NIM : 201241003
Karakter umum : cerewet, idealis, mudah ditipu, punya kisah cinta yang menyedihkan,
seorang perawan tua, pembual.
Fungsi : seorang perawan tua yang memiliki anjing jantan bernama Rima, memiliki nasib
cinta yang buruk seperti Zen Kertadisastra.
Kedudukan : antagonis, pemeran utama wanita.
Raden Roro Ayu Rengganingsih merupakan seorang perawan tua berusia 60-an yang berasal
dari keluarga ningrat dan tinggal di Jalan Nusantara 23, Bandung. Sore itu, Ayu sedang membuat
coklat didalam rumah sambil mendengarkan musik-musik romantik kesukaannya. Ditengah
kegiatannya tersebut, ia mendengar suara orang didepan rumahnya. Ia mengintip dari sisi
jendela, melihat siapa yang datang. Ia melihat seorang pemuda dengan pakaian rapi dan
membawa sekuntum bunga melati. Disitu, Ayu merasa bahwa laki-laki itu pasti ingin bertemu
dengannya. Hingga suara bel rumahnya terdengar beberapa kali, ia pun keluar dari rumah dengan
rasa kesal karena pemuda tersebut umpatan pemuda tersebut pada rumahnya yang disebut ganjil.
Ayu berlaku judes pada laki-laki itu dan menanyakan untuk apa pemuda tersebut datang ke
rumahnya. Pemuda itu mengatakan ingin bertemu dengan Rima. Awalnya, Ayu sedikit kaget,
namun ia berpura-pura tidak tahu akan kenyataan bahwa Rima adalah anjing jantan miliknya.
Ayu berpikir, laki-laki ini bisa diraihnya, apalagi melihat bunga melati yang dibawa laki-laki itu
membuat dia semakin gede rasa(GR).
Ayu mengajak pemuda itu masuk ke rumahnya, namun dengan berbagai alasan pemuda itu tidak
mau. Di awal perjumpaan mereka itu sempat ada sedikit perdebatan akan status Ayu. Ayu
dengan tidak terima ketika ia dipanggil 'nyonya' oleh pemuda itu, karena pada kenyataannya ia
masih perawan dan belum menikah yang seharusnya masih dipanggil 'nona'.
Mereka berbicara banyak hal, mulai dari musik sampai sastra. Ayu sendiri memang dahulunya
lulusan sastra. Maka, tidak diragukan lagi kepandaiannya dalam bidang kesastraan. Disaat
pemuda itu menceritakan keakuannya, Ayu mulai tertarik. Ayu dengan gaya centilnya beberapa
kali juga memeberi isyarat melalui bahasa tubuh bahwa ia tertarik pada laki-laki yang ternyata
bernama Zen Kertadisastra itu.
Melihat respon Zen yang juga mulai menggodanya membuat Ayu semakin gencar melakukan
pendekatan dan mengucapkan banyak pembualan seperti yang Zen lakukan. Ditengah
keromantisan mereka yang mulai dekat, mereka beradu mulut karena Zen yang menghina adik
kanduy Ayu. Ayu semakin emosi ketika Zen mengejeknya perawan tua yang buruk rupa, Ayu
semakin marah dan melempar bunga melati Zen lalu, masuk ke dalam rumah.
Di dalam rumah, Ayu merasa kesal, namun juga khawatir. Ia tidak mau kehilangan Zen, ia ingin
memiliki Zen. Sampai dari dalam Ayu mendengar suara Zen yang sedang bernyanyi, ia
menikmati nyanyian Zen dengan raut wajah kagum. Akhirnya, ia putuskan untuk keluar dari
rumah lagi. Ayu mencoba merayu Zen dengan berbagai cara, agar Zen tidak marah lagi padanya.
Dengan segala rayuan dan bujukan akhirnya Zen mau memaafkan Ayu. Mereka kembali baikan
dan berbincang kembali.
Pada puncak permasalahan kedua, lagi-lagi Zen menghina adik kandung Ayu, yaitu Wahyu
Raharja. Pada saat itu, Ayu sangat marah sampai mengusir Zen dari pekarangan rumahnya.
Hingga pada akhir cerita, Ayu mengatakan dengan santai bahwa Rima adalah anjing jantan
miliknya yang suka makan coklat. Zen dibuat kaget bukan main. Melihat Zen yang sedih bahkan
sampai menangisi Rima, membuat hati Ayu terenyuh, ternyata nasib Zen tidak jauh beda dengan
kisah cintanya selama ini. Ayu menceritakan yang sebenarnya, bahwa ia sering ditolak laki-laki
bahkan dihina. Mereka merasa satu nasib dan peristiwa, keduanya berpelukan dan menangis
bersama.