Anda di halaman 1dari 27

RUANG KOLABORASI 1.

4
BUDAYA POSITIF
PENERAPAN SEGITIGA RESTITUSI

KELOMPOK 1 CGP A9_KAB.TASIKMALAYA


Fasilitator :
TEAM 1 Edi Suryadi, M.Pd.

Rukol 1.4 Budaya Positif

Asep Andi, S.Pd.SD., M.Pd. Evi Nurdiana, S.Pd.


SDN Ciawi III_Penyaji SDN Cipanyarang_Co Host

Rini Widianingsih, S.Pd


SDN Jadimulya _Penyaji
Modul 1.4
Budaya Positif 6

Disiplin dan Nilai-Nilai Kebajikan


Teori Motivasi, Hukuman, Penghargaan
dan Restitusi
Keyakinan Kelas

Kebutuhan Dasar

Posisi Kontrol

Segitiga Restitusi
KASUS 1
Guru Matematika dan wali kelas 8, Ibu Santi sakit, sehingga tidak dapat masuk dan mengajar.
Akhirnya dicarikan guru pengganti, Ibu Eni. Ibu Eni baru 2 tahun menjadi guru SMP. Beberapa
murid perempuan, Fifi dan Natali, mengetahui hal ini dan mulai menggunakan kesempatan dan
bersikap seenaknya, tertawa dan tidak mengindahkan kehadiran Ibu Eni. Ibu Eni mencoba
menyapa Fifi dan Natali dengan ramah, sambil mengingatkan mereka untuk tetap fokus pada
pengerjaan tugas, “Ayolah tugasnya dikerjakan, nanti Ibu ditegur Bapak Kepala Sekolah kalau
kalian tidak kerjakan tugas. Tolong bantu Ibu ya?” Namun Fifi dan Natali malah jadi tertawa, “Ah
Ibu, santai saja bu”. Mereka tetap tidak mengerjakan tugas dan malah mengobrol.
Keesokan harinya, Ibu Santi memanggil Fifi dan Natali serta menanyakan tentang laporan Ibu Eni.
Ibu Santi menanyakan apakah mereka bersedia melakukan memperbaiki permasalahan yang
ada? Fifi dan Natali sempat ragu-ragu dan membela diri, namun pada akhirnya mengatakan
akan meminta maaf. Ibu Santi menanggapi bahwa tindakan itu boleh saja dilakukan bila mereka
sungguh-sungguh ingin meminta maaf, namun Ibu Santi menanyakan kembali, apa yang mereka
bisa lakukan untuk menggantikan rasa tidak dihormati Ibu Santi? Baik Fifi maupun Natali
mengakui bahwa perilaku mereka tidak sesuai dengan Keyakinan Kelas. Ibu Santi melanjutkan
kembali apa yang akan mereka lakukan untuk memperbaiki masalah, apakah ada gagasan?
Setelah berpikir sejenak, Natali dan Fifi mengusulkan bagaimana kalau mereka mengadakan
sebuah diskusi kelompok dengan teman-teman sekelasnya. Tema yang mereka pilih adalah
penerapan keyakinan kelas, terutama tentang sikap saling menghormati dan bagaimana
penerapannya di kehidupan sehari-hari di sekolah. Usulan kedua adalah mengirim email kepada
Ibu Eni tentang gagasan mereka tersebut. Mereka pun memberitahu Ibu Eni bahwa mereka telah
memberitahu Kepala Sekolah, Pak Hasan, bila lain waktu ada ketiadaan guru, maka mereka
akan mengusulkan Ibu Eni sebagai guru pengganti
Penyelesaian Kasus 1 Dalam kasus di atas,
Langkah-langkah yang dijalankan Ibu Santi langkah-langkah restitusi
adalah : apa saja yang sudah
1. Menstabilkan Identitas dijalankan oleh Ibu Santi?
Tujuannya adalah menumbuhkan keyakinan
murid agar mau terbuka dan jujur sehingga
menyadari kebutuhan dirinya. Yang dilakukan
bu Santi:
Ibu Santi memanggil Fifi dan Natali serta
menanyakan tentang laporan Ibu Eni.
Ibu Santi menanyakan apakah mereka
bersedia melakukan memperbaiki
permasalahan yang ada? Fifi dan Natali
sempat ragu-ragu dan membela diri, namun
pada akhirnya mengatakan akan meminta
maaf.
2. Validasi Tindakan Yang Salah
Tujuannya untuk mengetahui dan memastikan
tindakan yang dilakukannya serta menumbuhkan
sel kesadaran murid agar bersikap lebih baik
anj
utn dibandingkan dengan sikap yang telah dilakukan.
ya
Yang dilakukan Bu Santi dengan bertanya:
Ibu Santi menanggapi bahwa tindakan itu boleh
saja dilakukan bila mereka sungguh-sungguh
ingin meminta maaf, namun Ibu Santi
menanyakan kembali, apa yang mereka bisa
lakukan untuk menggantikan rasa tidak dihormati
Ibu Santi? Baik Fifi maupun Natali mengakui
bahwa perilaku mereka tidak sesuai dengan
Keyakinan Kelas.
3. menanyakan keyakinan
Tujuannya untuk memotivasi dan
sel menumbuhkan keyakinan yang dipercaya
anj
utn sehingga dapat kembali menjadi orang
ya seperti apa yang diinginkan. Yang dilakukan
Bu Santi adalah:
Ibu Santi melanjutkan kembali apa yang akan
mereka lakukan untuk memperbaiki masalah,
apakah ada gagasan?
Setelah berpikir sejenak, Natali dan Fifi
mengusulkan untuk diskusi kelompok dengan
teman-teman sekelasnya dengan tema
keyakinan kelas
Menurut Anda, apakah restitusi
Ya, proses restitusi yang yang diusulkan Fifi dan Natali
terjadi yang diusulkan Fifi sudah sesuai dengan pelanggaran
dan Natali adalah: yang telah dibuat? Apakah
langkah-langkah restitusi yang
telah diusulkan mereka?

Validasi
Tindakan Yang Menanyakan
Menstabilkan Keyakinan
Identitas Salah
Mereka mengusulkan
Fifi dan Natali sempet Fifi dan Natali bagaimana kalau mereka
ragu-ragu dan membela Mengakui bahwa mengadakan diskusi dengan
diri, namun pada akhirnya perilaku mereka tidak teman sekelas tentang sikap
mengatakan akan minta sesuai dengan saling menghormati, kemudian
maaf. Ibu Santi mengusulkan mengirimkan
keyakinan kelas
menanggapi bahwa email kepada ibu Eni tentang
tindakan itu boleh saja keputusan mereka tersebut
dilakukan bila mereka dan menunjukan sikap yang
sungguh-sungguh minta lebih hormat dan santun jika
maaf digantikan guru pengganti
@Klarifikasi/Evaluasi Diri:
Bu Santi menanyakan tentang laporan dari Bu Eni
Bu Santi Menanyakan Kepada Natalie dan Fifi, apakah mereka
bersedia melakukan restitusi
Menuntun untuk memenuhi diri : Fifi dan Natalie
sempat ragu-ragu dan membela diri, namun pada
akhirnya akan mengatakan minta maaf
Fokus pada solusi yang mengatakan : Ibu santi
menanyakan kembali apa yang bisa mereka lakukan
dengan restitusi
Fokus pada karakter bukan tindakan : Menunjukan
sikap yang lebih santun
Penyelesaian Kasus 1 Dalam kasus di atas, posisi
apakah yang telah diambil
Posisi Kontrol yang diambil Ibu Eni :
oleh Ibu Eni dalam
Teman menangani Fifi dan Natali?
Ibu Eni menyapa dan mendekati Fifi dan Natalie Jelaskan jawaban Anda.
dengan ramah, mengingatkan mereka untuk
tetap fokus pada pengerjaan tugas, “Ayolah
tugasnya dikerjakan, nanti Ibu ditegur Bapak
Kepala Sekolah kalau kalian tidak kerjakan
tugas. Tolong bantu Ibu ya?” (menjadikan Natalie
dan Fifi sebagai teman) karena tidak berhasil Ibu
Eni melaporkannya kepada Wali Kelas.
Jika Anda adalah Pak
Jika saya adalah pak Hasan, bagaimana Anda
Hasan saya akan setuju menyikapi langkah yang
dengan langkah yang ditempuh Ibu Santi?
ditempuh Bu Santi karena
dia telah menerapkan
penyelesaian nasalah
berdasarkan restitusi
fungsi kontrol manajer dan
telah mererapkan 3
langkah restitusi
Kasus 2
Sabrina hari itu bangun terlambat, dan terburu-buru sampai di sekolah. Dia pun akhirnya
sampai di gerbang sekolah, tapi baru menyadari kalau tidak menggunakan sepatu hitam seperti
tertera di peraturan sekolah. Di depan pintu kelas, Bapak Lukman memperhatikan sepatu
Sabrina yang berwarna coklat. Sabrina berusaha menjelaskan bahwa dia terburu-buru dan
salah mengenakan sepatu.
Pak Lukman menanyakan Sabrina, apa peraturan sekolah tentang seragam warna sepatu.
Sabrina menjawab sudah mengetahui sepatu harus berwarna hitam, namun terburu-buru dan
salah mengenakan sepatu, selain tidak mungkin kembali pulang karena rumahnya jauh sekali.
Pak Lukman tetap bersikeras pada peraturan yang berlaku dan mengatakan, “Ya sudah, kamu
sudah melanggar peraturan sekolah. Kamu salah. Sudah terlambat, salah pula warna
sepatunya. Segera buka sepatumu kalau tidak bisa mengenakan warna sepatu sesuai
peraturan”.
Sabrina meminta maaf dan memohon kembali kepada pak Lukman agar tetap dapat
mengenakan sepatunya dan berjanji tidak akan mengulang kesalahannya. Namun pak Lukman
tidak mau tahu, “Tidak, kamu telah melanggar peraturan sekolah, kalau tidak sanggup ambil
sepatu di rumah atau diantarkan sepatu ke sekolah, ya sudah kamu tidak bersepatu saja
seharian di sekolah. Sekarang copot sepatumu dan silakan belajar tanpa sepatu seharian.”
Sabrina pun dengan berat hati mencopot sepatunya dan memberikannya kepada pak Lukman.
Seharian dia tidak berani berkeliling sekolah karena malu, dan lebih banyak berdiam diri di
kelas tanpa alas sepatu.
Dalam kasus di atas,
Penyelesaian Kasus 2 sikap posisi apakah yang
Posisi kontrol yang di ambil Pak Lukman adalah: diambil oleh Bapak
Lukman? Jelaskan,
1. PENGHUKUM apakah indikatornya?
Indikatornya Pak Lukman bersikeras pada peraturan yang berlaku
tanpa melihat background dan alasan anak melakukan hal itu. Dia
juga percaya hanya ada satu cara agar peraturan dapat berhasil
yaitu dengan cara dan kepercayaan dia sendiri, “Ya sudah, kamu
sudah melanggar peraturan sekolah. Kamu salah. Sudah terlambat,
salah pula warna sepatunya. Segera buka sepatumu kalau tidak
bisa mengenakan warna sepatu sesuai peraturan”.
“Tidak, kamu telah melanggar peraturan sekolah, kalau tidak
sanggup ambil sepatu di rumah atau diantarkan sepatu ke
sekolah, ya sudah kamu tidak bersepatu saja seharian di
sekolah. Sekarang copot sepatumu dan silakan belajar tanpa
sepatu seharian.”
2. pemantau
Indikator nya pada bacaan
sel
anj Di depan pintu kelas, Bapak Lukman
utn
ya memperhatikan sepatu Sabrina yang
berwarna coklat. Pak Lukman menanyakan
Sabrina, apa peraturan sekolah tentang
seragam warna sepatu. Jadi pak Lukman
menerapkan peraturan yang telah disepakati
tentang pemakaian sepatu berwarna hitam di
sekolah.
Bila Bapak Lukman mengambil
Penyelesaian Kasus 2 posisi seorang Manajer, apa
yang akan dikatakannya,
pertanyaan-pertanyaan seperti
1. Nak, apakah kamu ingat, apa yang kita apakah yang akan diajukan ke
Sabrina? Jelaskan.
yakini? (kembali ke keyakinan kelas)
2. Apakah kamu meyakini hal tersebut?
3. Jika kamu meyakininya, apakah kamu
bersedia memperbaikinya?
4. Jika kamu memperbaikinya, berarti nilai
kebajikan apa yang telah ada pada diri
kamu?
5. Apa rencana atau hal yang akan kamu
lakukan unutuk rencana ini agar lebih baik?
Penyelesaian Kasus 2 Kira-kira bila Anda adalah Kepala
Sekolah di sekolah tersebut,
Nilai kebajikan disiplin dan kebersamaan atau Nilai kebajikan apa yang ingin dituju
keseragaman oleh peraturan harus berwarna
Langkahnya dengan mendiskusikan terlebih dahulu hitam? Bagaimana Anda menyikapi
alasan pak Lukman mengambil tindakan kepada langkah yang diambil Pak Lukman
Sabrina, berdasarkan alasan pak Lukman trsb jika dia mengenai kasus tersebut?
memahami tentang pendekatan teori restitusi kontrol
sebagai guru dalam menegakan disiplin sekolah maka
akan saya sampaikan pendekatan dan teori tersebut
dengan santun dalam mendisiplinkan murid dengan
posisi sebagai manager, dimana posisi kita pun sebagai
teman kepada pak Lukman sekaligus pemantau.
Jika saya sebagai kepala sekolah saya akan
mengadakan IHT secara menyeluruh kepada seluruh
personil sekolah tentang tata tertib sekolah, beserta
konsekuensinya apabila melanggar dan juga tentang
bagaimana menghadapi siswa yang melanggar dan
tindakan yang dilakukan secara manusiawi.
Kasus 3
Ibu Dani sedang menjelaskan pelajaran Bahasa Inggris di papan tulis, namun beliau
memperhatikan bahwa Fajar malah tidur-tiduran dan tampak acuh tak acuh pada
pelajarannya. “Fajar coba jawab pertanyaan nomor 3. Maju ke depan dan kerjakan di
papan tulis”. Fajar pun tampak malas-malasan maju ke depan, dan sesampai di depan
papan tulis pun, Fajar hanya diam terpaku, sambil memegang buku bahasa Inggrisnya
dan memainkan spidol di tangannya. “Ayo Fajar makanya jangan tidur-tiduran, lain
kali perhatikan! Sudah sana, duduk kembali, kira-kira siapa yang bisa?”
Fajar pun kembali duduk di bangkunya. Hal seperti ini sudah seringkali terjadi pada
Fajar, seperti tidak memperhatikan, acuh tak acuh, dan nilai-nilainya pun tidak terlalu
baik untuk pelajaran Bahasa Inggris. Pada saat ditegur oleh Ibu Dani, Fajar hanya
menjawab, “Tidak tahu Bu”. Ibu Dani pun menjawab lirih, “Gimana kamu Fajar, kamu
tidak kasihan sama Ibu ya, Ibu sudah capek-capek mengajarkan kamu. Tidak kasihan
sama Ibu?” dan Fajar pun diam membisu.
Posisi kontrol apa yang
Penyelesaian Kasus 3
diambil oleh Ibu Dani
Posisi Kontrol yang diambil oleh Ibu Dani Adalah : dalam pendekatannya
PEMANTAU PENGHUKUM
kepada Fajar?
Ibu Dani sedang menjelaskan
pelajaran Bahasa Inggris di “Fajar coba jawab
papan tulis, namun beliau pertanyaan nomor 3, Maju
memperhatikan bahwa Fajar kedepan dan kerjakan
malah tidur-tiduran dan
tampak acuh tak acuh pada dipapan tulis”
pelajarannya
PEMBUAT RASA BERSALAH
“Ayo Fajar makanya jangan tidur-tiduran, lain
kali perhatikan! Sudah sana, duduk kembali”
“Gimana kamu Fajar, kamu tidak kasihan sama
Ibu ya, Ibu sudah capek-capek mengajarkan
kamu. Tidak kasihan sama Ibu?” dan Fajar pun
diam membisu”
Penyelesaian Kasus 3 Membaca sikap Fajar,
kira-kira kebutuhan apa
yang diperlukan oleh
a y an g Fajar?
Kasi h s
dan rasa
d it er im a ,
ke b e b as a n
dan
kes en a ng a n
Penyelesaian Kasus 3 Bilamana Ibu Dani mengambil
posisi Pemantau, apa yang
akan dilakukan atau dikatakan
1. Fajar, ibu perhatikan kamu sudah olehnya? Pertanyaan-
berulang kali tertidur di kelas saat pertanyaan seperti apa yang
pelajaran ibu, kamu sadar apa yang akan diajukan? Jelaskan.
sudah kamu lakukan?
2. Apakah yang kamu lakukan sudah sesuai
dengan keyakinan kelas kita?
3. Jika kamu melakukan hal tersebut,
tahukah kamu konsekuensinya?
4. Apa yang telah kamu lakukan untuk fokus
belajar pada setiap pelajaran?
Penyelesaian Kasus 3 Apabila Anda adalah
Apabila saya kepala sekolah maka langkah yang saya lakukan kepala sekolah di sekolah
adalah: Fajar dan mengetahui hal
Saya berdiskusi dengan Ibu Dani, apakah dia telah mengetahui ini, bagaimana tindak
tentang teori restitusi kontrol, jika iya saya akan lanjut Anda?
mengingatkan kembali dan untuk diterapkan di kelas, jika
belum memberikan coaching terhadap ibu Dani terkait hal
pendekatan restitusi dan penegakan disiplin dan budaya positif
di kelas/sekolah.
Saya akan meneruskan ke wali kelas dan guru BK untuk
melakukan bimbingan konseling.
Setelah itu saya akan memanggil Fajar ke ruangan secara 4
mata dan menanyakan kurangnya motivasi dalam pelajaran
bahasa inggris atau kebutuhan yang belum terpenuhinya.
Saya juga akan berkolaborasi dengan orang tua terkait
permasalahan yang dihadapi Fajar. Selanjutnya dilakukan
pemecahan masalah dengan meminta ibu Dani merefleksikan
pembelajaran kemudian menindaklanjuti dengan membuat
keyakinan kelas dengan melakukan segitiga restitusi
Kasus 4
Anto dan Dino sedang bermain bersama di lapangan basket, dan tiba-tiba terlibat dalam sebuah pertengkaran adu
mulut. Dino pun menjadi emosi dan mengadakan kontak fisik, menarik kemeja Anto dengan kasar, sampai 3
kancingnya terlepas. Pada saat itu guru piket langsung melerai mereka, dan membawa mereka ke ruang kepala
sekolah. Ibu Suti sebagai kepala sekolah berupaya menenangkan keduanya, terutama Dino. “Dino sepertinya kamu
saat ini sedang marah sekali.” Mendengar itu, Dino pun mengalir bercerita tentang kekesalan hatinya. Ibu Suti pun
melanjutkan bahwa membuat kesalahan adalah hal yang manusiawi, dan bahwa mempertahankan diri adalah hal
yang penting. Namun meminta Dino memikirkan cara lain yang mungkin lebih efektif, karena saat ini Dino berada di
ruang kepala sekolah.
Ibu Suti melanjutkan bertanya tentang keyakinan sekolah yang disepakati, serta apakah Dino bersedia memperbaiki
kesalahan yang telah dilakukan terhadap Anto? Dino pun akhirnya perlahan mengangguk. Kemudian Ibu Suti balik
bertanya kepada Anto, hal apa yang bisa dilakukan Dino untuk memperbaiki masalah. Anto menjawab, “Saya perlu
kancing saya diperbaiki bu. Ibu saya akan sangat marah kalau melihat kancing baju saya sampai copot 3 kancing
begini.” Ibu Suti pun kembali bertanya ke Dino apakah yang akan dia lakukan untuk menggantikan 3 kancing Anto
yang terlepas?
Dino berpikir sejenak, namun menjawab, “Wah tidak tahu bu, saya lem kembali mungkin ya bu?” Ibu Suti berpikir
sebentar dan menanggapi, “Kalau di lem akan mudah terlepas kembali Dino. Bagaimana kalau kamu menjahitkan
saja, bersediakah kamu?” Dino tampak ragu-ragu dan menanggapi, “Menjahit? Mana saya tau bagaimana menjahit
bu.” Ibu Suti meneruskan, “Apakah kamu bersedia belajar menjahit?” Dino berpikir sejenak, memandang kemeja
Anto, dan menanggapi, “Yang mengajari saya siapa bu?” Dengan cepat Ibu Suti menjawab, “Pak Irfan, guru Tata
Busana”. Dino kembali diam sejenak, memandang kemeja Anto yang tanpa kancing.
Akhirnya Dino mengangguk tanda menyetujui dan sepanjang siang itu Dino belajar menjahit dan memperbaiki
kemeja Anto. Terakhir kali terlihat kedua anak laki-laki tersebut, Dino dan Anto pada jam pulang sekolah, mereka
sudah bercengkrama dan bersenda gurau kembali.
Posisi kontrol apa yang telah
dipraktikkan oleh Kepala
Sekolah Ibu Suti? Hal-hal apa
saja yang dilakukannya
MANAGER
sehingga Anda berkesimpulan Hal ini ditunjukan oleh :
demikian? Adanya komunikasi dari semua pihak,
menanyakan keyakinan sekolah kepada
Dino, menanyakan kebutuhan Anto
saat itu, memberikan kesempatan
kepada Dino untuk memperbaiki
kesalahannya, membimbing dan
menggiring mereka untuk mdapat
mengatur dirinya, menunaikan dan
menyelesaikan tanggung jawabnya, dan
menstabilkan/ mengembalikan mereka
pada kelompoknya.
Dalam kasus tersebut,
Dino dikuatkan dengan memberinya kesempatan untuk
bagaimana Dino dikuatkan, menjahitkan kembali kancing baju Anto yang copot dan belajar
bagaimana Anto dikuatkan bertanggung jawab dari kesalahan yang telah diperbuatnya
oleh Ibu Suti? sedangkan Anto dikuatkan dengan pertanyaan ibu Suti kepadanya
hal apa yang akan dilakukan Dino untuk memperbaiki masalah baju
Anto. Bu Suti memberikan ruang kepada Dino untuk berubah melalui
bimbingannya memberikan waktu untuk mengakui kesalahannya
atas perbuatannya melalui pertanyaan yang menggugah Dino
untuk membangun percaya diri.
Yang dipuaskan dalam kasus ini adalah mereka semua (Anto, Doni,
Ibu Suti dan Pak Irfan) Anto merasa lega dan puas karena tidak
akan dimarahi ibunya karena kancing bajunya telah diperbaiki. Dino
puas karena telah berhasil bertanggung jawab atas kesalahan
yang diperbuatnya. Bu Suti puas karena telah berhasil menjadi
manager vuat muridnya membantu meraka untuk mengarahkan
perubahan perilaku menjadi lebih baik dan mereka bisa kembali
bercengkrama sebagai teman. dan pak Irfan merasa senang
karena usaha membantu Dino mengajarkan menjahit pun berhasil.
Kira-kira nilai-nilai
Tanggung Jawab : Dino menjahit kembali
kebajikan (keyakinan
kancing baju Anto yang copot atas
sekolah) apa yang dituju
perbuatannya
dalam kasus tersebut?
Jelaskan! Mandiri : Dino belajar dan menjahit dengan
tangannya sendiri kancing baju Anto yang
copot atas bantuan dan petunjuk pak Irfan
Kebersamaan dan kesetiakawanan: Dino
dan anto akhirnya saling bercengkrama
dan kembali berteman seperti biasanya
Toleransi: Saling menghargai dan
menghormati
Cinta Damai : Perkelahian diselesaikan
dengan damai
“Seorang guru yang mencoba
mengajar siswanya tanpa
memberikan inspirasi agar
mereka memiliki hasrat
untuk belajar adalah seolah
memalu besi yang dingin”
Horace Mann
Guru Bergerak, Indonesia Maju

Anda mungkin juga menyukai