Anda di halaman 1dari 6

BAB KESATU

Dasar-dasar dalam mendidik Siswa Berkebutuhan Khusus

Apa itu pendidikan khusus?


Selagi mempelajari pendididkan khusus dan memikirkan tanggung jawab anda untuk mengajar siswa
penyandang disabilitas,penting bagi anda untuk memahami bahwa bidang pendidikan khusus ini
dibimbing oleh sejumlah konsep penting dan banyak dari konsep kritis ini yang diperoleh dari
peraturan hukum federal pendidikan khusus. Konsep-konsep kunci ini menggambarkan dengan jelas
pentingnya peran anda dalam pemikiran kontenporer tentang mendidik siswa penyandang disabilitas
ini.

Komponen pendidikan khusus


Pendidikan khusus bertujuan untuk memungkinkan para siswa ini meraih potensi mereka.

PENGAJARAN YANG DIRANCANG KHUSUS. Seluruh siswa yang layak atas layanan pendidikan
khusus harus memperoleh pengajaran yang dirancang khusus atau specially designed instruction
(NationalDisseminationCenterfChildreWithDisabilities[NICHCY],2013b. SDI dibuat untuk
memenuhi kebutuhan individual siswa penyandang disabilitas. SDI dipantau secara cermat dan setiap
kemajuan yang berkaitan dengan pengajaran harus didokumentasikan. Para pendidik khusus adalah
tenaga profesional yang semula bertanggung jawab untuk melaksanakan SDI, namun dibeberapa
negara, guru pendidikan umum juga mengemban tanggung jawab ini.

LAYANAN TERKAIT. Siswa penyandang disabilitas juga dapat memperoleh layanan terkait, yaitu
bantuan di luar pengajaran akademis yang memungkinkan siswa memperoleh manfaat dari pendidikan
khusus. Beberapa siswa yang layak atas pendidikan khusus belum tentu memerlukan layanan
terkait,namun ada juga yang memerlukan untuk satubperiode singkat saja ( misalnya terapi berbicara
untuk masa taman kanak-kanak hingga kelas satu dasar ). Ad juga siswa yang terus membutuhkan
layanan terkait sepanjang tahun-tahun mereka disekolah.

BANTUAN DAN JASA PELENGKAP. Bagian ketiga dari pendidikan khusus disebut sebagai bantuan
dan jasa pelengkap atau supplementary aids and services (SAS). Bagian ini merupakan suatu susunan
luas atas berbagai bantuan yang memungkinkan siswa penynadang disabilitas untuk dapat
berpartisipasi dalam pendidikan umum, kegiatan ekstrakulikuler, dan kegiatan sekolah lainnya supaya
mereka dapat dididik bersama dengan teman sebaya yang bukan penyandang disabilitas
(NICHCY,2013c). SAS dapat meliputi bentuk bantuan seperti penempatan bangku yang dikhususkan,
akses terhadap teknologi komputer, dan penyesuaian pengajaran (misalnya waktu pengerjaan ujian
yang lebih panjang, tugas sekolah yang lebih sederhana, dan altenatif materi pengaajaran yang
sebanding).
Masih ada lagi tambahan istilah yang berhubungan dengan bantuan dan jasa pelengkap, yaitu
akomodasi dan modifikasi. Akomodasi adalah perubahan terhadap cara siswa dalam mempelajari
kurikulum pokok. Sementara itu, Modifikasi mengacu pada hal yang dipelajari oleh siswa dan
biasanya berarti ada beberapa bagian kurikulum yang dihapus.

HUKUM FEDERAL TENTANG PENDIDIKAN KHUSUS

Ketiga komponen pendidikan khusus yang baru saja diuraikan diatas telah dijabarkan dalam peraturan
perundangan federal pendidikan khusus yang disebut sebagai individuals with disabilities act (IDEA)
atau dapat diartikan penetapan pendidikan bagi indivindu penyandang disabilitas.undang-undang ini
mulanya disahkan sebagai education for all handicapped children act (EHCA) public law 94-142 pada
1975.

PRINSIP-PRINSIP INTI DARI IDEA. selama lebih dari empat dasawarsa sejak masa
pemberlakuannya, IDEA telah direvisi beberapa kali atas pertimbangan beberapa hal, seperti untuk
meningkatkan ragam pelayanan yang dapat diterima oleh siswa penyandang disabilitas, memperluas
kelompok siswa yang layak atas pendidikan khusus, serta untuk menerangkan prosedur dalam
menangani jenis persoalan tertentu (misalnya masalah perilaku siswa yang serius). Meskipun
demikian, terdapat enam prinsip pokok yang masih sama seperti IDEA pada mulanya (aron &
loprest,2012):
Free appropriate public education (FAPE). Siswa penyandang disabilitas berhak untuk mengikuti
sekolah negri dan meneirma pendidikan terancang khusus untuk menangani kebutuhan khusus
mereka, dan jika memungkinkan, meliputi materi, ranah (setting),dan teknologi yang juga sudah
dikhususkan.
Least restrictive environment (lingkungan kurang restriktif [LRE] ). Siswa penyandang disabilitas
harus diajar ditengah ranah pendidikan yang sebisa mungkin menyerupai situasi pendidikan bagi
siswa-siswa bukan penyandang disabilitas dan dilengkapi dengan ketersedian bantuan yang sesuai dan
memadai.
Individualized education. Layanan pengajaran dan pendampingan bagi siswa penyandang disabilitas
harsu dirancang untuk dapat memenuhi kebutuhan mereka. Kebutuhan ini perlu diukur berdasarkan
individualized education program (IEP) yang ditinjau dan diperbarui ulang tiap tahunnya.
Nondiscriminatory evaluation. Siswa harus dinilai dengan menggunakan alat ukur yang tidak
membeda-bedakan dari sedi raas, budaya ataupun disabilitas.
Due process. Jika terjadi perselisishan yang berkenaan dengan kelayakan siswa atas pendidikan
khusus, penempatan pendidikan,atau pelayanan yang diterima, maka terdapat seperangkat prosedur
formal dan informal yang harus diikuti untuk menyelesaikan perselisishan tersebut.
Zero reject/child find. Tidak boleh ada siswa yang dikecualikan dari pendidikan negri atas landasan
menyandang disabilitas.
KETENTUAN TAMBAHAN IDEA. dengan meneruskan kajian dalam bidang pendidikan khusus, maka
anda pun akan semakin akrab dengan bagian tambahan dalam IDEA yang nantinya akan memadu
kerja praktik anda sebagai tenaga profesional pendidikan.

Pengaruh apa saja yang membentuk pendidikan khusus?

Pendidikan khusus yang tampak hingga hari ini merupaka hasil bentukan dari sejumlah faktor
yang berbeda, meskipun para penyandang disabilitas telah diidentifikasi dan ditangani selama
beratus-ratus tahun, pendidikan khusus baru mulai bertumbuh pesat pada abad kedua puluh
(kode,2002; winzer, 1993).

Kontes perkembangan pendidikan khusus

ketika pendidikan wajib belajar masyarakat dimulai menjelang pergantian abad kedua puluh
lalu, hamoir tidak ada program sekolah yang disediakan untuk siswa penyandang disabilitas
(kode,2002; scheerenberger,1983). Para siswa yang keterbatasannya relatif sedang-misalnya
ketidakmampuan belajar, gangguan prilaku, atau kelainan fisik ringan-akan dididik bersama
dengan siswa lainnya karna kebutuhan mereka tidak dianggap luar biasa.

Prakasa orangtua
Bersamaan dengan periode meningkatnya jumlah kelas pendidikan khusus dan kamunculan
pertanyaan mengenai nilai praktik tersebut, para orang tua anak-anak penyandang disabilitas
berat mulai mengorganisasi diri( blatt, 1987). Beberapa organisasi yang dulunya dibangun
pada masa-masa ini:
United crebral palsy (UCP) didirikan pada 1949
ARC (sebelumnya disebut sebagai national association for retarded children) didirikan pada
1950.
Ntional association for down syndrome (NADS) diawali pada 1960.

Gerakan hak-hak sipil


Pada sekitar tahun 1950 dan 1960-an, sebuah kekuatan kelompok lainnya mulai turut adil
dalam perkembangan pendekatan baru untuk pendidikan khusus, dan dorongan ini pun masih
memeiliki dampak hingga hari ini (U.S. Departement of education,2010).

Kasus peradilan preseden

Gabungan antara gerakan hak-hak sipil dan prakarsa orangtua (dan para tenaga profesional) untuk
anak penyandang disabilitas akhirnya berujung pada sejumlah kasus peradilan preseden (blanchett,
brabtlinger,& valasco, 2008).
Pennsylvania association for retarded children v. common-wealth of pennsylvinia (344 f. supp. 279)
(1972).
Oberti v. board of education of clementon school district (995 f.2d 204) (1993)
Doe v. withers (20 IDELR 422,426-427) (1993).

Legislasi hak-hak sipil saat ini

Pasal 504 tentang vocational rehabilitation act 1973. Pasal 504 mencegah diskriminasi
terhadap seluruh indivindu penyandang disabilitas dalam program yang memperoleh dana
federal maupun pendidikan diseluruh sekolah luar negeri. Pasal 504 menjamin kesempatan
yang sama untuk berpartisipasi dalam segala jenis kegiatan sekolah bagi anak-anak usia
sekolah (zirkel, 2009a).

Legislasi pendidikan umum sat ini

Salah satu hal berpengaruh besar terhadap pendididkan khusus adalah pengesahan peraturan
hukum untuk mengatur pendidikan bagi seluruh siswa, termasuk para disabilitas. Peraturan
hukum yang dinilai berhasil cakupan luas adalah elenentary and secondary education act of
1965 (ESEA).

Pencegahan kebutuhan terhadap pendidikan khusus


Beberapa siswa memiliki satu disabilitas atau kelainan yang ditentukan berdasarkan kondidi-
kondisi fisik atau medis , yaitu meliputi kondisi dengan gangguan pengindraan (seperti
gangguan pendengaran atau penglihatan), kelainan fisik atau gangguan kesehatan,dan
gangguan kecerdasaan serius.

RESPONS TERHADAP INTERVENSI. Salah satu dari startegi pencegahan yang ada disebut
sebagai respons terhadap intervensi atau response to intervention (RtI). Stategi ini pertama
kali diperkenalakan pada 2004, yaitu periode saat IDEA kembali disahkan. RtI merupakan
pendekatan untuk mengetahui adanya ketidakmampuan belajar pada siswa atau tidak (Zirkel,
2013).

DUKUNGAN PERILAKU POSITIF. Pendekatan response to intervention dirancang untuk mengatasi


kebutuhan pengajaran akademis, namun masih banyak perlaku siswa yang nantinya dapat berunjung
pada kebutuhan terhadap pendidikan khusus.

SISTEM DUKUNGAN MULTI-TIER. RtI dan PBS memang dianggap memiliki nilai tersendiri, namun
dibeberapa sekolah negri dan distrik, para tenaga ahli merasa bahwa sudah seharusnya mereka
menciptakan suatu sistem tunggal untuk menanggapi kebutuhan akademis dan perilaku siswa,
sekaligus untuk mengoodinasikan sumberdaya,personel, dan pelayanan bagi pembelajar yang
mengalami kesulitan.

KETERWAKILAN YANG TIDAK SEIMBANG. Keterwakila yang tidak seimbang mengacu oada
kecenderungan untuk mengidentifikasi adanya keperluan pendidikan khusus pada siswa yang datang
dari kelompok ras budaya tertentu dalam angka yang lebih besar dari yang diperkirakan, terutama bila
dibandingkan dengan komposisi dari keseluruhan populasi siswa, seperti yang terjadi pada kelompok
laki-laki amerika-afrika.

Ekspetasi dan Akuntabilitas yang tinggi

Komponen penting pertama dalam penetapan ekspetasi tinggi terhadap siswa penyandang disabilitas
adalah memaastikan adanya akses terhadap kesempatan belajar yang sama seperti lainnya.akses
terhadap kurikulum umum telah ditambahkam sebagai persyaratan pesifik dalam peraturan-hukum
pendidikan khusus pada 1997, dan sampai saat ini berlaku. Secara pesifik, para siswa harus dapat
mengakses kurikulum umum, dapat terlibat langsung, dan dapat menghasilkan kemajuan dalam
pengajaran.

ASESMEN SISWA PENANDANG DISABILITAS. Seperti yang telah digarisbawahi sebelumya, ESEA
memerintahkan agar kemajaun pengajaran seluruh siswa, termasuk mereka yang menyandang
disabillitas, untuk dievaluasi melalui proses asesmen. Siswa dengan gangguan kecerdasan serius akan
menempuh alternatif asesmen yang dirancang untuk mengukur proses belajar dalam kurikulum umum
pilihan dan kurikulum fungsional yang mereka ikuti. Dengan kata lain, berbeda dengan praktik pada
waktu sebelimnya, yaitu ketika siswa dengan gangguan kecerdasan sama sekali tidak diikutkan dalam
prose asesmen akademis karena proses tersebut dianggap tidak dapat diterapkan pada pendidikan
mereka.

AKUNTABILITAS PROFESIONAL. Taggung jawab para tenaga pendidik atas hasil belajar siswa ini
menjadi komponen tambahan dalam masalah ekspetasi dan akuntabilitas yang tinggi. Banyak masalah
yang mempersoalkan pemahaman guru yang dianggap bertanggungjawab secara langsung atas
prestasi siswa. Namun demikian, sebagian orang lainnya melihat ren akumtabilitas guru ini sebagai
hal yang positif karena hal ini menunjukan bahwa pengajaran saat ini tidak lagi seperti dulu,yaitu juga
memaksimalkan prestassi siswa penyandang disabilitas.

Anda mungkin juga menyukai