Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

“Analisis pada Karya Tulis Ilmiah dan Non Ilmiah”


Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Umum Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu : Dewi Angelina M.A. S.S.

Disusun Oleh:
Kelompok 4
1. Ahmat Sarifudin (230803101027)
2. Ayrin Salsabila Awalya (230910302080)
3. Erki Gista Permatasari (230910201050)
4. Firzan Zulfian Gibran (230910201022)
5. Icha Khusma Helindra (230910201037)
Oktaviarosa
6. Handini Meilina Putri (230810101088)
7. Qarinda Rizki Ramadhani (230910302079)
8. Rangga Aditya Alfrendy (230803101044)
9. Ratna Desika Agung Putri (230910201024
)
10. Umi Hanik (230910201038
)

UNIVERSITAS JEMBER

2023
Abstrak

Trotoar merupakan bagian jalan yang diperuntukkan bagi pejalan kaki saja. Ini adalah bagian jalan yang dipisahkan dari jalur lalu lintas kendaraan oleh trotoar atau jalur pejalan kaki. Trotoar
digunakan untuk berjalan, berlari, bersepeda atau berdiri, dan merupakan infrastruktur penting untuk keselamatan pejalan kaki di wilayah perkotaan. Pedagang kaki lima adalah pedagang atau
penjual yang beraktivitas di trotoar, jalan raya, atau tempat umum lainnya, biasanya tanpa tempat usaha fisik tetap seperti toko atau warung. Mereka menjual berbagai macam barang atau
makanan, seringkali menggunakan gerobak atau meja kecil. Pedagang kaki lima biasanya menjual makanan cepat saji, makanan ringan, minuman, pakaian, aksesoris dan berbagai barang
lainnya. Mereka seringkali menjadi bagian integral dari kehidupan kota, menawarkan berbagai macam makanan dan barang dengan harga terjangkau. Di sekitar kampus khususnya Universitas
Jember banyak terdapat pedagang kaki lima yang berjualan tidak sesuai lokasinya (yaitu trotoar). Penyalahgunaan trotoar sebagai ruang ritel mungkin mempunyai dampak negatif terhadap
pejalan kaki. Kelompok kami ingin menggalang dana untuk ini. Tujuan Penelitian ini yaitu mengidentifikasi penggunaan trotoar oleh aktivitas PKL yang berdampak pada pejalan kaki di area
kampus Universitas Jember. Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif berupa angket. Penelitian ini diharapkan agar pemerintah dapat merelokasikan pedagang kaki
lima di area Universitas Jember pada tempat yang sesuai fungsinya.

Abstract

A sidewalk is a section of road reserved exclusively for pedestrians. It is an area located on the side of the road, usually separated from the vehicular traffic lane by a curb or pedestrian
walkway. Sidewalks are used for walking, running, cycling or standing, and are essential infrastructure for pedestrian safety in urban areas. Street vendors are tradersor sellers who operate on
sidewalks, streets, or other public areas, usually without a permanent physical place of business such as a shop or warung. They sell a wide variety of goods or food, often using small carts or
tables. Street vendors typically offer fast food, snacks, drinks, clothing, accessories and a variety of othergoods. They are often an integral part of urban life and can provide a wide selection of
food and goods at affordable prices. In the area around the campus, especially the University of Jember, there are many street vendors who sell not according to their place, namely on the
sidewalk. So the misuse of sidewalks as a place to sellcan have several negative impacts on pedestrians. For that our group wants to raise. The purpose of this study is to identify the use of
sidewalks by street vendor activities that have an impact on pedestrians in the University of Jember campus area. The analysis used in this research is a qualitative method in the form of a
questionnaire. This research is expected that thegovernment can relocate the sidewalks.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang:


Dalam konteks perkotaan yang semakin dinamis, keberadaan pedagang kaki lima menjadi elemen penting yang memengaruhi kehidupan sehari-hari, terutama di daerah sekitar kampus.
Mahasiswa, sebagai salah satu kelompok utama dalam masyarakat perkotaan, seringkali terlibat dalam interaksi intensif dengan lingkungan sekitar mereka. Oleh karena itu, penelitian
mengenai pengaruh pedagang kaki lima terhadap mahasiswa pejalan kaki menjadi relevan untuk dipelajari lebih lanjut.
Mahasiswa, sebagai kelompok yang aktif berpartisipasi dalam aktivitas kampus dan memiliki mobilitas tinggi, mungkin merasakan dampak yang unik dari keberadaan pedagang kaki lima. Hal
ini dapat melibatkan aspek-aspek seperti pengaruh terhadap rutinitas harian, opsi kuliner, serta dinamika sosial di sekitar kampus. Oleh karena itu, penelitian ini diarahkan untuk memahami
secara lebih mendalam bagaimana kehadiran pedagang kaki lima memengaruhi mahasiswa sebagai pejalan kaki, serta dampaknya terhadap kesejahteraan dan pengalaman mahasiswa di
lingkungan kampus. Dengan pemahaman ini, diharapkan dapat muncul solusi atau rekomendasi yang dapat meningkatkan kualitas hidup mahasiswa dan memperkuat integrasi pedagang kaki
lima dalam konteks perkuliahan.
Menurut keputusan Direktur Jenderal Bina Marga No.76/KPTS/Db/1999 tanggal 20 Desember 1999 yang dimaksud dengan trotoar adalah bagian dari jalan raya yang khusus disediakan untuk
pejalan kaki yang terletak didaerah manfaat jalan, yang diberi lapisan permukaan dengan elevasi yang lebih tinggi dari permukaan perkerasan jalan, dan pada umumnya sejajar dengan jalur
lalu lintas kendaraan.
Pedagang Kaki Lima (PKL) adalah istilah yang sering digunakan untuk pedagang yang berjualan di pinggir jalan. Istilah itu sering ditafsirkan demikian karena kaki lima berasal dari masa
penjajahan kolonial Belanda. Peraturan pemerintahan waktu itu menetapkan bahwa setiap jalan raya yang dibangun hendaknya menyediakan sarana untuk pejalanan kaki. Lebar ruas untuk
pejalan adalah lima kaki atau sekitar satu setengah meter.
Di sekitar Universitas Jember sendiri, tepatnya di jalan yang mengelilingi Universitas Jember terdapat pedagang kaki lima yang yang menggunakan trotoar untuk menjual dagangan mereka.
Hal itu menyebabkan adanya alih fungsi lahan pada trotoar. Sehingga hal tersebut tentunya mengganggu aktivitas pejalan kaki, terutama mahasiswa yang ingin menggunakan trotoar untuk
pergi ke kampus.
Pada Pasal 5 dan Pasal 20 ayat (1) Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 menjelaskan bahwa (1) Presiden berhak mengajukan
rancangan Undang-Undang kepada Dewan Perwakilan Rakyat. Pada Pasal 20
menjelaskan bahwa Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasan membentuk
Undang-undang.
Mengenai peraturan yang berhubungan dengan jalan telah diatur dalam Undang –
undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (UU
LLAJ). Trotoar merupakan salah satu fasilitas pendukung penyelenggaraan lalu
lintas dan angkutan jalan di antara fasilitas – fasilitas lainnya seperti : lajur
sepeda, tempat penyeberangan pejalan kaki, halte, dan / atau fasilitas khusus bagi
penyandang cacat dan manusia usia lanjut (manula) sebagaimana yang dikatakan
dalam Pasal 45 ayat (1) Undang – Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (UU
LLAJ). Pasal 45 ayat (2) Undang – Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (UU
LLAJ) berbunyi : Penyediaan fasilitas pendukung sebagaimana dimaksud pada
ayat
(1) diselenggarakan oleh :
a. Pemerintah untuk jalan nasional;
b. pemerintah provinsi untuk jalan provinsi;
c. pemerintah kabupaten untuk jalan kabupaten dan jalan desa;
d. pemerintah kota untuk jalan kota; dan
e. badan usaha jalan tol untuk jalan tol.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana pengaruh PKL yang ada di trotoar terhadap mahasiswa pejalan kaki di sekitar universitas Jember
Bagaimana dampak PKL yang berjualan di trotoar terhadap mahasiswa pejalan kaki sekitar universitas Jember

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh dan dampak adanya PKL yang berjualan di trotoar bagi mahasiswa pejalan kaki yang ada di sekitar universitas Jember

BAB II
PEMBAHASAN

Erki Gista Permatasari (230910201050) / FISIP-Ilmu Administrasi Negara

Dari pengisian kuesioner yang dilakukan oleh kelima responden menunjukan beberapa hasil yang berbeda. Dua diantaranya menjawab bahwa aktivitas yang dilakukan oleh pedagang kaki lima
tidak mengganggu kenyamanan pejalan kaki. Sedangkan tiga yang lainnya menjawab bahwa aktivitas yang dilakukan pedagang kaki lima mengganggu kenyamanan pejalan kaki.

Kedua responden yang yang menjawab opsi tidak memberikan penjelasan yaitu :
1. Aktivitas Pedagang Kaki Lima sendiri sangat menguntungkan beberapa mahasiswa untuk membeli makanan yang mereka inginkan, sehingga tidak terlalu dipermasalahkan.
2. Tidak mengganggu pejalan kaki, jika kondisi lalu lintas tidak ramai.

Untuk ketiga responden yang menyatakan setuju bahwa aktivitas Pedagang Kaki Lima mengganggu kenyamanan pejalan kaki memberikan penjelasan yaitu :
1. Jika terdapat PKL di trotoar yg seharusnya digunakan pejalan kaki untuk berjalan, ini akan membahayakan keselamatan pejalan kaki karena harus berjalan di tepi jalan raya.
2. Rawan tertabrak karena jalan yg seharusnya diperuntukkan untuk kendaraan harus berbagi dengan pejalan kaki. Sehingga membuat pejalan kaki semakin was-was dab merasa tak nyaman
3. Jika berjalan kaki harus turun di pinggir jalan. Padahal jalan raya cukup berbahaya jika ada pengendara yang terlalu pinggir
Meskipun kelima responden memiliki perbedaan jawaban namun merek sepakat bahwa Pedagang Kaki Lima menyebabkan adanya kemacetan. Parkir di pinggir jalan yang bukan tempat nya
contohnya menjadi sumber kemacetan. Hak tersebut akhirnya mengganggu atau menghalangi akses yang dilewati pejalan kaki. Yang tentunya berimbas pada kenyamanan pejalan kaki.

Sehingga dengan adanya beberapa hal tersebut, para responden memberikan solusi untuk adanya relokasi lahan untuk tempat para PKL. Pemerintah harus memiliki upaya yang matang dalam
memberikan solusi atau jalan keluar bagi PKL. Contohnya mengalihkan PKL tersebut agar bisa tetap berjualan di tempat yang lebih baik dan semestinya atau mengadakan suatu event yang berisi
UMKM atau PKL yang dapat dijangkau masyarakat sekitar. Ini juga sekaligus mengangkat derajat UMKM sekitar agar lebih bisa bersaing dan berkembang. PKL perlu tempat khusus untuk
melakukan aktivitas jual beli karena tempat yang sekarang bukanlah tempat yang seharusnya digunakan untuk aktivitas jual beli.

NAMA : ICHA KHUSMA HELINRA OKTAVIAROSA


NIM : 230910201037
Dari lima tanggapan Koresponden saya mengenai pro dan kontra trotoar yang digunakan PKL dan dampaknya bagi mahasiswa pejalan kaki Universitas Jember, terutama di Fakultas Ilmu
Sosial menunjukkan variasi pandangan yang beragam. Ada yang pro atau berpendapat setuju tentang PKL yang berjualan di trotoar, tapi juga banyak yang kontra akibat penyalahgunaan trotoar
ini.

 PRO

Ada beberapa mahasiswa yang berpendapat bahwa akibat dari banyaknya PKL yang berjualan di trotoar, mahasiswa akan mudah mendapatkan makanan apalagi untuk anak kos. Ada
beberapa orang juga masih menganggap ini hal wajar, karena sudah kebiasaan dan sudah menjadi pemandangan dari dahulu.
 KONTRA
1. Gangguan bagi Pejalan Kaki :
Trotoar yang diambil alih oleh PKL dapat menyulitkan pejalan kaki untuk berjalan dengan nyaman dan aman. PKL yang mendirikan tenda atau meletakkan barang dagangan di trotoar dapat
menyempitkan ruang jalan bagi pejalan kaki. Hal ini dapat membuat pejalan kaki terpaksa berjalan di jalan raya, meningkatkan risiko kecelakaan.
2. Penurunan Kualitas Lingkungan :
Penempatan PKL di trotoar dapat merusak estetika lingkungan dan menciptakan tampilan kota yang tidak tertata rapi terutama di sekitar Universitas Jember. Ini dapat mempengaruhi citra
kota dan mengurangi kualitas lingkungan.
3. Gangguan Terhadap Lalu Lintas :
Penempatan PKL di trotoar dapat menyebabkan hambatan bagi lalu lintas pejalan kaki dan kendaraan. Ini dapat menciptakan kemacetan dan meningkatkan risiko kecelakaan lalu lintas.
Keberadaan banyak PKL di trotoar dapat menciptakan kerumunan dan kepadatan, terutama di area yang ramai. Ini tidak hanya menghambat pergerakan pejalan kaki tetapi juga menciptakan
situasi yang kurang aman.
4. Penurunan Kebersihan dan Kesehatan :
Praktek PKL yang dapat menyebabkan penumpukan sampah dan limbah di sekitar area tersebut. Hal ini dapat berdampak pada kebersihan lingkungan dan kesehatan masyarakat terutama
dilingkungan sekitar kampus universitas jember. Terkadang, PKL mungkin tidak memiliki fasilitas yang memadai untuk mencuci tangan atau menyediakan air bersih.
5. Ketidaksetaraan Aksesibilitas :
Penempatan PKL di trotoar dapat menghambat aksesibilitas bagi orang dengan disabilitas atau yang menggunakan kursi roda. Ini dapat membatasi mobilitas mereka dan menghambat hak
setara dalam mengakses fasilitas umum.

 SOLUSI

Untuk mengatasi dampak-dampak tersebut, perlu adanya regulasi yang jelas terkait penggunaan trotoar, penegakan hukum yang konsisten, dan upaya untuk menyediakan ruang khusus
bagi PKL yang dirancang dengan baik. Selain itu, melibatkan pemangku kepentingan, seperti PKL dan masyarakat setempat, dalam proses pengambilan keputusan dapat membantu
menciptakan solusi yang adil dan berkelanjutan.

Handini Meilina Putri / 230810101088


Pedagang kaki lima di Kabupaten Jember sangat marak terutama yang berada pada Jalan Jawa dan Jalan Kalimanta, atau dapat dikatakan daerah jalan kampus. Adanya pedagang kaki lima
ini membuat keresahan Sebagian mahasiswa pejalan kaki, berdasarkan survey yang telah saya lakukan pada mahasiswa pejalan kaki Universitas Jember mayoritas menurut mereka adanya pedagang
kaki lima mengganggu kenyaman pejalan kaki, karena dengan adanya pkl, jalan yang seharusnya untuk para pejalan kaki diambil alih untuk berjualan dan para pejalan kaki harus berjalan di
area jalan raya yang terkadang membuat kurang nyaman karena diklakson oleh pengendara sepeda motor atau mobil. Selain itu, bisa membahayakan pejalan kaki jika tidak berhati-hati ketika
berjalan bisa tersenggol pengendara motor ataupun terserempet selain itu beberapa pelanggan dari pkl memparkir di depan area pkl yang mana area tersebut termasuk jalan raya yang
digunakan pejalan kaki sehingga pejalan kaki harus berhati-hati ketika melewati area depan pkl karena terlalu dekat dengan pengendara sepeda motor ataupun mobil.
Menurut para responden yang merasa terganggu adanya PKL mereka menyarakankan solusi untuk pedagang kaki lima yang sembarangan menggunakan jalan sebagai pemenuhan
ekonomi yaitu dengan kurang kurangi mematok jalan seperti memasang tenda yang besar dengan gerobak yang besar hal tersebut dilakukan karena barang yang dijual banyak serta banyak
juga yang membeli. Tapi jika tempat jualan dibuat lebih kecil seperti penjual es teh segar/tahu kocek yang didalam kontainer hal tersebut sedikit mengurangi ketidaknyamanan pejalan kaki.
Dan kalau perlu jika memungkinkan bisa para pkl dibuat take away only, yang membeli disana cuma boleh dibawa pulang. Pastinya trotoar bisa digunakan oleh pejalan kaki karena tidak ada
orang yang makan disana serta pejalan kaki tidak perlu berjalan dekat bahu jalan. Serta diperlukan Upaya pemerintah yang hadir memberikan zona khusus untuk pedagang berjualan dengan
bebas tanpa adanya yang dirugika dengan menentukan area khusus atau zona bagi pedagang kaki lima, sehingga mereka dapat berjualan tanpa mengganggu pejalan kaki di trotoar utama.
Selain itu, pemerintah juga dapat memberikan pelatihan dan dukungan untuk membantu pedagang kaki lima meningkatkan kualitas layanan dan kebersihan tempat berjualan mereka.
Ketika realita terjadi penggusuran oleh pedagang kaki lima pemerintah harus sudah siap akan lahan, penting untuk menyediakan alternatif yang adil dan berkelanjutan bagi mereka.
Solusi bisa melibatkan pembentukan pasar khusus atau lokasi jualan yang telah disiapkan oleh pemerintah. Selain itu, memberikan pelatihan dan dukungan untuk membantu mereka beralih ke
lokasi baru atau model bisnis yang lebih terorganisir dapat membantu mengurangi dampak sosial ekonomi dari penggusuran. Pemerintah turut turun lapangan hadir untuk masyarakat kaki lima
supaya mereka tidak merasa dihambat dalam pencarian nafkah.

Ratna Desika Agung Putri (230910201025) / FISIP – Ilmu Administrasi Negara


Dari delapan tanggapan Koresponden saya mengenai pro dan kontra terhadap adanya PKL (Pedagang Kaki Lima) bagi mahasiswa pejalan kaki di daerah sekeliling kampus khususnya di
bagian gerbang samping Fakultas Ekonomi dan Bisnis bagi mahasiswa Universitas Jember, menunjukkan variasi pandangan beberapa orang yang beragam. Ada yang mendukung dan banyak juga
yang tidak mendukung hal tersebut. Berikut adalah beberapa poin tentang apa alasan mereka pro dan kontra mengenai adanya PKL (Pedagang Kaki Lima) bagi mahasiswa pejalan kaki di daerah
sekeliling kampus khususnya di bagian gerbang samping Fakultas Ekonomi dan Bisnis bagi mahasiswa Universitas Jember.
 PRO
Ada beberapa mahasiswa yang pro dengan banyaknya PKL yang berjualan di trotoar.
1. Memudahkan mahasiswa saat mencari makanan
Mahasiswa yang sedang banyak tugas akan tidak kesulitan dalam mecari makan dengan adanya PKL. Karena mereka memudahkan urusan tersebut. Cukup dengan keluar dari kompleks atau
gang kost mereka sudah bisa. mendapatkan makanan yang mereka inginkan.
2. Mahasiswa mendapatkan makanan yang murah dengan porsi yang banyak
Harga makanan yang ada di trotoar cenderung lebih murah dibandingkan dengan warung makan. Hal ini bisa terjadi karena pedagang kaki lima yang ada di trotoar tidak perlu membayar
sewa ruko. Sehingga, modal untuk usahanya berkuran dan dapat menurunkan harga jual makanannya.

 KONTRA
Tidak sedikit juga mahasiswa yang kontra terhadap adanya PKL di trotoar, yang menimbulkan sejumlah dampak yang perlu diperhatikan. Berikut beberapa dampak yang mungkin muncul :
1. Kenyamanan pejalan kaki terganggu
Berubahnya fungsi trotoar dapat mempengaruhi keamanan Mahasiswa pejalan kaki. Dimana fungsi seharusnya trotoar adalah tempat lalu lintas pejalan kaki dialih fungsikan menjadi tempat
berjualan. Sehingga membuat Mahasiswa pejalan kaki mencari jalan lain, tidak jarang mereka berjalan di jalan raya.
2. Menyebabkan macet
Ruas jalan yang tetapi ditambah dengan bertambahnya jumlah kendaraan, pejalan kaki, serta pedagang akan membuat jalan menjadi penuh. Sehingga kemacetan tidak dapat dihindari
3. Pejalan kaki tidak memiliki rasa aman
Akibat banyaknya pedagang yang ada di trotoar menyebabkan Mahasiswa pejalan kaki memilih untuk berjalan kaki dijalan raya tempat kendaraan melintas. Tindakan ini sangat berbahaya
bagi Mahasiswa pejalan kaki, mengingat para pengendara mengemudi dengan kecepatan tinggi.
4. Terjadi penumpukan sampah di trotoar
Bagi pedagang makanan tidak jarang mereka tidak membuang sampah bekas dagangannya ke tempat sampah. Sehingga terjadi penumpukan sampah yang menganggu indera penglihatan dan
indera penciouman bagi warga sekitar atau pejalan kaki yang akan melintas.

 SOLUSI
Berdasarkan penjelasan diatas pedang kaki lima (PKL) yang berada di trotoar. Dapat dilihat dari hasil wawancara bahwa para pejalan kaki merasa tidak nyaman dengan adanya kegiatan
yang dilakukan di trotoar. Meskipun ada dampak positif yang ditumbulkan tetapi banyak juga dampak negative yang disebabkan kasus tersebut. Diharapkan pemerintah dapat mencari jalan
keluar dari kasus ini, supaya pihak pejalan kaki dan pihak pedagang sama-sama mendapatkan keuntungan. Solusi yang dapat kami beri untuk pemerIntah yaitu dapat membuat tempAt khusus
untuk para PKL dan penegakan hukum yang konsisten. Selain itu juga dapat melibatkan pemangku kepentingan untuk membantu menciptakan solusi yang adil dan berkelanjutan.

Rangga Aditya Alfrendy/230803101044


Responden 1
Saat melakukan wawancara kepada ke-5 (lima) responden yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana kesan dan pesan mahasiswa Universitas Jember yang kesehariannya berjalan kaki saat
melihat aktivitas pedagang kaki lima di trotoar dan apa yang dirasakan mahasiswa mengetahui dampak pedagang kaki lima saat berjualan di trotoar bagi pejalan kaki.

Pada saat melakukan wawancara kepada lima responden mengenai “Pengaruh Pedagang Kaki Lima Di Daerah Jalan Kampus Universitas Jember Terhadap Pejalan Kaki” memiliki pendapat yang
beraneka ragam, ada yang tidak terpengaruh mengenai pedagang kaki lima berjualan di trotoar dan terdapat juga yang berpendapat sebaliknya. Pada pertanyaan yang telah dijawab oleh responden
tersebut tidak ada masalah mengenai pedagang kaki lima berjualan sebagai pejalan kaki.

Pada pertanyaan kelima di ajukan, yaitu Bagaimana menurut anda solusi yang dapat diterapkan untuk pedagang kaki lima yang mengganggu pejalan kaki, responden tersebut menjabarkan jika
edagang kaki lima tidak mengganggu dan mempengaruhi t pejalan kaki maka tidak ada yang dirugikan.

Responden 2
Pedagang kaki lima yang berjualan di trotoar sangat merugikan bagi pejalan kaki dikarenakan mempengaruhi akses untuk pejalan kaki yang semakin mengecil dan kadang kala menyebabkan tempat
sekitar trotoar menjadi kotor karena minimnya kesadaran penjual dan pembeli sehingga dapat menimbulkan berbagi macam penyakit yang dapat menjadi boomerang untuk pejalan kaki.
Terdapat solusi untuk pedagan kaki lima untuk menjajakan makanannya dengan cara membuat tempat khusus penjual agar bisa memperluas wilayah untuk pejalan kaki dan menyiapkan fasilitas
kebersihan yang memadai untuk menghindari Kawasan kumuh.

Responden 3
Mengenai pedagang kaki lima dapat mengganggu pejalan kaki khususnya yang berjualan membawa/menggunakan gerobak dapat menghalangi saat berjalan, sehingga memiliki resiko yang tinggi
bagi pejalan kaki untuk keserempet dengan kendaraan saat berjalan dikarenakan harus melewati jalanan yang ramai dengan kendaraan. Hal tersebut juga dapat menyebabkan kemacetan di jalan
dikarenakan minimnya ruang untuk memarkirkan kendaraannya saat berhenti menjadikan jalanan tidak teratur atau semrawut.

Terhadap solusi untuk penjual kaki lima yaitu pengupayaaan menyediakan lapak atau gazebo agar lalu lintas lebih kondusif dan adanya sosialisasi untuk meninimalisir terdapat nya salah satu pihak
yang dirugikan.

Responden 4
Meskipun kebanyakan keberatan dengan pedagang kaki lima yang berjualan di trotoar, namun terdapat juga keuntungannya. Yakni memudahkan para pejalan kaki untuk mencari makanan tanpa
jauh” menggunakan kendaraan dan terdapat berbagai makanan yang dapat dinikmati sambal melihat berbagai macam aktivitas di jalanan menjadi daya Tarik tersendiri bagi pembeli.

Namun dari hal tersebut, ada hal yang harus dilakukan pedagang kaki lima yang berjualan di trotoar agar tidak mempengaruhi pejalan yang ingin melewati trotor, yakni menimialisir penggunaan
trotoar untuk berjualan atau jika bisa pindah ke tempat yang lebih strategis untuk berjualan untuk menimalisir terjadinya kecelakaan bagi pejalan kaki

Umi Hanik (230910201038) FISIP- Administrasi Negara


Dari pengisian kuesioner yang telah di berikan oleh kedelapan responden menunjukan hasil yang berbeda. Satu diantaranya menjawab bahwa aktivitas yang dilakukan oleh pedagang kaki
lima tidak mengganggu kenyamanan pejalan kaki. Sedangkan tujuh yang lainnya menjawab bahwa aktivitas yang dilakukan pedagang kaki lima mengganggu kenyamanan pejalan kaki.
Seorang responden yang yang menjawab opsi tidak memberikan penjelasan yaitu :
Tidak mengganggu karena mereka memang berjualan untuk mencari nafkah dan juga membantu orang yang sedang mencari makanan tetapi harus memerhatikan lahan yang dpakai
Untuk ketujuh responden yang menyatakan setuju bahwa aktivitas Pedagang Kaki Lima mengganggu kenyamanan pejalan kaki memberikan penjelasan diantaranya yaitu :
1. Karena keberadaan PKL mengganggu kendaraan bermotor
2. Menyebabkan kemacetan
3. Karena trotoar yang seharusnya digunakan untuk pejalan kaki malah digunakan para PKL untuk berdagang, sehingga saya sebagai pejalan kaki harus berjalan di area beraspal (jalan untuk
kendaraan). Hal tersebut membuat saya tidak nyaman
4. Kerna saat jalan kaki akan lebih sulit(trotoar) malah pejalan kaki harus mengalah dan jalan kaki di jalan raya yang hal itu dapat membahayakan untuk pejalan kaki
5. Karena trotoar yang khusunya untuk pejalan kaki diambil alih oleh PKL untuk kegiatannya hingga menyulitkan pejalan kaki untuk menggunakan trotoar
6. Karena seharusnya jalan semestinya ditempatnya

Menurut kuesioner yang saya bagikan, delapan orang tersebut mengatakan setuju bahwa aktivitas PKL berpengaruh pada hal lain selain kenyamanan pejalan kaki, diantaranya mengatakan
mengganggu pengendara,menyebabkan kemacetan, menjadikan tempat parkir liar/parkir di pinggir jalan yang hal tersebut tentu selain merenggut hal pejalan kaki yang seharusnya manjadikan
trotoar sebagai tempatnya berjalan membuat pejalan kaki sangat tidak nyaman.
Dari kedelapan responden ersebut seluruhnya setuju bahwa para PKL di berikan tempat khusus untuk berdagang atau dialihkan ke tempat yang layak dan nyaman agar tidak mengganggu
pengguna jalan, namun tetap di untungkan.
Dalam hal tersebut responden pun memberikan berbagai solusi yang dapat diterapkan untuk para PKL tersebut diantaranya
1. Lebih memperhatikan kondisi jalan dan tidak menggambil area pejalan kaki
2. Menyediakan tempat khusus untuk PKL
3. Sebaiknya dipindahkan ke tempat lain /tempat kusus
4. Mencari persewaan tempat agar tidak di trotoar
5. Penataan tempat baru untuk PKL

Kesimpulan dari respon para responden tersebut ialah membrikan wadah/atau tempat yang layak yang dikhususkan bagi para PKL untuk berdagang, yang hal tersebut tntu menguntungkaan bagi
pejalan kaki maupun PKL itu sendiri.

NAMA : AHMATSARIFUDIN
NIM : 230803101027
Dari lima tanggapan Koresponden saya mengenai pro dan kontra trotoar yang digunakan PKL dan dampaknya bagi mahasiswa pejalan kaki Universitas Jember, terutama di Fakultas Ilmu
Sosial menunjukkan variasi pandangan yang beragam. Ada yang pro atau berpendapat setuju tentang PKL yang berjualan di trotoar, tapi juga banyak yang kontra akibat penyalahgunaan trotoar
ini.
 PRO

Ada beberapa mahasiswa yang berpendapat bahwa dari banyaknya PKL yang berjualan di trotoar mahasiswa akan mudah mendapatkan makanan apalagi untuk anak kos yang ada di
daerah sekitar universitas jember.
 KONTRA

Keberadaan PKL yang menjajakan barang dagangan di trotoar dapat meningkatkan risiko kecelakaan bagi pejalan kaki. Trotoar yang sempit atau penuh dengan barang dagangan dapat
membuat pejalan kaki harus bersaing dengan kendaraan dan orang lain di trotoar, meningkatkan risiko benturan atau jatuh.
1. Gangguan bagi Pejalan Kaki:
Trotoar yang diambil alih oleh PKL dapat menyulitkan pejalan kaki untuk berjalan dengan nyaman dan aman. tapi mereka melakukan itu juga terpaksan karna mereka juga butuh makan dan
karna mungkin dari pemkab sekita tidak menyediakan tempat bagi pkl
2. Penurunan Kualitas Lingkungan:
Penempatan PKL di trotoar dapat merusak estetika lingkungan dan menciptakan tampilan kota yang kurang baik dan mungkin lingkungan juga terlihat agak kurang tertata dan kotor
3. Pertumbuhan Ekonomi Tidak Teratur:
Meskipun PKL bisa memberikan peluang ekonomi bagi individu, pengelolaan yang tidak teratur dapat menjadikan penjualaan yang tidak terkontrol dan mengakibatkan banyak sector
4. Gangguan Terhadap Lalu Lintas:
Penempatan PKL di trotoar dapat menyebabkan hambatan bagi lalu lintas pejalan kaki dan penguna jalan skitar dan rawan kecelakaan kma kadang atrian panjang buat pemesanan sampai
melebar kejalan raya
5. Penurunan Kebersihan dan Kesehatan:
Praktek PKL yang tidak teratur dapat menyebabkan penumpukan sampah dan limbah di sekitar area tersebut. Hal ini dapat berdampak kepada warga sekitar
6. Ketidaksetaraan Aksesibilitas:
Penempatan PKL di trotoar dapat menghambat aksesibilitas bagi orang dengan disabilitas atau yang menggunakan kursi roda. Ini dapat membatasi mobilitas mereka dan menghambat hak setara
dalam mengunakan trotoan

 SOLUSI
berikan tempat buat pkl jangan hanya bisa memberikan sangsi tnpa ada solusi karna manusia harus memanuasiakan manusia mungkin mereka tapi mereka terpaksa kama tidak memiliki tempat
Igai untuk bejualan

Anda mungkin juga menyukai