Anda di halaman 1dari 28

ARAH KEBIJAKAN

PEMBANGUNAN PETERNAKAN
2018
Disampaikan pada acara Koordinasi Perencanaan
PembangunanPeternakan Aceh Tahun 2017
Outline
1. Visi dan Misi Pembangunan Aceh 2017-2022
2. Kondisi Umum Peternakan Aceh
3. Permasalahan dan Isu Strategis Peternakan Aceh
4. Strategi dan Arah Kebijakan
VISI DAN MISI
MISI
UU 18/2012
UU 19/ 2013 Pangan
Kesejeahteraan menyediakan Pangan yang
Petani/peternak memenuhi persyaratan
keamanan, mutu, dan Gizi
bagi konsumsi masyarakat

TUJUAN
Pembangunan
Peternakan
2. Kondisi Umum Peternakan Aceh

Kontribusi dan Pertumbuhan Peternakan Aceh 2010 - 2015


6.00

5.00

4.00

3.00

2.00

1.00

-
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Kontribusi (%) 3.43 3.38 3.50 3.65 3.81 4.23
Pertumbuhan (%) 3.59 3.20 5.19 5.59 4.28 5.12
2. Kondisi Umum Peternakan Aceh
Kontribusi Peternakan Terhadap PDRB Pertanian 2010-2015
14.53

14.19

13.73
13.62
13.51

13.29

2010 2011 2012 2013 2014 2015


2. Kondisi Umum Peternakan Aceh
NTP PETERNAKAN

100.89
100.57

98.99
98.72 98.73

98.18

2011 2012 2013 2014 2015 2016


2. Kondisi Umum Peternakan Aceh
Rincian NTP Sub Sektor Peternakan 2016 Nilai Rata-rata
Indeks Harga Yang Diterima Petani 120,26
Ternak Besar 119,79
Ternak Kecil 118,73
Unggas 122,68
Hasil ternak 126,77
Indeks Harga Yang Dibayar Petani 119,20
Konsumsi Rumah Tangga 125,65
Bahan Makanan 134,73
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 122,59
Perumahan 114,29
Sandang 117,23
Kesehatan 119,04
Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga 111,84
Transportasi dan Komunikasi 122,58
Biaya Produksi dan Penambahan barang Modal 111,27
Bibit 119,06
Pupuk, Obat-obatan, dan Pakan 111,24
Biaya Sewa dan Pengeluaran lain 107,44
Transportasi 121,40
Penambahan Barang Modal 106,82
Upah Buruh 105,16
PROGRAM SWASEMBADA DAGING NASIONAL

DICANANGKAN 2004
14.0 KONDISI SAPI POTONG DI INDONESIA
Tidak tercapai 12.3

12.0

DIUNDUR 2009 10.0 9.1

Persentase
7.6
7.8 Populasi sapi potong
8.0
Tidak tercapai
6.4 Pemotongan sapi
5.8
6.0

DIUNDUR LAGI 2014 3.9


4.0

Tidak tercapai
2.0
0.7

0.0
DIUNDUR LAGI 2019 2010 2011 2012 2013*
Tahun
? Sumber data : Statistik Peternakan dan Keswan, 2013

?
ANALISIS DATA PERKEMBANGAN TERNAK SAPI DI ACEH
600.756 ekor (Statistk PKH, 2016)

Populasi Dasar Betina 68% Dewasa 66% Akseptor 75%


(600.756 ekor) (408.514 ekor) (269.619 ekor) (202.214 ekor)

PRODUKSI TERNAK
Data
1. Perbaikan disektor hulu / mesin produksi :
Kematianbetina
a. Pengendalian Pedet produktif
25% Lahir 85% Bunting 75%
96.684 EKOR/TAHUN
b. Optimalisasi pembibitan
(170.134 ekor) / pembiakan(128.912 ekor) (151.661 ekor)
c. Menerapkan IB Sexing

TOTAL TERNAK YANG DIKELUARKAN DAN STOCK PERTAMBAHAN TERNAK SAPI PER
DIKONSUMSI TAHUN
54.415 EKOR/TAHUN 96.684 – 54.415 = 42.269 EKOR

Keluar Konsumsi lokal TIDAK CUKUP UNTUK REPLACEMENT STOCK


0 ekor 54.415 ekor
2. Kondisi Umum Peternakan Aceh
Perkembangan Jumlah Populasi Ternak di Aceh 2010-2016
2010

2011
Jumlah Populasi

10,000,000 2012
8,000,000
2013
6,000,000
2014
4,000,000

2,000,000 2015

- 2016

Jenis Ternak
2. Kondisi Umum Peternakan Aceh
Perkembangan Populasi Ternak Ruminansia 2010-2016
2010

2011
Jumlah Populasi

2012
800,000
2013
600,000
2014
400,000
2015
200,000

-
2016
Sapi Sapi Kerbau Kambing Domba Babi Kuda Kelinci
Potong Perah

Jenis Ternak
SEBARAN POPULASI SAPI
KABUPATEN RUTA POPULASI POP/RUTA
[01] SIMEULUE 304 1039 3
[02] ACEH SINGKIL 738 3709 5
[03] ACEH SELATAN 444 1944 4
[04] ACEH TENGGARA 1181 3682 3
[05] ACEH TIMUR 14651 48444 3
[06] ACEH TENGAH 1092 5480 5
[07] ACEH BARAT 1117 4695 4
[08] ACEH BESAR 16135 60221 4
[09] PIDIE 13869 46252 3
[10] BIREUEN 16195 49074 3
[11] ACEH UTARA 19293 65307 3
[12] ACEH BARAT DAYA 380 1167 3
[13] GAYO LUES 1079 5078 5
[14] ACEH TAMIANG 11430 47984 4
[15] NAGAN RAYA 2067 9398 5
[16] ACEH JAYA 3020 13084 4
[17] BENER MERIAH 215 903 4
[18] PIDIE JAYA 5118 17229 3
[71] BANDA ACEH 732 2194 3
[72] SABANG 622 2052 3
[73] LANGSA 1544 5487 4
[74] LHOKSEUMAWE 2053 7858 4
[75] SUBULUSSALAM 675 1940 3
113,954 404,221 4
Sumber : Sensus Tani 2013
2. Kondisi Umum Peternakan Aceh
Perkembangan Produksi Daging 2014-2016
14,000,000

12,000,000

10,000,000

8,000,000

6,000,000

4,000,000

2,000,000

-
Sapi Potong Kerbau Kambing Domba Ayam Buras Ayam Ras Ayam Ras Itik
Petelur Pedaging

2014 2015 2016


2. Kondisi Umum Peternakan Aceh
Perkembangan Produksi Telur 2012-2016

2016

2015

2014

2013

2012

- 1,000,000 2,000,000 3,000,000 4,000,000 5,000,000 6,000,000 7,000,000 8,000,000 9,000,000 10,000,000

Ayam Buras Ayam Ras Petelur Itik


2. Kondisi Umum Peternakan Aceh
Perkembangan Populasi Sapi Perah dan Produksi Susu 2010-2016
100 160,000

90
140,000
80
120,000
70
100,000
60

50 80,000

40
60,000
30
40,000
20
20,000
10

- 0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Sapi Perah 41 31 28 25 90 62 62
Produksi susu (Kg) 23,520 23,520 42,840 39,000 140,400 94,301 94,301
Pertumbuhan Daya Beli 2014-2015
10.73

8.09

Pertumbuhan daya bli inflasi


6.Keperluan pesta dan upacara
-0.84 1.29

5. Pajak dan asuransi


-1.26 1.83

4. Barang-barang yang tahan lama


-1.93 3.01

3. Pakaian, alas kaki, dan tutup kepala


-4.88 4.61

1.Perumahan dan fasilitas rumah tangga


-15.91 22.80

2.Aneka Barang dan jasa


-16.79 11.23

2.Umbi-umbian
-0.31
0.36

7.Kacang-kacangan
0.63
-0.69

12.Konsumsi Lainnya
-0.720.74

11. Bumbu-bumbuan
-1.09 1.08

4. Daging
-1.11 1.33

10.Bahan minuman
-2.14 1.95

9.Minyak dan kelapa


-2.16 1.87

5.Telur dan susu


-2.71 2.88

8.Buah-buahan
-2.98 2.08

6.Sayur-sayuran
-4.53 3.80

14.Rokok
-8.56 7.94

3.Ikan/Udang/Cumi/Kerang
-8.60 7.37

1. Padi-padian
-10.49 9.82

13.Makanan dan minuman jadi


-12.28 13.37
3. Permasalahan dan Isu Strategis Peternakan Aceh
- Isu Strategis
- Permasalahan
1. Belum ada peningkatan yang signifikan dalam
produksi daging, sehingga belum mampu
1. Produksi dan produktifitas peternakan masih memenuhi kebutuhan konsumsi daging di
rendah Aceh
2. Keberlanjutan produksi ayam ras (daging dan 2. Proses produksi daging dan telur ayam ras
telur) tergantung pada produk dari luar Aceh masih tergantung pada produk dari luar Aceh
3. Produksi susu perah perlu penanganan lebih 3. Produksi susu masih jauh dari harapan
baik 4. Optimasi penanganan penyakit hewan menular
4. Masih adanya hewan/ternak yang terjangkit strategis perlu ditingkatkan
penyakit menular 5. Masih rendahnya jaminan keamanan pangan
5. RPH belum terstandarisasi Hewan yang ASUH
6. Masih rendahnya kesejahteraan peternak 6. Belum ada peningkatan yang signifikan dalam
kesejahteraan peternak
4. Strategi dan Arah Kebijakan

1. Pengembangan Kawasan Peternakan Rakyat


2. Pengembangan Sentra Pembibitan Sapi Potong dan Komoditas Unggulan
3. Peningkatan kualitas dan kuantitas produk peternakan yang berdaya saing
4. Penerapan rekayasa teknologi dan sistem informasi
5. Penerapan sistem agribisnis peternakan secara terpadu dan utuh
6. Peningkatan diversifikasi dan pola konsumsi produk pangan asal hewan
Rambu-rambu dana otsus
• Usulan program dan kegiatan harus dilengkapi dengan dokumen pendukung.
1. Detail Enginering Design (DED);
2. Kerangka Acuan Kerja (Term Of Reference);
3. Studi kelayakan (Feasibility Study);
4. Survey Investigasi and Design (SID);
5. Rencana denah (Site plan);
6. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL); dan/atau
7. dokumen perencanaan lainnya.
• Selain dokumen pendukung di atas juga harus dilengkapi dengan sertifikat atau bukti kepemilikan lahan yang sah.
• Dokumen pendukung harus disampaikan paling lambat pada saat Musrenbang Otsus
• Dana Otsus alokasi Pemerintah Aceh dan alokasi Kabupaten/ Kota tidak dapat digunakan untuk : (pasal 21 Pergub
79/2013)
• honorarium aparatur;
• sarana dan prasarana untuk aparatur; dan
• perjalanan dinas.
UU 18/2009 tentang peternakan dan
kesehatan hewan
• Untuk menjamin kepastian terselenggaranya peternakan dan kesehatan hewan diperlukan penyediaan lahan
yang memenuhi persyaratan
• Pemerintah dan pemerintah daerah melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pembudidayaan dan
pemuliaan
• Pemerintah berkewajiban untuk melakukan pengembangan usaha pembenihan dan/ atau pembibitan
dengan melibatkan peran serta masyarakat untuk menjamin ketersediaan benih, bibit, dan/atau bakalan.
• Dalam hal usaha pembenihan dan/atau pembibitan oleh masyarakat belum berkembang, Pemerintah
membentuk unit pembenihan dan/atau pembibitan.
• benih atau bibit yang beredar wajib memiliki sertifikat layak benih atau bibit yang memuat keterangan
mengenai silsilah dan ciri-ciri keunggulan tertentu.
• Pemerintah dan pemerintah daerah mengupayakan agar sebanyak mungkin warga masyarakat
menyelenggarakan budi daya ternak.
• Pemerintah dan pemerintah daerah membina pelaku usaha peternakan untuk
mencukupi dan memenuhi kebutuhan pakan yang baik untuk ternaknya
• Pemerintah berkewajiban untuk melindungi usaha peternakan dalam negeri dari
persaingan tidak sehat di antara pelaku pasar.
• Pemerintah dan Pemerintah Daerah melakukan pembinaan kemitraan usaha
peternakan
• Pemerintah daerah kabupaten/kota yang di daerahnya mempunyai persediaan
lahan yang memungkinkan dan memprioritaskan budi daya ternak skala kecil
diwajibkan menetapkan lahan sebagai kawasan penggembalaan umum.
• Pemerintah dan pemerintah daerah membina dan memberikan fasilitas untuk
pertumbuhan dan perkembangan koperasi dan badan usaha di bidang
peternakan
• Pemerintah dan pemerintah daerah memfasilitasi pengembangan unit
pascapanen produk hewan skala kecil dan menengah.
• Pemerintah berkewajiban untuk menyelenggarakan dan memfasilitasi kegiatan
pemasaran hewan atau ternak dan produk hewan
• Pemerintah berkewajiban untuk menciptakan iklim usaha yang sehat bagi hewan atau
ternak dan produk hewan
• Pemerintah membina dan memfasilitasi berkembangnya industri pengolahan produk
hewan
• Pemerintah membina terselenggaranya kemitraan yang sehat antara industri pengolahan
dan peternak dan/atau koperasi
• Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan
• Pemerintah daerah provinsi mengawasi penerapan pedoman pemberantasan penyakit hewan
• Pemerintah daerah kabupaten/kota melaksanakan pedoman pemberantasan penyakit hewan
• Pengobatan hewan menjadi tanggung jawab pemilik hewan, peternak, atau perusahaan
peternakan
• Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai kewenangannya melaksanakan
pengawasan, pemeriksaan, pengujian, standardisasi, sertifikasi, dan
registrasi produk hewan.
• Pemerintah daerah kabupaten/kota melakukan pembinaan unit usaha yang
memproduksi dan/ atau mengedarkan produk hewan yang dihasilkan oleh
unit usaha skala rumah tangga yang belum memenuhi persyaratan nomor
control veteriner
• Pemerintah daerah kabupaten/kota wajib memiliki rumah potong hewan
yang memenuhi persyaratan teknis
• Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya wajib
menyelenggarakan penjaminan higiene dan sanitasi.
• Pemerintah dan pemerintah daerah mengantisipasi ancaman terhadap
kesehatan masyarakat yang ditimbulkan oleh hewan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai