Anda di halaman 1dari 3

Nama: Pipit Alivina Marwa

NPM: 22201014005

Matkul: Digital Content

Tugas Naskah Dongeng

Tema : Adab Makan


Judul : Makan Jangan Asal Makan
Penulis : Pipit Alivina Marwa
Target Pembaca/Pendengar : Siswa/i TK A dan TK B
1. Siapa nama tokoh dan seperti apa karakternya?
- Amey: Aktif dan ceria.
- Koko: Aktif, keras kepala dan provokator.
- Bagas: Percaya diri.
- Bu Tin: Ceria dan sabar.
2. Di mana tokoh utama berada dan kapan waktunya?
- Di sekolah waktu istirahat.
3. Apa tujuan dan keinginan tokoh tersebut?
- Ingin bermain disaat waktunya makan.
4. Mengapa tokoh menginginkannya?
- Karena melihat ada teman yang bermain di luar.
5. Apa tantangan atau hambatan yang dihadapi tokoh nuntuk mewujudkan
keinginannya?
- Adanya peraturan yang harus ditaati.
6. Bagaimana klimaksnya?
- Tokoh utama membawa piring makanan ke taman bermain dengan berlari, tetapi
belum sampai di taman bermain tokoh utama terjatuh.
7. Bagaimana solusi dan akhir cerita?
- Bu Guru memberi nasihat tokoh utama dan temannya tentang adab makan dengan
tepuk adab makan.
Naskah Ceritaku:
Makan Jangan Asal Makan
Kring..Kring...
Bunyi suara bel istirahat di TK Penuh Kasih. Sebelum bermain, biasanya anak-anak
pergi ke kamar mandi untuk cuci tangan sebelum makan. Setelah cuci tangan anak-anak
kembali kelas.
Di dalam kelas, anak-anak duduk melingkar menunggu Bu Tin memanggil untuk mengambil
makanan. Tetapi ada salah satu anak yang berdiri di dekat jendela, dia melihat beberapa
teman-teman di kelas lain sedang bermain di taman.
“Wahh...seru ya kalau bisa main lebih awal!” ujar Koko dalam hati.
Saat melihat teman-temanya yang sedang bermain, Bu Tin menginstruksi Koko untuk
duduk kembali. Koko memilih duduk di sebelah Amey.
“Amey, di taman banyak teman-teman sedang bermain. Gimana kalau kita ke taman bermain
saja!” bisik Koko ke Amey.
“Hmm..hmm...” Amey tampak berfikir.
Disaat Amey berfikir, Bu Tin memanggil Amey dan Koko untuk giliran menggambil
makanan.
“Mbak Amey” panggil Bu Tin sambil memberikan tempat makan.
“Terimakasih, Bu Tin.” kata Amey sambil tersipu malu.
“ Mas Koko” panggil Bu Tin ke Koko.
“Terimaksih, Bu Tin” kata Koko
Setelah anak-anak menerima makanan semua, Bu Tin meminta Bagas untuk
memimpin doa. Tetapi Amey dan Koko sedang asyik berbicara sendiri sampai waktunya
makan.
“Amey, ayo pergi ke taman bermain!” kata Koko kekeuh.
“Hmm..enggak ah, nanti dimarahi Bu Tin loh!”
“Kita..per..ginya di..am-di..yam sa..ja” kata Koko sambil mengunyah.
“Hmm..boleh deh, ayo!” jawab Amey dengan wajak berbinar.
Amey dan Koko pun pergi ke taman bermain. Mereka pergi dengan membawa tempat
makannya dan sambil berlari. Tiba-tiba di tengah mereka berlari...
Bruukk...
Amey pun terjatuh, isi kotak makanya tumpah dan berceceran.
“Hiks..hiks..Aduhh..sakit. Hu..huu..huuu...” suara tangis Amey sambil memegangi lututnya.

Melihat Amey yang menangis dan kesakitan, Koko pergi ke kelas untuk bilang ke Bu
Tin.
“Bu Tin, Amey jatuh terus makananya tumpah semua.” kata Koko.
“Jatuh dimana Mas Koko?” tanya Bu Tin dengan wajah terkejut dan sedih.
“Di dekatnya taman bermain.”
Bu Tin dan Koko bergegas ke tarah aman bermain. Sampainya di tempat Amey jatuh,
Bu Tin segera menolong, mengajak kembali ke kelas dan mengobati Amey.
Di Kelas setelah anak-anak makan, Bu Tin bertanya ke Amey dan memberi nasihat ke
anak-anak.
“Mbak Amey, kenapa bisa sampai jatuh?”
“Tadi aku lari-lari mau ke taman bermai.”
“Anak-anak yang sholeh-sholeha, kalau belum waktunya bermain kita tidak boleh ya pergi ke
taman bermain. Apalagi kita tidak izin dulu ke Bu Guru.”
“Tadi Bu Tin juga melihat Mbak Amey dan Mas Koko tidak mencontoh adab Rasulullah saat
makan. Jadi Mbak Amey dan Mas Koko tidak boleh diulangi lagi ya?!” ujar Bu Tin dengan
lembut.
Anak-anak masih ingat adab makan bagaimana??” tanya Bu Tin dengan ceria dan semangat.
“Masih ingat, Bu Guru!” seru anak-anak kompak.
“Ayo kita ulangi ya! Tepuk adab makan!” ajak Bu Tin.
“Baca Bismillah, juga doa mau makan.”
“Tanpa cela makanan, syukuri nikmat Tuhan.”
“Makan seperti Rasul, gunakan tangan kanan.”
“Tak mubadzir, tak berhamburan.”
“Tak berdiri, tak berbicara, ssttt!”
Anak-anak pun mengikuti ajakan dan gerakan Bu Tin.

Anda mungkin juga menyukai