Skripsi Redikson Fidelius Nadeak Lengkap
Skripsi Redikson Fidelius Nadeak Lengkap
SKRIPSI
OLEH :
NPM : 161010193
FAKULTAS HUKUM
PEKANBARU
2020
ABSTRAK
Papan atau tempat tinggal merupakan kebutuhan pokok manusia yang harus
terpenuhi. Dewasa ini harga rumah semakin hari semakin meningkat atau mahal
sehingga membuat orang yang ingin memiliki rumah kesulitan untuk membelinya
secara kontan atau langsung membayar lunas. Banyak orang yang lebih memilih
mengambil kredit di bank-bank sebagai alternatif untuk memiliki rumah. PT. Bank
Tabungan Negara adalah salah satu bank di Indonesia yang memiliki fasilitas
Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bersubsidi sebagai salah satu program dari
pemerintah. Program Kredit Pemilikan Rumah bersubsidi ini ditargetkan untuk
masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) agar mereka yang memiliki penghasilan
rendah juga dapat memiliki rumah dengan cara menyicil dengan bunga kecil karena
mendapatkan subsidi dari pemerintah. Dalam dunia perkreditan di bank, kredit
macet merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari. Begitu pula dalam
pelaksanaan KPR bersubsidi di Bank Tabungan Negara cabang Pekanbaru, masih
sering terjadi adanya debitur yang mengalami kredit macet.
Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana proses
pelaksanaan perjanjian kredit kepemilikan rumah (KPR) bersubsidi di PT. Bank
Tabungan Negara Cabang Pekanbaru dan apa saja langkah-langkah yang dilakukan
PT. Bank Tabungan Negara Pekanbaru untuk menangani permasalahan kredit
macet.
Penelitian ini dapat digolongkan dalam penelitian observasional research
dengan melakukan survey ke lapangan secara langsung. Sifat penelitian ini adalah
deskriptif yang menjelaskan bagaimana fakta yang terjadi dilapangan.
Hasil pembahasan dari penelitian ini adalah perjanjian KPR bersubsidi yang
dilakukan pihak PT. Bank Tabungan Negara Cabang Pekanbaru selaku kreditur
dengan debitur masih belum berjalan begitu baik atau bisa dikatakan kurang lancar.
Masih banyaknya debitur yang mengalami kredit macet dengan berbagai alasan.
Langkah-langkah yang diambil oleh pihak PT. Bank Tabungan Negara Cabang
Pekanbaru sudah terbilang cukup efektif dalam meyelesaikan permasalahan kredit
macet.
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
terselesaikan hanya karena kerja keras penulis sendiri, melainkan juga adanya
bantuan dari pihak lain dalam bentuk moril maupun materil. Oleh karena hal itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah memberikan motivasi
kepada penulis baik dalam bentuk moril maupun materil, antara lain:
1. Bapak Prof. Dr. H. Syafrinaldi, S.H., M.C.L. selaku rektor Universitas Islam
Riau yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk meimba ilmu di
2. Bapak Dr. Admiral , S.H., M.H. selaku dekan Fakultas Hukum Universitas
Islam Riau yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimba
3. Bapak Dr. Surizki Febrianto, S.H., M.H. selaku pembantu dekan I Fakultas
Hukum Universitas Islam Riau dan sebagai pembimbing skripsi yang telah
4. Bapak Dr. Rosyidi Hamzah, S.H., M.H. selaku pembantu dekan II Fakultas
ii
5. Bapak S. Parman, S.H., M.H. selaku pembantu dekan III Fakultas Hukum
6. Ibu Dr. Desi Apriani, S.H., M.H. sebagai ketua bagian jurusan perdata Fakultas
7. Bapak dan ibu dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Riau yang telah
8. Bapak dan ibu karyawan staf tata usaha Fakultas Hukum Universitas Islam Riau
9. Bapak Bobby Dari pihak Bank Tabungan Negara Cabang Pekanbaru yang telah
skripsi ini.
10. Kepada keluarga penulis terutama bapak dan mamak yang telah berusaha keras
memberikan yang terbaik bagi penulis selama ini serta memberikan dukungan
11. Kepada kakak dan adik penulis yang selalu memberikan semangat untuk
12. Kepada Vellycia Tiana yang selalu membantu dan memberikan dukungan
dalam menyelesaikan skripsi ini dan juga selalu memberikan perhatian dan
13. Kepada teman-teman angkatan 2016, himpunan mahasiswa perdata dan teman-
teman lain yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang telah
iii
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada para pembaca sekalian
dan penulis sangat mengharapkan saran serta masukan guna penyempurnaan skripsi
ini dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri maupun bagi
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK .............................................................................................................. i
v
B. Tinjauan Umum Tentang Bank Tabungan Negara .......................16
Macet .............................................................................................56
A. Kesimpulan ...................................................................................74
B. Saran .............................................................................................75
LAMPIRAN .........................................................................................................79
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Kebutuhan itu terdiri dari kebutuhan primer yang merupakan kebutuhan pokok
yang harus terpenuhi setelah kebutuhan primer, dan yang terakhir adalah
kebutuhan tersier yang merupakan kebutuhan yang bisa dipenuhi jika kedua
harus terpenuhi adalah papan atau tempat tinggal. Dalam “Pasal 1 ayat (7)
dikatakan bahwa yang dimaksud dengan rumah adalah bangunan gedung yang
berfungsi sebagai tempat tinggal yang layak huni, sarana pembinaan keluarga,
cerminan harkat dan martabat pemiliknya, serta aset bagi pemiliknya (Pasal 1
Kawasan Permukiman).”
dan utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni
Kawasan Permukiman).”
1
Dalam “Pasal 3 Undang-Undang Nomor 1 tahun 2011 Tentang
kawasan permukiman;
Berpenghasilan Rendah);
3. Meningkatkan daya guna dan hasil guna sumber daya alam bagi
berkelanjutan.”
Punyai sebuah tempat tinggal atau rumah sendiri merupakan impian semua
orang apalagi yang sudah berkeluarga. Tetapi semakin hari semakin susah bagi
2
berpenghasilan rendah dikarenakan harga tanah dan harga rumah yang kian
Pada masa sekarang sudah banyak cara yang dapat ditempuh oleh
seseorang yang ingin membeli rumah tetapi belum memiliki cukup uang untuk
memberikan fasilitas kredit kepemilikan rumah dengan bunga yang rendah dan
terjangkau bagi orang yang ingin membeli rumah secara kredit. Fungsi utama
dari bisnis perbankan salah satunya adalah pemberian kredit. Fungsi dari itu
adalah fungsi memberikan dana untuk pihak yang membutuhkan. Dana yang
dikumpulkan bank dari pihak yang menyimpan uangnya di bank nantinya akan
kredit ini merupakan return atau penghasil keuntungan yang jumlahnya besar
dan hal tersebut sebanding pada risiko (Suhardi, 2003: 75). “Bank adalah badan
usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Pasal 1 angka
Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan).” Modal dari sebuah bank
paling besarnya berasal dari nasabah dan perputaran uang itu sendiri. Dana yang
didapat dari nasabah merupakan sumber kehidupan bagi sebuah bank. Dana
yang didapat bank sebagai modal dari nasabah bisa mencapai hingga 90%
sedangkan modal yang berasal dari bank itu sendiri hanya sebesar 10%-20%
saja.
3
Dana dari masyarakat yang menjadi nasabah bank biasanya disimpan
dalam bentuk tabungan, deposit, dan giro. Dana yang telah dikumpulkan dari
nasabah akan diberikan kepada nasabah lain dalam bentuk kredit. “Kredit
adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya
Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan).” Dana dari satu nasabah
diputar dengan memberikan kredit untuk nasabah lain karena kegiatan utama
Pemilikan Rumah). Perjanjian adalah suatu kejadian yang melibatkan dua belah
pihak untuk melakukan sesuatu hal. (Subekti, 2002:1) hubungan yang terjadi
pada kedua belah pihak tersebut dapat dikatakan sebagai perikatan. Suatu
4
d. Kausa yang halal.”
dikatakan sah. Unsur-unsur juga merupakan suatu hal penting dalam suatu
6. Syarat-syarat tertentu.
Terdapat dua pihak dalam transaksi jual beli rumah yang terdiri dari
yang lebih dikenal dengan developer dan si pembeli rumah. Didalam KPR bank
merupakan salah satu bentuk kredit konsumsi. Kredit konsumsi adalah kredit
yang diberikan pihak bank yang tujuannya untuk pembelian konsumtif seperti
rumah.
Terdapat dua jenis KPR di Indonesia yang terdiri dari KPR subsidi dan
sebuah rumah sederhana dan sehat yang dibeli oleh masyarakat yang
5
menyediakan suatu KPR sebagai program dari pemerintah atau jamsostek yang
merencanakan suatu program KPR bersubsidi. Suku bunga kredit dan uang
(https://www.rumah123.com/panduan-rumah123/membeliproperti-1610-
desember 2019). KPR non subsidi merupakan produk KPR yang tujuannya
developer.
Salah satu bank yang menyediakan program KPR adalah PT. Bank
Tabungan Negara (BTN). Ada banyak jenis KPR yang ditawarkan oleh Bank
BTN tetapi yang akan dibahas lebih jauh adalah mengenai KPR bersubsidi.
KPR BTN subsidi merupakan program untuk pemilikan rumah dari kementrian
bunga rendah dan cicilan ringan untuk pembelian rumah sejahtera tapak dan
bank BTN. Kredit bermasalah yang biasanya ditimbulkan oleh debitur selaku
6
tersebut salah satunya adalah faktor ekonomi seperti pemutusan hubungan kerja
B. Perumusan Masalah
2. Apa saja langkah-langkah yang dilakukan oleh PT. Bank Tabungan Negara
7
1. Manfaat Praktisi
Manfaat praktisi yang ingin dicapai oleh penulis ialah untuk memperluas
2. Manfaat Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan dan referensi untuk
D. Tinjauan Pustaka
1. Perjanjian
yang berjanji dengan orang lain untuk melaksanakan hal tertentu dimana
dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu
adanya dua orang atau lebih yang mengikatkan diri dengan tujuan
8
2. Kredit
“credete” yang artinya percaya atau “to believe” atau “to trust”
adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
utangnya setelah jatuh waktu tertentu dengan pemberian bunga. Hal tersebut
3. Perjanjian Kredit
pinjam meminjam adalah suatu persetujuan dengan nama pihak yang satu
belakangan ini akan mengembalikan sejumlah yang sama dari macam dan
9
Kehidupan ekonomi modern masa kini adalah berupa prestasi uang,
maka transaksi kredit yang menggunakan uang sebagai alat kredit menjadi
dan penerima kredit yang lebih dikenal dengan nama kreditur dan debitur.
1995: 106).
4. Kredit Macet
bermasalah atau kredit macet atau yang lebih sering disebut sebagai non
performing loan (NPL) pada bank tersebut. Dengan adanya kredit macet
yang terjadi di suatu bank, bank tersebut sedang mengalami resiko akibat
sudah diterimanya dari bank sesuai dengan apa yang sudah diperjanjikan.
Risiko tersebut diatas bisa berasal dari internal bank pemberi kredit
itu sendiri maupun dari pihak eksternal yaitu para debitur. Karena sulit
macet ini biasanya diminimalisir oleh pihak bank dengan cara menerapkan
10
oleh bank akan terlebih dahulu melihat masing-masing kondisi kredit yang
kredit masuk kedalam kategori kredit kurang lancar, kredit diragukan, atau
kredit macet. Pada umumnya untuk mengatasi kredit bermasalah yang tidak
untuk membeli rumah dan jaminan yang digunakan adalah berupa rumah
itu sendiri. KPR ini sering dianggap sama dengan kredit konstruksi dan
11
renovasi padahal berbeda. KPR menggunakan rumah yang akan dibeli
E. Konsep Operasional
belakangan ini akan mengembalikan sejumlah yang sama dari macam dan
merupakan kredit yang disediakan untuk membeli rumah dan jaminan yang
digunakan adalah berupa rumah itu sendiri. KPR ini sering dianggap sama
3. Salah satu bank yang memiliki fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR)
12
F. Metode Penelitian
Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Jenis Penelitian
b. Sifat Penelitian
melukiskan suatu hal tertentu pada masa tertentu. Pada penelitian ini
Pekanbaru.
2. Lokasi Penelitian
13
penelitian adalah saya ingin mengetahui bagaimana proses kredit
penelitian saya ini juga dikarenakan lokasi Bank Tabungan Negara Cabang
b. Data sekunder adalah data yang berasal dari bahan hukum primer serta
14
1) Bahan hukum primer yang digunakan adalah Peraturan
Rumah
6. Analisis Data
penelitian yang dinyatakan oleh responden secara lisan maupun tulisan lalu
bersifat hukum.
15
BAB II
TINJAUAN UMUM
Kota Pekanbaru memiliki luas 632,26 km2 yang terletak pada koordinat
101°14' - 101°34' Bujur Timur dan 0°25' - 0°45' Lintang Utara. Batas-batas
Tahun 2010-2018 adalah sekitar 2,7% per tahun. Kota Pekanbaru terdiri dari 12
16
yang dipegang oleh pemerintahan Jepang, kemudian berganti nama lagi
menjadi kantor tabungan pos dan tidak lama kemudian berganti nama lagi
Negara.
KPR komersial.
9 Tahun 1950 dengan nama Bank Tabungan pos yang kemudian diganti
menjadi Bank Tabungan Negara pada tahun 1963 melalui Perpu Nomor 4
17
1) Memberikan pelayanan yang unggul dalam bidang pembiayaan
Tinjauan umum tentang bank ini dalam sub babnya berisi pengertian bank,
1. Pengertian Bank
Tahun 1992 tentang Perbankan menjelaskan bank adalah badan usaha yang
18
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-
Bank juga merupakan suatu lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi
dalam bentuk angsuran dan memberikan jasa pada suatu lalu lintas
2009).
ditarik kesimpulan yang mana bank adalah lembaga yang mempunyai usaha
kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk lainnya dan bank juga
2. Fungsi Bank
19
Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang Undang
Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.” Fungsi utama bank juga sebagai
a. Agent of trust
b. Agent of development
c. Agent of service
diberi kesimpulan bank berfungsi sebagai salah satu instansi yang telah
20
masyarakat yang memiliki dana lebih dan menyalurkannya ke masyarakat
3. Tujuan Bank
Stabilitas nasional tersebut termasuk dalam hal-hal non ekonomis yang juga
4. Jenis Bank
dari:
1) Bank Umum
21
“Dalam Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998
pembayaran.”
kelompok, yaitu:
1) Bank pemerintah
2015:21).
pihak swasta.
22
3) Bank asing
Bank di luar negri biasanya memiliki cabang baik itu milik swasta
atau status bank tersebut. Dalam melayani masyarakat dengan baik dari
suatu bank. Beberapa jenis bank dapat dilihat dari segi statusnya yaitu:
1) Bank devisi
Tidak semua bank yang bisa melakukan transaksi ke luar negri dan
bank yang bisa melakukan hal tersebut disebut bank devisa. Ada
23
D. Tinjauan Umum tentang Perjanjian
Tinjauan umum tentang perjanjian ini dalam sub babnya berisi pengertian
1. Pengertian Perjanjian
dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang
suatu perjanjian adalah dua atau lebih orang yang setuju mengikatkan diri
Kesepakatan yang terjadi antara para pihak adalah unsur mutlak yang
kesepakatan adalah adanya penawaran yang diterima oleh para pihak lain
dimana dapat terjadi secara tertulis maupun tidak tertulis (Amirah, Miru dan
2. Asas-Asas Perjanjian
24
Suatu perjanjian harus dilakukan dengan itikad baik dimana hal
tersebut terdapat didalam pasal 1338 ayat 3 KUH Perdata. “Pasal 1339
KUH Perdata tidak hanya mengikat hal yang ada di dalamnya saja tetapi
juga segala hal yang menurut sifat perjanjian diharuskan oleh kepatutan,
c. Asas konsensualisme
yang sah apabila sudah adanya kata sepakat dari para pihak dan juga jika
25
Adanya asas konsensualitas ini berkaitan dengan asas kebebasan
berkontrak dimana jika tidak ada kata sepakat dari para pihak, maka
perjanjian yang dibuat dapat dibatalkan. Salah satu pihak dalam perjanjian
juga tidak dapat dipaksa untuk memberikan kata sepakat jika kata sepakat
Asas ini juga dikenal dengan asas kepastian hukum karena asas ini
berhubungan dengan adanya akibat dari suatu perjanjian. Asas ini terdapat
dalam “Pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata yang berbunyi perjanjian yang
servanda ini. Asas ini juga membuat suatu perjanjian memiliki suatu
91).
e. Asas Keseimbangan
26
keseimbangan ini harus memunculkan pengalihan kekayaan yang absah
sebagai suatu akibat dari adanya asas keseimbangan ini. Jika keseimbangan
tidak tercapai, kekuatan yuridis dalam perjanjian tersebut pun akan ikut
3. Unsur Perjanjian
a. Unsur essentialia
Unsur ini merupakan unsur mutlak dalam suatu perjanjian dimana jika
unsur ini tidak ada maka perjanjian dianggap tidak pernah ada. Unsur
suatu perjanjian terbentuk. Unsur ini dapat ditemukan dalam Pasal 1320
KUH Perdata.
27
b. Unsur naturalia
ini sudah secara natural ada didalam perjanjian tersebut karena unsur ini
c. Unsur accidentalia
Unsur ini secara tegas dan jelas disebutkan di dalam perjanjian dan
mengikat para pihak dimana unsur ini merupakan isi dari perjanjian itu
sendiri.
yaitu:
pengampuan)
28
3) Tidak adanya larangan dari Undang-Undang
oleh para pihak. Hal ini ada di dalam Pasal 1332 sampai 1334 KUH
Perdata.
Sebab yang halal yang dimaksud disini merupakan isi dari perjanjian itu
sendiri atau apa tujuan dari pembuatan perjanjian dari para pihak ini.
Hal ini diatur dalam Pasal 1337 KUH Perdata. Halal yang dimaksud
5. Jenis-Jenis Perjanjian
Perbedaan dari kedua perjanjian itu dapat dilihat dari segi pihak mana
kedua belah pihak diwajibkan untuk melakukan prestasi seperti jual beli.
29
contohnya perjanjian jual beli. Sedangkan perjanjian tidak bernama
adalah perjanjian yang tidak diatur secara khusus dalam KUH Perdata
yang diatur dalam Pasal 1338 KUH Perdata (Syaifuddin, 2012: 150).
hak atas suatu benda tertentu dimana sudah adanya penguasaan atas
yang baru terjadi dalam hal menimbulkan hak dan kewajiban saja bagi
para pihak.
6. Pelaksanaan Perjanjian
persetujuan yang telah dilakukan oleh para pihak (Muhammad, 1992: 307).
a. Prestasi
30
harus dipenuhi para pihak dalam suatu perjanjian. Prestasi dapat
1) Benda
2) Jasa
1) Memberikan sesuatu
2) Berbuat sesuatu
dipenuhi oleh para pihak disebut sebagai wanprestasi atau ingkar janji
b. Wanprestasi
Ada beberapa bentuk dari prestasi yang terdiri dari (Patrik, 1994: 11):
31
melakukan wanprestasi ketika tidak memenuhi prestasinya sama sekali
11).
karena suatu keadaan yang diluar kemampuannya hal itu disebut sebagai
ini diatur dalam Pasal 1244-1245 KUH Perdata. Kedua Pasal ini
mengganti biaya, rugi, dan bunga. 3 unsur yang harus terpenuhi untuk
32
3) Tidak disebabkan oleh keadaan yang menjadi risiko dari debitur.
7. Berakhirnya Perjanjian
a. Pembayaran.
penitipan.
e. Pencampuran hutang.
f. Pembebasan hutang.
Tinjauan umum tentang kredit ini dalam sub babnya berisi pengertian
kredit.
1. Pengertian Kredit
“credete” yang artinya percaya atau “to believe” atau “to trust”
merupakan bahasa latin yang berarti kredit (Fahmi, 2010:18). Landasan dari
33
pemberian kredit ini adalah kepercayaan. Jika dilihat dari sudut pandang
dijelaskan bahwa kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
pemberian bunga.”
2. Tujuan Kredit
tujuannya, yaitu:
a. Kredit Konsumtif
Kredit konsumtif adalah kredit yang diberikan oleh suatu bank kepada
b. Kredit Komersil
usaha yang dijalankan oleh debitur. Biasanya kredit ini meliputi kredit
untuk usaha pertokoan, kredit ekspor dan sebagainya. Kredit ini disebut
c. Kredit Produktif
34
Kredit produktif adalah kredit yang diberikan kepada seorang debitur
sebagai modal kerja debitur agar produksi yang dilakukan oleh debitur
3. Fungsi Kredit
b. Alat pembayaran yang tidak lancar dapat diaktifkan kembali oleh kredit.
Upaya yang dapat dilakukan oleh suatu bank adalah dengan melakukan
a. Character
melunasi pinjamannya pada bank hingga selesai. Bank juga ingin tahu
apakah calon debitur memiliki sifat yang baik, jujur, dan mempunyai
35
b. Capacity
kurun waktu yang telah ditentukan oleh bank. Sumber yang utama
c. Capital
meminjam uang untuk keperluan usaha. Modal yang semakin besar akan
d. Collateral
kewajibannya kepada pihak bank atau terjadi kredit macet. Ada beberapa
syarat yang harus dipenuhi agar harta benda dapat dijadikan jaminan
1) Marketability
2) Ascertainability of Value
36
Barang yang menjadi jaminan kepada bank harus memiliki suatu
3) Stability of Value
Harga benda yang menjadi jaminan harus memiliki nilai jual yang
stabil agar jika suatu saat si calon debitur tidak dapat memenuhi
4) Transferability
5) Condition of Economy
e. Condition
pada kondisi perekonomian baik mikro maupun makro begitu pun yang
37
5. Macam Macam Kredit
Kredit yang dilihat dari sumbernya ini terdiri dari dua jenis, yaitu:
tabungan yang ada pada bank guna menimbulkan daya beli baru.
Kredit yang dilihat dari asalnya ini terdiri dari dua jenis, yaitu:
38
a) Kredit umum (eksploitasi komersial) adalah kredit yang
dsb.
Kredit yang dilihat dari jangka waktunya dapat dibagi menjadi 3 jenis,
yaitu:
39
e. Kredit menurut pengembaliannya
hukum perbankan. Pengaturan mengenai perjanjian kredit ini diatur dalam Pasal
dengan nama pihak yang satu memberikan kepada pihak yang lain suatu jumlah
bahwa pihak yang belakangan ini akan mengembalikan sejumlah yang sama
pemakaiannya dan pihak lain pada dasarnya tidak mempunyai peluang untuk
menyangkut jenis, harga, jumlah, warna, tempat dan beberapa hal lain yang
spesifikasi dari objek yang diperjanjikan. Dengan kata lain yang dibekukan
40
bukan formulir perjanjian tersebut tetapi klaus-klausulnya (Sembiring,
2000:85).
Kredit adalah pemberian prestasi berupa uang atau barang dengan balas
prestasi akan terjadi pada waktu mendatang. Dewasa ini kehidupan ekonomi
modern adalah prestasi uang, maka transaksi kredit menyangkut uang sebagai
pemberi kredit dan si penerima kredit atau antara kreditur dengan debitur. Maka
atau kredit macet atau yang lebih sering disebut sebagai non performing loan
(NPL) pada bank tersebut. Dengan adanya kredit macet yang terjadi di suatu
diterimanya dari bank beserta dengan bunganya sesuai dengan apa yang sudah
Risiko tersebut diatas bisa berasal dari internal bank pemberi kredit itu
sendiri maupun dari pihak eksternal yaitu para debitur. Karena sulit untuk
41
risiko terjadinya kredit macet hingga sekecil mungkin dengan menerapkan
masuk kedalam kategori kredit kurang lancar, kredit diragukan, atau kredit
macet. Pada umumnya untuk mengatasi kredit bermasalah yang tidak struktural,
bunga kredit yang masih menunggak, pengurangan pada kredit pokok yang
42
H. Tinjauan Umum tentang Kredit Pemilikan Rumah
konstruktif dan renovasi. Didalam KPR yang menjadi agunan adalah rumah
yang akan dibeli itu sendiri untuk KPR pembelian. Sedangkan agunan yang
menggunakan rumah yang sudah dimiliki adalah KPR multiguna atau KPR
refinancing.
perumahan atau perbaikan rumah yang telah dimiliki. Dalam hal ini
b. KPR Non Subsidi yaitu KPR yang diperuntukan bagi seluruh masyarakat.
43
BAB III
bertahan hidup mulai dari kebutuhan primer sebagai kebutuhan pokok hingga
kebutuhan tersier yang tidak terlalu pokok. Salah satu kebutuhan primer yang
harus terpenuhi adalah papan atau tempat tinggal. “Dalam Pasal 1 ayat (7)
dikatakan bahwa yang dimaksud dengan rumah adalah bangunan gedung yang
berfungsi sebagai tempat tinggal yang layak huni, sarana pembinaan keluarga,
cerminan harkat dan martabat pemiliknya, serta aset bagi pemiliknya (Pasal 1
Kawasan Permukiman).”
semua orang apalagi yang sudah berkeluarga. Tetapi semakin hari semakin
susah bagi seseorang untuk membeli rumah secara tunai apalagi untuk
yang kian lama kian mahal terlebih di kota besar seperti Pekanbaru.
Tidak semua orang dapat membeli rumah dengan membayar tunai secara
bank yang menyediakan program kredit pemilikan rumah merupakan salah satu
44
cara untuk mendapatkan rumah tanpa harus membayarnya secara tunai
Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan menjabarkan tentang arti bank yaitu
bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
nasabah merupakan suatu hal yang sangat berkaitan erat dengan kepentingan
umum. Dengan demikian, dana yang sudah dititipkan masyarakat kepada bank
harus dijaga dengan baik. Bank harus dengan cermat mengolah dana tersebut
kawasan permukiman;
45
2. Memberi dukungan terhadap penataan dan pengembangan wilayah serta
Berpenghasilan Rendah);
3. Meningkatkan daya guna dan hasil guna sumber daya alam bagi
berkelanjutan.”
nasional yang harus dicari solusinya oleh pemerintah maupun masyarakat. Salah
satu solusi yang bisa dijadikan jalan keluar adalah dengan memperbanyak
berpenghasilan rendah (MBR). Sudah ada bank tertentu yang ditunjuk oleh
pemilikan rumah (KPR) yang disubsidi oleh pemerintah. Bank Tabungan Negara
46
pemerintah dalam menyediakan program kredit pemilikan rumah (KPR) yang
11 dijelaskan bahwa kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam
bunga.”
Perbankan, yang berbunyi: Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
peranan penting dalam usaha pembangunan dari segala bidang termasuk di Kota
47
Pekanbaru ini. Misi yang harus diemban adalah sebagai bank yang menjadi
diwujudkan dengan fasilitas kredit pemilikan rumah (KPR) telah membawa PT.
Bank BTN. Tbk sebagai bank yang dekat dengan masyarakat. Kredit Pemilikan
Rumah atau lebih dikenal dengan KPR bersubsidi yang diselenggarakan oleh
KPR bersubsidi tetapi tidak selalu ada karena yang memberikan KPR bersubsidi
ini adalah pemerintah jadi harus menunggu kebijakan dari pemerintah itu
sendiri baru bisa dijalankan.Dari hasil wawancara tersebut dapat kita simpulkan
bersubsidi ini akan berjalan jika sudah adanya keputusan dari pemerintah.Dari
rumah yang dibuat oleh Presiden Joko Widodo sudah mencapai target pada
tahun 2019 lalu, pemerintah masih meneruskan program sejuta rumah dengan
Jokowi “program ini akan terus berlanjut. Yang jelas targetnya pada tahun 2019
48
terpenuhi. Tetap, ini akan diteruskan dengan target yang sedikit lebih banyak”
(https://nasional.kompas.com/read/2020/01/24/19355181/lanjutkan-program-
perkreditan. Hal tersebut dilihat melalui prosedur yang akan dilakukan secara
bertahap dan berkesinambungan dan pastinya sejalan dengan asas dalam hukum
perjanjian terutama asas kepercayaan yang terdapat dalam “Pasal 1338 ayat (3)
dilaksanakan dengan itikad baik.” Tahap pertama yang dilakukan oleh pihak
yang diajukan calon debitur. Setelah tahap pertama tadi, pihak BTN akan
dikabulkan atau ditolak. Jika dirasa kriteria debitur tidak memenuhi syarat,
maka pihak BTN akan langsung ditolak. Apabila kriteria debitur memenuhi
syarat maka pihak BTN akan mengabulkan dan mulai dilaksanakannya kredit.
Pada tahap selanjutnya, pembinaan akan diberikan kepada debitur dengan cara
49
secara tertib dan teratur. Tahap terakhir merupakan tahap penyelamatan kredit
2. Kredit yang sudah masuk kedalam golongan kredit macet agar bisa menjadi
beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh calon debitur antara lain:
2. Usia pemohon tidak melebihi 65 tahun pada saat kredit jatuh tempo. Khusus
6. Memiliki NPWP dan SPT tahunan PPh orang pribadi sesuai perundang-
50
detail lagi kepada debitur yang akan mengambil fasilitas KPR bersubsidi ini
ketimbang yang mengambil KPR non subsidi. Hal ini disebabkan ada ketentuan
dari pemerintah selaku pemberi subsidi dan ada juga peraturan dari BTN
sendiri. Hal tersebut juga sudah di rincikan dalam perjanjian kredit dan
barulah bisa suatu perjanjian dikatakan sah. Unsur-unsur juga merupakan suatu
perumahan yang membangun rumah yang ingin dibelinya untuk memilih unit
yang akan dibelinya dan juga memilih bank mana yang akan digunakannya
sebagai kreditur. Adapun proses pemberian kredit yang ada di Bank Tabungan
dengan:
b. Foto copy buku tabungan BTN (jika tidak ada harus membuka
rekening BTN)
51
c. Foto copy Kartu Tanda Penduduk (suami istri bagi yang telah
menikah)
f. Foto copy SPPT (besaran Pajak Bumi dan Bangunan yang wajib
4. Menandatangani .
menjelaskan satu per satu poin yang terdapat di dalam perjanjian kredit
merupakan kewajiban setiap kreditur yang dalam hal ini adalah pihak Bank
rinci setiap poin yang ada di dalam perjanjian kredit. Dalam hal ini, debitur yang
mengambil fasilitas KPR juga wajib membaca setiap poin yang ada di dalam
perjanjian kredit.
rumah dengan fasilitas KPR bersubsidi dari Bank Tabungan Negara Cabang
52
jelas terkait setiap poin yang terdapat dalam perjanjian KPR bersubsidi dari
Salah satu hal yang termasuk dalam kredit bermasalah adalah kredit macet
tetapi tidak semua kredit yang bermasalah merupakan kredit macet. Berkenaan
tinggal satu kali pembayaran lagi yang belum diselesaikan oleh debitur;
kreditur pasti akan selalu menyampaikan apa saja hak dan kewajiban debitur
dan kreditur kepada debitur yang akan mengambil fasilitas KPR bersubsidi ini.
secara rinci yang bentuknya dalam perjanjian kredit yang sudah mencakup
53
semua hal-hal penting. Debitur juga diwajibkan membaca semua halam serta
pihak debitur oleh kami sewaktu akad kredit. Apabila terdapat debitur yang
maka debitur tersebut bisa saja membatalkan permohonan kredit yang sudah
oleh pihak BTN, debitur masih mempunyai suatu kebebasan untuk menentukan
sahnya perjanjian dimana suatu perjanjian dianggap sah apabila kedua belah
dengan debitur selaku responden, 5 orang mengaku telah mengetahui apa saja
mereka sudah mengerti tentang apa saja resiko yang terjadi jika terjadinya
kredit macet, hal seperti kredit macet ini memang akan tetap terjadi.
Wanprestasi dalam perjanjian KPR bisa terjadi karena berbagai hal apalagi
dalam perjanjian KPR bersubsidi ini. Hal tersebut karena kebanyakan debitur
Negara Cabang Pekanbaru, diketahui bahwa kredit macet pasti pernah terjadi
54
apalagi yang mengambil KPR bersubsidi ini kita ketahui orang-orang yang
mereka dapatkan setiap bulannya tidak menentu jadi pasti ada saja debitur yang
kurang dari jumlah yang ditetapkan dalam perjanjian kredit dan/ atau bila
dalam Pasal 6 syarat dan ketentuan perjanjian kredit ini dan/ atau melakukan
telah diterima.
5. Tanah yang diagunkan kepada bank tidak diperpanjang hak atas tanahnya
6. Keterangan yang diberikan atau hal-hal yang disampaikan atau agunan yang
dibuat oleh debitur kepada bank terbukti palsu atau menyesatkan atau tidak
55
lengkap dalam segala segi atau debitur lalai atau gagal untuk memberikan
kerjanya.
perjanjian kredit.
usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
keuangan. Sebagian besar masyarakat yang berada di negara ini, pada realitanya
masih hidup dalam golongan ekonomi menengah bawah. Hal itu menyebabkan
56
berkembang juga cukup besar. Pemberian kredit merupakan salah satu produk
(pemerintah, bank, dan masyarakat) karena perbankan adalah suatu wadah yang
Untuk mencapai tujuan memenuhi fungsi utama bank yang disebut diatas, suatu
hukum yang menunjang ini terdiri dari dasar hukumnya ataupun juga perangkat
hukum operasionalnya.
menghindari suatu masalah. Masalah yang kerap kali terjadi dalam dunia
kredit pemilikan rumah atau KPR di suatu bank yang akan dibahasa ini adalah
kewajiban kreditnya dan karena hal tersebut dia dapat dipersalahkan. Prestasi
merupakan hak dari kreditur dan merupakan kewajiban dari debitur yang sudah
umum.
57
3. Prestasi harus merupakan suatu hal yang dapat dilakukan menurut
kemampuan manusia.
terjadi karena:
1. Mengganti kerugian;
2. Benda yang dijadikan objek dari perikatan sejak saat itu dipenuhinya
3. Jika perikatan itu timbul dari perjanjian yang timbal balik, kreditur dapat
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh kreditur untuk menangani
58
Dalam memberikan suatu kredit pasti bank sudah tau bahwa akan
ada resiko terhadap kredit yang diberikannya kepada debitur. Hal tersebut
perkreditan yang baik. Salah satu asas perkreditan yang baik adalah bank
surat perjanjian yang dibuat secara tertulis. Sebelum memberikan kredit pun
prospek usaha debitur dimana hal tersebut sering disebut sebagai penerapan
jika banyaknya kredit bermasalah atau kredit macet atau yang lebih sering
disebut sebagai non performing loan (NPL) pada bank tersebut. Dengan
risiko usaha bank yang termasuk dalam risiko kredit. Risiko kredit ini
merupakan risiko yang timbul akibat adanya debitur yang tidak mampu
membayar pinjaman yang sudah diterimanya dari suatu bank sesuai dengan
macet ini tidak dapat dihindari dan selalu ada dalam kegiatan perkreditan
bank.
tetap adanya jaminan terhadap kredit yang diberikan. Jaminan kredit yang
59
ditetapkan merupakan jaminan pokok berupa hak kebendaan atas rumah dan
tanah yang dibeli oleh debitur serta jaminan tambahan yang dapat berupa uang
atau benda tertentu lainnya yang ditetapkan oleh Bank BTN. Pada dasarnya,
1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria atau biasa disebut UUPA
pada Pasal 51 menjelaskan bahwa hak milik, hak guna usaha dan hak guna
bangunan dapat dijadikan sebagai jaminan utang dengan dibebani dengan hak
Dengan adanya penandatanganan perjanjian KPR bersubsidi, maka saat itu juga
telah terjadi suatu kesepakatan dimana terikatnya para pihak yang mengadakan
perjanjian dimana disini ada debitur dan pihak BTN selaku kreditur. Dengan
mengikat secara hukum dan menimbulkan hak dan kewajiban para pihak.
Adanya hak dan kewajiban yang timbul dari pihak debitur akan membuat
60
kredit pemilikan rumah setiap bulannya secara rutin sampai batas waktu yang
telah ditentukan dalam perjanjian dan pihak debitur juga harus menjamin
Debitur masih tetap bisa menempati rumah tersebut tetapi dia berkewajiban
untuk melunasi angsuran KPR yang telah diambilnya agar sertifikat yang
perjanjian adalah suatu perbuatan dimana satu orang atau lebih mengikatkan
diri terhadap satu orang lain atau lebih.” Setelah orang telah memutuskan untuk
membuat perikatan dengan orang lainnya, maka akan timbul hubungan hukum
yang disebut perikatan berupa hak dan kewajiban antar para pihak yang
janji ini bisa berupa keterlambatan pembayaran atau bahkan tidak adanya
pembayaran sama sekali. Hal tersebut dapat membuat mutu kredit pada bank
menyelesaikan permasalahan kredit ini tetapi jika tidak bisa akan ditempuhnya
jalur hukum.
61
1. Lancar
Suatu kredit dapat dikatakan sebagai kredit yang lancar apabila memenuhi
Suatu kredit dapat dikatakan sebagai kredit yang berada dalam perhatian
melampaui 90 hari;
3. Kurang lancar
berikut:
62
4. Diragukan
180 hari;
pengikatan jaminan.
5. Macet
sebagai berikut:
c. Dari segi hukum ataupun segi pasar, jaminan yang diberikan tidak dapat
tidak semua kredit bermasalah dapat kita katakan sebagai kredit macet.
63
3. Diperlukannya negosiasi kembali atas syarat pembayaran kredit dan bunga
Kredit macet dapat tejadi karena beberapa hal, yaitu (Suparmono, 1997: 14):
5. Force majure;
atau kredit macet atau yang lebih sering disebut sebagai non performing loan
(NPL) pada bank tersebut. Dengan adanya kredit macet tengah menghadapi
risiko usaha bank jenis risiko kredit dimana risiko ini adalah risiko akibat
bank beserta bunganya sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan.
Namun dalam praktiknya, permasalahan kredit macet ini tidak dapat dihindari
Risiko tersebut diatas bisa berasal dari internal bank pemberi kredit itu
sendiri maupun dari pihak eksternal yaitu para debitur. Karena sulit untuk benar-
benar menghilangkan kredit macet, pihak bank hanya bisa menekan risiko
64
Unsur kepercayaan dalam suatu perjanjian kredit merupakan suatu hal
mutlak yang diperlukan. Hal tersebut membuat para pihak dalam perjanjian
kredit ini diwajibkan memiliki keyakinan atas kembalinya kredit yang diberikan
kepada debitur tepat pada waktunya seperti yang sudah diperjanjikan. Dengan
debitur dapat terjadi karena dasar awal dari perjanjian kredit ini sendiri adalah
keyakinan atau kepercayaan pihak bank terhadap debitur bahwa debitur akan
melunasi kreditnya pada kemudian hari sesuai dengan apa yang sudah
mengirimkan surat bahwa kredit si debitur sudah jatuh tempo dan debitur harus
kredit. Hal itu karena BTN menggunakan sistem potongan langsung dari
65
Langkah-langkah penyelesaian kredit macet yang biasa dilakukan oleh
bank jika terdapat debitur yang masih mempunyai itikad baik untuk
menunjukkan gejala akan terjadinya kredit macet maka pihak bank akan
menyelesaikan prestasinya.
2. Rescheduling
memiliki itikad baik serta memiliki karakter yang jujur dan masih memiliki
3. Reconditioning
persyaratan lainnya.
4. Restructuring
66
Merupakan perubahan syarat kredit yang menyangkut penambahan dana
atau seluruh kredit menjadi penyertaan bank dalam bentuk kredit baru atau
5. Liquidasi
untuk melunasi utang si debitur. Liquidasi ini dilakukan apabila pihak bank
Negara Pekanbaru, diketahui ada beberapa langkah yang diambil oleh pihak
Dalam tahap ini pihak BTN memberikan surat kepada debitur yang
mufakat. Dengan cara musyawarah ini diharapkan para pihak dapat hadir
yaitu pihak debitur yang wanprestasi dan pihak bank sebagai kreditur.
2. Cessie
Cara lain yang akan ditempuh oleh BTN jika ada debitur yang mengalami
kredit macet adalah cessie. Cessie ini merupakan penyerahan piutang atas
nama dan kebendaan tak bertubuh lainnya yang dilakukan dengan cara
membuat sebuah akta otentik atau akta dibawah tangan dimana hak-hak atas
kebendaan tersebut diserahkan kepada orang lain. Dengan kata lain cessie
67
ini merupakan pengalihan utang kepada orang lain dan cessi juga hanya
3. Novasi
4. Restrukturisasi
Cara ini adalah upaya perbaikan yang dilakukan dalam kegiatan perkreditan
68
b. Surat penerimaan pengurusan piutang negara (SP3N)
c. Pernyataan bersama
d. Surat paksa
atas dasar surat perintah ini BUPLN melalui kantor lelang negara
69
g. Pelelangan barang sitaan
6. Melalui pengadilan
Jika ada pihak yang merasa dirugikan oleh pihak lain dapat mengajukan
tuntutan ganti kerugian melalui pengadilan. Jika hal ini terjadi, pihak bank
jaminan di dalam bekas perkara dan tentu saja proses ini akan memakan
mengalami kredit macet melalui alamat yang tercantum pada saat memohon
kredit ataupun melalui alamat rumah KPR yang wajib ditempati oleh debitur.
permasalahan kredit macet ini bisa diselesaikan dengan cara kekeluargaan. Jika
masih tidak adanya itikad baik dari pihak debitur untuk melunasi kreditnya,
maka pihak BTN akan mengambil langkah-langkah lain tersebut diatas sebagai
debitur yang mengalami telat bayar sebesar 1,5% per bulan. Jika debitur tidak
membayar dalam jangka waktu satu bulan setelah jatuh tempo, maka pihak
70
Setelah dikeluarkannya pemberitahuan tersebut tapi tetap saja tidak ada itikad
Tabungan Negara akan ditempelkan pada rumah tersebut. Apabila masih belum
juga ada itikad baik dari debitur, maka peringatan akan ditingkatkan menjadi
cat pada dinding rumah debitur dengan tulisan bahwa rumah tersebut sedang
dalam pengawasan BTN. Dan langkah terakhir jika tetap tidak ada itikad baik
dari debitur maka rumah akan disita oleh pihak BTN dan akan dilelang. Debitur
yang ingin melunasi kredit tetapi rumahnya sudah masuk ke daftar lelang maka
debitur dapat menyelesaikannya dibagian hukum BTN dan jika tidak terjadi
kesepakatan maka nama debitur akan di blacklist dan tidak dapat lagi
Tabungan Negara Pekanbaru, diketahui bahwa ada berbagai kendala yang terjadi
antara lain rumah yang diambil dengan fasilitas KPR bersubsidi ini terkadang
tidak ditempati langsung oleh pihak yang mengambil KPR, rumah malah
Permasalahan ini sering menjadi penyebab konflik antara bank dengan pihak lain
yang menguasai objek kredit. Padahal sudah jelas dalam perjanjian KPR
bersubsidi BTN bahwa rumah harus ditempati langsung oleh orang yang
mengambil KPR ini. Jika terbukti bahwa bahwa rumah tidak ditempati langsung
71
oleh yang mengambil KPR, biasanya pihak bank akan mengambil langkah
rumah tersebut akan dicabut KPR bersubsidinya menjadi KPR non subsidi atau
bahkan bisa sampai rumah tersebut ditarik kembali oleh pihak bank.
menjual objek kredit tanpa sepengetahuan kreditur yang dimana adalah PT. Bank
rumah selama dalam objek kredit tidak dibenarkan untuk dialihkan kepihak lain
dalam bentuk sewa, ataupun mengalihkan dalam bentuk jual beli tanpa
dibuat secara sah oleh para pihak berlaku sebagai undang-undang bagi mereka
Perdata (KUHPerdata) yaitu: semua persetujuan yang dibuat yang dibuat sesuai
Sehingga para pihak yang membuat perjanjian tersebut harus memiliki itikad
baik untuk melakukan atau tidak melakukan hal-hal yang telah diatur dalam
72
Benda yang menjadi objek jaminan fidusia yang tidak merupakan benda
(kreditur).
73
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
membahasnya pada bab sebelumnya, maka pada bab ini penulis akan
berdasarkan pada prosedur yang ada. Mulai dari debitur mengajukan kredit
sampai dengan kredit berjalan semua sudah sangat jelas alurnya bagaimana.
Tetapi masih terjadi kendala seperti kredit macet yang sering terjadi pada
meskipun para debitur sudah mengetahui apa saja risiko yang akan
permasalahan kredit macet ini dengan cara kekeluargaan tetapi jika masih
tidak adanya itikad baik dari si debitur, maka pihak Bank Tabungan Negara
74
restrukturisasi bahkan bisa sampai pada pelelangan pada rumah yang
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan ada beberapa saran yang akan
yaitu membayar kredit tepat waktu seperti apa yang sudah diperjanjikan
menekankan apa saja risiko jika debitur mengalami kredit macet pada saat
sebelum adanya akad kredit agar debitur pun akan lebih mawas diri dalam
75
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU-BUKU
Abdul Kadir Muhammad, Hukum Perikatan, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1992.
Achmad Busro, Hukum Perikatan Berdasar Buku III KUH Perdata, Percetakan
Pohon Cahaya, Yogyakarta, 2011.
Ahmad Miru, Hukum Kontrak dan Perancangan Kontrak, Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2014.
Gatot Suparmono, Perbankan dan Masalah Kredit Suatu Tinjauan Yuridis, Rineka
Cipta, Jakarta, 1997
Irfan Fahmi, Manajemen Risiko: Teori, Kasus, dan Solusi, Alfabeta, Bandung,
2010.
Ktut Silvanita Magani, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Erlangga, Jakarta,
2009.
76
Neni Sri Imaniyati, Pengantar Hukum Perbankan Indonesia, Refika Aditama,
Bandung, 2010.
Ronal Saija dan Roger F.X., Buku Ajar Hukum Perdata, Deepublish, Yogyakarta,
2016.
Salim HS, Hukum Kontrak Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak, Sinar Grafika,
Jakarta, 2011.
Sophar Maru Hutagalung, Pengaruh Sistem Hukum Common law dan Civil Law,
Sinar Grafika, Jakarta, 2013.
Totok Budisantoso dan Sigit Triandaru, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya
Edisi 2, Salemba 4, Jakarta, 2006.
B. PERUNDANG-UNDANGAN
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Pemukiman
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
Agraria
C. WEBSITE
https://www.rumah123.com/ panduan-rumah123/membeliproperti-1610-
mengenalkpr-dan-jenis-jenis-kpr-id. html#ZXlYgC0DS7fwI3ix.99
77
https://nasional.kompas.com/read/2020/01/24/19355181/lanjutkan-program-
sejuta-rumah-jokowi-naikkan-kuota-flpp
https://www.btn.co.id/id/Tentang-Kami
78
LAMPIRAN I
DAFTAR WAWANCARA DENGAN PIHAK PT. BANK TABUNGAN
NEGARA CABANG PEKANBARU
2. Apa saja tahap-tahap yang dilalui jika ingin mengambil fasilitas kredit
setiap point penting dalam perjanjian kredit pemilikan rumah (KPR) bersubsidi
dan apa saja peraturan yang harus ditaati kepada calon debitur?
4. Apakah pihak Bank Tabungan Negara Cabang Pekanbaru menjelaskan apa saja
risiko yang akan terjadi jika pada pelaksanaan kredit pemilikan rumah (KPR)
7. Apa saja langkah yang diambil oleh pihak Bank Tabungan Negara Cabang
8. Apa saja kendala yang dialami pihak Bank Tabungan Negara Cabang
kredit macet?
79
LAMPIRAN II
DAFTAR WAWANCARA DENGAN DEBITUR YANG MENGAMBIL
KPR BERSUBSIDI DI PT. BANK TABUNGAN NEGARA CABANG
PEKANBARU
penting dalam perjanjian kredit pemilikan rumah (KPR) bersubsidi ini dan apa
terkait apa saja risiko yang akan terjadi jika nantinya bapak/ibu melakukan
wanprestasi?
80
LAMPIRAN III
DOKUMENTASI
81