Anda di halaman 1dari 7

ILMU KALAM

“AHL AL-SUNNAH KHALAF ASY’ARI”


(TOKOH, TAHUN BERAPA DIDIRIKAN, DAN PEMIKIRAN ALIRAN TERSEBUT)

DISUSUN OLEH
ANDI DIRGA RAMDANIL : 12120210013
FATMIN : 12120220023

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2023/2024
KATA PENGATAR
Alhamdulillahirobil’alamin segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam. Puji
dengan Ridho dan izin-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
Ilmu Kalam dengan tepat waktu.
Makalah ini berjudul “AHL AL-SUNNAH KHALAF ASY’ARI”. Diharapkan makalah ini
dapat memberikan infomasi kepada kita semua tentang apa saja yang ada dalam aliran AHL
AL-SUNNAH KHALAF ASY’ARI tersebut.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Dan dengan makalah ini semoga bisa kita ambil pelajaran untuk
kita terapkan dalam kehidupan kita yang sebenarnya.

Makassar, 1 November 2023

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Makalah
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Tokoh Ahl Al Sunnah Khalaf Asy’ari
B. Berdirinya Ahl Al Sunnah Khalaf Asy’ari
C. Pemikiran Aliran Ahl Al Sunnah Khalaf Asy’ari
BAB 3 PENUTUP
Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Di dunia ini islam telah terbagi ke dalam beberapa golongan. Golongan ini tidak sedikit
jumlahnya, akan tetapi yang menarik perhatian kami untuk jadikan pembahasan dalam
makalah ini adalah ahlussunah wal jama’ah. Di dalam makalah ini kami ingin membahas apa
sebenarnya yang di maksut dengan ahlussunah wal jama’ah, dan prinip-prinsip yang di pegang
oleh ahlussunah wal jama’ah.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Siapa saja tokoh yang ada pada Ahl Al Sunnah Khalaf Asy’ari ?
2. Kapan Berdirinya Ahl Al Sunnah Khalaf Asy’ari ?
3. Pemikiran yang ada pada Ahl Al Sunnah Khalaf Asy’ari ?

C. TUJUAN MAKALAH
1. Mengetahui tokoh-tokoh yang ada pada Ahl Al Sunnah Khalaf Asy’ari !
2. Mengetahui kapan berdirinya Ahl Al Sunnah Khalaf Asy’ari !
3. Mengetahui pemikiran yang ada pada Ahl Al Sunnah Khalaf Asy’ari!
BAB 2
PEMBAHASAN
A. TOKOH AHL AL SUNNAH KHALAF ASY’ARI
Nama lengkapnya adalah Al-Hasan Ali bin Isma’il bin Ishaq bin Salim bin Isma’il bin Abdillah bin
Musa bin Bilal bin Abi Burdah bin Abi Musa Al-Asy’ari atau yang sering disebut dengan Syekh Abu
Hasan ‘Ali al-asy’ari. Beliau dilahirkan di Bashrah Irak pada tahun 260 H/875 M, dan wafat ketika
hijrah di Baghdad pada tahun 324 H/935 M. Pada waktu kecilnya, ia berguru pada seorang tokoh
mu’tazilah terkenal yang bernama Al-Jubbai. Aliran ini terus diikutinya sampai ia berumur 40 tahun,
dan tidak sedikit dari hidupnya digunakan untuk mengarang buku ke-mu’tazilahan.
Menurut suatu riwayat, ketika ia berumur 40 tahun, ia mengasingkan dirinya dirumahnya selama 15
hari. Setelah itu ia pergi ke masjid besar Bashrah dan melontarkan kata-kata sebagai berikut: ”Saya
tidak lagi mengikuti paham aliran mu’tazilah dan saya harus menunjukkan keburukan-keburukan dan
kelemahan-kelemahannya.” Boleh jadi, ia telah lama mengadakan peninjauan terhadap paham
mu’tazilah, dan tempo 15 hari tersebut merupakan puncaknya, sebab sebelumnya ia banyak
mengadakan perdebatan-perdebatan dengan gurunya tentang dasar-dasar paham aliran mu’tazilah.
Suatu unsur utama, bagi kemajuan aliran Asy’ariyyah ialah karena aliran ini mempunyai tokoh-tokoh
kenamaan. Tokoh-tokoh tersebut antara lain Abu Bakar Al-Baqilani (w.403 H), Ibnu Faruak
(w.406 H), Ibnu Ishak al Isfarani (w.418 H), Abdul Kahir al Bagdadi (w.429 H), Imam al
Haramain Al Juwaini (w.478 H), Abdul Mudzaffar al Isfaraini (w.478 H), Al Ghazali (w.505
H), Ibnu Tumart (w.524 H), As Syihristani (w.548 H), Ar Razi (w.1209 M), Al Iji (w.756
H), Al Sanusi (w.895 H)
B. Berdirinya Ahl Al Sunnah Khalaf Asy’ari
Aliran Asy’ari pertama kali muncul pada abad ke-9, dan pemikiran Asy’ari menjadi salah
satu dari dua paham teologi utama dalam Islam Sunni, Bersama dengan aliran Maturidi.
C. Pemikiran-Pemikiran Aliran Qadariyah
a. Tuhan dan Sifat-sifat-Nya
Tuhan dapat dilihat di akhirat, demikian pendapat Al-asy’ari. Di antara alasan-alasannya
ialah bahwa sifat-sifat yang tak dapat diberikan kepada Tuhan hanyalah sifat-sifat yang
akan membawa kepada arti diciptakannya Tuhan. Tuhan memang memiliki sifat-sifat itu
(berbeda dengan mu’tazilah) dan sifat-sifat itu, seperti mempunyai tangan dan kaki namun
tidak boleh diartikan secara harfiah. Selanjutnya Al-Asy’ari berpendapat bahwa sifat-sifat
Allah itu unik, sehingga tidak dapat dibandingkan dengan sifat-sifat manusia yang
tampaknya mirip. Dengan demikian kalau dikatakan Tuhan dapat dilihat itu tidak mesti
berarti bahwa Tuhan harus bersifat diciptakan.
b. Kebebasan Dalam Berkehendak
Menurut Al-asy’ariah Allah pencipta perbuatan manusia, sedangkan manusia sendiri yang
mengupayakannya (muktasib). Hanya Allah lah yang mampu menciptakan segala sesuatu
(termasuk keinginan manusia). Hal ini berbeda dengan Mu’tazilah yang berpendapat bahwa
manusia menciptakan perbuatannya sendiri.
c. Akal dan Wahyu dan Kriteria Baik dan Buruk
Meskipun Al-asy’ari dan orang-orang Mu’tazilah mengakui pentingnya akal dan wahyu,
tetapi berbeda dalam menghadapi persoalan yang memperoleh penjelasan kontradiktif dari
akal dan wahyu. Al-asy’ari mengutamakan wahyu dan Mu’tazilah mengutamakan akal.
Dalam menentukan baik dan buruk pun terjadi perbedaan pendapat di antara mereka. Al-
asy’ari berpendapat bahwa baik dan buruk harus berdasarkan wahyu, sedangkan
Mu’tazilah mendasarkan pada akal
d. Qadimnya Al-Qur’an
Asy’ari berpendapat bahwa walaupun Al-Qur’an terdiri atas kata-kata, huruf, dan bunyi, semua
itu tidak melekat pada esensi Allah karenanya tidak qodim. Menurut Al-asy’ari Al-Qur’an tidak
diciptakan. Sebab, apabila diciptakan, sesuai dengan QS An-Nahl: 40
e. Melihat Allah
Al-asy’ari yakin bahwa Allah dapat dilihat di akhirat, tetapi tidak dapat digambarkan.
Kemungkinan ru’yat dapat terjadi ketika Allah yang menyebabkan dapat dilihat atau ia
menciptakan kemampuan penglihatan manusia untuk melihat-Nya.
f. Keadilan
Al-asy’ari tidak sependapat dengan ajaran Mu’tazilah yang mengharuskan Allah berbuat adil
sehingga ia harus menyiksa orang yang salah dan memberi pahala pada orang yang berbuat baik.
Al-Asy’ari berpendapat bahwa Allah tidak memiliki keharusan apa pun karena Ia adalah Penguasa
Mutlak.
g. Kedudukan Orang Berdosa
Al-asy’ari menolak ajaran yang dianut Mu’tazilah. Mengingat kenyataan bahwa iman merupakan
lawan kufur, predikat bagi seseorang harus satu diantaranya. Jika tidak mukmin ia kafir. Oleh
karena itu, Al-asy’ari berpendapat bahwa mukmin yang berbuat dosa besar adalah mukmin yang
fasik sebab iman tidak mungkin hilang karena dosa selain kufur.
DAFTAR PUSTAKA
https://fausalmustaqim1977.blogspot.com/2016/01/makalah-khalaf-ahlussunnah-al-asyari.html

Anda mungkin juga menyukai