Dewa Gde Yoga S1, Abdullah2, Aulia3, Errandy4, Firmansyah5, Nabil6, Syahwanul7, dan Syifa8
1
Program Studi Teknik Metalurgi, Fakultas Teknologi Mineral,
UPN Veteran Yogyakarta, Kampus 2 UPN Babarsari 55281, Indonesia
Abstrak. Sianidasi merupakan suatu metode pelarutan emas dan perak dengan menggunakan pelarut sianida
sehingga didapatkan emas dengan kadar yang lebih tinggi dari sebelumnya. Reagen pelarut yang biasanya
digunakan dalam proses sianidasi ini yaitu NaCN. Penggunaan sianidasi dalam mengambil emas dan perak dari
bijihnya dikarenakan efektifitas dari segi biaya dan teknologi. Dari perhitungan % ekstraksi yang telah
dilakukan didapatkan perolehan pada 0 menit sebesar 0% ; 10 menit sebesar 84,59% ; 25 menit sebesar
85,63% ; 45 menit sebesar 89,73% ; 60 menit sebesar 93,77% ; dan 90 menit sebesar 96,74%. Selain itu
dilakukan uji titrasi argentometri yang merupakan titrasi presipitasi dengan reagen pemisah perak nitrat. Hasil
yang perolehan yaitu kadar NaCN pada larutan hasil sianidasi pada 0 menit sebesar 290,57 ppm, 10 menit
sebesar 265,09 ppm, 25 menit sebesar 239,12 ppm, 45 menit sebesar 174,44 ppm, 60 menit sebesar 135,73 ppm,
dan 90 menit sebesar 103,39 ppm.
3.1 Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan dalam praktikum
sianidasi emas-perak dan titrasi argentometri sehingga
Praktikum Hidro-Elektrometalurgi – Dewa Gde Y. S. / 116210046
Gambar 4. Erlenmeyer. Gambar 8. Tabung ukur.
Gambar 5. Corong
Gambar 9. Botol
3.1.6 Pengaduk
Pengaduk merupakan alat untuk mencampurkan 3.1.10 Bottle Roll Test
larutan dengan sampel yang akan dilakukan proses
reaksi. Pengaduk dapat dilihat pada Gambar 6. Alat ini merupakan alat yang digunakan untuk
memutar botol sehingga reaksi sianidasi dapat terjadi
karena adanya kontak antara reagen dengan sampel.
Dapat dilihat pada Gambar 10.
Gambar 6. Pengaduk
3.1.7 pH Meter
Alat ini digunakan untuk mengecek pH pada campuran Gambar 10. Bottle roll test
larutan yang sedang dilakukan proses pengadukan. pH
meter dapat dilihat ada Gambar 7.
3.1.11 Buret Statif
Buret statif merupakan alat yang digunakan untuk uji
titrasi dimana PLS dan rhodanine akan direaksikan.
Dapat dilihat pada Gambar 11.
Gambar 7. pH meter.
3.2 Bahan
Adapun beberapa bahan penting yang digunakan dalam
praktikum sianidasi perak-emas dan titrasi
argentometri agar proses pengujian pada praktikum
3.2.2 Aquades
Aquades merupakan bahan yang digunakan untuk
membuat campuran dengan NaCN. Dapat dilihat pada
Gambar 13.
Gambar 16. Pregnant leach solution (PLS)
3.2.3 NaCN
NaCN merupakan larutan yang digunakan sebagai
bahan pelarut untuk bijih emas sebagai pengikat Au atau
Ag pada pengujian. NaCN dapat dilihat pada Gambar 14.
3.2.7 CaO
CaO digunakan pada saat pH yang diperoleh kurang
dari 10,5. Cara penambahan CaO yaitu dengan
perlahan hingga pH yang diinginkan tercapai. CaO
Gambar 14. NaCN
dapat dilihat pada Gambar 18.
3.2.4 Rhodanine
Rhodanine merupakan suatu reagen yang digunakan
dalam proses titrasi dimana reagen ini akan dicampur
dengan pregnant leach solution (PLS) sehingga dapat
terjadi perubahan warna. Dapat dilihat pada Gambar
15.
Setelah larutan dimasukkan kedalam bottle, maka Gambar 28. Proses titrasi
proses sianidasi menggunakan bottle roller dilakukan.
Proses sianidasi dengan bottle roller dapat dilihat pada Ketika sudah mencapai titik ekuivalen, akan
Gambar 25. ditandai dengan perubahan warna menjadi pink ke
ungu-unguan. Hasil perubahan warna dapat dilihat
pada Gambar 29.
Setelah itu masukkan 25 mL larutan AgNO3 Tabel 1. Data Penambahan Berat Pada Pengujian Sianidasi
kedalam buret untuk dilakukannya proses titrasi. Additions
Proses tersebut dapat diihat pada Gambar 27. Time (Hours) Ore Water NaCN Lime
(g) (mls) (g) (g)
800,0 1624, 2
0 1624, 2 0,162 0,80
10 1599,2 0,023 0,00
25 1574,2 0,031 0,00
45 1549,2 0,039 0,00
60 1524,2 0,045 0,00
90 1499,2 0,160 0,00
Gambar 27. Memasukkan larutan AgNO3 kedalam buret TOTAL Solution Data 0,460Extraction0,80
(%)
Tabel 3. Data Kandungan Sampel Sianidasi Yang Diambil Waktu Interval Sampling Kadar NaCN Massa NaCN
0 290,57 136,57
Removed In Sample 10 265,09 124,59
Vol NaCN Au Au Au Vessel Au Total 25 239,12 112,39
45 174,44 81,99
(ml) (g) (mg) (mg) cum've (mg) (mg)
60 135,73 63,79
0,00 90 103,39 48,59
25 0,02150 20 20 1279 1299 Berat AgNO3 1,7 gr
25 0,02025 20 40 1275 1315
25 0,01900 21 62 1317 1378
25 0,01800 22 84 1357 1440 4.2 Perhitungan
25 0,00038 23 107 1379 1486
125 0,07913 107 312 6607 6920 4.2.1 Sianidasi Emas
% Solid
Berat Solid
Tabel 4. Data Perhitungan Ekstraksi Dari Proses Sianidasi % solid= x 100 %
Berat Solid+ Berat Liquid
Gold Volume Liquid
m
Product Quantity Assay Mass Dist'n V=
(ppm) (mg) (%) ρ
Volume Air Tiap Interval
Solids (g) 800,0 0,10 80 5,21
V . air=V .liquid −V . Pengambilan Sampel
Solution (mls) 1499,2 0,9 1349 87,84 Berat NaCN Tiap Interval
Solution Samples * 107 6,95 M NaCN =B awal NaCN −(Kadar NaCN x B NaCN
Total Extraction 94,79 Massa Solid/Gold Mass
Total (Au) 1536 194,79 Solid = Quantity x Assay
Calculated Head 1,92
Solution = Quantity x Assay
Total = Solution + Solid
Assay Head 0,9
% Extraction Au
Au Total removedisampel
% extraction= x 100 %
AuTotal
Tabel 5. Kesetimbangan Emas Dari Proses Sianidasi
Calculate Head
total gold mass
GOLD BALACE calculate head =
quantity solid
Head Grade 1,7241288 gpt Head Grade
Calculated Head Grade 3,5983415 gpt Au ( ppm ) x V . solution
Extraction (%) 96,74 % head grade= x 10−6
solid (ton)
Calculate Head Grade
−6
Cal . Head x V . sol . ( mls ) x 10
Tabel 6. Data Sampel Percobaan Titrasi calculate HG=
Waktu Interval Sampling V AgNO3 V sampel
Solid
0 5,93 10
10 5,41 10 4.2.2 Titrasi Argentometri
25 4,88 10
Untuk mengetahui kadar dari sianida pada pregnant
45 3,56 10 leach solution emas dengan menggunakan rumus
60 2,77 10 sebagai berikut :
90 2,11 10 M AgNO3 =M
Mr NaCN 49 gr/mol Mr AgNO3 = gr/mol
M AgNO3 0,01 Mr NaCN = gr/mol
V larutan 470 mL Volume larutan pelindian = mL
V aquades 1000 mL Volume aquades = mL
Mr AgNO3 170 gr/mol Menghitung Berat AgNO3
M AgNO 3 x Mr AgN x Vol aquades
Berat AgNO 3=
1000
Kadar NaCN (tiap interval)
Praktikum Hidro-Elektrometalurgi – Dewa Gde Y. S. / 116210046
V AgNO 3 x M AgNO 3 x Mr NaCN
adalah AgNO3. Proses titrasi ini dilakukan kepada hasil
Kadar NaCN = x 1000
sianidasi yang disebut pregnant leach solution (PLS)
V sampel
pada masing-masing waktu tinggal sebanyak 25 mL
Massa NaCN (tiap Interval)
setiap variasinya sehingga akan diketahui perolehan
Kadar NaCN x V larutan pelindiemasnya. Titrasi ditujukan untuk melihat seberapa
Massa NaCN =
1000 banyak konsumsi dari NaCN yang digunakan untuk
melakukan sianidasi pada saat AgNO3 bereaksi dengan
NaCN. Sampel dari PLS akan dimasukkan ke dalam
5. Pembahasan tempat dilakukannya titrasi dan ditambahkan dengan
Praktikum pada acara ketiga yaitu sianidasi emas-perak rodhanine pada endapan Ag(CN) sehingga akan
dan titrasi argentometri, dilakukan pengujian dan menunjukkan perubahan warna dari bening kekuningan
percobaan ekstraksi menggunakan larutan sianid yang menjadi merah muda sebagai titik akhir dari titrasi.
disebut sianidasi sesuai dengan tujuan yang ingin Titrasi ditujukan untuk melihat seberapa banyak
dicapai. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui konsumsi dari NaCN yang digunakan untuk melakukan
proses yang terjadi pada sianidasi emas dan perak serta sianidasi pada saat AgNO3 bereaksi dengan NaCN.
pada titrasi argentometri. Dalam proses sianidasi ini Pada tahapan sianidasi digunakan reagen yang
akan ditentukan konsumsi reagen NaCN pada proses membantu proses sianidasi yaitu sianid (CN -). Reagen
pelindian dan dapat menentukan persen ekstraksi emas ini digunakan karena saat proses sianidasi pada bijih
dari sianidasi dengan metode bottle roll test. Selain emas dengan tipe oksida akan cenderung lebih efektif
sianidasi, dilakukan juga pengujian titrasi yang yang disebabkan oleh kemampuan dari sianida untuk
bertujuan untuk menetapkan kadar suatu larutan bisa larut dalam air serta selektivitas sianida bisa
dengan melakukan pereaksian dengan menggunkaan meminimalkan kerugian emas pada saat proses
zat lain yang mana konsentrasinya sudah diketahui. ekstraksi berlangsung. Akan tetapi, meski penggunaan
Selain itu, tujuan lainnya yaitu dapat mengetahui dari sianida sebegai reagen pelarut memiliki banyak
penerapan metode titrasi sianidasi pada bidang keuntungannya pada proses ini, penggunaan sianida
ekstraksi hidrometalurgi. juga memiliki resiko besar dikarenakan sianida
Dalam proses sianidasi emas terdapat beberapa memiliki sifat yang sangat beracun bagi manusia dan
faktor penting yang dapat mempengaruhi hasil dari juga mempengaruhi kerusakan pada lingkungan
sianidasi yaitu, ukuran partikel bijih, jenis bijih, persen sekitar. Selain itu, kelemahan sianida dapat dilihat
solid, konsentrasi sianida, konsentrasi oksigen, waktu ketika konsentrasi dari sianida terlalu asam, maka akan
tinggal, pengadukan, dan juga pH slurry yang optimal. terbentuk gas HCl yang dapat membahayakan. Reagen
Dalam pelaksanaannya, pengujian sianidasi ini sianida ini dapat digantikan dengan beberapa alternatif
dilakukan dengan menggunakan magnetic stirrer dan reagen lainnya yang bisa digunakan dalam proses
bottle roll test. Hal yang dilakukan pada kedua metode pelindian (leaching) tergantung pada sampel bijih yang
ini tidak jauh berbeda, dimana secara garis besar kedua digunakan. Contoh reagen yang dapat digunakan yaitu
metode ini dilakukan percampuran bijih emas dengan natrium tiosulfat (Na2S2O3) walaupun reagen ini tidak
larutan sianida. Yang membedakan terletak pada seefektif dari sianida, tetapi reagen ini jauh lebih aman
proses berlangsungnya reaksi sianidasi, dimana pada dari segi lingkungan dan kesehatan.
metode magnetic stirrer dilakukan dengan kecepatan Dari percobaan dan perhitungan yang telah
putar magnet yang lebih kencang sehingga reaksi akan dilakukan, maka didapatkan hasil dari proses sianidasi
berlangsung lebih optimal dibandingkan metode bottle dengan menggunakan larutan NaCN dan titrasi
roll test yang hanya memutar botol digagang putar argentometri menggunakan AgNO3 serta reagen
dengan kecepatan sedang. Dalam setiap 10 menit akan rhodanine. Dapat diketahui persen recovery emas dari
dilakukan pengecekan dissolve oxygen dan pH slurry sianidasi pada masing-masing interval waktu 0 menit,
agar perolehan pH dapat bertahan pada rentang 10,5- 10 menit, 25 menit, 45 menit, 60 menit, dan 90 menit.
11. Apabila dalam prosesnya pH dari larutan ini Hasilnya menunjukkan bahwa perolehan pada waktu 0
mengalami penurunan di bawah 10,5 maka akan menit sebesar 0%; 10 menit sebesar 84,59%; 25 menit
menyebabkan pembentukan gas HCN yang berbahaya sebesar 85,63%; 45 menit sebesar 89,73%; 60 menit
dan dapat dilakukan penambahan kapur tohor untuk sebesar 93,77%; dan 90 menit sebesar 96,74%. Dari
menaikan pH. Sedangkan ketika pH melebihi dari hasil sudah diperoleh, maka dapat dilakukan
batas pH 11 maka dapat mengakibatkan terjadinya perbandingan menggunakan grafik, dimana grafik ini
perlambatan dalam pembentukan ikatan senyawa menunjukkan perbandingan antara % ekstraksi dengan
2-
AuCN saat dilakukan sianidasi dan dapat diberikan variasi waktu tinggal. Grafik dapat dilihat pada
penambahan larutan asam agar pH dapat turun. Akan Gambar 30 sebagai berikut :
tetapi, hal ini tidak baik dilakukan karena dapat
melarutkan logam lain yang ada pada sampel.
Dari kedua metode tersebut yaitu magnetic stirrer
dan bottle roll test dilakukan pengukuran setiap variasi
waktu yang telah ditetapkan yaitu pada 0 jam, 10 jam,
25 jam, 45 jam, 60 jam, dan 90 jam. Setelah itu
dilanjutkan dengan pengujian titrasi. Titrasi yang
digunakan yaitu titrasi argentometri dengan titrannya
6. Kesimpulan