Anda di halaman 1dari 20

MATA KULIAH

SINEMATOGRAFI SASTRA
Dosen Pengampu : Dr. Yenni Hayati, S.S., M.Hum

Nama :Rani Susanti


NIM :20017109
Kelas/ Seksi :A / 202220170042

Diangkat dari Cerpen ‘Pisau’

JUDUL : Pisau
IDE CERITA : Teror dari seorang mantan narapidana
LOGLINE :
 Setiap bulannnya seorang mantan narapidana
meneror setiap rumah yang ada di suatu
perumahan untuk mendapatkan pisau dan uang.
Namun, teror tersebut malah berujung maut.
STATEMENT :
 Jika ingin melakukan pekerjaan maka katakanlah
maksud dan tujuannya dengan jelas agar orang
lain tidak berburuk sangka.
TEMA : Teror
KARAKTER :
 Agus
Agus merupakan seorang kepala keluarga yang
berparas tampan. Ia memiliki mata bulat dan
badan yang Ideal. Agus juga memiliki karakter
yang penyayang, penurut, hati- hati, dan
sedikit penakut. Ciri-ciri khasnya soft boy
 Reza
Reza merupakan seorang mantan narapidana yang
berparas sangar. Ia memiliki badan tinggi,
besar, berkulit hitam, mata yang memerah,
berkumis tebal, dan tangan yang dipenuhi dengan
tato. Ia memiliki karakter yang kasar, memaksa,
dan mengamcam. Ciri khas Reza songong
( ekspresi preman), serampangan atau
menjengkelkan dan menakutkan
 Lastri
Lastri merupakan istri agus yang memiliki paras
yang cantik. Ia memiliki karakter yang sangat
penakut dan selalu berfikir negatif. Ciri
khasnya
Sinopsis

Reza merupakan seorang mantan narapidana yang sangat ahli


dalam menggunakan pisau. Selepas dari keluar penjara ia mulai
melakukan pekerjaan aneh, yaitu mengasah pisau. Akan tetapi
dalam melakukan pekerjaan anehnya tersebut ia memaksa setiap
orang yang ada di kawasan perumahannya untuk mengasah pisau
setiap bulannya kepadanya serta memberikan sejumlah uang. Jika
ada yang menolak keinginannya, ia tidak segan-segan untuk
membunuh orang tersebut. Suatu ketika datanglah penghuni baru
sepasang suami istri di kawasan perumahan tersebut. Tanpa aba-
aba Reza datang ke rumah tersebut dan langsung meminta pisau.
Hal ini membuat pasangan tersebut ketakutan.
Setiap bulannya Reza selalu datang ke rumah tersebut.
Meskipun sudah berulang kali Reza datang. Hal tersebut tetap
membuat Lastri ketakutan. Melihat ketakutan Lastri setiap Reza
datang membuat emosi agus memuncak dan menjadi dendam.
Pada suatu ketika terdapat kabar, bahwasannya ada seorang
lelaki yang meninggal karena di bunuh. Hal tersebut membuat
kawasan perumahan tersebut menjadi heboh.
PISAU

Skenario Oleh
Rani Susanti

Final Draft
Mei 2023
ACT 1

CUT TO:
SCANE 20. INT. INTEROGASI- SIANG ( opening)
Dalam suatu ruangan yang gelap dan minim cahaya tersebut,
tampak seorang pria yang sedang di interogasi. Tidak
hanya itu, tapi tampak pula sebuah pisau yang berdarah
dan amplop.

Memperlihatkan tangan sedang mengasah pisau.

SCANE 01. INT. RUMAH BARU AGUS – SIANG


Pada scane ini diperlihatkan sebuah rumah modern
menghadap ke timur yang memiliki nuansa mewah disertai
perkarangan kecil, serta terdapat taman mini nan
minimalis. Kemudian terdapat cahaya matahari yang masih
menjalar ke lantai dalam rumah tersebut. Itu merupakan
rumah baru keluarga Agus. Agus dan Lastri sedang beres-
beres di rumah barunya
Disaat yang sama, tampak Reza lewat depan rumah Agus
sebelum mengambil pisau dirumah tetangga Agus.( Dengan
lirikan tajam)

CUT TO:
SCANE 02. EXT. TERAS RUMAH - SIANG

Seseorang laki-laki bak mafia yang bertubuh padat, tinggi


besar, kulit hitam, mata yang memerah serta dipenuhi
dengan tato tampak berjalan sangar mendekat ke arah Agus
yang sedang menyiram tanaman. Dia adalah seorang mantan
narapidana yang bernama Reza.
AGUS
Mau ketemu dengan siapa?
( Tanya agus dengan ekspresi santai karena merasa kurang
nyaman) – ramah
Reza berjalan maju selangkah
REZA
Baru pindah ya?
( dengan suara berat sedikit parau dan tanpa senyum &
tanya nya menjengkelkan)

AGUS

Iyya, ya saya baru pindah! Ada yang bisa saya bantu


( Tnya Agus dengan ramah )

Reza maju satu langkah lagi

REZA

Di dapurmu ada berapa pisau? (todongnya langsung)-


menjengkelkan

AGUS

(Terdiam dengan wajah ketakutan)

Karena tidak kunjung menjawab pertanyaanya, ia membentak


dengan sangat keras Agus.

REZA (CONT’D)
Ada berapa, hei!

( Reza mulai kesal )

AGUS

Ada dua pisau dapur biasa bang..... ( Agus merasa takut


dan suaranya gemetaran)
REZA
Kamu ingin pisau mu be(dengan kasar ia mengajukan
pertanyaan)

Agus terdiam dan sibuk menerka-nerka dalam pikirannya


tentang maksud dari perkataan Reza tersebut. Melihat
keterdiaman agus, membuat reza kesal dan melanjutkan
perkataannya.

REZA (CONT’D)
Bagaimana?

(Tanyanya tak sabaran dengan ekspresi kesal)

AGUS
Maksudnya ? ( tanyanya dengan bingung)

REZA
Dasar bodoh! Mau atau tidak ha?!
( Dengan nada tinggi dan ekspresi marah yang membuat
lawan kaget dan takut)
AGUS
Iy..iiya,iya mau (Terbata-bata)
REZA
Mulai besok pagi setiap tanggal 25, letakkan di dekat
pintu pagar pisau dan amplop berisi uang Rp 10.000. Kalau
tidak kamu lakukan, itu artinya kamu mencari masalah!!!!
(Reza menatap Agus dengan tajam )

AGUS

Saya bersedia bang


( ekspresi pasrah)

Mendengar jawaban tersebut membuat Reza tersenyum licik


dan seketika tertawa kecil melihat ketakutan di mata pria
tersebut. Setelah puas tertawa, Reza pergi begitu saja
meninggalkan Agus yang menatapnya dengan sorot cemas dan
gemetaran.

Pada adegan ini,Lastri mendengarkan percakapan mereka


dari balik pintu ( Lastri tampak cemas).
CUT TO:
SCANE 03. INT. DI DALAM KAMAR - MALAM
Di sudut kamar, agus mendapatkan istrinya sedang
ketakutan dengan wajah yang pucat.

AGUS

Kamu kenapa dek?

( Tanya dg lunak)

LASTRI

Aku tadi mendengar percakapan mas dengan pria yang di


teras tadi. Aku takut!!! Gimana kalau kita pindah saja
mas. Aku yakin orang seperti dia pasti tidak takut polisi
dan tidak takut mati.

( Dengan ekspresi penuh kecemasan )

Ditengah perbincangan sepasang suami istri tersebut.


Tiba-tiba terdengar pintu rumah diketuk dengan kasar dari
luar. Gedorannya semakin lama semakin keras.

V.O.

Tok...tok....tok...tok...

Agus dan Lastri saling menatap mendengar ketukan pintu.

CUT TO :
SCANE 04. EXT. LUAR RUMAH- MALAM
Mendengar ketukan pintu tersebut, Agus keluar rumah dan
mendapati bahwa itu pria yang tadi yang berdiri di depan
pintu.
AGUS
Maaf, bang. Apa ada yang tertinggal? ( Agus tampak
bingung

Reza
Istrimu mana? Aku belum lihat !! (Dg ekspresi
menjengkelkan)

Pertanyaan tak terduga dari Reza, membuat agus sangat


cemas.

AGUS
Lagi didalam bg, kurang sehat.

REZA
Suruh dia keluar!! ( dengan nada yang makin meninggi dan
kesal)

AGUS

Tapi,Bang....

( Wajah Agus mulai risau)

REZA

Panggil istrimu SEKARANG juga!!!

( Potong Reza dengan nada tinggi dan penuh penekanan pada


kata ' sekarang’)

Agus berjalan menuju kamar

CUT TO:
SCANE 05. INT. KAMAR – MALAM
Agus kemudian tergesa- gesa berjalan ke arah kamar
menemui istrinya. Dikamar Lastri terlihat cemas dan
takut. Namun, Agus berusaha menguatkan lastri agar ia mau
menemui Reza sebelum ia mengamuk- ngamuk di rumahnya.
Agus

Ayo kita keluar temui dia

( dengan mendesak )

Lastri

Tidak mas. Aku tidak mau ( ujarnya penuh ketakutan)

AGUS

Sebentar saja, Ayo kita keluar temui dia

Agus terus berusaha meyakinkan Lastri untuk mau keluar


menemui Reza. Pada akhirnya, Lastri pun mau keluar
menemui Reza.

CUT TO:

SCANE 06. EXT. TERAS RUMAH – MALAM

Agus menuntun istrinya keluar rumah untuk menemui pria


sangar tersebut.

AGUS
Ini istri saya, bang. ( sambil memperkenalkan lastri yang
tersenyum kaku dengan raut wajah yang sedikit takut)

Reza tertawa
REZA
Cantik...cantik juga istrimu (sambil cengengesan)

Setelah mengatakan hal tersebut, ia menatap lastri


beberapa saat. Dan kemudian melangkah pergi, sebelum jauh
dari pagar ia berbicara lagi

REZA (CONT’D)
Istrimu cantik tapi sayang pucat sekali hahahahaha
( tertawa menjengkelkan)
ACT 2

CUT TO:
SCANE 07. EXT. PAGAR - PAGI

Tepat pada tanggal yang diberitahukan oleh pria sangar


tersebut, tampak lastri meletakkan dua buah pisau dan
sebuah amplop berisi uang Rp 10.000 di tempat yang
ditunjukkan si sangar itu.

CUT TO :
Scane 08. INT. DALAM RUMAH - PAGI
lastri diam -diam mengintip dari balik gorden rumahnya
yang sengaja tidak di buka lebar-lebar agar ia dapat
mengetahui apa yang akan dilakukan oleh pria itu dengan
pisau dan amplop tersebut.

CUT TO :
SCANE 09. EXT. PAGAR - PAGI
Reza membuka pintu pagar. Kemudian ia mengambil pisau dan
amplop tersebut. Ia meletakkan pisau ke dalam tas yang ia
bawa dan memasukkan amplop tersebut ke dalam kantongnya.
Tanpa diduga tas tempat Reza meletakkan pisau tersebut
robek dan mengakibatkan seluruh pisau yang ada didalamnya
berjatuhan ( menampilkan ekspresi kesal). Melihat pisau
sebanyak itu membuat lastri menjadi takut. Ia berfikiran
bagaimana kalau pria tersebut menjadi gila dan membunuh
orang-orang perumahan tersebut.

CUT TO :
SCANE 10. EXT. LUAR RUMAH - MALAM
Setelah 4 hari kemudian tepatnya pada pukul 11 malam.
Reza datang dengan mengendor-gedor pintu secara kasar

REZA (V.0.)
Tok... tok... tok...
CUT TO :
SCANE 11. KAMAR TIDUR AGUS - MALAM
Lastri yang tengah tertidur hendak menuju mimpinya
terkejut karena mendengar gedoran yang keras dari luar
rumah. Dengan napas yang sesak ia terbangun takut. Di
dalam kamar, ia berdebat dengan suaminya agar jangan
membuka pintu dan telepon polisi saja.
LASTRI
Ada apa mas? ( Cemas)
AGUS
Tidak tau, biar aku cek terlebih dahulu ( berusaha
menenangkan)
Hendak berjalan meraih gagang pintu kamar. Namun ditahan
oleh Lastri karena mendengar suara gedoran yang semakin
keras dari luar.

LASTRI
Jangan mas,jangan dibuka ( ekspresi dari cemas ke takut)

Lastri berusaha menahan Agus agar tidak usah membukakan


pintu akan tetapi karena gedoran pintu semakin keras
membuat Agus bersikeras untuk membuka pintu.
V.O
Tok. Tok... Tokkk ( Semakin keras)

AGUS
Gapapa, Biar kubuka saja ! (Ucapnya dengan menyakinkan)

CUT TO :
SCANE 12. INT. RUANG DEPAN - MALAM
Dengan jantung yang berdetak kian cepat dan wajah yang
mulai pucat pasi. Agus melihat si sangar memegang dua
pisau yang terlihat tajam dengan seringaian yang sangat
menyeramkan.

CUT TO :
SCANE 13. EXT. TERAS RUMAH - MALAM
Dengan seringaian tajam dan pisau yang diangkat ke atas
menimbulkan kesan seram pada malam itu.

REZA

Sudah sangat tajam, kan? ( Sambil memperlihatkan pisaunya


di depan wajah agus). Berbeda dengan ketika kamu letakkan
di dekat pagar empat hari lalu. ( Ekspresi dan nada
menjengkelkan)

Kalau sebelum ke tanganku, pisau ini digorokkan ke leher


kita, akan sangat sakit sekali. Pisau tumpul, dipakai
menyembelih, termasuk menyembelih kambing atau ayam, sama
artinya sebuah penyiksaan. (Nada menakutkan)

Melihat ketakutan dimata Agus membuat Reza sangat puas


dengan ekspresi tersebut.

REZA (CONT’D)
Kalau setajam ini, rasa sakit disembelihnya tidak begitu
menyiksa, ha-ha-ha… (Ia menyentuh sisi tajam pisau itu
dan tetap menatap dengan serigaian tajamnya)

AGUS
Mm..maaf bang. Maksud abang gimana ya? ( Agus semakin
takut)

REZA
Pisau tajam ketika digunakan dengan baik, tidak
menyakitkan! Termasuk, untuk melukai kulit ini(ia
menggoreskan tangan kanannya menggunakan salah satu pisau
tersebut)
Agus merasakan tenggorokkan nya semakin menyempit dan
tegang. Ia benar-benar ketakutan dan merasakan pasokan
oksigen disekitarnya semakin menepis. Dengan suasana
malam yang sunyi dan tawaran yang tiba-tiba dari reza
untuk mencoba tajamnya pisau tersebut membuat Agus tiba-
tiba terduduk di lantai begitu saja.

AGUS
Bang , mohon bang ! jangan. Saya takut ( ia bersujud di
kaki Reza sambil memohon dan penuh ketakutan)

Agus yang merasakan lehernya di raba menjadi lebih


merinding karena takut disembelih.

REZA
Berikan pisau ini ke istrimu ( sembari memberikan pisau)

Kemudian, Reza pergi begitu saja meninggalkan Agus yang


syok dan ketakutan.

ACT 3

CUT TO:
SCANE 14. EXT. TERAS RUMAH- PAGI
Harapan agar semalam akhir dari mimpi buruk menjadi
pupus. Karena pada saat pintu dibuka, terlihat di kursi
teras Reza sedang duduk dengan santainya sambil merokok.
Seolah-olah rumah itu adalah miliknya sendiri.

REZA
Kesiangan ya ? ( Menyapa dg santai)

AGUS
Eh, Abang. Ap- ( menutupi ketakutan)

REZA
(Memotong)
Duduklah sejenak! ( Sntai)

Agus berusaha duduk dengan tenang di sebelahnya


REZA
Kamu tau siapa saya? ( Serampangan)
Agus menggeleng
REZA (cont’d)
Saya baru setahun keluar penjara, membunuh orang. Kamu
tahu bagaimana seorang mantan pembunuh seperti saya ini
hidup setelah menghirup udara bebas? ( Wajah
menjengkelkan kek org pungli)

Agus masih diam


REZA (CONT’D)
Dengan mengasah pisau
(mengehela napas sejenak)

Aku mahir mengasah pisau. Dan dulu, musuh-musuhku kusayat


sampai menjerit dengan pisau yang tajam. Dan terakhir,
kusembelih, mati. Dan aku pun dipenjara.

Ia menjeda ucapannya sebentar

REZA
Ketika dipenjara, aku berpikir tobat( Reza menghembuskan
asap rokok sambil menatap ke awan) . Terbayang tanah
keluarga yang luas, bisa kugarap jadi ladang. Ternyata,
tanah itu dijual oleh mereka. Karena aku perlu uang
untuk kebutuhan hari-hari dan aku tidak punya
keterampilan kecuali mengasah pisau, merampok dan
membunuh (Reza mencurahkan isi hatinya dengan melantur)
REZA (CONT’D)
Hal itu aku lakukan semata-mata agar istri dan anakku
hidup tenang ( sambil melirik pisau dan amplop)
kalau tidak mau, orang itu sama artinya menyuruhku ke
penjara lagi… ( nada menjengkelkan)

Agus berusaha memahami caranya yang aneh dan kasar


tersebut. Tapi menurutnya ini merupakan pemaksaan dan ia
tidak menyukainya.
REZA (CONT’D)
Pisau tajam itu penting di miliki. Istrimu, sebagai ibu
rumah tangga misalnya Memotong sayur, kalau pisaunya
tajam, tentu sayur tidak merasa sakit ketika dipotong ia
mungkin akan tersenyum. Dalam hal ini, kasih sayang perlu
dimiliki oleh pisau. Bentuknya dengan menyiapkan mata
pisau yang tajam. Iya, kan? ( Nada menjengkelkan)

Agus hanya mengangguk-angguk saja mendengar alasan-alasan


yang diberikan oleh Reza untuk mendukung pekerjaannya
tersebut. Walaupun baginya pekerjaan mengasah pisau
tersebut merupakan pekerjaan yang aneh. Jika orang
perumahan tersebut tidak ada yang menantang, mungkin Rp
10.000 per bulan tidak terlalu memberatkan daripada teror
yang diakibatkan atas penolakan kesediaan mengasah pisau.

CUT TO:
SCANE 15. EXT. PAGAR- PAGI
Mereka berjalan beriringan menuju pintu pagar. Reza
merangkul dengan hangat bahu Agus. Ia mencoba untuk
bersikap ramah dan bersahabat. Reza seakan menganggap
bahwa Agus adalah pelanggan bulanannya yang harus ia
jaga.
Agus yang merasa mulai nyaman karna rangkulannya kembali
mengalami gaduh yang tak terluskiskan cemasnya di dalam
hati karena perkataan Reza yang tiba-tiba.
REZA
kalau kamu tidak lagi berminat mengasahkan pisau
kepadaku.

(Ia berhenti sejenak kemudian mengeratkan lipatan sikunya


dileher agus)

REZA (CONT’D)
Itu artinya kamu siap saya sembelih…

Reza melepaskan rangkulannya kemudian melangkah lebih


dulu, dan sebelum hilang di balik pagar ia mengatakan

REZA (CONT’D)
Ingat, rezekiku ada pada pisaumu. Juga nyawamu

Sejak saat itu, agus selalu berkhayal untuk membunuh


Reza.

Menjelang beberapa bulan itu, diperlihatkan setiap


bulannya lastri meletakkan pisau dan amplop dipintu pagar
tersebut( menampilkan pisau, amplop dan tangan nya saja)

CUT 16. INT. KAMAR AGUS – MALAM


Pada saat dikamar, Lastri mengajak Agus untuk tidak lagi
meletakkan pisau dan amplop lagi. Karena ia sudah sangat
muak untuk melakukannya.
LASTRI
Mas, kita tidak perlu lagi ya meletakkan pisau dan
amplop. Aku sudah sangat muak untuk melakukannya
Mendengar ucapan dan keluhaan dari sang istri pun membuat
Agus menyetujuinya
AGUS
Hengh...Baiklah, kita tidak akan melakukannya lagi

Agus menyetujuinya sambil senyum tipis dan tampak seperti


memikirkan sesuatu. Namun hal tersebut tidak membuat
lastri penasaran.

CUT TO:
SCANE 17. EXT. LUAR RUMAH – SIANG
Pada saat Reza datang dibulan berikutnya. Reza hendak
mengambil pisau dan amplop di tempat biasa ia ambil.
Namun, pada saat ia ingin mengambil ia tidak melihat
barang-barang tersebut disana. Hal itu membuat ia jengkel
dan marah karena bisa-bisanya Agus dan Lastri tidak
meletakkannya disana.

CUT TO:
SCANE 19. INT. RUMAH AGUS – MALAM
Pada saat tengah malam pun, Agus pulang ke rumahnya dan
menemukan istrinya sedang tertidur dengan nyenyak.
Melihat hal itu membuat Agus tersenyum.

CUT TO:
SCANE 21. INT. RUMAH- SIANG
Di tempat berbeda , yaitu dikediaman rumah Agus
V.O BERITA
Telah terjadi pembunuhan dan bla.......

Mendengar berita tersebut, Lastri yang sedang asik


Membersihkan meja tiba- tiba saja menangis.

CUT TO:
SCANE 22. INT. RUANG INTEROGASI- SIANG
Di dalam ruang interogasi, pihak kepolisian mendesak pria
tersebut untuk mengatakan seyuyurnya. Pria tersebut yang
pada awalnya diam tiba- tiba bertanya kepada polisi

SIPIR
Apakah kamu tau arti kegunaan pisau ini?

Sebelum sempat menjawab pertanyaan dari pria tersebut, ia


lalu melanjutkan kalimatnya sambil menatap pisau tersebut
dengan senyuman miring.

PRIA INTEROGASI
Dalam hal ini, kasih sayang perlu dimiliki oleh pisau.
Ia bisa memberikan keuntungan tapi juga bisa
membahayakan. Itu tergantung pemakainya saja ( matanya
sama sekali tidak pernah lepas dari pisau tersebut)

PRIA INTEROGASI ( CONT’D)


Tapi alangkah baiknya pisau tersebut tajam agar tidak
menyakitkan. Dan aku melakukannya dengan menggunakan
pisau tajam jadi sama sekali tidak membuat dia merasakan
sakit bukan??

Pandangan yang semula menatap pisau tersebut beralih


menatap ke arah petugas interogasi tersebut namun tetap
dengan senyuman miring.
Credit tittle

END

Beni kek org pungli

Anda mungkin juga menyukai