Di masa pembangunan ini Ada sesuatu yang rasanya mulai lepas dari tangan Tuan hidup kembali dan meluncur lewat sela-sela jari kita Dan bara kagum menjadi api Ada sesuatu yang mulanya tak begitu jelas tapi kini kita mulai merasakannya Di depan sekali tuan menanti Kita saksikan udara abu-abu warnanya Tak genta. Lawan banyaknya seratus kali. Kita saksikan air danau yang semakin surut jadinya Burung-burung kecil tak lagi berkicau pagi hari Pedang di kanan, keris di kiri Berselempang semangat yang tak bisa mati. Hutan kehilangan ranting Ranting kehilangan daun MAJU Daun kehilangan dahan Ini barisan tak bergenderang-berpalu Dahan kehilangan hutan Kita saksikan zat asam didesak karbon dioksid itu Kepercayaan tanda menyerbu menggilas paru-paru Sekali berarti Kita saksikan Sudah itu mati Gunung membawa abu MAJU Abu membawa batu Batu membawa lindu Bagimu Negeri Lindu membawa longsor Menyediakan api Longsor membawa air Air membawa banjir Punah di atas menghamba Banjir air mata inasa di atas ditinda Kita telah saksikan seribu tanda-tanda Biskah kita membaca tanda-tanda? Sungguhpun dalam ajal baru tercapai Allah Jika hidup harus merasai Kami telah membaca gempa Kami telah disapu banjir Maju. Kami telah dihalau api dan hama Serbu. Kami telah dihujani abu dan batu Allah Serang. Ampuni dosa-dosa kami Terjang. Beri kami kearifan membaca tanda-tanda Februari 1943 Karena ada sesuatu yang rasanya mulai lepas dari tangan akan meluncur lewat sela-sela jari Karena ada sesuatu yang mulanya tak begitu jelas tapi kini kami mulai merindukanya