Anda di halaman 1dari 10

34

BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Data Demografi

Desa Ujong Pacu yang secara strukual merupakan bagian integral

yang tidak terpisahkan dari sistem perwilayahan Kecamatan Muara Satu,

secata geografis Desa Ujong Pacu terletak disudu Kota Lhokseumawe

dengan luas wilayah ±225 Ha yang terbagi memjadi 3 dusun, yaitu:

a. Dusun A

b. Dusun B

c. Dusun C

Adapun batas wilayah Desa Ujong Pacu Kecamatan Muara Satu Kota

Lhokseumawe adalah sebagai berikut:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Blang Naleung mameh dan

Batupahat Barat

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Cot Trieng

c. Sebelah Barat berbatasan dengan Paloh Gadeng dan Desa Blang

Karieng Aceh Utara.

d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Ulee Blang

34
35

B. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan tanggal 10 Agustus s/d

11 Agustus 2022 di Desa Ujong Pacu Kecamatan Muara Satu Kota

Lhokseumawe dengan jumlah responden 102 orang lansia.

1. Karakterisik Responden

Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Karakteristik
Berdasarkan Umur, Pendidikan dan Pekerjaan Responden

No Karakteristik F %
1 Umur
60-65 56 55
66-70 46 45
Jumlah 102 100
2 Pendidikan Terakhir
SD 46 45
SMP 27 26
SMA 23 25
P.Tinggi 6 6
Jumlah 102 100
3 Pekerjaan
IRT 39 38
Pedagang 9 9
Petani 51 50
PNS 3 3
Jumlah 102 100
(Sumber Data Primer: 2023)

Berdasarkan tabel 5.1 hasil distribusi frekuensi karakteristik berdasarkan

umur sebagian besar berumur 60-65 tahun sebanyak 56 orang (55%),

berpendidikan SD sebanyak 46 orang (45%), sebagai petani 51 orang (50%).


36

2. Karakterisik Responden Berdasarkan Penyakit yang Diderita

Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Karakteristik
Berdasarkan Penyakit Kronis Yang diderita Responden

No Kategori f %
1 Hipertensi 40 39
2 DM 9 9
3 Jantung 28 27
4 Lain lain 25 25

Jumlah 102 100

Berdasarkan tabel 5.2 hasil distribusi frekuensi karakteristik berdasarkan

penyakit yang diderita sebagian besar adalah Hipertensi sebanyak 40 orang

(39%), penyakit DM sebanyak 9 orang (9%), penyakit Jantung sebanyak 28 orang

(27%), penyakit lain-lain yang dideita sebanyak 25 orang (25%)

3. Analisa Univariat

a. Senam Prolanis

Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Senam Prolanis Lansia di Desa Ujong Pacu
Kecamatan Muara Satu Kota Lhokseumawe.

No Kategori F %
1 Aktif 59 58
2 Tidak Aktif 42 42
Jumlah 102 100
(Sumber Data Primer: 2023)

Berdasarkan tabel 5.3 hasil distribusi frekuensi Senam Prolanis

Lansia di Desa Ujong Pacu Kecamatan Muara Satu Kota Lhokseumawe

sebagian besar aktif yaitu sebanyak 59 orang (58%), sedangkan yang

tidak aktif 42 orang (42%).


37

b. Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi

Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Tekanan Darah Pada Lansia Penderita
Hipertensi di Desa Ujong Pacu Kota Kecamatan
Muara Satu Kota Lhokseumawe

No Kategori F %
1 Normal 120-139 mmHg 25 25
2 Hipertensi 140 - >180 mmHg 77 75

Jumlah 102 100


(Sumber Data Primer: 2023)

Berdasarkan tabel 5.4 hasil distribusi frekuensi distribusi frekuensi

tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di Desa Ujong Pacu Kota

Kecamatan Muara Satu Kota Lhokseumawe sebagian besar menderita

Hipertensi 140->180 mmHg yaitu sebanyak 77 orang (75%), sedangkan

Normal 120-139 mmHg sebanyak 25 orang (25%).

4. Analisa Bivariat

Tabel 5.5
Hubungan Senam Prolanis Dengan Tekanan Darah Pada Lansia Penderita
Hipertensi Di Desa Ujong Pacu Kecamatan Muara Satu
Kota Lhokseumawe

Tekanan Darah Total P α


No Kategori Normal HT1 HT 2 HT3 Value
F % f % F % F % f %
1 Aktif 23 92 23 56 14 58 0 0 60 59
0.000 0,05
2 Tidak 2 8 18 44 10 42 12 100 42 41
Aktif
Jumlah 25 100 41 100 24 100 12 100 102 100
(Sumber Data Primer: 2023)

Berdasarkan tabel 5.5 dapat disimpulkan nahwa hasil analisa statistik

menggunakan uji chi Suare menunjukkan bahwa nilai p=0,000 < α = 0,05
38

maka Ha diterima dan H0 ditolak yang berarti ada Hubungan Senam Prolanis

Dengan Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi di Desa Ujong

Pacu Kecamatan Muara Satu Kota Lhokseumawe.

C. Pembahasan

1. Karakterisik Responden

Berdasarkan tabel 5.1 hasil distribusi frekuensi karakteristik

berdasarkan umur sebagian besar berumur 60-65 tahun sebanyak 56 orang,

dan berumur 66-70 sebanyak 46 orang hal ini dikarenakan pada saat

melakukan pengumpulan data dominan yang hadir adalah lansia. Teori

yang berkaitan dengan umur lanisa Menurut WHO yaitu Usia pertengahan

45-59 tahun, lanjut usia : 60 – 74 tahun, lanjut usia tua : 75- 90 tahun dan

Usia sangat tua : diatas 90 tahun.

Karakteristik responden berdasarkan pendidikan berdasarkan tabel 5.1

berpendidikan SD sebanyak 46 orang, SMP sebanyak 27 orang, SMA

sebanyak 23 orang dan Perguruan Tinggi sebanyak 6 Orang, dalam buku

(Notoatmodjo, 2015) Pendidikan adalah suatu usaha untuk

mengembangkan kepribadian dan kemampuan didalam dan di luar sekolah

dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar,

makin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah orang tersebut

untuk menerima informasi.

Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan berdasarkan tabel 5.1

dominan bekerja sebagai petani sebanyak 51 orang IRT sebanyak 39

orang, pedagang sebanyak 9 orang dan PNS sebanyak 3 orang dalam buku
39

(Notoatmodjo, 2015), pengalaman belajar dan bekerja yang dikembangkan

memberikan pengetahuan dan keterampilan professional serta pengalaman

belajar.

2. Pembahasan Analisa Univariat

a. Senam Prolanis

Berdasarkan tabel 5.3 hasil distribusi frekuensi Senam Prolanis

Lansia di Desa Ujong Pacu Kecamatan Muara Satu Kota Lhokseumawe

sebagian besar aktif yaitu sebanyak 59 orang (58%), sedangkan yang

tidak aktif 42 orang (42%).

Beradasarkan penelitian dari Wajirman tahun 2021 dengan judul

Pengaruh Senam Prolanis Terhadap penurunan Tekanan Darah pada

Penderita Hipetensi di Puskesmas Angsau, Prolanis merupakan suatu

sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif yang dialksanakan

secara terintegrasi yang meibatkan peserta, fasilitas kesehatan BPJS

dalam rangka pemeliharaan kesehatan bagi peserta BPJS yang menderita

penyakit kronis untuk mecapai hidup yang optimal dengan biaya

pelayaan kesehatan yang efektif dan efisien. Dari hasil peneltian

didapatkan dengan jumlah respinden 30 orang terdapat perbedaan

bermakna antara tekanan sistolik awa dan akhir pada latihan 2

kali/minggu dengan hasil p value < 0,05. Terdapat perubahan rata-rata

tekanan darah sebelum dan sesudah senam. Menurut Wajirman Senam

prolanis sebaiknya dilakukan 2 kali dalam seminggu.


40

Dapat dikaitkan dengan dengan teori dari BPJS Kesehatan,

2019).Senam yang termasuk dalam aktivitas PROLANIS yaitu senam

jantung sehat, senam bugar lansia, senam osteoporisis dan senam aerobic

low impact. Karena peneliti fokus dengan senam jantung sehat maka

yang akan dibahas secara rinci adalah senam PROLANIS.

Menurut asumsi peneliti dari hasil penelitian yang telah dilaukan

senam prolanis bisa dilakukan setiap paginya oleh penderita hipertensi,

karena dengan adanya senam tersebut dapat meningkatkan kesehatan

terutama bagi pendetita hipertensi/.

b. Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi

Berdasarkan tabel 5.4 hasil distribusi frekuensi distribusi frekuensi

tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di Desa Ujong Pacu Kota

Kecamatan Muara Satu Kota Lhokseumawe sebagian besar menderita

hipertensi stadium 1 (ringan) 140-159 mmHg yaitu sebanyak 41 orang

(40%), sedangkan Hipertensi stadium 3 (berat) >180 mmHg sebanyak 12

orang (12%).

Berdasarkan hasil penelitian dari Matilda Putri Hadia (2022), dengan

judul pengaruh senam prolanis terhadap penururnan tekanan darah pada

lansia didusun Kaweng Wilayah Kerja Puskesmas Bangka Kenda dengan

jumlah responden 30 orang didapatkan setelah latihan 6 kali terjadi

perubahan tekanan darah hasil perbandingan pre dan post dengan nilai uji

statistik P value 0,000<0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa pengaruh


41

senam jantung sehat seri 1 terhadap penurunan tekanan darah pada lansia

di dusun tersebut.

Menurut Prabowo, (2017), mekanisme terjadinya hipertensi adalah

melalui terbentuknya angiotensin II dari angiotensin I oleh angiotensin I

converting enzyme (ACE). ACE memegang peran fisiologis penting

dalam mengatur tekanan darah. Selanjutnya hormon, renin (diproduksi

oleh ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I. oleh ACE yang terdapat

di paru paru, angiotensin I diubah menjadi angiotensin II. Angiotensin II

inilh yang memiliki peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah

melalui dua aksi utama.Aksi pertama adalah meningkatkan sekresi

hormon antidiuretic (ADH) dan rasa haus. Untuk mengencerkanya,

volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik

cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya volume darah meningkat yang

pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah.

Menurut asumsi peneliti dari hasil penelitian yang telah dilakukan

terdapat perubahan tekanan darah setelah melakukan senam prolanis,

pada hari-hari biasa pemeriksaan tekanan darah bisa dilakukan difasilitas

terdekat seperti Polindes dan tempat-tempat praktek terdekat, selain

senam prolanis penderita hipertensi bisa menurunkan tekanan darah

dengan mengurangi konsumsi garam serta memperbnyak makanan-

makanan sehat yang dapat memicu penurunan darah seperti buah

mentimun dan lain-lain.


42

3. Pembahasan Hasil Analisa Bivariat

Hasil analisa statistik menggunakan uji chi Suare menunjukkan

bahwa nilai p=0,000 < α = 0,05 maka Ha diterima dan H0 ditolak yang berarti

ada Hubungan Senam Prolanis Dengan Tekanan Darah Pada Lansia Penderita

Hipertensi Di Desa Ujong Pacu Kecamatan Muara Satu Kota Lhokseumawe.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Muhammad

Rifqy pada tahun 2021 dengan judul Hubungan senam prolanis dengan

tekanan darah dan kadar gula darah sewaktu lansia di Praktek Dokter

Keluarga Sitobondo Jawa Timur, dengan jumlah respondek sebnyak 40

orang didapakan hasilnya terdapat hubungan antara keteraturan mengikuti

senam prolanis dalam pengendalian tekanan darah dan kadar gula sewaktu

pada lansia, dibuktikan dengan hasil uji chisquare yang memperoleh nilai

0,000<0,05.

Tekanan darah systolik terjadi saat jantung memompakan darah ke

sirkulasi sistemik, sedangkan tekanan darah diastolik terjadi saat pengisian

darah ke jantung.Penyakit hipertensi dikategorikan sebagai the silent

disease karena penderita tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi

sebelum memeriksakan tekanan darahnya. Hipertensi yang terjadi dalam

jangka waktu lama dan terus menerus bisa memicu stroke, serangan

jantung, gagal jantung dan merupakan penyebab utama gagal ginjal kronik

(Kusuma, 2016).

Menurut asmsi peneliti dar hasil penelitian yang dilakukan terdapat

hubungan yang signfikan yaitu adanya hubungan senam prolanis dengan

tekanan darah pada lansia penderita Hipertensi, dengan adanya senam


43

prolanis dapat meningkatkan taraf kehidupan lansia khususnya penderita

hipertensi.

Anda mungkin juga menyukai