Anda di halaman 1dari 5

Nama:Farel Iza Mahendra

Kelas:9A

Noabsen:7

Suku Sumbawa

Suku asli Sumbawa atau Tau Samawa berasal dari migrasi berbagai pulau tetangga seperti Lombok,
Bali, Jawa, dan Sulawesi. Dari percampuran darah antara pendatang dan penduduk asli, berdirilah
beberapa kerajaan seperti Utan Kadali, Tangko dan Taliwang

-bidang agama/kepercayaan suku Sumbawa

Penduduk asli sumbawa merupakan campuran dari berbagai daerah


kususnya kepulauan sunda kecil. Dari percampuran darah antara
pendatang dan penduduk asli, berdirilah beberapa kerajaan seperti Utan
Kadali, Tangko dan Taliwang. Mayoritas tau samawa beragama Islam
-bidang politik/pemerintah suku Sumbawa
Demokrasi dapat diartikan sebuah kebebasan untuk berbeda. Pemilu
diciptakan adalah sebagai alat bagi sistem demokrasi dengan tujuan Untuk
menciptakan kondisi masyarakat yang demokratis atau hidup
berdampingan dalam berbagai perbedaan. Di Indonesia saat ini ada 3
Rezim pemilihan yaitu Pemilu, Pilkada dan Pilkades. Berbicara tentang
Pilkada yang akan dihadapi oleh masyarakat Kabupaten Sumbawa pada
tahun 2020 nanti, berdasarkan Undang-Undang nomor 8 tahun 2015 pasal
1 bahwa Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil
Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota yang selanjutnya disebut
Pemilihan adalah pelaksanaan kedaulatan rakyat di wilayah Provinsi dan
Kabupaten/Kota untuk memilih Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan
Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota secara langsung dan
demokratis.
-Bidang ekonomi suku Sumbawa
Sektor pertanian merupakan sektor yang memberikan kontribusi besar
dalam pencapaian peningkatan laju perekonomian Kabupaten Sumbawa,
hal ini disebabkan sektor pertanian secara umum merupakan mata
pencaharian penduduk Kabupaten Sumbawa, disamping sembilan sektor
lain diantaranya hotel, dan restoran, bangunan, perikanan dan sebagainya.
Kontribusi sektor pertanian dalam pencapaian pertumbuhan laju
perekonomian di Sumbawa, pada tahun 2006 lalu menurut Kepala Badan
Pusat Statistik Kabupaten Sumbawa, Zaenuddin, S.Pd, mengatakan bahwa
sektor pertanian mempengaruhi laju pertumbuhan perekonomian, jika
sektor ini mengalami permasalahan seperti gagal panen maka tingkat
pendapatan penduduk juga turu, demikian pula sebaliknya.

“Jika capaian di sektor pertanian baik, maka angka pencapaian ekonomi


tinggi,” ungkap Zaenuddin.
Menurut data yang ada di BPS, sektor pertanian memberikan persentase
senilai 43,51 persen, menyusul sektor hotel dan restoran/rumah makan
dengan persentase 17,83 persendan sektor lainnya hanya memberikan
kontribusi di bawah 10 persen.

Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sumbawa di tahun 2006 lalu


menurut Zaenuddin, mencapai 4,68 persen dibanding dengan tahun 2005
hanya mencapai 4, 68 persen.

Sementara PDRB atau harga berlaku senilai Rp. 5.850.133.000, pada tahun
2005 senilai Rp. 5.372.034.075 dan harga konstan di tahun 2006 Rp. 3.
728.826.000, di tahun sebelumnya hanya Rp. 3.654.859.084. “Ini semua
terjadi karena pertumbuhan penduduk, semakin bertambah penduduk
meningkat capiannya,” kata Zaenuddin.
-Bidang seni budaya suku Sumbawa
Pada suku bangsa Samawa, Nusa Tenggara Barat, mempunyai kebiasaan
yang unik sebagai warisan budaya yang dimulai terjadi sepuluh ribu tahun
yang lampau, yaitu tradisi Nganyang. Penyelenggaraan tradisi ini untuk
memenuhi kebutuhan hidup berupa bahan makanan daging rusa.
-Bidang sosial suku Sumbawa
Pada suku bangsa Samawa, Nusa Tenggara Barat, mempunyai kebiasaan
yang unik sebagai warisan budaya yang dimulai terjadi sepuluh ribu tahun
yang lampau, yaitu tradisi Nganyang. Penyelenggaraan tradisi ini untuk
memenuhi kebutuhan hidup berupa bahan makanan daging rusa.
-Bidang ilmu pengetahuan dan teknologi IPTEK suku Sumbawa
Sumbawa Besar, Kominfotik. Dewan Riset Daerah (DRD) Kabupaten
Sumbawa bekerjasama dengan seluruh Perguruan Tinggi di Kabupaten
Sumbawa menggelar Kongres Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Daerah
(Congress on Science and Technology for Regional Development) 2018
dengan tema “Pengembangan Daerah melalui Inovasi dan Implementasi
Kebijakan Berbasis Riset” yang berlangsung pada Senin pagi (24/9)
bertempat di Auditorium Universitas Samawa.

Kongres IPTEK Daerah pertama dan terbesar di Nusa Tenggara Barat


tersebut dihadiri oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat
Sekda Kab. Sumbawa, Pimpinan DPRD Kab. Sumbawa, Ketua Dewan
Riset Daerah (DRD) beserta anggota DRD, Rektor UNSA beserta civitas
Akademika UNSA, Rektor UTS, Rektor Hamzanwadi, dan para
Narasumber.

Bupati Sumbawa dalam sambutan tertulisnya yang disampaikan oleh


Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretaris Daerah Kab.
Sumbawa Dr. H. Muhammad Ikhsan, M.Pd menyatakan bahwa kongres
IPTEK daerah merupakan salah satu terobosan yang dilakukan Dewan
Riset Daerah.

Dalam kurun waktu hampir satu tahun sejak dilantik 30 Oktober tahun
2017, Dewan Riset Daerah (DRD) telah menunjukkan kiprahnya yang
signifikan dalam mendorong pengembangan IPTEK di daerah.

“Dalam konteks pembangunan daerah kita, keberadaan Dewan Riset


Daerah telah memberikan arti yang sangat penting dalam mengakselerasi
pengembangan dan penerapan IPTEK. Langkah strategis dalam
membangun daya saing adalah melalui pengembangan dan penerapan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Membangun daya saing akan efektif bila
pengorganisasi kegiatan riset dilakukan secara terarah dan terpadu
sehingga menghasilkan produk-produk inovatif yang berdaya guna dan
berhasil guna dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ungkapnya.

Disampaikan pula bahwa Pemerintah Daerah sangat mendukung gagasan


yang disampaikan Dr. Zulkieflimansyah kepada Presiden untuk penegerian
UTS, UNSA, IISBUD, karena hadirnya sebuah PTN (Perguruan Tinggi
Negeri) di Pulau Sumbawa khususnya di Kabupaten Sumbawa adalah
sebuah keniscayaan, adalah sebuah kebutuhan untuk kemajuan peradaban
IPTEK di daerah. Upaya untuk mewujudkan sebuah PTN merupakan salah
satu agenda kerja Husni-Mo.

Terkait Kabupaten Sumbawa sebagai salah satu daerah terdampak bencana


bumi, dan terkait data kerusakan akibat bencana alam gempa bumi yang
memberikan gambaran betapa pentingnya mitigasi kebencanaan antara lain
melalui kerekayasaan tahan gempa untuk rumah, sarana-prasarana dan
infrastruktur, maka masyarakat perlu diberikan pemahaman yang memadai
mengenai konstruksi tahan gempa, demikian pula para tukang-tukang
bangunan yang membangun rumah, perlu diberikan pemahaman dan
keterampilan mengenai konstruksi tahan gempa.

Disinilah peran penting masyarakat kampus, agar ikut serta membangun


kesadaran masyarakat mengenai cara-cara beradaptasi dengan lingkungan
dimana kebencanaan telah menjadi bagian kehidupan.

Sementara itu, Rektor Universitas Samawa Dr. Syafruddin, SE.,MM dalam


sambutannya menyampaikan bahwa kongres yang diinisiasi oleh DRD
Kab. Sumbawa kerjasama dengan seluruh Perguruan Tinggi tersebut
sangat penting bagi generasi muda khusunya akademisi yang selalu butuh
sikap dinamis dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, untuk dapat
menimba dan mencoba menggali ilmu dan strategi-strategi untuk menjadi
orang sukses.
Ditegaskan bahwa UNSA ingin diikut sertakan dalam program pemerintah
yaitu penegerian, karena sejak Tahun 2013 UNSA sudah mengajukan
penegerian, namun karena terkendala masalah moratorium, maka hal
tersebut belum dapat terwujud. Terkait hal tersebut UNSA siap merger
dengan UTS, dan alternative lain yang akan ditempuh adalah merger
regrouping (penggabungan) dengan Perguruan Tinggi Swasta lainnya
dengan upaya revitalisasi program studi agar terjadi efisiensi.

Sebelumnya Ketua DRD Kab. Sumbawa dr. Arief Budi Witarto selaku
ketua penyelenggara melaporkan bahwa kegiatan ini merupakan tindak
lanjut dari pertemuan sebelumnyan melalui media sosial untuk sama sama
berbagi tentang minat. Kongres diikuti sebanyak 120 orang peserta,
dengan menghadirkan 5 orang narasumber yaitu Prof. Ir. Dahlan yang
merupakan Dosen Universitas Mataram, Dr. Erwin Fahmi, Kombers Pol.
Zulkarmaen Yusuf, Dr. Drg. Eka Erwansyah, M.Kes, dan Boris Syaifullah.
(ra/mckabsumbawa)

Anda mungkin juga menyukai