Anda di halaman 1dari 24

BUDIDAYA TANAMAN LADA

A. TANAMAN LADA
Awal musim hujan merupakan waktu yang tepat bagi petani
untuk mengawali kegiatan bercocok tanam. Demikian halnya
dengan petani lada di kepahiang yang kembali melirik bercocok
tanam lada setelah beberapa tahun sebelumnya ditinggalkan akibat
harga lada murah. Faktor harga selalu menjadi pemacu petani lada
di kepahiang untuk kembali menanam lada. Pada umumnya
varietas petaling 1, lampung daun lebar (LDL), lampung daun kecil
(LDK), dan merapin = “bogor” = “permis” (sebutan loka petani)
menjadi primadona pilihan petani. Varietas-varietas tersebut
mempunyai potensi produksi yang lebih tinggi, adaptasi pada
semua tingkat kesuburan lahan lebih besar dan pemeliharaan relatif
lebih mudah.
Harga bibit lada yang mahal dipengaruhi oleh beberapa
alasan antara lain:
 luas kebun penghasil bibit lada kecil karena jumlah
petani menanam lada pada tahun sebelumnya
sedikit. Bibit lada berasal dari tanaman yang
berumur + 1 tahun,

1
 petani lebih berorientasi pada produksi buah karena
harga lada putih mahal sehingga tidak melakukan
pemangkasan.
Harga bibit yang mahal mendorong petani untuk
menggunakan bibit asalan (mutu rendah dan tidak selektif), hal ini
tentu sangat merugikan petani. Bibit asalan menyebabkan
pertumbuhan tanaman terhambat, rentan terhadap serangan hama
penyakit, keragaan vegetatif tanaman tidak optimal, dan penurunan
produksi. Selektif terhadap bibit yang digunakan sangat penting
karena lada termasuk tanaman tahunan yang baru berproduksi mulai
akhir tahun kedua atau ketiga dan membutuhkan biaya produksi
lebih besar.
Pada tanaman lada terdapat 4 macam sulur yaitu
a. Sulur panjat (orthotropic climbing shoot), memiliki
akar lekat yang berfungsi untuk menempelkan
batang pada tiang panjat.
b. Sulur buah (axillary plagotropic fructing branches),
tidak memiliki akar lekat.
c. Sulur gantung, tumbuh menggantung dipermukaan
tajuk.
d. Sulur tanah (sulur cacing), tumbuh menjalar
dipermukaan tanah.

2
Sifat dari pada sulur panjat negatip fototrop (tumbuh lebih
baik dalam keadaan kurang cahaya), sedangkan sulur buah positip
fototrop (tumbuh lebih baik dalam keadaan cukup cahaya).

1. Deskripsi
Lada yang mempunyai nama Latin Piper Albi Linn
adalah sebuah tanaman yang kaya akan kandungan kimia,
seperti minyak lada, minyak lemak, juga pati. Lada bersifat
sedikit pahit, pedas, hangat, dan antipiretik.[1] Tanaman ini
sudah mulai ditemukan dan dikenal sejak puluhan abad yang
lalu. Pada umumnya orang-orang hanya mengenal lada putih
dan lada hitam yang mana sering dimanfaatkan sebagai bumbu
dapur. Tanaman ini merupakan salah satu komoditas
perdagangan dunia dan lebih dari 80% hasil lada Indonesia
diekspor ke negara luar. Selain itu, lada mempunyai sebutan
The King of Spice (Raja Rempah-Rempah) yang mana
kebutuhan lada di dunia tahun 2000 mencapai 280.000 ton.
Lada adalah salah satu tanaman yang berkembang biak dengan
biji, namun banyak para petani lebih memilih melakukan
penyetekkan untuk mengembangkannya.[4] Mereka memotong
batangnya kira-kira dengan panjang 0,25-0,5 meter.

3
2. Batang
Batang tanaman lada tumbuh merambat pada suatu
tiang, terkadang juga menjalar di permukaan tanah. Panjang
batang bisa mencapai 15 meter, namun dalam budi daya
tanaman lada, biasanya batang akan dipotong dan hanya
disisakan sekitar 275-300 centi meter. Bentuk batang pada
tanaman lada adalah beruas-ruas seperti tanaman tebu dan
panjang ruas bukunya berkisar 4-7 cm, hal ini tergantung pada
tingkat kesuburan. Panjang ruas buku pada pangkal biasanya
lebih pendek dibanding dengan ruas yang berada di pertengahan
maupun ujung, sedang ukuran diameternya rata-rata berukuran
6-25 mm

3. Akar
Akar yang dimiliki oleh tanaman lada adalah akar
tunggang namun mirip dengan akar serabut. Ukurannya kecil-
kecil dan tidak panjang sebagaimana pada akar tunggang
biasanya.[2] Sesuai dengan jenisnya, akar tanaman ini dibedakan
menjadi dua, yakni akar lekat dan akar tanah. Akar lekat adalah
akar yang tumbuh pada setiap ruas buku yang berada di
permukaan tanah dan mempunyai panjang rata-rata 2,5-3,5 cm.
Dalam satu ruas buku bisa tumbuh sebanyak 10-25 helai akar.

4
Kemudian akar tanah adalah akar yang tumbuh pada batang
tanaman lada yang berada di dalam tanah. Dari satu suku batang
bisa tumbuh sekitar 10-20 helai akar

4. Cabang
Tanaman ini mempunyai dua macam lada, yakni cabang
orthotrop dan cabang pang plagiatrop. Adapun cabang
orthotrop adalah cabang yang tumbuh dari ketiak daun pada
buku batang baik yang berada di permukaan maupun di dalam
tanah. Selanjutnya, cabang pang plagiatrop merupakan cabang
yang tumbuh dari buku dahan. Biasanya cabang ini akan
tumbuh setelah tanaman lada berbuah sebanyak dua kali. Jika
semakin banyak buku dahan yang ditumbuhi olehnya, maka
semakin banyak buah yang akan dihasilkan.

5. Dahan
Ukuran panjang dahan tanaman lada berkisar antara 35-
65 cm. Dahannya tumbuh secara vertikal, namun akan berubah
jadi horisontal ketika buahnya sudah mulai tua dan masak. Hal
ini menyebabkan dahan tanaman ini menggantung karena
dipengaruhi oleh bobot buah yang tumbuh di dahan tersebut.
Dahan harus dijaga agar tumbuh normal karena mempunyai

5
fungsi utama, yakni sebagai media pertumbuhan bunga dan
buah.

6. Daun
Daun tanaman lada berbentuk bulat telur, namun
ujungnya meruncing. Pada belahan atas, daun berwarna hijau
tua mengkilat, sedang yang bawah berwarna hijau pucat.
panjangnya bisa mencapai 12-18 cm dengan ukuran lebar 5-10
cm. Daun akan berukuran lebih panjang jika berada pada batang
bagian atas, begitu sebaliknya. Biasanya kuncup daun lada
terbungkus oleh kelopak (sisik), jika dia mengembang, maka
berjatuhanlah kelopak tersebut. Selain itu, daun tanaman ini
sifatnya kenyal dan bertangkai.

B. MANFAAT TANAMAN LADA


Selain untuk bahan atau bumbu dapur, merica atau
disebut dengan lada memiliki khasiat untuk pengobatan.
Ternyata, banyak sekali khasiat dan kandungan merica atau
lada diantaranya sebagai asma, masuk angin, dan diare.
Berikut rangkuman beberapa manfaat/ khasiat dari lada
 Membantu menurunkan berat badan

6
Lada mengandung senyawa kimia yang dikenal
dengan capsaicin, yang merupakan senyawa yang membuat
rasa pedas seperti pada cabai. Capsaicin juga berguna untuk
membantu menurunkan berat badan. Mungkin karena
demikian, capsaicin juga ditemukan dalam pil penurunan
berat badan dan beberapa suplemen lainnya. Bagaimana
capsaicin dapat membantu menurunkan berat badan ?,
Jawabannya sangat sederhana . Capsaicin berkemampuan
membakar kalori dan lemak dengan sifat termalnya . Rasa
pedas saat makan merica juga akan dapat membakar lemak.
 Radang sendi
Capsaicin juga berkhasiat sebagai zat anti-inflamasi,
yang akan emembantu meringankan kondisi peradangan,
seperti pembengkakan dan rasa sakit pada menderita
arthritis .
 Kanker
Sebuah studi yang dilakukan oleh ilmuwan Inggris
di University of Nottingham, dan studi lain oleh American
Association of Cancer Research melaporkan bahwa
capsaicin yang ditemukan dalam paprika sebenarnya mampu
membunuh sel kanker tertentu, terutama sel kanker prostat.
 Sakit kepala

7
Kandungan capsaicin dalam cabai juga bisa
berfungsi untuk memblokir neuropeptida yang dikenal
sebagai substansi P, yang merupakan syaraf pengirim utama
rasa sakit ke otak. Jadi makan merica dapat mengirangi
gejala nyeri saat sakit kepala.
 Hidung tersumbat
Capsaicin dapat membersihkan sinus, bahkan dapat
membantu untuk melawan infeksi sinus dengan
membersihkan saluran rongga udara hidung. Dengan
demikian merica juga dapat membantu melonggarkan
pernafasan saat hidung tersumbat.
 Sakit perut
Merica tidak bisa menyembuhkan sakit perut, namun
setidaknya dapat mencegah penyakit ini. Pedas atau panas
merica dapat membunuh bakteri jahat di dalam perut dan
usus yang merupakan penyebab sakit perut.
 Tekanan darah tinggi
Merica dan cabai pada umumnya mengandung
banyak flavonoid, vitamin C dan vitamin A, yaitu zat yang
juga dapat menurunkan tekanan darah tinggi.
 Kesehatan jantung

8
Terlalu banyak cairan tubuh bisa berdampak buruk
bagi kesehatan jantung. Banyaknya cairan di sekitar dinding
jantung akan mengakibatkan ketegangan pada jantung, dan
berpotensi bisa membahayakan. Salah satu tanda cairan
terlalu banyak adalah bengkak pada pergelangan kaki dan
tangan. Gejala lainnya adalah kesulitan bernapas, karena
terlalu banyak cairan dapat menekan paru-paru.
Merica akan menyebabkan kita berkeringat, dan semakin
kita berkeringat cairan dalam tubuh akan berkurang.
 Anti -oksidan
Senyawa flavanoids, vitamin A dan C yang
ditemukan dalam merica juga merupakan zat antioksidan,
yang bermanfaat untuk menanggulangi dampak kerusakan
sel akibat radikal bebas.

C. BUDIDAYA TANAMAN LADA


1. Syarat Tumbuh
Syarat-syarat tumbuh untuk tanaman lada adalah
iklim tropis, tinggi tempat 0 s/d 1.000 m dari permukaan
laut, namun idealnya 0 s/d 600 m dpl, kisaran relatif udara
yang optimal antara 80% - 90%, curah hujan tahunan yang
optimal antara 2.000 - 2.500 mm/tahun, struktur tanah

9
gembur, tekstur tanah lempung gembur, lempung berpasir,
lempung liat berdebu, tebal solum mencapai kedalaman 50
cm, pH tanah 6 – 7, drainase dan kelembaban tanah baik.
Curah hujan yang dikehendaki tanaman lada antara
2.000 – 3.000 mm/tahun atau rata-rata 2.300 mm/tahun.
Suhu yang sesuai untuk tanaman lada sekitar 20 – 34 oC.
kisaran suhu terbaik antara 21 – 27 oC pada pagi hari, 26 –
32oC pada siang hari, dan 24 – 30 oC pada sore hari.
Kelembapan udara juga dapat mempengaruhi pertumbuhan
tanaman lada. Kelembapan yang sesuai untuk
pertumbuhannya, yaitu 50 – 100%.
Tanaman lada umumnya dapat tumbuh baik pada
jenis tanah podsolik, andosol, latosol dan granosol dengan
tingkat kesuburan dan drainase yang baik. Selain sifat dan
jenis tanah, pertumbuhan dan produktivitas tanaman lada
juga dipengaruhi oleh kedalaman air tanah. Kedalaman air
tanah yang ideal tidak dapat ditentukan dengan mudah.
Namun, air tanah yang mempunyai kedalaman hanya sekitar
0,5 cm dibawah permukaan tanah tidak dapat ditolerir oleh
tanaman lada. Agar ketinggian air dapat diperdalam,
sebaiknya tanaman lada ditanam dibedengan dengan

10
ketinggian minimal 15 cm dan di sekeliling kebun dibuatkan
selokan sedalam 50 cm.
Untuk media tanam merica di uraikan sebagai berikut
- Subur dan kaya bahan organik
- Tidak tergenang atau terlalu kering
- pH tanah 5,5-7,0
- Warna tanah merah sampai merah kuning seperti
Podsolik, Lateritic, Latosol dan Utisol
- Kandungan humus tanah sedalam 1-2,5 m
- Kelerengan/kemiringan lahan maksimal ± 300
- Ketinggian tempat 300-1.100 mdpl
2. Pembibitan
Perbanyakan tanaman lada dapat secara generatif atau
vegetatif. Perbanyakan generatif dengan biji tidak baik sebab sulur
lada yang tumbuh memakan waktu panjang untuk berbuah dan
tidak menjamin hasil yang baik.
Bibit lada yang dapat berupa setek tujuh ruas atau setek satu
buku, namun keduanya harus memenuhi kriteria sebagai berikut
yaitu:
1) bibit berasal dari tanaman yang sehat atau kebun induk
bibit,

11
2) daun berwarna hijau (tidak kuning), tidak terdapat
bercak kuning atau kriting,
3) bibit setek tujuh ruas tanaman induk berumur 1 tahun
atau belum berproduksi, sedangkan bibit polibag
berumur 4 – 5 bulan setelah semai.
4) memiliki akar lekat yang sehat pada setiap buku.

Berikut gambar berbagai macam sulur pada lada

Sulur Panjat Sulur Gantung

Sulur Cabang/ Buah Sulur Tanah/ Cacing

12
Untuk Perbanyakan Bibit lada digunakan teknik sebagai berikut:
a) Stek Panjang (5 – 7 Buku)
Sulur panjang dipotong menjadi 5–7 buku,
daun-daunnya dipotong sebagian kemudian
diakarkan terlebih dahulu dengan
membenamkan dalam tanah dan ditutup dengan
daun atau bahan lain dengan tujuan membuat
kelembapan optimal selama 10–14 hari (akar
keluar).
b) Stek Pendek (1 Buku berdaun Tunggal)
1) Potongan stek satu buku direndam
dalam air gula (1–2%) atau 1
sendok makan untuk 5 liter air,
selama ± 1 jam
2) Siapkan polybag berisib Tanah :
pupuk kandang : pasir ( 2 : 1 : 1
atau 1 : 1 : 1), dibiarkan sampai
tumbuh rumput (tanda siap
ditanami)
3) Tanam stek satu buku
4) Tutup dengan plastik sampai
bertunas, buka penutup setiap

13
pagi (±1 jam)
5) Apabila stek pendek sudah
tumbuh 2–3 daun, hasil stek
diikatkan pada tongkat bambu
6) Bibit hasil stek pendek siap tanam
(telah tumbuh menjadi 5–7 buku)

3. Persiapan Lahan
Adapun lahan yang baik digunakan untuk
penanaman lada adalah sebagai berikut:
• Lahan sebaiknya bukan bekas kebun karet atau tanaman
merica sakit.
• Buat saluran drainase (dalam 30 cm x lebar 20 cm). Parit
keliling (dalam 30 cm x lebar 40 cm) untuk menghindari
terjadinya genangan
• Sediakan tiang-tiang pemanjat (pendukung). Tiang
pemanjat ada 2 macam yaitu:
• Tiang kayu/beton.
• Pohon hidup (dadap minyak, dadap duri).
• Tiang-tiang pemanjat ditanam dengan jarak 2,5 x 2,5 m.
• Lubang tanaman dibuat disekeliling tiang pemanjat
dengan ukuran 50 x 50 x 50 cm.

14
• Apabila tanah miring buatlah teras-teras atau tanamlah
tanaman penutup tanah.
• Pada tanah yang datar buatlah selokan-selokan
pembuang air.

4. Pengolahan Tanah dan Persiapan Lubang


• Ukuran lubang tanam 45 x 45 x 45 cm sampai 60 x
60 x 60 cm (panjang x lebar x dalam)
• Tanah galian dibiarkan terbuka sekurang-kurangnya
40 hari sebelum penanaman
• Tanah yang berasal dari bagian atas dicampur pupuk
organik/pupuk kandang dan infestasi Trichoderma
harzianum
• Dolomite dapat ditambahkan bila diperlukan

5. Teknik Penanaman
 Sistem penanaman adalah monokultur (jarak tanam 2m
x 2m), tetapi juga bisa ditanam dengan tanaman lain
(tumpang sari)
 Lubang tanam dibuat limas ukuran atas 40 cm x 35 cm,
bawah 40 cm x 15 cm dan kedalaman 50 cm
 Biarkan lubang tanam 10-15 hari barulah bibit ditanam

15
 Waktu penanaman sebaiknya musim penghujan atau
peralihan dari musim kemarau kemusim hujan, pukul
6.30 pagi atau 16.30-18.00 sore
 Cara penanaman : menghadapkan bagian yang
ditumbuhi akar lekat kebawah, sedangkan bagian
belakang (yang tidak ditumbuhi akar lekat) menghadap
keatas
 Taburkan pupuk kandang 0,75-100 gram/tanaman
 Tutup lubang tanam dengan tanah galian bagian atas

6. Pemeliharaan Tanaman Merica


a. Bersihkan kebun dari rerumputan pengganggu.
b. Pangkaslah pohon-pohon pemanjat, pada musim
penghujan dengan pemangkasan berat dan pada musim
kemarau dengan pemangkasan ringan.
c. Ikatlah tanaman pada tiang-tiang pemanjat agar tanaman
melekat pada tiang sebelum akar perekat menjadi kuat.
d. Yang diikat hanyalah cabang yang tumbuh keatas
sedangkan cabang-cabang samping tidak perlu.
e. Buanglah cabang-cabang pada pangkal pohon yang
menutup tanah

16
7. Pemangkasan
Tujuan :
 Untuk memperoleh cabang samping (cabang buah) yang
lebih banyak.
 Untuk mendapatkan pohon yang rimbun.
Cara pemangkasan :
 Pemangkasan dilakukan pada ruas yang tidak terdapat
cabang-cabang samping.
 Apabila tanaman sudah mempunyai 8 atau 9 ruas maka
harus dipangkas pada ketinggian 25-30 cm dari tanah.
 Tunas yang tumbuh dari batang stek utama harus
dipangkas pula dan pangkasannya dapat dijadikan
sebagai bahan stek.
 Sulur-sulur yang kemudian tumbuh diikatkan ketiang
pemanjat dan bila telah lebih dari 10 ruas dipangkas lagi
hingga tinggal 3-4 ruas dari pangkasan pertama.
 Pemangkasan dilakukan terus sampai sulur mencapai
ujung tiang pemanjat.
 Pangkas sulur gantung

17
8. Pemupukan
Untuk mendapatkan pertumbuhan dan hasil yang tinggi
tanaman lada perlu diberikan pupuk organis (pupuk kandang,
kompos) dan pupuk anorganis (pupuk buatan).
Pupuk organis diberikan sebagai pupuk pendahuluan
sebanyak 5-10 kg per lubang tanaman. Untuk pupuk buatan
dapat diberikan pupuk Urea, TSP dan KCL
a) Pemupukan Untuk Tanaman Muda

Keterangan: 1 sendok makan (sdm) = 20–30 gram

b) Pemupukan Untuk Tanaman Produktif


Pupuk 1600 gram NPKMg (12 : 12 : 17 : 2) per
tahun per tanaman. Pemberian pupuk dibagi 3–4 kali per
tahun

18
Keterangan: 1 sendok makan (sdm) = 20–30 gram

D. HAMA DAN PENYAKIT


1. Hama
a) Hama Penggerek Batang (Laphobaris Piperis)
Ciri: berwarna hitam, ukuran 3-5 mm. Serangga
dewasa lebih suka menyerang bunga, pucuk daun dan
cabang-cabang muda. Akibat lain bila Nimfanya (serangga
muda) berupa ulat akan menggerek batang dan cabang
tanaman. Pengendalian: memotong cabang batang atau
lakukan penyemprotan dengan bahan organik
b) Hama bunga
Ciri: Serangga dewasa berwarna hitam, sayap seperti
jala, terdapat tonjolan pada punggungnya, ukuran panjang
tubuh 4,5 mm dan lebar 3 mm. Gejala: serangga
dewasa/nimfanya menyerang bunga berakibat bunga rusak
19
dan menimbulkan kegagalan pembuahan, siklus hidupnya
sekitar 1 bulan. Pengendalian: pemotongan pada tandan
bunga atau lakukan penyemprotan dengan bahan organik

c) Hama buah
Ciri: serangga berwarna hijau kecoklatan, nimfanya
tidak bersayap, berwarna bening dan empat kali ganti kulit.
Serangga dewasa atau nimfanya menyerang buah sehingga
isi buah kosong. Telurnya biasa diletakkan pada permukaan
daun atau pada tandan buah, siklus hidupnya sekitar 6 bulan.
Pengendalian: musnahkan telur dipermukaan daun, cabang,
dan yang ada pada tandan buah atau lakukan penyemprotan
dengan bahan organik

2. Penyakit
a) Penyakit busuk pangkal batang (BPB)
Penyebab: jamur Phytopthora Palmivora Var Piperis.
Gejala: awal serangan sulit diketahui. Bagian yang mulai
terserang pada pangkal batang memperlihatkan garis-garis
coklat kehitaman dibawah kulit batang. Daun berubah warna
menjadi layu (berwarna kuning). Pencegahan : penanaman
jenis lada tahan penyakit BPB

20
b) Penyakit kuning
Penyebab: tidak terpenuhinya berbagai persyaratan
agronomis serta serangan cacing halus (Nematoda)
Radhophalus similis yang mungkin berasosiasi dengan
nematoda lain seperti Heterodera SP, M incognita dan
Rotylenchus Similis. Gejala: menyerang akar tanaman lada,
ditandai menguningnya daun lada, akar rambut mati,
membusuk dan berwarna hitam. Cepat lambatnya gejala
daun menguning tergantung berat ringannya infeksi dan
kesuburan tanaman. Pengendalian: Pemberian pupuk
kandang, pengapuran, pemupukan tepat dan seimbang

E. PANEN
Tanaman lada umur 2 tahun telah ada yang berbuah.
Bunga dan buah yang terbentuk harus dibuang, sebab kalau
tidak pertumbuhan vegetatif menjadi terhalang sedang produksi
yang diperoleh sedikit dan jarang.
Pada umur 3 tahun, pembuahan dibiarkan untuk
memulai produksi. Tanaman lada yang dipelihara dengan baik
dapat berproduksi hingga umur 15 tahun atau lebih. Lama
pembentukan bunga sampai buah masak ± 8 bulan sehingga
pemetikan dilakukan satu kali setahun sebanyak 3 periode yaitu
untuk mendapatkan buah selang, panen besar dan buah lelesan.

21
Buah sejak terbentuk berwarna hijau muda dan akan berubah
menjadi hijau tua.
Pemetikan harus dilaksanakan pada saat yang tepat.
Pemetikan buah lada apabila pada dompolan telah terdapat buah
yang berwarna kuning kemerah-merahan. Pemetikan yang
terlalu cepat (masih muda) akan menghasilkan lada yang rendah
mutunya, sedang kalau terlambat ada kemungkinan buah akan
gugur.
Ada 2 macam pemetikan buah lada menurut tujuannya :
1. Pemetikan Untuk Lada Hitam.
Pemetikan buah lada harus sudah tua, untuk
mengetahui ini buah lada dipijit atau dipecahkan dengan
kuku. Bila terlihat cairan putih maka buah lada tersebut
belum bisa dipetik. Pemetikan dapat dimulai bila dalam
suatu dompolan sudah ada buah yang berwarna hijau tua dan
padat serta beberapa butir buah berwarna kemerah-merahan.
Waktu pemetikan berkisar bulan Mei sampai
September, tergantung iklim dari masingt-masing daerah
pertanaman lada.
Bagi tanaman yang tinggi, cara pemetikan dengan
memakai tangga. Dompolan lada dipetik lalu dikumpulkan
pada tempat yang telah disediakan.

22
2. Pemetikan Untuk Lada Putih.
Buah dipetik bila sudah masak yaitu jika sebagian
besar buah lada pada tiap tandan berwarna kuning kemerah-
merahan dan kulit tempurungnya sudah keras. Waktu dan
cara pemetikan untuk lada putih sama dengan untuk lada
hitam

23
DAFTAR PUSTAKA

Permadi, Adi (2008). Membuat Kebun tanaman Obat. Jakarta:


Pustaka Bunda.
Agraris Kanisius, Aksi(2005).Bercocok Tanam Lada.Yogyakarta:
Penerbit Kanisius

24

Anda mungkin juga menyukai