dalam materi himpunan. Selain itu kemampuan komunikasi matematik
siswa dibutuhkan agar membatu siswa dalam mengekspresikan peristiwa sehari-
hari ke dalam ide matematika. Bahan ajar materi himpunan digunakan oleh siswa
untuk membantu mereka dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematik
siswa. Dengan kemampuan komunikasi matematik, memudahkan kita untuk
mengetahui sejauh mana siswa mengerti konsep matematika yang siswa pelajari
serta mengetahui kemampuan siswa dalam menyatakan peristiwa sehari-hari ke
dalam bahasa atau simbol matematika dan mengekspresikan gambar/diagram ke
dalam ide-ide matematika.
34
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan teori yang telah diuraikan diatas, maka peneliti mengajukan
hipotesis tindakan sebagai berikut : “bahan ajar materi himpunan berbasis
pendekatan pendidikan matematika realistik dapat meningkatkan kemampuan
komunikasi matematik siswa SMP”.
BAB III
METODOLOGI PENEITIAN
35
36
1
Iskandar, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Referensi, 2012), h. 21.
2
Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan, Jenis, Metode dan Prosedur, (Jakarta: Kencana,
2013), h. 149.
3
Iskandar, op. cit., h. 21.
4
Ekawarna, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Refrensi, 2013), h. 5.
5
Wina Sanjaya, Penelitian tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 77.
6
Ibid., h. 78.
37
digunakan siswa di kelas, selain itu peneliti juga melakukan wawancara dengan
guru bidang studi matematika di kelas. Kemudian peneliti mengidentifikasi dan
menganalisis kekurangan bahan ajar yang digunakan. Selanjutnya peneliti
merencanakan tindakan apa yang tepat untuk diberikan kepada subjek penelitian,
seperti merancang bahan ajar, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan
merancang instrumen penelitian.
2. Tindakan (Acting)
Pelaksanaan tindakan adalah perlakuan yang dilakukan oleh peneliti
berdasarkan perencanaan yang telah disusun. Dalam pelaksanaan tindakan,
peneliti melakukan kerja sama dengan guru bidang studi matematika dalam
melakukan skenario pembelajaran. Peneliti berlaku sebagai pelaku tindakan
sedangkan guru berlaku sebagai pengamat (observer).
3. Pengamatan (Observation)
Pada tahap ini peneliti dibantu oleh seorang observer (guru bidang studi
matematika) melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa pada saat
pelaksanaan kegiatan pembekajaran. Selain itu peneliti juga mengamati respon
siswa terhadap bahan ajar yang telah disusun oleh peneliti. Pengamatan dilakukan
untuk memperoleh informasi tentang kelemahan bahan ajar yang telah dibuat
sehingga dapat dijadikan masukkan untuk diperbaiki pada siklus berikutnya.
4. Refleksi (Reflection)
Refleksi adalah aktivitas melihat berbagai kekurangan yang dilaksanakan
peneliti selama pelaksanaan tindakan. Kegiatan refleksi dilakukan ketika peneliti
sudah selesai melaksanakan kegiatan pengamatan. Hasil yang diperoleh dari
pengamatan dikumpulkan dan dianalisis bersama peneliti dan observer, sehingga
dapat diketahui apakah telah mencapai tujuan yang diharapkan atau masih
terdapat kekurangan pada bahan ajar yang telah dibuat sehingga perlu dilakukan
perbaikan. Jika terdapat masalah pada tahap refleksi maka dikakukan pengkajian
ulang melalui siklus berikutnya.
Sebagaimana penjelasan tersebut, pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) dilaksanakan dalam bentuk siklus berulang-ulang. Prosedur Penelitian
38
Tindakan Kelas (PTK) dilakukan paling kurang dua kali, seperti yang
digambarkan sebagai berikut:7
Gambar 3.1
Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini terdiri atas dua, yaitu subjek pelaku
dan subjek penerima. Subjek pelaku dalam penelitian ini adalah peneliti dan guru
bidang studi matematika selaku sebagai pengamat (observer). Sedangkan subjek
penerima dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-5 SMP Negeri 178 Jakarta.
7
Iskandar, op. cit., h.49
39
bahan ajar tersebut kepada siswa, melakukan pengamatan terhadap bahan ajar
yang telah dibuat, menganalisis data serta melaporkan hasil penelitian. Peneliti
bekerja sama dengan guru bidang studi matematika sebagai observer, yaitu
memberi penilaian terhadap peneliti dalam mengajar dengan menggunakan bahan
ajar yang telah dibuat oleh peneliti serta mengamati aktivitas belajar siswa selama
pelajaran matematika.
8
Yuni Yamasari, Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Berbasis ICT yang
Berkualitas, Seminar Nasional Pascasarjana X – ITS, Surabaya 4 Agustus 2010 ISBN No. 979-
545-0270-1.
43
2. Data kuantitatif: nilai hasil tes kemampuan komunikasi matematik siswa tiap
siklus.
Sumber data dalam penelitian ini adalah peneliti, guru bidang studi
matematika dan siswa.
9
Djaali, dan Pudji Mulyono, Pengukuran dalam Bidang Pendidikan, (Jakarta: Grasindo,
2008), h. 50.
46
penelitian ini adalah dosen pembimbing, dosen lain dan guru bidang studi
matematika. Setelah divalidasi dilakukan evaluasi dan dilakukan perbaikan, agar
bahan ajar tersebut layak digunakan.
a. Validasi Bahan Ajar
Bahan ajar berbasis pendekatan matematika realistik yang disusun
peneliti divalidasi oleh dua dosen pembimbing dan satu dosen selain dosen
pembimbing. Validasi dilakukan agar peneliti dapat mengetahui apakah bahan
ajar yang telah disusun peneliti sudah sesuai dengan pendekatan yan digunakan.
Selain itu, apakah bahan ajar yang disusun oleh penliti sudah sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai. Validasi bahan ajar yang disusun oleh peneliti
juga divalidasi oleh guru bidang studi matematika sebelum penelitian
dilaksanakan. Setelah selesai divalidasi oleh para ahli, bahan ajar diperbaiki sesuai
dengan masukkan yang diberikan oleh para ahli.
b. Validasi Soal Tes Formatif Akhir Siklus
Instrument soal tes kemampuan komunikasi matematik siswa pada setiap
akhir siklus terdiri dari 16 soal. Soal-soal tersebut divalidasi oleh para ahli. Soal
tes akhir tersebut terdiri dari 8 soal tes kemampuan komunikasi matematik untuk
siklus I dan 8 soal tes kemampuan komunikasi matematik untuk siklus II. Soal-
soal tes kemampuan komunikasi matematik tersebut dikoreksi dan diberi
komentar oleh para ahli agar soal-soal tersebut sesuai dengan indikator
kompetensi dan indikator kemampuan kominukasi matematik siswa. Kemudian
peneliti melakukan perbaikan berdasarkan koreksian dan komentar dari para ahli.
Berikut ini adalah keterangan dari beberapa soal tes kemampuan komunikasi
matematik akhir siklus yang mengalami perbaikan.
Siklus I:
1) Butir soal nomor 2 pada indikator kompetensi menyatakan macam-macam
himpunan, kalimat pertanyaan pada soal tersebut perlu disederhanakan.
2) Butir soal nomor 3 pada indikator kompetensi menentukan himpunan semesta
yang mungkin terjadi dari suatu pernyataan, para ahli menyarankan agar
konteks kalimat pertanyaan dipertegas.
47
3) Butir soal nomor 8 pada indikator kompetensi melakukan operasi irisan dan
gabungan pada himpunan, para ahli menyarankan agar gambar yang tertera
pada soal dibuat lebih jelas.
Hasil validasi instrumen tes kemampuan komunikasi matematik siklus II
pada umumnya sudah baik. Hanya saja perlu perbaikan pada konteks kalimat
pertanyaan dan point-point pertanyaan dikurangi agar tidak terlalu banyak. Soal-
soal yang perlu diperbaiki adalah soal pada indikator kompetensi menentukan
selisih dua himpunan, soal tersebut perlu dikurangi point-point pernyataannya.
Selain itu pada butir soal nomor 3 indikator menyajikan operasi himpunan dengan
diagram Venn, konteks kalimat pertanyaan pada soal tersebut perlu diperbaiki.
Soal tes formatif kemampuan komunikasi matematik akhir siklus yang
telah diperbaiki menjadi kisi-kisi tes formatif kemampuan komunikasi matematik
akhir siklus. Peneliti mengambil 10 butir soal untuk diuji rater yang kemudian
dijadikan soal tes kemampuan komunikasi mastematik akhir siklus dimana
masing-masing siklus I dan II terdiri dari 5 butir soal. Pemilihan soal yang akan
diberikan kepada siswa untuk tes siklus, peneliti meminta pendapat kepada guru
matematika disekolah tersebut sehingga terpilihlah masing-masing 5 soal untuk
diujikan kepada siswa selama tes siklus I dan siklus II. Selain itu, pemilihan
masing-masing 5 butir soal yang dijadikan soal untuk tes siklus 1 dan siklus II
juga dikarenakan soal yang divalidasi tersebut terdapat kemiripan soal. Selain itu,
disusaikan dengan waktu yang digunakan untuk tes siklus tersebut.
Instrumen soal tes formatif akhir siklus yang telah dibuat, peneliti perlu
mengetahui kelayakan dari instrumen tersebut. Sehingga perlu dilakukan
perhitungan terhadap koefisien reliabilitas interater berdasarkan hasil penilaian
ketepatan butir yang akan mengukur indikator. Interater adalah pakar substansi
dalam pembelajaran matematika. Untuk mengetahui koefisien reliabilitas
instrumen tes komunikasi matematika, digunakan rumus sebagai berikut:10
10
Djaali, dan Pudji Mulyono, op. cit., h. 95.
48
i = no butir; 1,2,3,4
11
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: ALFABETA, 2010), h. 333.
49
2. Data Kualitatif
a. Lembar Observasi
Data dari yang diperoleh dari hasil observasi dianalisis menggunakan nilai
persentase. Rumus persentase yang digunakan adalah:12
Keterangan:
= Angka persentase
= Frekuensi yang akan dicari persentasenya
= Number of Cases (Jumlah frekuensi/Banyaknya individu)
b. Jurnal Harian
Pada setiap akhir pertemuan, peneliti memberikan jurnal harian yang harus
diisi oleh siswa. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil jurnal harian tersebut
dianalisis. Data tersebut dianalisis dengan cara merangkum pendapat siswa pada
setiap pertemuannya. Selanjutnya data tersebut dikelompokkan ke dalam sikap
12
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 43.
50
positif, netral dan negatif. Sikap positif bisa diartikan sebagai menyukai,
menyenangi, menunjang atau memihak terhadap suatu objek.13 Sedangkan sikap
negatif dapat diartikan sebaliknya dan sikap netral antara keduanya. Persentase
untuk tiap-tiap sifat pernyataan tersebut digunakan rumus, yaitu:
13
Erman Suherman, Evaluasi Pembelajaran Matematika, (Bandung: JICA, 2003), h. 187.
51
(siklus II). Penelitian ini dikatakan berakhir, apabila peneliti menyadari bahwa
penggunaan bahan ajar yang telah dibuat oleh peneliti untuk penelitian ini telah
berhasil dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa. Atau
dapat dikatakan hasil penilaian kemampuan komunikasi matematika siswa
meningkat dari pembelajaran sebelumnya atau sebelum diberi tindakan sesuai
dengan indikator keberhasilan yang telah ditentukan pada materi Himpunan.
BAB IV
DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL
ANALISIS, DAN PEMBAHASAN
52
53
untuk mengetahui permasalahan yang terjadi pada saat kegiatan belajar mengajar
berlangsung terkait mata pelajaran matematika serta untuk mengetahui kelas yang
menjadi subyek penelitian. Guru bidang studi memberitahukan kepada peneliti
bahwa kelas VII-5 adalah kelas yang digunakan untuk penelitian.
Pada kegiatan pra penelitian, peneliti juga melakukan pengamatan terhadap
kegiatan pembelajaran matematika yang dilakukan di SMP Negeri 178 Jakarta.
Peneliti juga memberikan informasi mengenai pembelajaran yang akan dilakukan
oleh peneliti selama proses penelitian di kelas VII-5, yaitu pembelajaran dengan
menggunakan bahan ajar berbasis pendekatan pendidikan matematika realistik
yang disusun oleh peneliti. Peneliti menjelaskan bahwa pada saat proses
pembelajaran berlangsung menggunakan pendekatan pendidikan matematika
realistik. Peneliti juga membawa bahan ajar yang akan digunakan selama
penelitian untuk diperlihatkan dan dijelaskan isi bahan ajar tersebut serta
memberitahukan kepada peserta didik cara menggunakan bahan ajar tersebut.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, diperoleh hasil pengamatan
bahwa pembelajaran matematika di sekolah kurang efektif, ini terlihat kurang
adanya interaksi antara guru dengan siswa yang dikarenakan guru masih
menerapkan metode ceramah dalam kegiatan belajar mengajar dan kurang
menghubungkan materi yang sedang dipelajari dengan kehidupan sehari-hari.
Dampak dari pembelajaran yang kurang efektif adalah siswa kurang termotivasi
dalam pembelajaran matematika, sehingga beberapa siswa melakukan hal-hal
diluar konteks pelajaran, siswa kurang antusias dalam pembelajaran matematika.
Siswa kurang dalam mengapresiasikan konsep serta ide-ide matematika, dalam
hal ini siswa tidak terbiasa mempresentasikan atau mengutarakan pendapat serta
jawaban yang mereka miliki. Siswa juga kurang terampil dalam menyelesaikan
masalah matematika hal ini terlihat pada saat siswa mengerjakan latihan ketika
guru memberikan soal yang berbeda dari contoh soal yang diberikan sebelumnya,
mereka terlihat bingung dalam menjabnya.
Dominasi guru dalam pembelajaran membuat siswa tidak dapat
mengeksplorasi kemampuan mereka. Sifat individual siswa yang tinggi
mengakibatkan siswa berkemampuan akademis tinggi jarang berdiskusi atau
54
pendidikan matematika realistik yang digunakan dalam desain materi pada bahan
ajar lebih terlihat. Selanjutnya, hasil validasi atau komentar-komentar tesebut
menjadi acuan untuk memperbaiki bahan ajar siklus I. Peneliti juga dibimbing
oleh dosen pembimbing dalam memperbaiki bahan ajar berbasis pendekatan
pendidikan matematika realistik.
Setelah diperbaiki, peneliti meminta seorang guru matematika dari tempat
penelitian untuk memberikan penilaian terhadap bahan ajar yang telah dibuat oleh
peneliti. Berdasarkan penilaian guru tersebut, bahan ajar yang dibuat oleh peneliti
sudah baik dalam aspek konten, soal, maupun desainnya. Penilaian guru
matematika terhadap bahan ajar yang dibuat peneliti dapat dilihat pada lampiran
5. Setelah bahan ajar divalidasi oleh dosen dan mendapatkan penilaian dari guru
matematika, bahan ajar tersebut dapat digunakan dalam pembelajaran matematika
siklus I.
Pada siklus I ini peneliti ingin mengetahui respon dan aktivitas positif siswa
terhadap pembelajaran matematika serta mengetahui perkembangan kemampuan
komunikasi matematik siswa ketika dilaksanakannya pembelajaran matematika
dengan menggunakan bahan ajar berbasis pendekatan pendidikan matematika
realistik, diantaranya bahasa atau simbol matematika, gambar atau diagram dalam
matematika, dan pernyataan argumen.
B. Tahap Pelaksanaan tindakan
Kegiatan pembelajaran pada siklus I dimulai pada hari Senin, 13 Januari
2014 dan berakhir pada hari Kamis, 23 Januari 2014 dengan alokasi waktu tiap
pertemuan sebanyak dua jam pelajaran (2 x 40 menit). Sesuai dengan rencana,
pelaksanaan pada siklus I ini terdiri dari lima pertemuan. Pertemuan pertama
sampai keempat, peneliti memberikan pembelajaran matematika menggunakan
bahan ajar berbasis pendekatan pendidikan matematika realistik yang dibuat oleh
peneliti. Pada pertemuan kelima, peneliti memberikan tes kemampuan komunikasi
matematik.
Dalam pembelajaran, peneliti tidak secara langsung memberikan konsep
himpunan kepada siswa, tetapi siswa mempelajari materi himpunan yang terdapat
dalam bahan ajar dengan mempelajari masalah yang diberikan dalam bahan ajar
56
tesebut. Berdasarkan masalah yang terdapat pada bahan ajar siswa mampu
menemukan konsep himpunan secara mandiri dan didampingi oleh peneliti.
Selanjutnya, siswa mengerjakan soal-soal latihan yang terdapat dalam bahan ajar.
Peran peneliti selama siswa berdiskusi yaitu sebagai fasilitator bagi kelompok
yang mengalami kesulitan. Selama pembelajaran di siklus I kelompok yang telah
terbentuk tidak mengalami perubahan. Adapun uraian proses pembelajaran pada
siklus I yaitu sebagai berikut :
1) Pertemuan pertama (Kamis, 23 Januari 2014)
Kegiatan pembelajaran pada setiap kali pertemuan di kelas VIII-A
berlangsung selama 2 x 40 menit (2 jam pelajaran). Pada saat peneliti masuk
kelas, terdapat beberapa siswa yang belum duduk di tempat duduknya, siswa
tersebut masih berjalan-jalan di sekitar ruang kelas selain itu masih banyak siswa
yang masih mengobrol ataupun bercanda dengan siswa lain. Hal itu terjadi karena
pelajaran matematika terdapat pada jam setelah istirahat.
Setelah peneliti mengkondisikan siswa untuk mengikuti pelajaran dengan
baik, peneliti membuka pembelajaran ini dengan pembacaan basmalah.
Selanjutnya peneliti mengabsen siswa sekaligus membentuk kelompok yang akan
digunakan selama proses pembelajaran yang berlangsung dari pertemuan pertama
hingga pertemuan keempat. Hasil absen yang dilakukan peneliti, siswa yang hadir
pada saat itu sebanyak 36 siswa atau dapat dikatakan pada hari tersebut seluruh
siswa menghadiri kegitan pembelajaran. Sedangkan untuk kelompok, masing-
masing kelompok terdiri dari empat siswa. Pemilihan kelompok tersebut
berdasarkan urutan tempat duduk. Ada beberapa siswa yang mengeluh tentang
pembagian kelompok ini “Bu, kelompoknya buat sendiri-sendiri aja”, namun
peneliti berusaha memberikan pengertian kepada siswa tersebut sehingga mereka
mau belajar dengan kelompok yang sudah peneliti tentukan.
Setelah siswa duduk dengan kelompoknya masing-masing, kemudian
peneliti memberikan bahan ajar berbasis pendekatan pendidikan matematika
realistik yang dibuat oleh peneliti kepada tiap siswa yang digunakan untuk
kegiatan pembelajaran pertemuan pertama. Peneliti menyampaikan kepada siswa
judul materi dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Materi pembelajaran
57
Gambar 4.1
Siswa Sedang Memperhatikan Peneliti yang Sedang Memberikan Penjelasan
Tentang Materi Pengertian Himpunan
Gambar 4.2
Jawaban Siswa Tentang Pengertian Himpunan dan Contoh
Himpunan
Materi yang akan dipelajari pada pertemuan kedua adalah materi tentang
himpunan berhingga dan tak berhingga, himpunan kosong dan himpunan nol.
Namun sebelum siswa berdiskusi, peneliti mengajukan pertanyaan kepada siswa
materi apa yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Salah satu siswa
menjawab, “kemarin kita belajar pengertian himpunan dan penyajian himpunan
Bu.” Kemudian peneliti bertanya kembali, “pengertian himpunan itu apa ya? Ada
berapa cara kita dapat menyajikan himpunan? Ada yang bisa menjelaskan?” dan
salah satu siswa menjawab, “himpunan itu kumpulan-kumpulan benda atau objek
yang dapat dinyatakan dengan jelas Bu.” Siswa lain juga menjawab, “ada tiga
cara Bu untuk menyajikan himpunan, yaitu dengan kalimat, dengan notasi
pembentuk dan dengan mendaftarkan anggota himpunannya.”
Selanjutnya peneliti menjelaskan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan hari ini dan memberikan motivasi kepada mereka. Materi yang
dipelajari pada pertemuan kedua adalah macam-macam himpunan berdasarkan
banyaknya keanggotaannya. Masing-masing submateri diberikan 2 masalah yang
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Submateri yang dipelajari pada
pertemuan kedua ini adalah himpunan berhingga dan tak berhingga serta
himpunan kosong dan nol. Setelah diberikan motivasi dan penjelasan materi yang
akan dipelajari, siswa pun memulai diskusi dengan kelompok mereka masing-
masing. Seperti pada pertemuan sebelumnya, selama siswa berdiskusi peneliti
berkeliling kelas untuk mengawasi jalannya diskusi.
Pada pertemuan kedua ini diskusi berjalan dengan cukup lancar, nampaknya
siswa di kelas sudah mulai terbiasa dengan pembelajaran dengan cara diskusi.
Namun ada satu kelompok yang tidak berdiskusi melainkan hanya mengobrol dan
bercanda. Ketika peneliti mendekati kelompok tersebut mereka langsung berpura-
pura berdiskusi, lalu peneliti bertanya kepada salah satu siswa dari kelompok
tersebut, “Dari tadi saya perhatikan kok kelompok kamu hanya mengobrol saja
ya? Apakah kelompok kamu sudah selesai berdiskusi?” kemudian siswa tersebut
menjawab, “Maaf Bu, kami ngobrol, soalnya biar gak ngantuk. Ini juga kami mau
diskusi Bu.” Dan peneliti meminta siswa tersebut untuk mencuci muka di kamar
mandi.
62
Gambar 4.3
Salah Satu Siswa Bertanya Kepada Peneliti Mengenai Himpunan
Berhingga
pada himpunna tak berhingga siswa diberikan dua masalah. Berikut adalah
masalah yang diberikan pada bahan ajar.
Gambar 4.4
Masalah yang Terdapat Pada Bahan Ajar Materi Himpunan Tak
Berhingga
Pada masalah 3 dan 4, siswa dimintan untuk menentukan himpunan yang
terdapat materi tersebut. Setelah mereka menentukan himpunan yang dapat
ditentukan dari masalah tersebut, peneliti meminta kepada siswa apakah dari
himpunan yang mereka tulis, dapat dihitung berapa jumlah anggotanya. Hal
tersebut dapat membantu siswa untuk memahami materi himpunan tak berhingga.
Sehingga siswa dapat menyimpulkan pengertian himpunan tak berhingga. Berikut
adalah gambar kesimpulan yang dibuat siswa untuk materi tak berhingga.
Gambar 4.5
Kesimpulan Siswa untuk Materi Himpunan Tak Berhingga
masih terlihat malu-malu untuk maju ke depan kelas. Hal tersebut terlihat siswa
masih saling tunjuk ketika diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya.
Dari hasil diskusi yang dilakukan pada pertemuan kedua, tidak banyak
kesalahan yang terjadi dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terdapat
pada bahan ajar. Umumnya tiap kelompok dapat menjawab dengan baik, namun
ada beberapa kelompok yang kurang teliti.
Setelah presentasi, peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya tentang materi yang masih kurang paham. Kemudian peneliti meminta
siswa untuk mengerjakan soal pendalaman secara individu. Setelah mereka selesai
mengerjakan soal pendalaman secara individu, peneliti bersama siswa
menyimpulkan materi apa saja yang telah dipelajari pada pertemuan hari ini.
Pertemuan hari ini ditutup dengan memberikan tugas kepada siswa untuk
mempelajari materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya dan peneliti
mengucapkan salam.
3) Pertemuan Ketiga (Selasa, 28 Januari 2014)
Pada pertemuan ketiga ini ketika peneliti masuk ke dalam kelas mereka
sudah berkumpul dengan kelompok masing-masing, namun karna pelajaran
matematika pada pertemuan ketiga ini berada pada dua jam pelajaran terakhir,
terlihat beberapa siswa yang sudah kelelahan, mengantuk dan tidak semangat.
Kemudian peneliti mengucapkan salam dan mengabsen siswa. Hari ini siswa hadir
semua, dengan kata lain jumlah siswa di kelas pada hari ini sebanyak 36 siswa.
Setelah mengucapkan salam dan mengabsen siswa, peneliti tidak langsung
memberikan bahan ajar dan memulai pembelajaran hari ini. Peneliti memberikan
sedikit ice breaking agar siswa kembali bersemangat untuk kembali belajar.
Setelah diberikan ice Breaking, siswa terlihat bersemangat kembali, namun ada
beberapa siswa yang masih tidak bersemangat.
Peneliti memastikan bahwa siswa sudah siap untuk mempelajari materi hari
ini. Kemudian peneliti membagikan bahan ajar yang akan dipelajari hari ini.
Materi yang dipelajari pada pertemuan ketiga ini adalah materi tentang himpunan
bagian dan himpunan semesta. Sebelum siswa mulai berdiskusi, peneliti
65
mengingatkan kembali materi apa saja yang telah dipelajari pada pertemuan
sebelumnya. Selanjutnya peneliti memberikan penjelasan tentang materi yang
akan siswa pelajari hari ini serta memberikan motivasi kepada siswa dengan
memberitahukan manfaat mempelajari materi tersebut. Peneliti mempersilahkan
siswa untuk mulai berdiskusi setelah peneliti selesai memberikan motivasi.
Gambar 4.6
Siswa sedang Berdiskusi Kelompok
Pada saat peneliti berkeliling ada salah satu siswa yang menghampiri
peneliti untuk bertanya, siswa tersebut bertanya mengenai Masalah 2 yaitu tentang
banyak himpunan bagian, pertanyaannya adalah “Bu, yang halaman 18
pertanyaan no 3 itu maksudnya apa ya Bu?” lalu peneliti pun menjawab, “Coba
kamu lihat kotak B8. Kotak B8 itu merupakan himpunan kosong kan? Menurut
kamu himpunan kosong termasuk himpunan bagian tidak? Kalau termasuk
himpunan bagian, coba kamu jelaskan alasannya.” Lalu siswa tersebut
menjawab, “Kalau menurut saya Bu, himpunan kosong itu termasuk himpunan
bagian, soalnya bisa aja Adik tidak meletakkan bola di kotak.” Berikut adalah
gambar Masalah 2 yang ditanyakan oleh siswa tersebut.
66
Gambar 4.7
Masalah 2 yang Terdapat Pada Bahan Ajar untuk Mempelajari
Banyaknya Anggota Himpunan Bagian
Setelah siswa berdiskusi masalah 2 yang ada pada bahan ajar, siswa dapat
menentukan rumus untuk menentukan banyaknya himpunan bagian dari suatu
himpunan dengan banyak anggota n. Siswa diminta untuk mengisi tabel terlebih
dahulu agar memudahkan siswa menentukan banyaknya himpunan bagian
tersebut. Pada saat pengisian tabel tersebut, rata-rata siswa tidak mengalami
kesulitan. Hanya beberapa siswa yang membutuhkan bimbingan dari peneliti.
Setelah mereka mengisi tabel tersebut, mereka dapat menyimpulkan rumus yang
dapat mereka gunakan untuk menentukan banyaknya himpunan bagan. Jawaban
siswa dalam menentukan banyaknya himpunan bagian dapat dilihat pada
Gambar 4.8.
Setelah peneliti mengecek bahwa semua kelompok sudah selesai berdiskusi,
seperti pertemuan-pertemuan sebelumnya, peneliti meminta perwakilan kelompok
untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas. Pada pertemuan
kali ini, peneliti menunjuk langsung perwakilan dari kelompok mana yang akan
presentasi di depan kelas. Hal ini dilakukan oleh peneliti karena selama 2
pertemuan sebelumnya peneliti mengamati yang berani maju ke depan untuk
persentasi adalah siswa yang itu-itu saja dan kebanyakan perwakilan kelompok
yang maju adalah perempuan oleh karena itu, peneliti menunjuk siswa laki-laki
yang presentasi di depan kelas.
67
Gambar 4.8
Jawaban Siswa dalam Menentukan Banyaknya Himpunan Bagian
siswa yang mengeluh dan berkata, “Bu, kelompoknya diubah dong Bu, saya bosen
Bu kelompoknya dengan yang ini-ini saja.” dan siswa lain ikut mengiyakan.
Peneliti memberikan pengertian kepada mereka semua dan akhirnya mereka pun
mau duduk dengan teman sekelompok seperti biasa.
Pelajaran hari ini dimulai dengan pembacaan doa dan mengabsen siswa.
Pada hari ini terdapat 1 siswa yang tidak masuk sekolah dikarenakan sakit,
sehingga siswa yang hadir pada hari ini sebanyak 35 siswa. Sebelum memulai
materi hari ini, peneliti bertanya kepada siswa apakah ada kesulitan dalam
mengerjakan tugas rumah yang diberikan pada pertemuan sebelumnya. Namun
siswa menjawab dengan serempak bahwa mereka bisa mengerjakan tugas rumah
yang diberikan.
Peneliti memberikan bahan ajar yang akan dipelajari hari ini dan peneliti
memastikan bahwa semua siswa sudah menerima bahan ajar yang akan dipelajari
hari ini. Pertemuan keempat mempelajari materi mengenai irisan dan gabungan
himpunan dan peneliti tidak lupa untuk memberikan motivasi kepada siswa yaitu
dengan menjelaskan manfaat mempelajari materi hari ini. Selanjutnya peneliti
mempersilahkan siswa untuk memulai diskusi dengan kelompoknya masing-
masing.
Selama proses diskusi, peneliti seperti biasa peneliti berkeliling kelas untuk
mengawasi siswa yang sedang berdiskusi. Proses diskusi pada hari ini berjalan
dengan lancar, siswa sudah terlihat semakin terbiasa dengan pembelajaran dengan
metode diskusi. Siswa memulai diskusi mengenai materi irisan himpunan, untuk
memahami materi irisan himpunan siswa diberikan 2 masalah yang berkaitan
dengan peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Berikut adalah gambar
Masalah 1 yang terdapat pada bahan ajar serta jawaban siswa dalam
menyelesaikan masalah tersebut.
Pada suatu pagi, Bu Ayu dan Bu Rina pergi ke pasar untuk membeli
sayuran. Bu Ayu membeli terong, bayam, wortel, brokoli, dan seledri. Bu
Rina membeli kentang, wortel, buncis, brokoli, sawi, dan seledri.
Nyatakanlah sayuran yang dibeli oleh Bu Ayu dan Bu Rina dalam bentuk
himpunan!
69
Gambar 4
Gambar 4.9
Masalah 1 yang terdapat pada bahan ajar serta jawaban siswa dalam
menyelesaikan masalah tersebut
Gambar 4.10
Lembar Jawaban Soal Pendalaman Salah Satu Siswa
Sisa waktu pembelajaran masih tersisa 10 menit, oleh karena itu peneliti
menggunakan waktu tersebut untuk mengingat kembali materi yang telah siswa
pelajari dari pertemuan pertama hingga pertemuan keempat. Peneliti juga
memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang masih
belum mereka pahami. Selanjutnya peneliti memberi tahu bahwa pertemuan
selanjutnya yaitu hari Senin akan diadakan tes akhir siklus dengan materi yang
telah dipelajari selama 4 pertemuan. Peneliti mengingatkan kepada siswa untuk
belajar di rumah dan meminta semua bahan ajar yang telah diberikan agar dibawa
dan dikumpulkan sebelum tes dimulai. Pembelajaran hari ini ditutup dengan
pembacaan hamdalah dan mengucapkan salam.
5) Pertemuan Kelima (Senin, 03 Februari 2014)
Pada pertemuan kelima dilaksanakan tes akhir siklus I untuk mengukur
kemampuan komunikasi matematik siswa. Tes siklus I terdiri dari 7 soal uraian.
Tes siklus I ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyatakan
peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika, mengekspresikan
gambar dan diagram ke dalam ide-ide matematika atau sebaliknya dan
memberikan argumen tentang suatu pernyataan dengan menggunakan bahasa
sendiri.
Pada pelaksanaan tes siklus I, seluruh siswa hadir. Tes siklus I dilaksanakan
selama 2 jam pelajaran, yaitu 80 menit. Ketika peneliti masuk kelas, peneliti
melihat sebagaian besar siswa telah siap untuk melaksanakan tes siklus I. sebelum
melakukan tes, peneliti meminta ketua kelas untuk memimpin doa agar seluruh
siswa diberi kemudahan dalam menjawa soal.
Pelaksanaan tes siklus I terlaksana dengan cukup baik. Namun ada beberapa
siswa yang bertanya mengenai kejelasan siswa dan memastikan jawaban yang
mereka tulis benar. Ada pula siswa yang bertanya kepada temannya. Peneliti
71
berusaha membimbing siswa untuk tetap mengerjakan soal tes siklus I secara
mandiri. Berikut adalah foto siswa sedang mengerjakan tes siklus 1:
Gambar 4.11
Siswa sedang Mengerjakan Soal Tes Siklus 1
50 – 57 3 3 83.33
58 – 65 12 15 41.67
66 – 73 4 19 52.78
74 – 81 13 32 88.89
82 – 89 3 35 97.22
90 – 97 1 36 100
merata. Siswa belum terbiasa dengan pembelajaran menggunakan bahan ajar yang
berbasis pendekatan pendidikan matematika realistik sehingga beberapa siswa
merasa kesulitan untuk menyelesaian masalah yang diberikan. Kemampuan
masing-masing indikator kemampuan komunikasi matematik siswa dapat dilihat
berdasarkan hasil persentase skor yang diperoleh pada siklus I sebagai berikut:
Tabel 4.2
Persentase Skor Tiap Indikator
Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa Siklus I
Indikator Kemampuan Komunikasi Matematik Persentase (%)
(a)
(b)
Gambar 4.12
Menyatakan Peristiwa Sehari-hari dalam Bahasa atau Simbol
Matematika (a)Jawaban yang Tepat dan (b)Jawaban yang Kurang Tepat
Berdasarkan jawaban siswa pada Gambar 4.12(b) dapat terlihat bahwa siswa
tersebut menjawab dengan kurang tepat disebabkan karena siswa tidak
memberikan kurung kurawal ({ }) pada jawaban a dan b. Selain itu siswa juga
tidak memberikan nama himpunan pada jawabannya. Kesalahan siswa umumnya
karena mereka kurang teliti dalam pengerjaannya, mereka terkadang lupa
memberikan kurung kurawal, memberikan nama himpunan, dan kurang lengkap
dalam membuat notasi pembentuk himpunan.
Selanjutnya pada indikator mengekspresikan gambar dan diagram ke dalam
ide-ide matematika atau sebaliknya, kemampuan siswa dikategorikan baik yaitu
70.94%. Pada tes siklus I, soal yang diberikan adalah soal berupa gambar bukan
soal berupa diagram. Dari gambar yang terdapat pada soal, siswa diminta untuk
menentukan gabungan dari kedua himpunan. Berikut adalah foto jawaban siswa
yang dapat mengerjakan dengan benar dang tidak benar:
75
(a)
(b)
Gambar 4.13
Mengekspresikan Gambar dan Diagram ke Dalam Ide-ide
Matematika (a)Jawaban yang Benar dan (b)Jawaban yang Salah
Pada gambar 4.13(a) adalah jawaban yang benar, dikarenakan siswa tersebut
dapat menjawab dengan lengkap sesuai dengan perintah soal yaitu
menggabungkan dua himpunan, sedangkan gambar 4.13(b) adalah jawaban yang
salah. Siswa yang menjawab pada gambar 4.13(b) memberikan jawaban irisan
bukan gabungan, maka jawaban siswa tersebut adalah salah. Kesalahan siswa
yang lainnya masih terletak pada kurangnya ketelitian mereka saat mengerjakan
soal. Masih terdapat beberapa siswa yang kurang lengkap dalam menyelesaikan
soal mengenai gabungan himpunan, terkadang jawaban mereka, anggota
himpunannya tidak lengkap.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi
matematika siswa kelas VII-5 dapat dikategorikan baik, terutama pada indikator
menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika. Hal
tersebut dikarenakan siswa terlatih dengan penggunaan bahan ajar yang diberikan.
76
Bahan ajar yang disusun oleh peneliti merupakan bahan ajar berbasis pendeketan
pendidikan matematika realistik sehingga masalah yang diberikan pada bahan ajar
merupakan masalah yang berkaitan dengan peristiwa sehari-hari. Oleh karena itu,
kemampuan komunikasi matematik pada indikator menyatakan peristiwa sehari-
hari dalam bahasa atau simbol matematika dapat dikategorikan baik.
Selain itu pada indikator mengekspresikan gambar dan diagram ke dalam
ide-ide matematika atau sebaliknya dapat dikategorikan dengan baik juga. Siswa
sudah mampu untuk mengekspresikan gambar yang terdapat pada soal ke dalam
ide-ide matematika. Namun, ada beberapa siswa yang masih belum mengerti
mengenai maksud gambar yang terdapat pada soal. Peneliti berharap agar
kemampuan tersebut dapat dipertahankan atau ditingkatkan lagi oleh siswa
sehingga kemampuan tersebut menjadi lebih maksimal dan lebih terasah lagi.
Selain persentase indikator kemampuan komunikasi matematik siswa,
peneliti juga melakukan observasi untuk melihat aktivitas siswa selama
pembelejaran berlangsung. Adapun hasil observasi mengenai aktivitas siswa yang
dilakukan peneliti selama pembelajaran pada siklus I berlangsung dapat dilihat
dari Tabel 4.3.
Berdasarkan Tabel 4.3 terlihat bahwa persentase aktivitas siswa pada proses
pembelajaran matematika siklus I sebesar 70.65%. Dalam siklus I ini keaktifan
siswa didominasi pada aspek memperhatikan penjelasan guru/teman. Sebagian
besar siswa memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh peneliti maupun dari
teman sekelompoknya dengan baik. Meskipun sebagian besar siswa
memperhatikan penjelasan dengan baik, namun masih terdapat beberapa siswa
yang berdiskusi dengan siswa lainnya di luar materi pembelajaran dan
mengganggu teman sekelompoknya.
Tabel 4.3
Persentase Aktivitas Pembelajaran Matematika Siswa Siklus I
Persentase (%) pertemuan Rata-
ke- rata per
No Hal yang diamati
item
1 2 3 4 (%)
77
Siswa memperhatikan
1 80.56 86.11 86.11 94.29 86.77
penjelasan guru/teman
Siswa menemukan
definisi/konsep matematika
5 47.22 58.33 66.67 74.29 61.63
setelah mempelajari masalah
yang terdapat dalam bahan ajar
Keterangan : Pada pertemuan ke-4, satu orang siswa tidak hadir dikarenakan sakit
Selain itu, selama proses pembelajaran berlangsung, hampir seluruh siswa
dapat menggunakan bahan ajar dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas siswa
yang mempelajari bahan ajar dengan baik selama proses pembelajaran. Persentase
aktivitas siswa mempelajari bahan ajar dengan baik sebesar 86.03%. Meskipun
terdapat beberapa siswa yang tidak mengisi bahan ajarnya atau hanya menyalin
dari teman sekelompoknya.
Aktivitas siswa juga terlihat baik saat siswa berdiskusi dengan teman
mengenai materi yang sedang dipelajari di kelas. Hal ini dapat terlihat dari hasil
observasi yang menyatakan bahwa siswa yang melakukan diskusi dengan teman
sekelompoknya mencapai 81.84%. Sejalan dengan banyaknya siswa yang
menggunakan bahan ajar dengan baik dan berdisuksi dengan teman
78
sekolompoknya dengan baik juga, sehingga lebih dari setengah jumlah siswa
yang dapat mengerjakan soal-soal dengan baik, yaitu sebesar 78.35%. Meskipun
ada beberapa siswa yang tidak mengerjakan soal-soal yang terdapat pada bahan
ajar atau yang hanya menyalin jawaban dari teman sekelompoknya.
Sedangkan aktivitas siswa pada aspek menjawab atau mengajukan
pertanyaan kepada guru/teman, menemukan definisi/konsep matematika, dan
mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas masih terbilang rendah. Hal ini
disebabkan karena siswa masih kurang percaya diri pada kemampuan yang
dimiliki dan masih terlihat malu-malu dalam mengemukakan pendapatnya.
Berdasarkan pengamatan yang diamati saat penelitian berlangsung, peneliti
melihat bahwa siswa yang sering mengajukan pertanyaan didominasi oleh siswa
yang berkemampuan tinggi dan sedang, sedangkan siswa yang berkemampuan
rendah lebih banyak diam atau mengobrol dengan temannya. Selain itu, pada saat
pengerjaan soal-soal pada bahan ajar,sebagian besar siswa yang berkemampuan
rendah hanya mengandalkan jawaban dari siswa yang berkemampuan tinggi.
Kemudian pada aspek mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas, siswa yang
maju ke depan umumnya perempuan meskipun ada beberapa siswa laki-laki yang
presentasi. Selama empat kali pertemuan, peneliti melihat siswa yang presentasi
dan bertanya didominasi oleh siswa yang sama.
Dari data-data tersebut peneliti akan menjadikan data-data tersebut sebagai
bahan refleksi terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan. Selain itu,
data-data tersebut dijuga digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas siswa
dalam menggunakan dan meningkatkan kemampuan komunikasi matematika.
Selain data yang telah dijelaskan, peneliti juga memberikan jurnal harian
kepada siswa yang digunakan oleh peneliti sebagai bahan evaluasi hasil dari
pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I serta sebagai bahan untuk
melakukan perbaikan dalam tindakan selanjutnya. Peneliti juga menyebarkan
jurnal harian untuk mengetahui bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran
yang telah diberikan, respon siswa tersebut dikategorikan menjadi respon positif,
netral, dan negative. Pengisian jurnal dilakukan sebelum pelajaran berakhir dan
79
pada saat pulang sekolah. Jurnal harian tersebut dikumpulkan pada hari itu juga.
Respon pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.4
Rata-rata Persentase Respon Siswa Siklus I
Kategori
Pertemuan Ke-
Positif (%) Netral (%) Negatif (%)
I 69.44 18.06 12.5
II 73.61` 16.67 9.72
III 76.39 17.36 6.25
IV 80.71 13.57 5.71
Rata-rata Respon Siswa (%) 75.04 16.41 8.55
selanjutnya. Berikut adalah hasil wawancara yang peneliti lakukan pada akhir
siklus I:
1. Sebagian besar siswa merasa senang mengikuti pelajaran matematika dengan
menggunakan bahan ajar yang disusun oleh peneliti dan mereka sudah mulai
terbiasa menggunakan bahan ajar tersebut.
2. Masalah yang terdapat pada bahan ajar mudah dimengerti karena kasus
tersebut berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
3. Bahan ajar yang digunakan dapat membuat siswa lebih semangat dan
termotivasi untuk belajar karna desainnya berbeda dengan bahan ajar yang
biasa siswa gunakan.
4. Saran siswa untuk pembelajaran berikutnya, agar peneliti lebih detail dalam
menjelaskan materi dan tidak terlalu cepat dalam menjelaskan materi.
D. Refleksi
Setelah melakukan analisis terhadap kegiatan siklus I, peneliti dan observer
melakukan tahap refleksi. Berdasarkan hasil analisis pada observasi, wawancara
dan tes akhir siklus I yaitu tes kemampuan komunikasi matematik siswa
ditemukan beberapa kekurangan/kendala pada siklus I sebagai berikut:
1. Kegiatan pembelajaran terlihat kurang efektif apabila diskusi kelompok
terdiri dari 4 anggota, dikarenakan masih terdapat siswa yang hanya
mengobrol dengan teman sekelompoknya dan pada saat pelajaran berakhir
membuat kelas menjadi berisik karena siswa memindahkan kursinya. Maka
dari itu, untuk siklus selanjutnya, diskusi kelompok hanya terdiri dari dua
anggota yaitu diskusi dengan teman sebangku.
2. Masih kurangnya rasa percaya diri yang dimiliki siswa dalam
mempresentasikan hasil diskusi, bertanya maupun mengemukakan
pendapatnya, sehingga perlu lebih banyak memberikan motivasi kepada siswa
agar lebih berani untuk mempresentasikan hasil diskusinya dan memberikan
bimbingan kepada mereka dengan penjelasan yang lebih baik.
3. Pada bahan ajar masih terlihat salah dalam pengetikan sehingga membuat
siswa merasa bingung dalam mengerjakannya. Oleh karena itu, untuk siklus
81
selanjutnya bahan ajar harus diteliti lebih baik agar tidak terjadi kekeliruan
dalam pengetikan.
4. Kemampuan komunikasi matematik siswa masih dikategorikan rendah. Hal
ini dapat dilihat dari hasil tes kemampuan komunikasi matematik
memperoleh nilai rata-rata 69,06 belum mencapai indicator yang diinginkan
oleh peneliti. Siswa terlihat masih mengalami kesulitan ketika siswa harus
mengerjakan latihan soal untuk kemampuan komunikasi matematik. Pada
siklus I siswa belum terbiasa mengerjakan soal-soal untuk kemampuan
komunikasi matematik khusunya soal-soal yang mengharuskan siswa untuk
memberikan argumentasi dengan Bahasa siswa sensidiri mengenai materi-
materi yang telah dipelajari. Maka untuk siklus selanjutnya, siswa harus lebih
sering diberikan latihan soal yang dapat melatih kemampuan komunikasi
matematiknya.
3. Tindakan Pembelajaran Siklus II
Tindakan pembelajaran siklus II merupakan hasil dari refleksi siklus I.
Tindakan ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan
analisis data, serta refleksi. Berikut adalah tahapan-tahapan tindakan pada
pembelajaran siklus II:
A. Tahap Perencanaan
Pembelajaran pada siklus II ini dilakukan sebagai bentuk perbaikan dari
pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus I. Perbaikan untuk siklus II ini
meliputi: (1) Mengubah anggota-anggota kelompok yang sebelumnya
beranggotakan 4 orang, pada siklus II ini hanya terdiri dari 2 orang(teman
sebangku); (2) Memberikan motivasi yang lebih banyak kepada siswa agar
memiliki rasa percaya diri untuk menyampaikan pendapat, selain itu peneliti juga
memberikan hadiah kepada siswa yang aktif; (3) Peneliti membuat inovasi dalam
membuat bahan ajar dengan menambah informasi pendukung serta melakukan
pengecekan kembali terhadap pengetikan bahan ajar; (4) Peneliti juga
memberikan latihan-latihan soal yang bervariasi agar dapat meningkatkan
kemampuan komunikasi matematik yang diukur oleh peneliti
82
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan siklus II ini tidak jauh
berbeda dengan kegiatan yang dilakukan pada siklus I, antara lain:
mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Bahan Ajar dengan
Pendekatan Matematika Realistik (PMR) untuk kemampuan komunikasi, lembar
observasi siswa, jurnal harian, pedoman wawancara untuk siswa, serta tes akhir
siklus II yang akan diberikan pada akhir siklus II yaitu berupa tes tertulis untuk
mengukur kemampuan komunikasi matematik siswa. RPP dan bahan ajar disusun
oleh peneliti dan telah didiskusikan dengan dosen pembimbing dan guru bidang
studi. Peneliti dengan guru bidang studi juga mendiskusikan tentang pembagian
kelompok untuk pembelajaran siklus II. Peneliti dengan guru bidang studi sepakat
untuk merubah kelompok, yaitu tiap kelompok terdiri dari dua orang.
B. Pelaksanaan Tindakan
Proses pembelajaran pada siklus II dimulai pada tanggal 04 Februari
2014 dengan alokasi waktu 2 x 40 menit (2 jam pelajaran). Pelaksanaan
pembelajaran pada siklus II terdiri dari 5 pertemuan. Pertemuan pertama sampai
pertemuan keempat peneliti melakukan pembelajaran dengan menggunakan bahan
ajar yang telah disusun oleh peneliti. Pertemuan kelima peneliti memberikan tes
kemampuan komunikasi matematika siklus II. Adapun uraian proses pembelajaran
pada siklus II yaitu sebagai berikut:
1) Pertemuan Keenam (Selasa, 04 Februari 2014)
Kegiatan pembelajaran pada pertemuan keenam ini, pembelajaran
matematika terdapat pada jam pelajaran terakhir. Pada saat peneliti masuk kelas,
keadaan kelas sedang berisik, sehingga peneliti harus mendiamkan siswa agar
tidak berisik. Peneliti pun mempersilahkan bagi siswa yang mengantuk untuk
mencuci mukanya terlebih sebelum kegiatan pembelajaran dimulai sehingga ada
beberapa siswa yang izin ke kamar mandi untuk mencuci mukanya terlebih
dahulu.
Sebelum memulai pembelajaran, peneliti memberikan informasi kepada
siswa mengenai perubahan jumlah anggota kelompok. Jumlah anggota kelompok
pada siklus I berjumlah empat orang pada siklus II ini hanya dua orang saja, yaitu
teman sebangku. Ada beberapa siswa yang protes namun ada juga siswa yang
83
siswa diminta untuk membuat himpunan lagi, namun anggota himpunan tersebut
terdiri dari perbedaan sayuran yang dibeli oleh kedua Ibu tersebut. Setelah siswa
menyelesaikan Masalah 1, mereka lanjut ke Masalah 2. Masalah 2 yang diberikan
pada bahan ajar masih berkaitan dengan materi selisih himpunan. Selanjutnya
siswa membuat kesimpulan mengenai pengertian selisih himpunan. Berikut
adalah gambar jawaban siswa dalam menyimpulkan pengertian selisih himpunan:
Gambar 4.14
Jawaban Siswa Tentang Pengertian Selisih Dua Himpunan
Setelah siswa menyelesaikan materi selisih himpunan, siswa melanjutkan
diskusi untuk membahas materi komplemen himpunan. Pada materi komplemen
himpunan, siswa diberikan dua masalah juga. Pada Masalah 3, diceritakan tentang
Ayah yang membeli bermacam-macam buah. Kemudian buah-buahan yang dibeli
Ayah, dijabarkan dalam bentuk himpunan, agar lebih jelas berikut adalah gambar
dari Masalah 3.
Gambar 4.15
Masalah 3 yang Diberikan Pada Bahan Ajar
anggotanya semua buah-buahan yang dibeli oleh Ayah, lalu himpunan yang dua
lagi itu, himpunan yang anggota himpunannya terdiri dari buah yang dipilih oleh
Adik dan Kakak.” Berikut adalah gambar jawaban siswa untuk Masalah 3.
Gambar 4.16
Jawaban Siswa untuk Masalah 3
Setelah siswa selesai mendiskusikan materi selisih dan komplemen
himpunan, peniliti memerintahkan siswa untuk mengerjakan soal “Mari Berlatih”
dengan kelompoknya. Selama siswa menjawab soal yang diberikan, peneliti
berkeliling untuk mengawasi jalannya diskusi. Pada saat mengawasi siswa
menjawab soal-soal, peneliti melihat siswa tidak mengalami kesulitan pada saat
menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Sesudah siswa menyelesaikan soal-soal pada bahan ajar, peneliti meminta
siswa untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Siswa yang maju
untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas cukup banyak. Mereka
telah percaya diri untuk mengeluarkan pendapat mereka dan mempresentasikan
hasil diskusinya.
Kegiatan presentasi selesai, peneliti memberi kesempatan kepada siswa
untuk bertanya tentang materi yang telah dipelajari pada pertemuan hari ini.
Karena tidak ada yang bertanya, peneliti meminta siswa untuk menjawab soal-soal
yang terdapat pada “Soal Pendalaman” secara individu. Dikarenakan sisa waktu
hanya tinggal 7 menit sebelum bel pulang berbunyi, peneliti menyarankan bagi
siswa yang belum selesai menjawab soal pendalaman agar diselesaikan di rumah.
Selanjutnya peneliti bersama siswa menyimpulkan materi apa saja yang telah
dipelajari hari ini, dan peneliti mengingatkan agar siswa mempelajari materi untuk
pertemuan berikutnya di rumah. Pembelajaran hari ini ditutup dengan membaca
doa sebelum pulang dan peneliti memberikan salam.
86
Gambar 4.17
Masalah 1 yang Digunakan Peneliti untuk Menjelaskan Cara Membuat
Diagram Venn
(a)
(b)
(c)
Gambar 4.18
Bentuk-bentuk Diagram Venn yang Dibuat Oleh Siswa
bertanya, “Bu, untuk soal yang no 2, lingkarannya benar pisah tidak Bu?”
Peneliti menjawab, “Coba kamu perhatikan, dari gambar yang ada pada soal no
2 kamu buat himpunan lebih dahulu kan? Nah himpunan yang telah kamu buat
ada anggota himpunan yang sama atau tidak? Kalau tidak adak berarti kedua
lingkaran tersebut pisah.”
Lima menit sebelum jam pelajaran berakhir peneliti member kesempatan
kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang telah dipelajari hari ini,
karena tidak ada yang bertanya, peneliti bersama siswa membuat kesimpulan
tentang materi yang telah dipelajari. Setelah membuat kesimpulan, peneliti
mengingatkan siswa untuk mempelajari materi yang akan dipelajari pada
pertemuan selanjutnya, peneliti juga mengingatkan bagi siswa yang belum
menyelesaikan soal pendalaman agar menyelesaikan di rumah. Pembelajaran hari
ini diakhiri oleh peneliti dengan mengucapkan salam.
Gambar 4.19
Siswa Sedang Berdiskusi untuk Membuat Diagram Venn
Pada saat peneliti berkeliling, ada salah satu kelompok yang sedang
mengobrol dengan kelompok lain. Peneliti menghampiri siswa tersebut dan
menayakan kenapa mereka mengobrol, apakah yang menjadi topik pembicaraan
mereka mengenai pelajaran atau di luar pelajaran. Setelah memastikan kedua
91
Gambar 4.20
Masalah 3 yang Terdapat Pada Bahan Ajar
Gambar 4.21
Diagram Venn yang Dibuat Oleh Siswa untuk Masalah 3
Gambar 4.22
Siswa Sedang Berdiskusi Mengenai Materi yang Sedang Dipelajari
Gambar 4.23
Soal Mari Berlatih yang Terdapat Pada Bahan Ajar
95
(a) (b)
Gambar 4.24
Jawaban Siswa untuk Soal Mari Berlatih (a)Menggunakan Sifat
Operasi Antarhimpunan (b)Menggunakan Diagram Venn
Gambar 4.25
Siswa Pada Saat Melaksanakan Tes Siklus II
Setelah pelaksanaan tes siklus II, peneliti melakukan wawancara dengan
siswa untuk mengetahui bagaimana pendapat mereka tentang pembelajaran
97
matematika dengan menggunakan bahan ajar yang telah peneliti berikan selama
ini. Selain itu, peneliti juga mengumpulkan dan mendiskusikan hasil lembar
observasi yang telah diisi oleh observer (guru kelas).
C. Observasi
Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Selama
kegiatan siklus II peneliti dibantu oleh guru bidang studi yang juga melakukan
obervasi pada saat pelaksanaan siklus I. Hasil kemampuan komunikasi
matematika siswa pada siklus II dapat dilihat dari hasil tes kemampuan
komunikasi matematika siklus II. Pengolahan data yang dilakukan sama seperti
siklus I. Tabel hasil tes kemampuan komunikasi matematik siswa pada siklus II
dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5
Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Tes
Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa Siklus II
Nilai Frekuensi
65 – 70 3 3 83.33
71 – 76 12 15 41.67
77 – 82 5 20 55.56
83 – 88 9 29 80.56
89 – 94 4 33 11.11
95 – 100 3 36 100
Berdasarkan Tabel 4.6, dapat dilihat bahwa semua indikator yang diukur
dalam kemampuan komunikasi matematik pada siklus II mengalami peningkatan.
Kemampuan komunikasi paling tinggi terlihat pada indikator menyatakan
peristiwa sehari-hari dalam Bahasa atau simbol matematika, yaitu sebesar
82.64%. Pada indikator ini, sebagian besar siswa mampu menjawab soal-soal
dengan benar. Hal ini terjadi karena selama proses pembelajaran berlangsung,
siswa diberikan masalah-masalah yang berkaitan dengan peristiwa yang ada pada
kehidupan sehari-hari. Pada siklus II ini, kemampuan siswa pada aspek tersebut
dapat dipertahankan dan bahkan ditingkatkan dari siklus sebelumnya. Walaupun
siswa sudah terlatih dengan masalah yang diberikan pada bahan ajar, masih ada
beberapa siswa yang kurang teliti. Jawaban siswa pada indikator menyatakan
peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika dapat dilihat pada
Gambar 4.26.
Berdasarkan Gambar 4.26, jawaban siswa pada Gambar 4.26(a) dan 4.26(b)
Merupakan jawaban yang benar, namun kedua siswa tersebut menggunakan dua
cara yang berbeda. Pada Gambar 4.26(a) menunjukkan jawaban siswa
menggunakan operasi antarhimpunan. Sedangkan pada Gambar 4.26(b) siswa
99
(a)
(b)
Gambar 4.26
Menyatakan Peristiwa Sehari-hari dalam Bahasa atau Simbol
Matematika (a)Menggunakan operasi antarhimpunan (b)Menggunakan
Diagram Venn
(a)
(b)
Gambar 4.27
Mengekspresikan Gambar dan Diagram ke Dalam Ide-ide Matematika
atau Sebaliknya (a)Jawaban yang Benar dan (b)Jawaban yang Kurang
Lengkap
Siswa memperhatikan
1 85.71 91.43 91.67 94.44 90.81
penjelasan guru/teman
Siswa menemukan
definisi/konsep matematika
5 68.57 75.71 72.22 72.22 68.25
setelah mempelajari masalah
yang terdapat dalam bahan ajar
Keterangan : Pada pertemuan ke-6 dan ke-7, satu orang siswa tidak hadir pada
masing-masing pertemuan dikarenakan sakit.
Pada aspek mempelajari bahan ajar, berdiskusi dengan teman dan
mengerjakan soal-soal yang terdapat pada bahan ajar, siswa sudah mampu
melakukannya dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi yang
102
menyatakan bahwa siswa mempelajari bahan ajar dan mengerjakan soal pada
bahan ajar dengan baik, masing-masing sebesar 89.42% dan 86.59%. Hal tersebut
menunjukkan bahwa aktivitas siswa saat pembelajaran matematika menggunakan
bahan ajar yang diberikan oleh peneliti mengalami peningkatan dan dapat
dikatakan baik.
Secara umum, siswa juga sudah memiliki rasa percaya diri yang lebih
baik. Siswa juga sudah berani dan tidak merasa malu jika ingin bertanya kepada
guru atau temannya. Selain itu, pada aspek presentasi, beberapa siswa sudah mulai
berani untuk maju ke depan kelas dan mengutarakan pendapat ataupun hasil
diskusi mereka. Meskipun dalam tabel, persentase yang tertera hanya 42.22%. Hal
tersebut terjadi dikarenakan hasil persentase tersebut dihitung berdasarkan siswa
yang maju ke depan kelas.
Tidak hanya aktivitas siswa yang mengalami peningkatan, respon siswa
pada pembelajaran juga mengalami peningkatan. Siswa merasa senang dan
menyukai pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar berbasis pendekatan
Pendidikan Matematika Realistik yang telah disusun oleh peneliti. Hal ini dapat
dilihat pada tabel berikut mengenai respon siswa pada siklus II:
Tabel 4.8
Rata-rata Persentase Respon Siswa Siklus II
Kategori
Pertemuan Ke-
Positif (%) Netral (%) Negatif (%)
VI 77.86 14.29 7.86
VII 80 12.86 7.14
VIII 83.33 11.11 5.56
VI 85.42 9.72 4.86
Rata-rata Respon Siswa (%) 81.65 11.99 6.35
Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa pada siklus II siswa yang
memberikan respon positif selama 4 kali pertemuan sebesar 81.65%, yang
memberikan respon negatif sebanyak 6.35% sedangkan yang memberikan respon
netral sebanyak 11.99%. Hal ini menunjukkan bahwa respon positif siswa selama
pembelajaran siklus II meningkat dibandingkan pada siklus I. disamping jurnal
103
Grafik 4.1
Perbandingan Rata-rata Skor
Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa
baik dan merasa kesulitan pada saat mereka harus menjawab soal-soal yang
berhubungan dengan peristiwa sehari-hari dalam simbol matematika.
Grafik 4.2
Grafik 4.3
Perbandingan Persentase Aktivitas Pembelajaran Matematika Siswa
Grafik 4.4
109
kegiatan pembelajaran. Materi yang dimuat dalam bahan ajar didesain dengan
menggunakan langkah-langkah pendekatan Pendidikan Matematika Realistik.
Bahan ajar yang disusun juga memuat soal-soal latihan untuk siswa kerjakan
secara berkelompok maupun mandiri.
Pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar berbasis pendekatan
Pendidikan Matematika Realistik yang disusun oleh peneliti dapat meningkatkan
kemampuan komunikasi matematik siswa dikarenakan bahan ajar tersebut
memuat materi yang didesain menggunakan pendekatan Pendidikan Matematika
Realistik dan soal-soal latihan yang terdapat pada bahan ajar dapat mengasah
kemampuan komunikasi siswa. Pada saat proses pembelajaran, siswa tidak
diberikan materi secara langsung melainkan siswa dibimbing oleh peneliti untuk
mengkonstruk pengetahuannya sendiri.
Siswa mempelajari materi dengan mengerjakan masalah yang dimuat pada
bahan ajar. Masalah yang diberikan berkaitan dengan peristiwa sehari-hari
sehingga memudahkan siswa untuk memahami materi (matematika informal)
selanjutnya siswa mampu membuat kesimpulan mengenai materi yang dipelajari
(matematika formal). Pada bahan ajar, selain masalah yang disajikan, juga tedapat
latihan soal-soal yang dikerjakan secara diskusi maupun mandiri serta terdapat
informasi pendukung yang berkaitan dengan materi. Dengan demikian,
kemampuan komunikasi matematika siswa dapat lebih terasah.
Selain itu, peneliti juga harus memperhatikan tampilan atau desain bahan
ajar yang disusun. Hal terebut peneliti lakukan karena selama ini siswa terbiasa
menggunakan bahan ajar yang masih bersifat monoton, peneliti harus mampu
menyusun bahan ajar yang lebih menarik siswa untuk belajar. Siswa lebih tertarik
menggunakan bahan ajar yang dilengkapi gambar-gambar dan warna-warna yang
menarik.
Berdasarkan data yang diperoleh pada siklus I dan siklus II, setelah
diberikan tindakan secara keseluruhan kemampuan komunikasi matematik siswa
mengalami peningkatan. Rata-rata tes kemampuan komunikasi siswa pada siklus
II meningkat menjadi 80.97 dibandingkan dengan hasil tes pada siklus I (69.06)
dan hasil ulangan harian siswa (56.29). Selain itu dari persentase siswa yang
111
mencapai KKM juga sangat meningkat. Pada pra penelitian hanya 22.86% siswa
yang mencapai KKM, kemudian pada siklus I meningkat menjadi58.33 %.
Selanjutnya pada siklus II siswa yang mencapai KKM meningkat kembali
menjadi 80.56% dari keseluruhan siswa. Hal tersebut tidak terlepas dari
perbaikan-perbaikan yang dilakukan oleh peneliti pada segala aspek, seperti
perbaikan pada anggota kelompok diskusi sehingga membuat diskusi kelompok
menjadi lebih optimal, pemberian motivasi agar siswa lebih percaya diri, latihan-
latihan soal yang lebih beragam serta melakukan pengecekan kembali terhadap
pengetikan bahan ajar.
Sedangkan untuk masing-masing indikator kemampuan komunikasi
matematik siswa, masing-masing indikator tersebut sudah mulai terlihat pada
siklus I dan mengalami peningkatan pada siklus II. Pada indikator menyatakan
peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika dapat dikategorikan
baik. Hal ini dikarenakan siswa terbiasa menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan peristiwa sehari-hari pada proses pembelajaran dan menyatakannya dalam
bahasa atau simbol matematika. Selain itu pada indikator mengekspresikan
gambar dan diagram ke dalam ide-ide matematika atau sebaliknya juga
dikategorikan baik.
Pada siklus I maupun siklus II, kemampuan komunikasi siswa lebih
dominan pada aspek menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol
matematika. Sedangkan aspek memberikan argument tentang suatu pernyataan
dengan menggunakan bahasa sendiri pada siklus I dikategorikan yang terendah
dari ketiga aspek namun pada siklus II mengalami peningkatan yang cukup besar.
Selain kemampuan komunikasi matematik siswa, peningkatan juga terjadi
pada aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Aktivitas siswa
pada siklus I sebesar 70.65%. Kemudian pada siklus II aktivitas siswa mengalami
peningkatan menjadi 76.28%. Aktivitas siswa yang paling baik adalah
memperhatikan penjelasan guru/teman. Siswa menjadi lebih tertarik terhadap
penjelasan yang diberikan oleh guru/ teman. Aktivitas siswa pada asepek tersebut
mencapai 90.81% pada silklus II.
112
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan deskripsi data yang telah diuraikan
sebelumnya, maka penulis menyimpulkan bahwa:
1. Pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar berbasis pendekatan
matematika realistik dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan
kemampuan komunikasi matematik siswa. Hal ini terlihat dari peningkatan
skor rata-rata hasil tes kemampuan komunikasi matematik siswa. Pada siklus I
skor rata-rata hasil tes kemampuan komunikasi matematik siswa mencapai
70.39 kemudian pada siklus II skor rata-rata hasil tes kemampuan komunikasi
matematik siswa menjadi 81.11. Kemampuan komunikasi matematik siswa
pada indikator menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau sibol
matematika mencapai 85.19%. Sedangkan pada insikator mengekspresikan
gambar dan diagram dalam ide-ide matematika atau sebaliknya, kemampuan
siswa mencapai 83.33%.
2. Pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar berbasis pendekatan
matematika realistik yang disusun oleh peneliti dapat meningkatkan respon
positif siswa. Rata-rata persentase siswa yang memberi respon positif selama
empat kali pertemuan pada siklus I sebesar 75.04%. Sedangkan rata-rata
persentase respon positif siswa pada siklus II selama empat kali pertemuan
meningkat sebesar 6.61% dari 75.04% menjadi 81.65%.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, peneliti dapat
memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi sekolah dan pihak guru pada khususnya, hendaknya menggunakan
bahan ajar berbasis pendekatan pendidikan matematika realistik sebagai
bahan ajar alternatif dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan
kemampuan kemampuan komunikasi matematik.
112
113
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS I
A. STANDAR KOMPETENSI
4. Menggunakan konsep himpunan dan diagram Venn dalam pemecahan
masalah.
B. KOMPETENSI DASAR
4.1 Memahami pengertian dan notasi himpunan serta penyajiannya.
4.2 Memahami konsep himpunan bagian.
4.3 Melakukan operasi irisan dan gabungan pada himpunan.
C. INDIKATOR
1. Menjelaskan pengertian himpunan berdasarkan peristiwa sehari-hari.
2. Menyajikan himpunan dengan berbagai cara.
3. Menyatakan macam-macam himpunan.
4. Menyatakan himpunan bagian.
5. Menentukan himpunan semesta yang mungkin terjadi dari suatu pernyataan.
6. Menyatakan hubungan antarhimpunan.
7. Menentukan irisan himpunan.
8. Menentukan gabungan himpunan.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar yang dibuat peneliti, siswa
dapat:
118
F. MATERI AJAR
Himpunan, yaitu mengenai:
1. Pengertian himpunan, notasi, dan penyajian himpunan.
2. Himpunan berhingga, tak berhingga, kosong, dan nol.
3. Himpunan bagian.
4. Himpunan semesta.
5. Hubungan antar himpunan.
6. Operasi himpunan: Irisan dan Gabungan.
G. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan pembelajaran : Pendidikan Matematika Realistik (PMR)
Metode pembelajaran : Diskusi, tanya jawab, dan penugasan
H. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
- Pertemuan Pertama (Pengertian himpunan, notasi, dan penyajian himpunan)
119
Elaborasi
Siswa mengerjakan soal “Mari Berlatih” pada bahan ajar bersama teman
sekelompoknya.
Siswa mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
Guru bersama siswa membahas hasil diskusi yang telah dipresentasikan.
Siswa memperdalam materi dengan mengerjakan soal pada “Soal
Pendalaman” yang terdiri dari beberapa soal pada bahan ajar secara
individu.
Guru mendampingi dan mengawasi siswa selama pembelajaran
berlangsung.
Guru memberikan pengarahan kepada siswa yang memiliki kesulitan
untuk mengerjakan tugas yang diberikan.
Siswa bersama guru membahas soal-soal yang terdapat “Soal
Pendalaman”.
Konfirmasi
Guru melakukan tanya jawab sambil mengarahkan siswa untuk
menemukan jawaban dari permasalahan yang ditemukan.
Guru bersama siswa mengevaluasi hasil permasalahan yang telah
disajikan.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika terdapat
materi yang belum dipahami.
Guru memberikan penguatan dalam bentuk lisan dan tulisan.
3. Penutup (10 menit)
Siswa menyimpulkan dan mengingatkan kembali materi-materi pokok yang
telah dipelajari dengan pengarahan dari guru.
Guru menugaskan siswa untuk mempelajari materi pembelajaran selanjutnya.
Guru memberikan salam.
- Pertemuan kedua
Penilaian
Indikator
Bentuk
Kompetensi Teknik Instrumen / Soal
Instrumen
2. Menyatakan Tes Uraian 1. Manakah di antara himpunan-
macam- Tertulis himpunan berikut yang merupakan
macam himpunan kosong dan himpunan nol?
himpunan. Jelaskan alasanmu.
a. R adalah himpunan siswa di
kelasmu yang umurnya lebih dari
50 tahun
b. P = {x | x + 8 = 8, x bilangan
bulat}
2. Perhatikan gambar di bawah ini.
Gambar berikut adalah puzzle milik
Dito.
- Pertemuan ketiga
Penilaian
Indikator
Bentuk
Kompetensi Teknik Instrumen / Soal
Instrumen
1. Menyatakan Tes Uraian 1. Dinda menghias salah satu ruangan
himpunan Tertulis dirumahnya. Ruangan tersebut dihias
bagian. dengan balon yang berwarna merah,
hijau, biru, ungu, dan putih.
Nyatakanlah warna balon tersebut
dalam bentuk himpunan. Setelah itu,
hitung banyak himpunan bagian dari
himpunan tersebut dan tuliskan
himpunan-himpunan bagian dari
himpunan tersebut!
2. Menentukan Tes Uraian 2. Pak Yudi memelihara bebera hewan di
himpunan Tertulis rumahnya yaitu burung, ayam, bebek,
semesta yang dan angsa. Pak Yudi merawat hewan
mungkin peliharaanya dengan sangat baik. Jika
terjadi dari hewan milik Pak Yudi dinyatakan
suatu dalam bentuk himpunan, tuliskan dua
pernyataan. himpunan semesta yang mungkin
untuk himpunan tersebut.
3. Menyatakan Tes Uraian 3. Perhatikan himpunan himpunan
hubungan Tertulis berikut.
antar a. A = {ayam, bebek, angsa}
himpunan. B = {kerbau, sapi, domba, kuda}
b. C = {merah, kuning, hijau}
D = {kuning, hijau, merah}
Tentukan hubungan antarhimpunan
129
- Pertemuan keempat
Penilaian
Indikator
Bentuk
Kompetensi Teknik Instrumen / Soal
Instrumen
1. Menentukan Tes Uraian 1. Perhatikan gambar berikut.
irisan Tertulis
himpunan
U
Berdasarkan gambar di atas,
nyatakanlah angka-angka pada
gambar di atas dalam bentuk
himpunan. Kemudian tentukanlah:
a. Irisan dari kedua himpunan
2. Menentukan Tes Uraian tersebut.
gabungan Tertulis b. Gabungan dari kedua himpunan
himpunan. tersebut.
Lampiran 2
A. STANDAR KOMPETENSI
4. Menggunakan konsep himpunan dan diagram Venn dalam
pemecahan masalah.
B. KOMPETENSI DASAR
4.4 Melakukan operasi selisih dan komplemen pada himpunan.
4.5 Menyajikan himpunan dengan diagram Venn.
4.6 Menggunakan konsep himpunan dalam pemecahan masalah.
C. INDIKATOR
1. Menentukan selisih pada dua himpunan.
2. Menentukan komplemen pada suatu himpunan.
3. Mengenal diagram Venn.
4. Menyajikan himpunan saling lepas dengan diagram Venn.
5. Menyajikan himpunan saling berpotongan dengan diagram Venn.
6. Menyajikan himpunan bagian dengan diagram Venn.
7. Menyajikan operasi himpunan (irisan, gabungan, selisih, dan
komplemen) dengan diagram Venn.
8. Menggunakan konsep himpunan untuk menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
131
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar yang dibuat
peneliti, peserta didik dapat:
1. Menentukan selisih pada dua himpunan.
2. Menentukan komplemen pada suatu himpunan.
3. Mengenal diagram Venn.
4. Menyajikan himpunan saling lepas dengan diagram Venn.
5. Menyajikan himpunan saling berpotongan dengan diagram Venn.
6. Menyajikan himpunan bagian dengan diagram Venn.
7. Menyajikan operasi himpunan (irisan, gabungan, selisih, dan
komplemen) dengan diagram Venn.
8. Menggunakan konsep himpunan untuk menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
F. MATERI AJAR
Himpunan, yaitu mengenai:
1. Operasi himpunan : selisih dan komplemen.
2. Penyajian himpunan dengan Diagram Venn
3. Penggunaan konsep himpunan untuk menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
G. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan pembelajaran : Pendidikan Matematika Realistik
132
H. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
- Pertemuan Keenam (Operasi himpunan: Selisih dan Komplemen)
1. Pendahuluan (10 menit)
Guru mengucapkan salam dan berdoa sebelum belajar lalu
mengecek kehadiran dan kesiapan siswa, kemudian
menyampaikan judul materi dan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai kepada siswa.
Apersepsi: guru mengingatkan siswa mengenai materi-materi
yang telah dipelajari pada siklus sebelumnya.
Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan menceritakan
manfaat mempelajari himpunan untuk kehidupan sehari-hari.
2. Kegiatan Inti (60 menit)
Eksplorasi
Siswa dibentuk kelompok yang hanya terdiri dari dua
orang (diskusi dengan teman sebangku)
Guru memberikan stimulus kepada siswa berupa
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan pengertian
himpunan.
Guru memberikan bahan ajar yang digunakan oleh siswa
pada pertemuan keenam.
Setiap siswa dalam kelompok membaca terlebih dahulu
permasalahan yang diberikan pada bahan ajar.
Siswa mendiskusikan materi untuk menyelesaikan
masalah yang diberikan. Materi tersebut terdiri dari
operasi himpunan (selisih dan komplemen).
Guru memberikan arahan secukupnya kepada siswa yang
mengalami kesulitan.
133
Elaborasi
Siswa mengerjakan soal “Mari Berlatih” pada bahan ajar
bersama teman sekelompoknya.
Siswa mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
Guru bersama siswa membahas hasil diskusi yang telah
dipresentasikan.
Siswa memperdalam materi dengan mengerjakan soal
pada “Soal Pendalaman” yang terdiri dari beberapa soal
pada bahan ajar secara individu.
Guru mendampingi dan mengawasi siswa selama
pembelajaran berlangsung.
Guru memberikan pengarahan kepada siswa yang
memiliki kesulitan untuk mengerjakan tugas yang
diberikan.
Siswa bersama guru membahas soal-soal yang terdapat
“Soal Pendalaman”.
Konfirmasi
Guru melakukan tanya jawab sambil mengarahkan siswa
untuk menemukan jawaban dari permasalahan yang
ditemukan.
Guru bersama siswa mengevaluasi hasil permasalahan
yang telah disajikan.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya jika terdapat materi yang belum dipahami.
Guru memberikan penguatan dalam bentuk lisan dan
tulisan.
3. Penutup (10 menit)
Siswa menyimpulkan dan mengingatkan kembali materi-
materi pokok yang telah dipelajari dengan pengarahan dari
guru.
139
A
a. Jika kartu angka milik clio yang
masih utuh adalah himpunan
semesta (S) dan kartu yang tersisa
adalah suatu himpunan dengan
simbol A, nyatakanlah himpunan S
serta himpunan A dalam bentuk
himpunan dengan meyebutkan
anggotanya .
b. Tentukanlah komplemen dari
himpunan A.
N
Dari gambar di atas, nyatakan
himpunan M serta himpunan N dalam
bentuk himpunan. Setelah itu tentukan
M – N serta N – M.
143
- Pertemuan ketujuh
Penilaian
Indikator
Bentuk
Kompetensi Teknik Instrumen / Soal
Instrumen
1. Menyajikan Tes Uraian 1. Suatu hari Dimas dan Ciko mendapat
himpunan Tertulis tugas dari seorang guru untuk mencatat
saling lepas ukuran sepatu di keluarganya. Ukuran
dengan sepatu di keluarga Dimas adalah 36, 32,
diagram 40 dan 42. Sedangkan ukuran sepatu di
Venn. keluarga Ciko adalah 31, 35, 38 dan 43.
a. Nyatakanlah ukuran sepatu keluarga
Dimas dan Ciko dalam bentuk
himpunan.
b. Buatlah diagram Venn yang
menyatakan kedua himpunan
tersebut.
2. Rina dan Santi mempunyai balon yang
berwarna-warni. Balon milik Rina
berwarna merah, ungu, putih, biru, dan
hijau. Sedangkan Santi mempunya
2. Menyajikan Tes Uraian balon berwarna hijau, biru, dan ungu.
himpunan Tertulis a. Nyatakanlah balon milik Rina serta
saling balon milik Santi dalam bentuk
berpotongan himpunan dengan menyebutkan
dengan anggotanya serta beri nama kedua
diagram himpunan tersebut.
Venn. b. Buatlah diagram Venn dari kedua
himpunan tersebut.
- Pertemuan kedelapan
Penilaian
Indikator
Bentuk
Kompetensi Teknik Instrumen / Soal
Instrumen
1. Menyajikan Tes Uraian 1. Ari dan Bowo pergi ke toko alat tulis.
operasi Tertulis Ari membeli pensil, penghapus, dan
himpunan penggaris. Sedangkan bowo membeli
(irisan, pulpen, pensil, dan rautan.
gabungan, a. Buatlah diagram venn untuk dua
selisih, dan himpunan tersebut dan arsirlah
komplemen) gabungan dari dua himpunan
dengan tersebut.
diagram Venn
2. Dinda, Aline, dan Gilang pergi ke
Tes Uraian pasar untuk membeli buah. Jika,buah-
Tertulis buahan yang dibeli oleh mereka
dinyatakan dalam himpunan, akan
seperti berikut.
D = {manggis, durian, apel, jeruk,
belimbing, semangka}
A = {jambu, apel, belimbing, anggur,
mangga}
G = {semangka, apel, melon, kiwi,
mangga, jambu}
a. Tentukanlah
.
b. Buatlah diagram venn dari tiga
himpunan tersebut.
145
- Pertemuan kesembilan
Penilaian
Indikator
Bentuk
Kompetensi Teknik Instrumen / Soal
Instrumen
1. Menggunakan Tes Uraian 1. Dari sekelompok anak ditanya
konsep Tertulis mengenai kesukaannya pada “mie
himpunan ayam” atau “bakso”. Ternyata 18
untuk anak suka mie ayam, 23 anak suka
menyelesaika bakso, 6 anak suka keduanya, dan 5
n masalah anak tidak suka keduanya. Berapa
yang anak yang terdapat pada kelompok
berkaitan itu?
dengan 2. Dari sekelompok siswa terdapat 20
kehidupan siswa yang gemar bulu tangkis, 25
sehari-hari siswa gemar tenis meja, dan 18 siswa
gemar keduanya. Buatlah diagram
Venn untuk menunjukkan fakta di
atas!
Mengetahui,
Peneliti Observer
Lampiran 6
Berilah tanda ( ) pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan penilaian anda !
1 = butir soal tidak sesuai dengan indikator kompetensi dan indikator komunikasi matematika.
2 = butir soal kurang sesuai dengan indikator kompetensi dan indikator komunikasi matematika.
3 = butir soal cukup sesuai dengan indikator kompetensi dan indikator komunikasi matematika.
4 = butir soal sudah sesuai dengan indikator kompetensi dan indikator komunikasi matematika.
162
Penilaian Butir
Indikator
Indikator Soal
No Komunikasi Butir Soal Komentar
Kompetensi
Matematik 1 2 3 4
1. Menyajikan Menyatakan peristiwa 1. Ibu pergi ke pasar untuk membeli
himpunan sehari-hari dalam sayuran dan buah-buahan. Sayuran
dengan berbagai bahasa atau simbol yang ibu beli adalah kentang, wortel,
cara dari suatu matematika brokoli, buncis, kol, dan terong.
peristiwa sehari- Sedangkan buah-buahan yang ibu beli
hari yang adalah apel, jeruk, mangga, pisang, dan
berkaitan anggur.
himpunan Nyatakanlah sayuran dan buah-buahan
yang ibu beli dalam bentuk himpunan
berdasarkan :
a. Syarat anggotanya (kalimat)
b. Notasi pembentuk
c. Menyebutkan anggota-anggotanya
13 23
11
7 17 19 5
himpunan tersebut.
Jakarta,
Mengetahui,
Validator
________________________
NIP:
167
Lampiran 7
Berilah tanda ( ) pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan penilaian anda !
1 = butir soal tidak sesuai dengan indikator kompetensi dan indikator komunikasi matematika.
2 = butir soal kurang sesuai dengan indikator kompetensi dan indikator komunikasi matematika.
3 = butir soal cukup sesuai dengan indikator kompetensi dan indikator komunikasi matematika.
4 = butir soal sudah sesuai dengan indikator kompetensi dan indikator komunikasi matematika.
168
Penilaian Butir
Indikator
Indikator Soal
No Komunikasi Butir Soal Komentar
Kompetensi
Matematik 1 2 3 4
c. ( )
d. ( )
Mengekspresikan
2. Perhatikan diagram Venn berikut!
gambar dan diagram
ke dalam ide-ide
matematika atau
sebaliknya.
Jakarta,
Mengetahui,
Validator
________________________
NIP:
172
Lampiran 8
Indikator Jumlah
Indikator
No Komunikasi Butir Soal Butir
Kompetensi
Matematik Soal
1. Menyajikan Menyatakan 1. Ibu pergi ke pasar untuk membeli sayuran 2
himpunan peristiwa dan buah-buahan. Sayuran yang ibu beli
dengan sehari-hari adalah kentang, wortel, brokoli, buncis,
berbagai cara dalam bahasa kol, dan terong. Sedangkan buah-buahan
dari suatu atau simbol yang ibu beli adalah apel, jeruk, mangga,
peristiwa matematika pisang, dan anggur.
sehari-hari Nyatakanlah sayuran dan buah-buahan
yang yang ibu beli dalam bentuk himpunan
berkaitan berdasarkan :
himpunan a. Syarat anggotanya (kalimat)
b. Notasi pembentuk
c. Menyebutkan anggota-anggotanya
Lampiran 9
Indikator Jumlah
Indikator
No Komunikasi Butir Soal Butir
Kompetensi
Matematik Soal
1. Menentukan Menyatakan 1. Cita dan Deni melakukan survey kepada 1
selisih dua peristiwa teman sekelas mengenai ukuran sepatu.
himpunan.
sehari-hari Masing-masing mendata 5 orang anak.
dalam bahasa Cita mendapatkan hasil 33, 32, 34, 35, dan
atau simbol 33. Sedangkan Deni mendapatkan hasil
matematika 34, 35, 35, 36, dan 34. Jika ukuran sepatu
tersebut dinyatakan dalam bentuk
himpunan, tentukan selisih dari kedua
himpunan tersebut. Menyebutkan
anggota-anggotanya.
2. Menyajikan Mengekspresik 1. Diketahui himpunan-himpunan berikut. 2
operasi an gambar dan S = {1, 2, 3, … , 9, 10}
himpunan
diagram ke E = {2, 3, 5, 7}
dengan
diagram dalam ide-ide F = {2, 4, 6,8}
Venn matematika Buatlah diagram Venn yang sesuai untuk
atau diagram Venn yang sesuai dengan
sebaliknya. keterangan di atas. Kemudian arsirlah
daerah yang merupakan irisan dari
Mengekspresik himpunan-himpunan di atas.
176
Lampiran 12
Nilai Xi.2
No. ΣXi.
Butir A B C D E Xi Xi2 Xi.2 Xi.2 Xi.2 Xi.2 Xi.2 2
1 3 3 3 4 4 17 289 9 9 9 16 16 59
2 2 2 2 3 3 12 144 4 4 4 9 9 30
3 3 4 3 4 4 18 324 9 16 9 16 16 66
4 4 4 4 3 3 12 144 4 4 4 9 9 66
5 3 3 4 4 3 18 324 9 16 9 16 16 59
ΣXj 15 16 16 18 17 82 1370 280
Xj2 225 256 256 324 289
ΣXj2 1350
; ;
( )
∑ ( )
( )
∑( ) ( )
( )
∑( ) ( )
dbb = nb – 1 = 5 – 1 = 4
maka:
Lampiran 13
Nilai Xi.2
No.
Butir A B C D E Xi Xi2 Xi.2 Xi.2 Xi.2 Xi.2 Xi.2 ΣXi.2
1 4 3 3 3 3 16 256 16 9 9 9 9 52
2 3 3 3 3 3 15 225 9 9 9 9 9 45
3 4 4 4 4 4 20 400 16 16 16 16 16 80
4 3 3 4 4 4 18 324 9 9 16 16 16 66
5 3 3 4 4 4 18 324 9 9 16 16 16 66
ΣXj 17 16 18 18 18 87 1529 309
Xj2 289 256 324 324 324
ΣXj2 1517
; ;
( )
∑ ( )
( )
∑( ) ( )
( )
∑( ) ( )
dbb = nb – 1 = 5 – 1 = 4
maka:
Lampiran 14
Tes Kemampuan Komunikasi Matematik Siklus 1
NAMA :
………………………………………………………………….
NO. ABSEN :
………………………………………………………………….
KELAS :
Petunjuk:
………………………………………………………………….
Tulislah nama lengkap, nomor absen, dan kelas pada lembar soal dan
jawaban yang telah disediakan.
Kerjakan semua soal berikut ini pada lembar jawaban, mulailah dengan
soal yang kamu anggap paling mudah.
Kerjakan soal dengan teliti dan tepat.
Lembar soal dikumpulkan kembali beserta lembar jawaban
1. Ibu pergi ke pasar untuk membeli sayuran. Sayuran yang ibu beli adalah
kentang, wortel, brokoli, kol, dan terong. Nyatakanlah sayuran yang ibu beli
b. Notasi pembentuk
c. Menyebutkan anggota-anggotanya
Jika kartu alphabet milik Ami dinyatakan dalam bentuk himpunan, tentukan
4. Tina dan Utty pergi ke swalayan untuk membeli beberapa keperluan sehari-
hari. Tina membeli minyak goreng, gula pasir, garam, telur, terigu, mie
instant, teh, dan kopi. Sedangkan Utty membeli terigu, telur, teh, kopi, gula
pasir, dan susu. Jika barang-barang yang dibeli Tina dan Utty dinyatakan
C D
Jika angka-angka yang terdapat pada gambar di atas dinyatakan dalam bentuk
Lampiran 15
Tes Kemampuan Komunikasi Matematik Siklus 2
NAMA :
………………………………………………………………….
NO. ABSEN :
………………………………………………………………….
KELAS :
Petunjuk:
………………………………………………………………….
Tulislah nama lengkap, nomor absen, dan kelas pada lembar soal dan
jawaban yang telah disediakan.
Kerjakan semua soal berikut ini pada lembar jawaban, mulailah dengan
soal yang kamu anggap paling mudah.
Kerjakan soal dengan teliti dan tepat.
Lembar soal dikumpulkan kembali beserta lembar jawaban
Buatlah diagram Venn yang sesuai dengan keterangan di atas. Kemudian arsirlah
3. Pada sebuah agen Koran dan majalah terdapat 30 orang berlangganan Koran dan
4. Suatu regu Palang Merah Remaja jumlah anggotanya 20. Pada saat latihan 12 orang
berlatih merakit tandu, 7 orang berlatih menghafal obat-obatan, dan 5 orang tidak
berlatih keduanya. Berapa jumlah anggota yang mengikuti kedua latihan tersebut?
5. Dari 60 siswa,15 siswa suka Matematika, 23 siswa suka Biologi, 20 siswa suka
Fisika, 6 siswa suka Matematika dan Biologi, 3 siswa suka Biologi dan Fisika, 4 siswa
suka Matematika dan Fisika, dan 2 siswa suka ketiganya. Berapakah siswa yang
Lampiran 16
1. Ibu pergi ke pasar untuk membeli sayuran. Sayuran yang ibu beli adalah
kentang, wortel, brokoli, kol, dan terong. Nyatakanlah sayuran yang ibu beli
dalam bentuk himpunan berdasarkan :
a. Syarat anggotanya (kalimat)
A = {sayuran yang dibeli oleh ibu}
b. Notasi pembentuk
A = {x | x sayuran yang dibeli ibu}
c. Menyebutkan anggota-anggotanya
A = {kentang, wortel, brokoli, kol, terong}
2. Diketahui: A = {d, e, f}
Ditanya: tentukan himpunan-himpunan bagian dari himpunan tersebut.
Jawab:
Himpunan-himpan bagian dari himpunan A = { }, {d}, {e}, {f}, {d,e}, {e,f},
{d,f}, {d,e,f}
3. Diketahui:
5. Diketahui:
- C = {4, 8, 12,16, 20, 24, 28, 32, 36,40}
- D = {5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40, 45, 50}
Ditanya: tentukan gabungan dari kedua himpunan tersebut.
Jawab:
{ }
190
Lampiran 17
1. Diketahui:
S = {1, 2, 3, … , 11, 12}
E = {2, 4, 6, 8, 10}
F = {2, 3, 5, 7, 11}
Ditanya: buatlah diagram Venn yang sesuai dengan keterangan tersebut.
Jawab:
2. Diketahui:
Ditanya:
a.
b. ( )
Jawab :
a. = {2, 5}
b. ( ) = {9, 10}
Maka ( ) =2
3. Diketahui:
- Berlangganan koran dan majalah: n( ) = 30
- Berlangganan majalah: n(K)= 45
191
Jawab:
n(S) = n(M) + n(B) + n(F) – (n( ) + n( ) + n( )) + n(
)+ n(X)
60 = 15 + 23 + 20 – (6 + 3 + 4) + 2 + n(X)
60 = 60 – 13 + n(X)
60 = 47 + n(X)
n(X) = 60 – 47
n(X) = 13
Jadi, jumlah anak yang tidak menyukai ketiga pelajaran tersebut ada 13 orang.
193
Lampiran 18
Lampiran 19
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
Catatan : ………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
Jakarta, ……………….2014
Observer
Lampiran 20
Membuat kesimpulan
Pertemuan Ke-1 = = 66.67%;
Pertemuan Ke-2 = = 69.44%;
Pertemuan Ke-3 = = 72.22%;
Pertemuab Ke-4 = = 74.29%
Rata-rata =
Rata-rata Total =
199
Lampiran 21
Persentase Aktivitas Pembelajaran Matematika Siswa pada Siklus II
No Hal yang diamati Jumlah Siswa yang
memperhatikan pada
pertemuan ke-
1 2 3 4
1 Siswa memperhatikan penjelasan
guru/teman 30 32 33 34
Membuat kesimpulan
Pertemuan Ke-6 = = 74.29%;
Pertemuan Ke-7 = = 80%;
Pertemuan Ke-8 = = 80.56%;
Pertemuab Ke-9 = = 83.33%
Rata-rata =
Rata-rata Total =
202
Lampiran 22
LEMBAR OBSERVASI GURU
Berilah tanda ( ) pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan pengamatan anda !
4 = Sangat Baik; 3 = Baik; 2 = Cukup baik; 1 = Kurang Baik
No Aspek yang Dinilai 1 2 3 4
I Pendahuluan
a. Mengkondisikan kesiapan siswa dan kesiapan kelas
b. Membangkitkan rasa ingin tahu siswa (Motivasi)
c. Menyampaikan tujuan indikator yang ingin dicapai
d. Mengaitkan pelajaran sekarang dengan pelajaran
sebelumnya
II Kegiatan Inti
a. Guru memberikan bahan ajar kepada siswa dan
menjelaskan cara penggunaan dari bahan ajar tersebut
b. Guru menjelaskan ketentuan-ketentuan dalam proses
pembelajaran
c. Guru menjelaskan materi sesuai dengan bahan ajar
d. Guru menguasai dengan baik bahan ajar yang digunakan
e. Guru membimbing kegiatan kegiatan siswa dengan baik
selama proses pembelajaran
f. Guru menjawab pertanyaan-pertanyan siswa dengan
baik
g. Guru menjelaskan perbedaan-perbedaan jawaban yang
didapatkan oleh siswa
h. Guru membiasakan siswa untuk berani mengemukakan
pendapatnya mengenai materi yang sedang dipelajari
III Penutup
a. Membimbing siswa merangkum pelajaran
b. Memberi tugas
JUMLAH
Lampiran 23
JURNAL HARIAN
Kelas : .................................................
Tanggal : .................................................
.............................................................................................................................
...........................................................................................................................
2. Berikan respon kamu mengenai bahan ajar yang digunakan hari ini:
mudah dipahami?
.............................................................................................................................
...........................................................................................................................
.............................................................................................................................
...........................................................................................................................
.............................................................................................................................
...........................................................................................................................
204
Lampiran 24
Indikator
No Siswa Menyatakan peristiwa sehari- Mengekspresikan gambar dan
hari dalam bahasa atau diagram ke dalam ide-ide
simbol matematika matematika atau sebaliknya
1 S1 5 7
2 S2 5 8
3 S3 8 11
4 S4 4 6
5 S5 5 9
6 S6 7 10
7 S7 6 9
8 S8 4 8
9 S9 6 7
10 S10 7 10
11 S11 6 10
12 S12 6 8
13 S13 6 9
14 S14 3 9
15 S15 7 8
16 S16 5 8
17 S17 7 9
18 S18 6 9
19 S19 5 8
20 S20 6 9
21 S21 5 9
22 S22 5 6
23 S23 7 9
24 S24 5 8
25 S25 6 9
26 S26 6 7
27 S27 4 8
28 S28 6 9
29 S29 5 8
30 S30 7 10
31 S31 6 9
32 S32 5 6
33 S33 6 8
34 S34 7 9
35 S35 6 9
36 S36 6 7
Jumlah 206 303
Persentase 71.53% 70.04%
205
Lampiran 25
Indikator
Mengekspresikan gambar
No Siswa Menyatakan peristiwa sehari-
dan diagram ke dalam ide-
hari dalam bahasa atau simbol
ide matematika atau
matematika
sebaliknya
1 S1 9 6
2 S2 11 7
3 S3 12 8
4 S4 11 6
5 S5 9 6
6 S6 9 8
7 S7 11 7
8 S8 9 6
9 S9 11 6
10 S10 10 7
11 S11 9 7
12 S12 10 7
13 S13 8 6
14 S14 9 6
15 S15 11 6
16 S16 9 6
17 S17 9 6
18 S18 8 5
19 S19 9 6
20 S20 9 6
21 S21 8 6
22 S22 9 6
23 S23 9 6
24 S24 10 6
25 S25 9 6
26 S26 9 6
27 S27 9 7
28 S28 12 6
29 S29 11 6
30 S30 12 6
31 S31 10 6
32 S32 10 6
33 S33 11 6
34 S34 12 7
35 S35 12 7
36 S36 11 6
Jumlah 357 227
Persentase 82.64 78.82
206
Lampiran 26
60 65 95 50 70 85 75 60 65 85
80 70 75 60 75 65 80 75 65 80
75 65 75 70 55 80 65 75 65 85
75 55 70 80 75 65
Tepi Tepi
No Nilai fi xi xi2 fi.xi fi.xi2
Bawah Atas
1 50 - 57 3 49.5 57.5 53.5 2862.25 160.5 8586.75
2 58 - 65 12 57.5 65.5 61.5 3782.25 738 45387
3 66 - 73 4 65.5 73.5 69.5 4830.25 278 19321
4 74 - 81 13 73.5 81.5 77.5 6006.25 1007.5 78081.3
5 82 - 89 3 81.5 89.5 85.5 7310.25 256.5 21930.8
6 90 - 97 1 89.5 97.5 93.5 8742.25 93.5 8742.25
Total 36 2534 182049
2. Mean ( x )
x
fi xi
fi
2534
=
36
= 70.39
3. Median (Q2)
n
fk
Q2 TB 2 f c
18 15
= 65.5 + 8
4
= 65.5 + 6
= 71.5
4. Modus (Mo)
L1
Mo = TB c
L1 L2
9
= 73.5 + 8
9 10
= 65.5 + 3.8
= 69.28
208
n fi xi 2 fi xi
2
σ=
n (n 1)
36(182049) (2534) 2
=
36(35)
6553764 6421156
=
1260
132608
=
1260
= 105 .24
= 10.26
233
209
Lampiran 27
75 90 100 85 75 85 90 75 85 85 80
85 70 75 85 75 75 65 75 75 70 75
75 80 75 75 80 90 85 90 80 80 85
95 95 85
Tepi Tepi
No Nilai Fi xi xi2 fi.xi fi.xi2
Bawah Atas
1 65 - 70 3 64.5 70.5 67.5 4556.25 202.5 13668.8
2 71 - 76 12 70.5 76.5 73.5 5402.25 882 64827
3 77 - 82 5 76.5 82.5 79.5 6320.25 397.5 31601.3
4 83 - 88 9 82.5 88.5 85.5 7310.25 769.5 65792.3
5 89 - 94 4 88.5 99.5 94 8836 376 35344
6 95 - 100 3 94.5 100.5 97.5 9506.25 292.5 28518.8
Total 36 2920 239752
2. Mean ( x )
x
fi xi
fi
2920
=
36
= 81.11
3. Median (Q2)
n
fk
Q2 TB 2 f c
18 15
= 76.5 + 6
5
= 76.5 + 3.6
= 80.1
4. Modus (Mo)
L1
Mo = TB c
L1 L2
9
= 70.5 + 6
97
= 70.5 + 3.4
= 73.9
211
n fi xi 2 fi xi
2
σ=
n (n 1)
36(239752) (2920) 2
=
36 (35)
8631072 8526400
=
1260
104672
=
1260
= 83 .07
= 9.11
212
Lampiran 28
Lampiran 29
Lampiran 30
Hasil Wawancara dengan Guru
Peneliti : Bagaimana menurut Ibu mengenai minat siswa kelas VII di SMPN
178 Jakarta dalam pembelajaran matematika?
Observer : Minat belajar siswa kelas VII cukup baik, namun di setiap kelas
ada beberapa siswa yang minatnya kurang terhadap pelajaran
matematika. Selain itu tergantung materinya juga, kalau sulit siswa
tidak terlalu minat.
Peneliti : Bagaimana hasil belajar matematika siswa kelas VII di SMPN 178
Jakarta?
Observer : Hasil belajar siswa beragam, kalau tugas rata-rata nilainya bagus,
namun kalau ulangan ada yang nilainya bagus, ada yang kurang
bagus juga, karena nilai KKM mata pelajaran matematika di sini
71.
Peneliti : Metode pembelajaran apa yang selama ini Ibu terapkan dalam
pembelajaran matematika?
Observer : Saya menggunakan metode ceramah untuk penyampaian materi,
ada tanya jawa juga, terkadang saya juga meminta siswa untuk
berdiskusi. Selain itu, saya juga memberikan tugas kepada siswa.
Peneliti : Menurut Ibu, bagaimana kemampuan komunikasi matematik siswa
secara umum di SMPN 178 Jakarta?
Observer : Kemampuan komunikasi matematik siswa di kelas VII beragam,
ada siswa yang bagus kemampuan komunikasi matematiknya
namun ada yang masih kurang kemampuan komunikasi
matematiknya.
Peneliti : Apakah Bapak pernah memberikan soal-soal yang berkaitan
dengan kemampuan komunikasi matematik kepada siswa?
Contohnya seperti apa?
215
Lampiran 31