Anda di halaman 1dari 6

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Alloh Swt. Yang telah memberiakan kita Rahmat dan
Hidayahnya sehingga kami bisa menyelesaikan makalh kami ini yg berjudul “ Apa Itu Aliran
ASY’ARIYAH ”.

Makalah ini di susun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah “ AKIDAH
AKHLAK “. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam penulisan makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu ,kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun
untuk perbaikan penulisan selanjutnya. Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi kita
semua.

METRO,SENIN 02 OKTOBER 2023


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aliran Asy’Ariyah adalah aliran teologi Islam yang muncul pada awal abad ke-4
atau dasawarsa kedua abad ke-10. Aliran ini dinamakan Asy’Ariyah karena
dinisbahkan kepada pendirinya, yaitu Abu al Hasan Ali bin Isma’il al-Asy’ari. Al-
Asy’ari mengawali belajar ilmu kalam dari ayah tirinya yang bernama Ali al-Jubbai
yang beraqidah MU’TAZILAH. Aliran ini diyakininya sampai berusia 40 tahun.
Beliau mempelajari aliran MU’TAZILAH dengan serius dan mendalaminya, hingga
sampai suatu saat terjadilah dialog / debat yang antara serius al-Asy’ari dengan al-
Jubba’i. Sampai pada akhir dialog tersebut, al-Jubba’I menjawab dan tidak dapat
menjawab pertanyaan al-Asy’ari, sehingga al-Asy’ ari pertanyaan al-asy’ ari,
sehingga al-Asy’ari merasa tidak puas dan mulai meremehkan doktrin ajaran
MU’TAZILAH. Untuk itu ,al-Asy’ari mulai mengembangkan ajaran tologinya
dengan mendahulukan dalil naqli (al quran dan hadist) dan membatasi penggunaan
logika filsafat.

Aliran Asy’ariyah mengedepankan akal di atas tekstual ayat (Nash) dalam


memahami al- Quran . Aliran ini berkembang mulai abad ke-11 bersamaan dengan
menyebarnya tasawuf (sufi). Dalam perkembangannya, aliran Asy-ariyah
mendapatkan dukungan dari berbagai pemerintah islam ,salah satunya Dinasti
Gaznawi (India) pada abad ke-11-12 M. Oleh karena itu, paham Asy’ariyah
kemudian menyebar di India, Pakistan, Afganistan, dan wilayah-wilayah lain,
termasuk India.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud Aliran Asy’Ariyah ?
2. Apa alasan Abu Hasan meninggalkan aliran MU’TAZILAH ?
3. Apa saja pokok-pokok pemikiran dalam ajaran aliran Asy’ariyah ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui dan memahami pengertian dari aliran Asy’Ariyah
2. Mengetahui alasan apa yang membuat Abu Hasan meninggalkan aliran
MU’TAZILAH
3. Mengetahui dan memahami apa saja pokok-pokok pikiran dalam ajaran aliran
Asy’Ariyah

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Aliran Asy’Ariyah


Aliran Asy'ariyah merupakan salah satu aliran ilmu kalam yang banyak dilakukan
studi oleh para pengajar. Aliran Asy'ariyah Didirikan oleh Abu Hasan Al-Asy'ari menjadi
salah satu cikal bakal lahirnya aliran ASWAJA atau ahlu sunnah waljama'ah. Selain itu,
aliran asy'ariyah memliki banyak pengikut dari kalangan Islam di Indonesia. Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis aliran asy'ariyah dalam kajian sejarah, pengaruh dan
ajaran pokoknya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kajian pustaka (library
Research). Teknik pengumpulan data berasal dari menelaah sumber referensi yang
berasal dari penelitian yang relevan berupa artikel, buku dan sebagainya. Teknik analisis
data dengan mengumpulkan, menganalisis dan menarik sebuah kesimpulan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa aliran asy'ariyah menjadi sebuah aliran yang menjadi
embrio lahir aliran ahl Al-Sunnah Waljama'ah yang menjadi suatu aliran para sejak Nabi
Muhammad Saw sampai pada para sahabat.

Aliran Asy'ariyah merupakan suatu reaksi terhadap aliran muktazilah dan ajaran
pokok dalam aliran ini terdiri dari zat dan sifat-sifat Tuhan, kebebesan dalam
berkehendak, akal dan wahyu, kebaikan dan keburukan serta qadimnya kalam Allah
SWT, Wujud Allah, keadilan, dan kebaruan alam dan kedudukan orang yang berbuat
dosa.
2.2 Alasan Abu Hasan meninggalkan Aliran MU’TAZILAH
Merujuk artikel bertajuk “ Kajian Historis dan Pengaruh Aliran Kalam
Asy’Ariyah “ karya Hadi Rafitra Hasibuan yang terbit dalam Jurnal Al Hadi: Aliran
Asy’Ariyah (2017:434), perdebatan dengan sang guru tersebut berdampak serius terhadap
pemikiran Abu Hasan. Ia sampai tidak keluar dari rumah selama 15 hari untuk
merenungkan perdebatannya dengan Abu Ali Al-Jubbai.

Perenungannya lantas membuahkan keputusan serius bagi Abu Hasan. Maka,


pada suatu Jumat, tepat saat ia berusia 40 tahun, Abu Hasan naik ke mimbar masjid
Bashrah guna mengumumkan secara resmi bahwa ia memutuskan keluar dari
MU’TAZILAH.

Beberapa alasan Abu Hasan meninggalkan aliran MU’TAZILAH adalah sebagai


berikut :

1. Abu hasan ditemui oleh Rasululloh SAW dalam 3 waktu yaitu pada malam
10, 20, dan 30 bulan Ramadhan. Dalam pertemuan dalam mimpi tersebut,
Rasulullah SAW mengingatkan kepada Abu Hasan untuk meninggalkan
paham MU’TAZILAH.
2. Abu Hasan tidak puas dengan konsepsi teologis dalam paham aliran
MU’TAZILAH.
3. Apabila Abu Hasan tidak keluar dari MU’TAZILAH maka akan terjadi
peperangan antar umat.

2.3 Pokok-Pokok Pemikiran Dalam Ajaran Asy-Ariyah


Dikutip dari Buku Akida Akhlak karya Sihabul Milahudin (2020:33-34),berikut ini
pokok-pokok pemikiran dalam ajaran aliran Asy’Ariyah:

1. Sifat Tuhan
Pandangan aliran Asy’Ariyah mengenai sifat ketuhanan ialah mengakui Zat
Alloh SWT berbeda dari mahkluk. Contoh, Alloh Maha Mendengar. Sifat itu
berbeda dengan manusia yang bisa mendengar.
2. Kekuasaan Tuhan dan Perbuatan Manusia
Aliran Asy’Ariyah meyakini manusia tidak memiliki kekuasaan untuk
menciptakan sesuatu, kecuali dengan adanya daya dan upaya dari Alloh SWT.
3. Keadilan Tuhan
Aliran Asy’Ariyah meyakini mausia tidak memiliki kekuasaan untuk
menciptakan sesuatu , kecuali dengan adanya daya dan upaya dari Alloh
SWT.
4. Melihat Tuhan di Akhirat
Paham aliran Asy’ariyah memuat keyakinan bahwa melihat Zat Tuhan adalah
kegembiraan paling tinggi bagi manusia di akhirat kelak. Perihal bagaimana
manusia bisa melihat Zat Tuhan ketika di akhirat kelak, aliran Asy’Ariyah
menganggap itu menjadi hak Alloh SWT untuk menentukan.
5. Dosa Besar
Aliran Asy’Ariyah meyakini bahwa orang islam yang melakukan dosa besar
layak disebut fasik, dan soal kemungkinan ia masih mungkin menerima
ampunan atau tidak, tergantung kepada kehendak Alloh SWT.
Jika seorang muslim masuk golongan orang fasik maka ia akan di masukkan
ke neraka.Sedangkan jika ia mendapatkan pengampunan dari Alloh SWT, ia
akan dimasukan ke surga-Nya.

BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Aliran Asy’ariyah adalah salah satu aliran dalam teologi islam yang lahir pada
dasawarsa kedua abad ke-10 (awal abad ke-4) dan di bangun oleh Abu Hasain Ali bin
Ismail Al-Asyari. Aliran ini merupakan salah satu dari beberapa nama corak pemikiran
dalam ilmu kalam dan disebut Asy’Ariyah sebagai nisbat kepada Al-Asyari yang
pertama kali memunculkan dan mengembangakan pemahaman tersebut. Aliran
Asy’Ariyah bersama pengikut Maturudiyah dan Salafiyah, mengaku termasuk golongan
ahlus sunnah wal jama’ah. Aliran ini muncul sebagai reaksi terhadap paham Muktazialah
yang berkembang pada saat itu dan memiliki pandangan tersendiri mengenai masalah-
masalah teologis seperti qdimnya al-Quran.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

1. PENDAHULUAN………………………………………………………..
1.1 LATAR BELAKANG………………………………………………..
1.2 RUMUSAN MASALAH…………………………………………….
1.3 TUJUAN PENULISAN………………………………………………

2. PEMBAHASAN…………………………………………………………
2.1 PENGERTIAN ALIRAN ASY’ARIYAH…………………………...
2.2 ALASAN ABU HASAN
MENINGGALKAN
ALIRAN MU’TAZILAH……………………………………………
2.3 POKOK POKOK PEMIKIRAN
DALAM AJARAN ASY’ARIYAH…………………………………

3. PENUTUP………………………………………………………………..
3.1 KESIMPULAN………………………………………………………

Anda mungkin juga menyukai