Anda di halaman 1dari 8

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: 2460-6499

Optimasi Perolehan Emas dan Perak berdasarkan Variasi Ukuran


Partikel dan Variasi Konsentrasi Sianida (CN-) pada Pengolahan Bijih
Emas di PT. Nusa Halmahera Minerals Kabupaten Halmahera Utara
Provinsi Maluku Utara
Optimization of Gold and Silver Acquisition based on Particle Size Variations and
Cyanide (CN-) Concentration in Gold Ore Processing at PT. Nusa Halmahera Minerals
North Halmahera Regency North Maluku Province
1
Muhammad Rizky Rivaldy, 2Sri Widayati, 3Solihin.
1,2,3
Prodi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Islam Bandung,
Jl. Tamansari No.1 Bandung 40116
email: 1ikhezninetynine@gmail.com, 2sriwidayati@unisba.ac.id, 3hn_solihin@yahoo.com

Abstract. Research in PT Nusa Halmahera Minerals (NHM) is about gold and silver processing, especially
for samples blending or parcel with composition in red kencana (KR-1873), yellow (TY2-214), mud kencana
red mill (KR-1869). The purpose of this study is to determine the % recovery of gold (Au) and silver (Ag)
with variations in cyanide (CN-) concentration and particle size. The result shows that the highest % recovery
is reached at 35,3 micron size particles with 300 ppm cyanide (CN-) concentrations, where is able to extract
gold (Au) of 92,77 % and silver (Ag) of 93,79%. This shows that in order to increase % recovery of gold
(Au) and silver (Ag), the particle size and cyanide (CN-) concentration are one of the cyanide (CN-) leaching
parameters that can extract more than other parameters.
Keywords: Gold (Au) and Silver (Ag), Leaching, Particle Size, Cyanide (CN -) Concentration,
Recovery.

Abstrak. Penelitian di PT Nusa Halmahera Mineral (NHM) tentang pengolahan emas dan perak khususnya
untuk sampel blending atau parcel dengan komposisi pada kencana red (KR-1873), kencana yellow (KY1-
1163), toguraci yellow (TY2-214), mud (lumpur) mill kencana red (KR-1869). Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui perolehan emas (Au) dan perak (Ag) dengan variasi konsentrasi sianida (CN-) dan variasi
ukuran partikel. Berdasarkan hasil penelitian % perolehan tertinggi yaitu berada pada ukuran partikel 35.3
micron dengan konsentasi sianida (CN-) 300 ppm. Dimana mampu mengekstraksi emas (Au) sebesar 92.77%
dan perak (Ag) sebebesar 93.79%. Hal ini menunjukan bahwa untuk meningkatkan % perolehan dari emas
(Au) dan perak (Ag) maka parameter ukuran partikel dan konsentrasi sianida (CN-) merupakan salah satu
parameter pelindian sianida (CN-) yang mampu mengekstraksi lebih banyak dari pada parameter lainnnya.
Kata Kunci : Emas (Au) dan Perak (Ag), Pelindian, Ukuran Partikel, Konsentrasi Sianidasi (CN -),
Perolehan.
Halmahera Minerals.
A. Pendahuluan Metoda hidrometalurgi
digunakan karena efektifitas dan
PT. Nusa Halmahera Minerals efisiensinya dibandingkan metoda
merupakan salah satu perusahaan pemisahan yang lain. Di antara
pertambangan emas yang proses beberapa metoda extraksi logam –
pengolahan bijihnya menggunakan logam yang mempunyai nilai ekonomis,
metoda hidrometalurgi dengan proses metoda ekstraksi pelarut adalah suatu
sianidasi. Kondisi bijih yang berada di metoda yang telah banyak aplikasinya
IUP PT Nusa Halmahera Minerals di dalam bidang industri saat ini. Proses
memiliki kadar tinggi. Dikarenakan pelindian dengan menggunakan sianida
kadar emas dalam bijih yang ditambang (CN-) ini memiliki persen peroleham
PT Nusa Halmahera Minerals tinggi emas lebih besar dibandingkan proses
dan segi ekonomis yang pengambilan emas dengan
diperhitungkan, maka proses sianidasi menggunakan merkuri. Karena
yang diterapkan di Mill Plant PT Nusa tingginya persen perolehan emas

8
Optimasi Perolehan Emas dan Perak berdasarkan… | 9

dengan menggunakan sianida (CN-) yang beriukuran besar (>55 mm produk


yaitu hampir mencapai 95%. ini biasa disebut oversize) dan bijih
Konsentrasi sianida (CN-) yang emas yang berukuran kecil (<55 mm
ditambahkan kedalam proses pelindian biasa disebut undersize), produk
sangat berpengaruh pada perolehan oversize harus dihancurkan terlebih
emas yang didapatkan, karena sianida dahulu sebelum dicampurkan ke umpan
(CN-) akan bersenyawa kompleks penggilingan (mill feed stockpile).
dengan emas. Crushing (Penghancuran batuan bijih)
Pada kondisi aktual di lapangan, adalah merupakan tahap dmana batuan
perolehan emas dan perak sangat bijih dari produk oversize wobbler yang
berpengaruh terhadap beberapa mencapai ukuran 950 mm dihancurkan
parameter diantaranya parameter dengan menggunakan alat single toggle
ukuran partikel dan konsentrasi sianida jaw crusher dengan target ukuran bijih
(CN-) yang digunakan. Kondisi ini hasil penghacuran 70-90 mm. Bijih
sangat berdampak pada % perolehan dengan ukuran tersebut kemudian di
yang akan dihasilkan. kumpulkan di sebuah tumpukan yang
disebut crushed ore stockpile. Bijih
B. Landasan Teori
tersebut kemudian siap untuk di supply
Proses pengolahan emas ke tahap penggilingan atau
didahului dengan pengecilan ukuran penghalusan.
melalui proses crushing dan milling, Grinding dan clasification bijih dari
dilanjutkan dengan ekstraksi logam crushed ore stockpile di supply ke tahap
berharga secara hidro-pirometalurgi, penggilingan melalui alat reclaim feeder
yaitu Pelindian, CCD, Gravity (alat pengatur kecepatan masukan
Concentrator dan diselesaikan dengan bijih). Dengan memakai conveyor
smelting. Produk akhir masih berupa berjalan bijih tersebut ditransfer masuk
campuran emas dan perak atau disebut ke alat penggilingan utama yaitu SAG
bullion. Kriteria desain di Mill Plant PT. Mill (Semi Autogenous Mill). Didalam
Nusa Halmahera Minerals diantaranya SAG mill yang berputar tersebut
Troughput yang berkisar di angka 60 terdapat bola bola baja dengan ukuran
tph, target recovery emas 95%, dan 105 mm. Bijih tersebut akan tergerus
kadar sianida dan emas pada tailing oleh bola-bola baja tersebut dan juga
dump adalah jauh di bawah 1 ppm atau tergerus oleh bijih itu sendiri. Hasil dari
tanpa sianida. SAG mill adalah bijih dengan ukuran
Sistem pengamatan aktivitas bervariasi dari 125µm - 45µm
alat pengolahan di PT. Nusa Halmahera
Minerals banyak dikendalikan oleh
sensor yang dapat di monitoring oleh
control room sehingga operator dapat
memantau dari monitoring kinerja
setiap alat pengolahan, pipa yang
digunakan, dan kecepatan
pengumpanan ataupun kecepatan
pemompaan, sehingga bila didapatkan
suatu permasalahan sudah dapat
diketahui dalam sistem monitoring dan
dapat langsung ditangani
permasalahannya. Gosowong process
plant terdiri dari beberapa tahap yaitu :
Wobbler adalah memisahkan bijih emas
Teknik Pertambangan
10 | Muhammad Rizky Rivaldy, et al.

d. Pre – leach (pengentalan


awal) proses dimana lumpur
bijih hasil dari overflow
cyclone tersebut memiliki
densitas kekentalan
solidnya (persen solid
density) sekitar 20% solid
saja, sedangkan proses
pelindian menargetkan 50%
solid.
Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2018 e. Leaching (pelindian)
Gambar 1 dimana pada tahap ini
Lumpur bijih di agitasi dan
a. Room Pad, b. Reclaim Hopper diinjeksikan dengan oksigen
b. Belt Conveyor, d. Jaw Crusher
dengan kemurnian tinggi,
1. Gravity Circuit dan in leach kapur dan timbal nitrat
reactor dari hopper SAG mill (Pb(NO3)2, tanpa ada
dan ball mill discharge, lumpur penambahan sianida. Proses
bijih dipompakan sebagian ke ini dimaksudkan untuk
gravity circuit. Gravity circuit mengoksidasi mineral -
terdiri dari dua tahap: mineral sulfida sehingga
a. Magnetic Separator Alat ini
matriks emas dan perak
berfungsi untuk screening yang berasosiasi dengan
dan memisahkan bijih dari sulfida bisa terliberasi dan
logam - logam yg bersifat memudahkan sianida untuk
magnetik (seperti besi, kontak dengan matriks emas
nikel,dll). dan perak saat prosess
b. Falcon Concentrator ini pelindian berlangsung
material lumpur bijih akan 2. CCD wash thickener (pencucian
mengalami proses gravity dan pemisahan solid - solution)
classification, dimana 9 hasil dari pelindian proses,
material akan diputar kemudian ditransfer ke proses
sedemikian rupa hingga selanjutnya yaitu Counter
mengalami gaya sentrifugal Current Decantation (CCD)
yang tinggi. untuk dilakukan proses
pemisahan antara solid dan


solutionnya dari slurry.
 Prosesnya sama dengan pre -
 leach thickener, hanya saja pada
 CCD terdapat 7 buah thickener
 yang di susun seri. Namun arah
 flow slurry berlawanan dengan
Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2018 arah air pencucinya inilah yang
Gambar 2 disebut counter current. Slurry
masuk dari depan yaitu CCD 1
(a). Magnetic Separator, (b). Falcon Concentrator sedangkan air pencucian dalam
c. Pre - leach dan leaching hal ini memakai baren water di
(pengentalan awal dan alirkan dari belakang CCD 7.
pelindian) Overflow solution dari CCD 1

Volume 5, No. 1, Tahun 2019


Optimasi Perolehan Emas dan Perak berdasarkan… | 11

yang telah mengadung kaya dibuang ke udara lepas. Maksud


emas dan perak di jernihkan lagi dari pembuangan oksigen pada
di hopper clarifier pregnant solution ini adalah agar
menggunakan bahan kimia proses reaksi presipitasi emas
coagulant. dan perak menggunakan bubuk
seng (zinc dust) berjalan dengan
sempurna.
4. Smelting (Peleburan) Harvest
cake kemudian di kumpulkan
lalu dikeringkan di dalam
calcine oven selama kurang
lebih 24 - 48 jam. Cake yang
telah kering siap untuk di lebur
(smelting) di dalam tungku
(Smelting Furnace). Namun
A B sebelum itu harvest cake
tersebut dicampur dengan
Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2018
beberapa bahan kimia
Gambar 3 pembentuk flux, seperti borax,
mangan dioksida, Soda ash, dan
(a). Diagram Alir Proses CCD, (b). Jalur Tangki
CCD 1-7
Silica. Flux ini berfungsi untuk
mengikat dan memisahkan
3. Precipitation dan recovery material pengotor dari logam
(presipitasi dan pengambilan berharga pada saat smelting
logam berharga) solution yang berlangsung dengan membentuk
kaya emas (pregnant solution) larutan slag. Logam berharga
hasil dari hopper clarifier yang cair tersebut kemudian
kemudian di tampung pada tanki dituangkan kedalam cetakan -
yang dinamakan pregnant tank. cetakan bullion. Pada kondisi
Kemudian solution tersebut di optimal kadar emas ditambah
jernihkan kembali dengan alat perak dalam bullion tersebut
Jord Filter, yaitu berupa tabung berkisar 88%. Bullion - bullion
silinder yang didalamnya tersebut kemudian disimpan
tersusun lembaran - lembaran kedalam lemari besi. Jika jumlah
filter clothes yang berfungsi bullion telah mencukupi, maka
untuk menangkap partikel - siap untuk dikirim ke logam
partikel halus di pregnant mulia untuk proses pemurnian
solution tersebut. Pregnant dan pemisahan logam emas dan
solution yang telah jernih perak.
tersebut kemudian dihilangkan 5. Detoxification (penghancuran
kadar oksigen terlarutnya sianida atau zat berbahaya)
(oxigen disolve) dengan lumpur buangan dari proses
dialirkan pada alat Merril Crowe pengolahan emas masih
yaitu berupa tabung dengan mengandung kadar zat sianida
design khusus disertai dengan yang tinggi, saat ini berkisar
vacump pump, yang mampu antara 300 - 350 ppm. Dengan
melepaskan sebagian besar kadar sianida setinggi itu sangat
oksigen terlarut pada pregnant berbahaya bagi kelangsungan
solution. Oksigen kemudian lingkungan hidup. Untuk itu

Teknik Pertambangan
12 | Muhammad Rizky Rivaldy, et al.

sianida tersebut harus  Pb(NO3)2 Timbal (II) Nitrat


dihancurkan terlebih dahulu, = 200 ppm =
melalui proses detoksifikasi. (200 𝑝𝑝𝑚 𝑥 738 𝑚𝑙)
= 0.14 gr
Lumpur buangan atau tail slurry 1.000.000
 % Solid =
dari CCD 7 underflow kemudian
47 %
di alirkan ke proses  Solid (Padatan)
detoksifikasi. Disini = 655 gr
ditambahkan bahan kimia  Solution (Larutan)
sodium metabisulfit (SMBS), = 738 ml
kapur, dan Coppersulfate  pH
(CuSO4), serta diinjeksikan = 10.5 – 11.7
dengan udara bertekanan tinggi.  Penambahan Lime =
Dengan proses detoksifikasi, 0.8 gr
kadar sianida turun menjadi  DO
kurang dari 10 ppm. = 15 ppm – 17.2 ppm
 Total Penambahan
C. Hasil Penelitian dan Oksigen = 10 menit
Pembahasan
1. Percobaan variasi ukuran
partikel pada konsentrasi sianida Tabel 1. Rata - Rata Hasil Perolehan
(CN-) 300 Ppm. Percobaan ini Emas (Au) dan Perak (Ag) pada
dilakukan untuk mengetahui Variasi Ukuran Partikel dengan
pengaruh ukuran partikel pada Konsentrasi Sianida (CN-) 300 Ppm
variasi 35.3 micron, 39.0 Pelindian Dengan Variasi Ukuran Partikel
micron, 50.8 micron terhadap Variasi Ukuran Konsentrasi Kode % Recovery % Recovery Rata - Rata
ekstrasi bijih emas dan perak Partikel (Micron) Sianida (CN¯) (Ppm) Sampel Emas (Au) Perak (Ag) Emas (Au) Perak (Ag)
A 93.32 95.30
35.3 mic 92.90 96.19
dengan menggunakan B (Duplo) 92.48 97.08
konsentrasi sianida (CN-) 300 39.0 mic 300 ppm
C 92.32 94.04
92.36 95.31
D (Duplo) 92.40 96.57
ppm. Sehingga menghasilkan 50.8 mic
E 90.75 95.65
90.45 94.55
perolehan tertinggi dari variasi F (Duplo) 90.15 93.46

ukuran partikel. Waktu yang


Sumber : Hasil Pengolahan Data
digunakan pada percobaan ini
adalah 48 jam dan diambil Dari Tabel 1 di atas hasil
contoh pada jam ke 2, 4, 8, 24, percoban dengan variasi ukuran
32 dan 48. Kondisi kekuatan partikel didapat rata - rata
larutan pH, dan DO tetap perolehan tertinggi emas (Au)
dipertahankan selama percobaan sebesar 92.90% dan perak (Ag)
dan apabila ada penurunan sebesar 96.18%. Pada ukuran
sianida (CN-), maka partikel 35.3 micron dan
dikembalikan seperti semula. konsentrasi sianida (CN-) 300
Adapun kondisi yang digunakan ppm.
yaitu : Rata – rata hasil perolehan emas
 Ukuran Partikel = (Au) dan perak (Ag) terhadap
35.3, 39.0, 50.8 Micron variasi ukuran partikel 35.3,
 Konsentrasi CN- 39.0 dan 50.8 micron pada
= 300 ppm = konsentrasi sianida (CN-) 300
(738 𝑚𝑙 𝑥 300 𝑝𝑝𝑚) Ppm. Dari percobaan variasi
=2.2 ml
99.700 𝑝𝑝𝑚 ukuran partikel sampel (A-B)
35.3, (C-D) 39.0, (E-F) 50.8
micron pada konsentrasi sianida
Volume 5, No. 1, Tahun 2019
Optimasi Perolehan Emas dan Perak berdasarkan… | 13

(CN-) 300 ppm dihasilkan (CN-) 300, 450, 600 ppm


perolehan dari masing - masing terhadap ekstrasi bijih emas dan
variasi pada gambar di bawah perak dengan menggunakan
ini. ukuran partikel 35.3 micron.
Sehingga menghasilkan
perolehan tertinggi dari variasi
konsentrasi sianda (CN-)
tersebut. Waktu yang di
gunakan pada percobaan ini
adalah 48 jam dan diambil
contoh pada jam ke 2, 4, 8, 24,
32 dan 48. Kondisi kekuatan
larutan pH dan DO tetap
dipertahankan selama
percobaan dan apabila ada
penurunan sianda (CN-), maka
dikembalikan seperti semula.
Adapun kondisi yang digunakan
Sumber : Hasil Pengolahan Data yaitu :
 Konsentrasi CN- = 300, 450, 600
Gambar 4. Perolehan Rata-Rata Emas (Au) ppm
Dan Perak (Ag) dengan Variasi Ukuran (738 𝑚𝑙 𝑥 300 𝑝𝑝𝑚)
Partikel pada Konsentrasi Sianida (CN-) 300 = 300 ppm =
99.700 𝑝𝑝𝑚
Ppm
= 300 ppm = 2.2 ml

Dari gambar 4 di atas percobaan = 450 ppm = 3.3 ml


pelindian dengan sianida (CN-)
pada variasi ukuran partikel = 600 ppm = 4.4 ml
sampel (A-B) 35.3, (C-D) 39.0,  Ukuran partikel = 35.3 Micron
(E-F) 50.8 micron pada  Pb(NO3)2 Timbal (II) Nitrat =
konsentrasi sianida (CN-) 300 200 ppm =
ppm, dihasilkan nilai perolehan (200 𝑝𝑝𝑚 𝑥 738 𝑚𝑙)
= 0.14 gr
tertinggi berada pada ukuran 1.000.000
partikel 35.3 di mana perolehan  % Solid = 47 %
emas (Au) sebesar 92,90% dan  Solid (padatan) = 655 gr
perak (Ag) sebesar 96.19%,  Solution (larutan) = 738 ml
kemudian pada ukuran partikel  Ph = 10.5 – 11.7
39.0 micron perolehan emas  Penambahan Lime = 0.8 gr
 DO = 15 ppm – 17.2 ppm
(Au) sebesar 92,36% dan perak
 Total Penambahan Oksigen = 10
(Ag) sebesar 95.31%, dan pada
menit
ukuran partikel 50.8 micron
perolehan emas (Au) sebesar
90.45 dan perak (Ag) sebesar
94.55%.
2. Percobaan variasi konsentrasi
sianida (CN-) pada ukuran
partikel 35.3 Micron. Percobaan
ini dilakukan untuk mengetahui
pengaruh konsentrasi sianda

Teknik Pertambangan
14 | Muhammad Rizky Rivaldy, et al.

Tabel 2. Rata - Rata Hasil Perolehan Emas (Au) Dan Perak (Ag) pada Variasi
Konsentrasi Sianida (CN-) Dengan Ukuran Partikel 35.3 Micron

Pelindian Dengan Variasi Konsentrasi Sianida (CN¯)


Variasi Ukuran Partikel Kode % Recovery % Recovery Rata - Rata
Sianida (CN¯) Micron Sampel Emas (Au) Perak (Ag) Emas (Au) Perak (Ag)
A 92.73 91.38
300 ppm 92.64 91.38
B (Duplo) 92.55 91.38
C 92.23 87.38
450 ppm 35.3 mic 90.64 87.01
D (Duplo) 89.06 86.64
E 92.29 87.64
600 ppm 91.84 87.87
F (Duplo) 91.39 88.11

Sumber : Hasil Pengolahan Data

Gambar 5. Perolehan Rata-Rata Emas (Au) Dan Perak (Ag) dengan Variasi
Konsentrasi Sianida (CN-) Pada Ukuran Partikel 35.3 Micron

Dari Tabel 2 di atas hasil variasi pada Gambar di bawah


percoban dengan variasi ini.
konsentrasi sianida (CN-) Dari gambar 5 di atas percobaan
didapat rata - rata perolehan pelindian dengan sianida (CN-)
tertinggi emas (Au) sebesar pada variasi konsentrasi sianida
92.64% dan perak (Ag) sebesar (CN-) sampel (A-B) 300, (C-D)
91.38%. Pada konsentrasi 450, dan (E-F) 600 ppm dengan
sianida (CN-) 300 ppm dan ukuran partikel 35.3 micron
ukuran partikel 35.3 micron. dihasilkan nilai perolehan
Rata – rata hasil perolehan emas tertinggi berada pada
(Au) dan perak (Ag) terhadap konsentrasi sianida (CN-) 300
variasi konsentrasi sianida (CN-) ppm di mana perolehan emas
300, 450 dan 600 Ppm pada (Au) sebesar 92.64% dan perak
ukuran partikel 35.3 micron. (Ag) sebesar 91.38%, kemudian
Dari percobaan variasi pada konsentrasi sianida (CN-)
konsentrasi sianida (CN-) 450 ppm perolehan emas (Au)
sampel (A-B) 300, (C-D) 450, sebesar 90.64% dan perak (Ag)
dan (E-F) 600 ppm pada ukuran sebesar 87.01%, dan pada
partikel 35.3 micron dihasilkan konsentrasi sianida (CN-) 600
perolehan dari masing - masing ppm perolehan emas (Au)
Volume 5, No. 1, Tahun 2019
Optimasi Perolehan Emas dan Perak berdasarkan… | 15

sebesar 91.84 dan perak (Ag) solid, pH slurry, DO,


sebesar 87.87%. penambahan Pb(NO3)2, dan
ukuran partikel, ini harus lebih
D. Kesimpulan
diperhatikan dengan teliti.
Berdasarkan hasil pembahasan 2. lat - alat yg digunakan untuk
dengan parameter variasi ukuran proses produksi itu sendiri (CN-)
partikel dan konsentrasi sianida (CN-) harus lebih dikontrol, agar %
pada proses pelindian sianida (CN-) perolehan yang didapat sesuai
dapat ditarik beberapa kesimpulan target.
sebagai berikut : Daftar Puskata
1. % perolehan tertinggi pada
proses pelindian emas (Au) dan Aji, M Winanto, Sukamto
perak (Ag) berada pada ukuran 1992, ”Penelitian Kenaikan
partikel 35.3 micron dengan Kadar Emas Dan.Perak Dalam
konsentrasi sianida (CN-) 300 Sand Tailing Hasil Proses
ppm dimana mampu Sianidasi”, Fakultas Tambang -
mengekstraksi rata - rata logam UPN “Veteran” Yogyakarta.
emas (Au) mencapai 92,90% John, L, 2013,” Toguraci Underground
dan perak (Ag) mencapai Mine Development”, PT. NHM
96.19%. Gosowong.
2. % perolehan tertinggi pada Proyek Emas Gosowong 1999,”
proses pelindian emas (Au) dan Deskripsi Komponen
perak (Ag) berada pada Pelindian”, .........Modul
konsentrasi sianida (CN-) 300 Pelatihan Deskripsi Komponen
ppm dengan ukuran partikel Pelindian, PT.
35.3 micron dimana mampu NHM. .........Gosowong.
mengekstraksi rata - rata logam Robert G, 2008 ,”Pengelolaan Sianida”,
emas (Au) mencapai 92,64% Attorney General’s Department,
dan perak (Ag) mencapai Canberra ACT 2600.
91.38%. Sutarto, H, 2010, ”Endapan Mineral”,
3. % perolehan tertinggi pada Jurusan Teknik Geologi –
proses pelindian yang paling FTM,UPN.“Veteran”
ideal yaitu berada pada ukuran Yogyakarta.
partikel 35.3 micron dengan Tahli...L, Rochani, Nuryadi.
konsentasi sianida (CN-) 300 (2010), ”Penelitian Pengolahan
ppm. Dimana mampu Emas . Dengan Sianidasi Dan
mengekstraksi rata - rata logam Ciladsorption Skala Pilotplant”,
emas (Au) sebesar 92.77% dan Laporan . Akhir Tahun
perak (Ag) sebebesar 93.79%. Anggaran, Pusat Penelitian Dan
E. Saran Pengembangan Teknologi
Mineral Dan Batubara
Untuk mengoptimalkan hasil
“tekMIRA” Bandung.
perolehan emas (Au) dan perak (Ag)
yang cukup tinggi dalam produksi emas
menggunakan sianidasi (CN-) sebagai
metode ekstraksi, maka :
1. Pemantauan dan pengontrolan
parameter yang mempengaruhi
poses pelindian seperti:
konsentrasi sianida (CN-), %
Teknik Pertambangan

Anda mungkin juga menyukai