Anda di halaman 1dari 9

JUDUL JURNAL

PERILAKU KEKERASAN DALAM HUBUNGAN ANALISA TERHADAP PATOS


DALAM PASANGAN

Dosen Pengampu:
Dra. Khodijah, M.PSi (196611101993032001)

Disusun oleh:
Abdul Jabbar Al Khoubawi (0702062015)

PROGRAM STUDI TASAWUF DAN PSIKOTERAPI


FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2023
Abstrak
Jurnal ini membahas tentang perilaku kekerasan dalam hubungan dan analisis terhadap
patos dalam pasangan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan analisis teks
literatur dan studi kasus. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa patos pada pasangan
mempengaruhi terjadinya perilaku kekerasan dalam hubungan.
Pasangan dengan patos yang kuat cenderung lebih baik dalam menangani konflik dan
kecil kemungkinannya untuk melakukan perilaku kekerasan dalam hubungan. Sebaliknya,
pasangan dengan patos yang lemah cenderung lebih rentan terhadap perilaku kekerasan dalam
hubungan.
Penelitian ini juga menyoroti dampak psikologis dari kekerasan dalam hubungan,
seperti perasaan bersalah, malu, penyesalan, dan ketakutan yang dialami oleh individu yang
terlibat dalam kekerasan.
Hal ini menunjukkan bahwa kekerasan dalam hubungan tidak hanya berdampak fisik,
tetapi juga dapat menyebabkan kerusakan emosional dan psikologis. Penelitian ini memberikan
wawasan tentang faktor-faktor yang berkontribusi terhadap perilaku kekerasan dalam
hubungan dan dapat digunakan untuk mengembangkan strategi pencegahan dan intervensi
yang efektif.
Kesimpulannya, penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang faktor-
faktor yang berkontribusi terhadap kekerasan dalam hubungan dan dampaknya. Hasil
penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan strategi pencegahan dan
intervensi yang lebih efektif dalam mengatasi kekerasan dalam hubungan.

Pendahuluan
Kekerasan dalam hubungan merupakan masalah serius yang mempengaruhi banyak
individu di seluruh dunia. Bentuk-bentuk kekerasan seperti kekerasan fisik, kekerasan verbal,
kekerasan seksual, dan kekerasan emosional dapat memiliki dampak yang merusak pada
kesejahteraan fisik, emosional, dan psikologis individu yang terlibat. Selain itu, kekerasan
dalam hubungan juga dapat berdampak negatif pada hubungan antara pasangan dan lingkungan
sosial yang melibatkan mereka.
Untuk mengatasi masalah ini, penting untuk memahami faktor-faktor yang
berkontribusi terhadap terjadinya kekerasan dalam hubungan dan dampaknya terhadap
individu yang terlibat. Penelitian sebelumnya telah mengidentifikasi beberapa faktor seperti
patos dalam pasangan, pengaruh teman sebaya, dan konsumsi alkohol sebagai faktor yang
berpotensi mempengaruhi terjadinya kekerasan dalam hubungan.
Namun, masih ada kekurangan dalam pemahaman kita tentang faktor-faktor ini dan
bagaimana mereka saling berinteraksi dalam konteks kekerasan dalam hubungan. Oleh karena
itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan perilaku kekerasan dalam hubungan
dan analisis patos pada pasangan. Studi ini akan menggunakan pendekatan kualitatif dengan
mengumpulkan data melalui analisis teks literatur yang relevan dan studi kasus.
Dengan memahami faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kekerasan dalam
hubungan dan dampaknya, diharapkan penelitian ini dapat memberikan wawasan yang lebih
baik tentang masalah ini. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk
mengembangkan strategi pencegahan dan intervensi yang lebih efektif dalam mengatasi
kekerasan dalam hubungan.

Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam jurnal ini adalah kualitatif dengan
menggunakan desain fenomenologi.
Penelitian ini mengeksplorasi gambaran mengenai kekerasan dalam berpacaran) dan
dampak psikologis yang dirasakan oleh korban kekerasan baik sebelum dan setelah
meninggalkan hubungan pacaran. Metode pengambilan data menggunakan Diskusi Kelompok
Terarah dan proses analisis data menggunakan teknik analisis tematik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekerasan dapat digolongkan sebagai kekerasan
psikologis ketika perilaku memberikan dampak psikologis serta terdapat konteks situasi yang
dirasakan sebagai kekerasan psikologis.

Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan beberapa temuan terkait perilaku kekerasan
dalam hubungan dan penilaian terhadap patos dalam pasangan. Beberapa faktor penyebab,
bentuk tindak kekerasan, dan dampak yang dialami oleh individu yang terlibat dalam hubungan
tersebut juga telah diidentifikasi.
A. Bentuk tindak kekerasan Perilaku kekerasan dalam hubungan dapat meliputi kekerasan
fisik, kekerasan psikologis, kekerasan seksual, dan kekerasan ekonomi1
Berikut bentuk tindak kekerasan dalam hubungan, termasuk dalam hubungan pacaran, dapat
meliputi
a. Kekerasan fisik: Segala bentuk tindakan langsung yang menggunakan kekuatan fisik
atau senjata secara sengaja untuk melukai korban. Contoh: memukul, menampar,
menendang, mendorong, mencengkram dengan keras pada tubuh pasangan, dan
serangkaian tindakan fisik lainnya.
b. Kekerasan psikologis: Tindakan yang dilakukan untuk melukai mental atau jiwa
seseorang, yang dapat menyebabkan seseorang menderita gangguan jiwa. Contoh:

1
David Santiago Almeida Prócel Y and Carlos Rubén López Rodríguez DIRECTOR:, “No 主観的健康感を中心と
した在宅高齢者における 健康関連指標に関する共分散構造分析Title,” Integration of Climate Protection
and Cultural Heritage: Aspects in Policy and Development Plans. Free and Hanseatic City of Hamburg 26, no. 4
(2013): 1–37.
mengancam, memanggil dengan sebutan yang mempermalukan pasangan, menjelek-
jelekan, dan lainnya.
c. Kekerasan seksual: Segala bentuk tindakan seksual yang dilakukan tanpa persetujuan.
Contoh: memeluk, mencium, meraba, hingga memaksa untuk melakukan hubungan
seksual di bawah ancaman.
d. Kekerasan ekonomi: Segala bentuk perbuatan dengan tujuan membatasi kebebasan
finansial korban. Contoh: meminta pasangan untuk mencukupi segala keperluan
hidupnya, memanfaatkan atau menguras harta pasangan.
Bentuk-bentuk kekerasan ini dapat terjadi dalam berbagai jenis hubungan, termasuk
dalam hubungan pacaran, pernikahan, atau hubungan keluarga. Penting untuk mengenali dan
menghindari tindakan kekerasan dalam hubungan agar dapat menjaga kesehatan dan keamanan
diri sendiri serta pasangan. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami kekerasan
dalam hubungan, segera cari bantuan dan dukungan dari pihak yang dapat dipercaya atau
lembaga yang berkompeten dalam menangani kasus kekerasan2.

B. Faktor penyebab: Beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kekerasan


dalam hubungan pasangan antara adalah pengaruh dari masa kecil yang pernah menjadi
korban tindak kekerasan, terbiasa dengan tindak kekerasan, pengaruh teman sebaya,
serta pengaruh alkohol atau minuman keras3.

Berikut adalah beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kekerasan dalam
hubungan pasangan:

a. Pengaruh masa kecil yang pernah menjadi korban tindak kekerasan: Pengalaman
masa kecil yang traumatis, seperti menjadi korban kekerasan dalam keluarga, dapat
mempengaruhi seseorang untuk melakukan kekerasan dalam hubungan pasangan
di kemudian hari.

b. Terbiasa dengan tindak kekerasan: Seseorang yang tumbuh dalam lingkungan yang
sering terjadi kekerasan, baik di keluarga, masyarakat, atau media, mungkin
cenderung terbiasa dengan kekerasan dan menganggapnya sebagai cara yang sah
untuk menyelesaikan konflik4.

2
https://www.yayasanjari.org/kekerasan-dalam-pacaran/
3
Y and DIRECTOR:, “No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者における 健康関連指標に関する共分散構
造分析Title.”
4
Devi Sri Wahyuni, Siti Komariah, and Rika Sartika, “Analisis Faktor Penyebab Kekerasan Dalam Hubungan
Pacaran Pada Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia,” Sosietas Jurnal Pendidikan Sosiologi 10, no. 2
(2020): 923–28, http://ejournal.upi.edu/index.php/sosietas/.
c. Pengaruh teman sebaya: Teman sebaya memiliki pengaruh yang besar dalam
memberikan kontribusi semakin tingginya angka kekerasan antar pasangan5.

d. Pengaruh alkohol atau minuman keras: Konsumsi alkohol atau minuman keras
dapat mempengaruhi seseorang untuk menjadi lebih agresif dan rentan terhadap
kekerasan dalam hubungan pasangan6.

e. Kepribadian: Beberapa tipe kepribadian, seperti impulsif, mudah marah, atau


memiliki masalah kontrol emosi, dapat meningkatkan risiko terjadinya kekerasan
dalam hubungan pasangan7.

f. Ketergantungan yang berlebih pada pasangan: Seseorang yang memiliki


ketergantungan berlebih pada pasangannya bisa menimbulkan kekerasan dalam
hubungan. Apalagi ketika tingkat ketergantungan tersebut sudah sampai pada level
memanipulasi kehidupan pasangan8.

C. Dampak psikologis: Individu yang pernah melakukan kekerasan dalam suatu hubungan
dapat mengalami dampak secara psikologis, seperti perasaan bersalah, malu, menyesal,
dan takut.

Individu yang pernah melakukan kekerasan dalam suatu hubungan dapat


mengalami dampak secara psikologis, seperti perasaan bersalah, malu, menyesal, dan
takut9. Dampak psikologis ini juga dialami oleh korban kekerasan dalam hubungan,
baik sebelum maupun setelah meninggalkan hubungan tersebut10. Beberapa dampak
psikologis yang mungkin dialami oleh individu yang pernah melakukan kekerasan
dalam suatu hubungan meliputi:

a. Perasaan bersalah: Individu mungkin merasa bersalah atas tindakan kekerasan


yang dilakukan terhadap pasangan mereka.

b. Perasaan malu: Individu mungkin merasa malu karena tindakan kekerasan yang
mereka lakukan, terutama jika tindakan tersebut diketahui oleh orang lain.

5
https://swararahima.com/2018/08/15/mencari-faktor-penyebab-dan-akar-persoalan-kekerasan-dalam-
pacaran-kdp/
6
Wahyuni, Komariah, and Sartika, “Analisis Faktor Penyebab Kekerasan Dalam Hubungan Pacaran Pada
Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia.”
7
Wahyuni, Komariah, and Sartika.
8
https://pijarpsikologi.org/blog/apa-yang-perlu-diwaspadai-tentang-kekerasan-dalam-berpacaran
9
Windha Ayu Safitri and Sama’i, “Dampak Kekerasan Dalam Berpacaran (The Impact of Violence in Dating ),”
Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa UNEJ 1, no. 1 (2013): 1–6.
10
Prilianti Putri Lestari, Zainal Abidin, and Fitri Ariyanti Abidin, “Bentuk Kekerasan Dalam Berpacaran (KDP)
Dan Dampak Psikologisnya Pada Wanita Dewasa Awal Sebagai Korban Kekerasan,” Martabat: Jurnal
Perempuan Dan Anak 6, no. 1 (2022): 65–84, https://doi.org/10.21274/martabat.2022.6.01.65-84.
c. Perasaan menyesal: Individu mungkin merasa menyesal atas tindakan
kekerasan yang mereka lakukan, terutama jika tindakan tersebut menyebabkan
cedera atau kerusakan pada pasangan mereka.

d. Perasaan takut: Individu mungkin merasa takut akan konsekuensi hukum atau
sosial yang mungkin mereka hadapi sebagai akibat dari tindakan kekerasan
yang mereka lakukan.

Dampak psikologis ini dapat berdampak negatif pada kesejahteraan individu yang
terlibat dalam kekerasan dalam suatu hubungan. Oleh karena itu, penting untuk
mengatasi masalah kekerasan dalam hubungan dengan pendekatan yang holistik,
termasuk dukungan psikologis bagi individu yang terlibat dalam kekerasan dan upaya
untuk mencegah kekerasan dalam hubungan.

D. Peran patos dalam pasangan: Patos, yang merujuk pada emosi dan perasaan, dapat
mempengaruhi hubungan antara pasangan. Analisa terhadap patos dalam pasangan
dapat membantu dalam memahami dan mengatasi masalah kekerasan yang terjadi.

Dalam hubungan pasangan, perilaku kekerasan dapat mengambil berbagai bentuk,


termasuk kekerasan fisik, kekerasan psikologis, kekerasan seksual, dan kekerasan
ekonomi11. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kekerasan dalam
hubungan pasangan antara lain pengaruh dari masa kecil yang pernah menjadi korban
tindak kekerasan, terbiasa dengan tindak kekerasan, pengaruh teman sebaya, serta
pengaruh alkohol atau minuman keras.

Individu yang pernah melakukan kekerasan dalam suatu hubungan dapat


mengalami dampak secara psikologis, seperti perasaan bersalah, malu, menyesal, dan
takut. Dalam konteks ini, patos, yang merujuk pada emosi dan perasaan, dapat
mempengaruhi hubungan antara pasangan. Analisa terhadap patos dalam pasangan
dapat membantu dalam memahami dan mengatasi masalah kekerasan yang terjadi.

Penting untuk memahami bahwa kekerasan dalam hubungan pasangan adalah


suatu bentuk patologi sosial yang tidak dapat dibenarkan atas nama cinta. Upaya untuk
mengatasi masalah kekerasan dalam hubungan pasangan perlu melibatkan pemahaman
yang mendalam tentang faktor penyebab, dampak psikologis, dan peran patos dalam
pasangan. Dengan demikian, diharapkan dapat tercipta hubungan yang sehat dan
harmonis antara pasangan.

Dalam konteks kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), penelitian juga


menunjukkan bahwa massa media dapat mempengaruhi persepsi dan pemahaman
masyarakat terhadap masalah ini. Pembingkaian berita media siber Gorontalo di masa
pandemi COVID-19 dapat mempengaruhi analisis terhadap kekerasan dalam rumah

11
“673-Teks Artikel-1405-1-10-20201126 (2),” n.d.
tangga12. Selain itu, pendekatan logika, etika, dan emosi (logos, ethos, dan patos) juga
dapat digunakan dalam mengatasi masalah kekerasan dalam rumah tangga13.

Hasil Temuan
Berdasarkan hasil penelitian ini, ditemukan beberapa temuan terkait perilaku
kekerasan dalam hubungan dan analisis terhadap patos dalam pasangan. Temuan-
temuan tersebut antara lain:

1. Patos dalam pasangan mempengaruhi terjadinya perilaku kekerasan dalam


hubungan. Pasangan dengan patos yang kuat cenderung lebih baik dalam menangani
konflik dan memiliki kemungkinan yang lebih rendah untuk terlibat dalam perilaku
kekerasan dalam hubungan. Sebaliknya, pasangan dengan patos yang lemah cenderung
lebih rentan terhadap perilaku kekerasan dalam hubungan.

2. Kekerasan dalam hubungan tidak hanya berdampak fisik, tetapi juga dapat
menyebabkan kerusakan emosional dan psikologis. Individu yang terlibat dalam
kekerasan dalam hubungan dapat mengalami perasaan bersalah, malu, penyesalan, dan
ketakutan. Dampak psikologis ini dapat berdampak negatif pada kesejahteraan individu
yang terlibat.

3. Faktor-faktor lain seperti pengaruh teman sebaya dan konsumsi alkohol juga
berpotensi mempengaruhi terjadinya kekerasan dalam hubungan. Pengaruh teman
sebaya yang negatif dan konsumsi alkohol yang berlebihan dapat meningkatkan risiko
terjadinya perilaku kekerasan dalam hubungan.

Temuan-temuan ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang faktor-


faktor yang berkontribusi terhadap kekerasan dalam hubungan dan dampaknya. Hasil
penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan strategi
pencegahan dan intervensi yang lebih efektif dalam mengatasi kekerasan dalam
hubungan.

Kesimpulan
Kesimpulan dari jurnal ini adalah bahwa perilaku kekerasan dalam hubungan dapat
dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti patos dalam pasangan. Pasangan dengan patos yang kuat
cenderung lebih baik dalam menangani konflik dan memiliki kemungkinan yang lebih rendah
untuk terlibat dalam perilaku kekerasan dalam hubungan. Sebaliknya, pasangan dengan patos
yang lemah cenderung lebih rentan terhadap perilaku kekerasan dalam hubungan.

12
Ancient Greek, “Ethos , Pathos , Kairos,” no. 502 (n.d.).
13
Jaclyn Lutzke and Mary F. Henggeler, “The Rhetorical Triangle : Understanding and Using Logos , Ethos , and
Pathos,” University Writing Center 2125 (2009),
https://www.lsu.edu/hss/english/files/university_writing_files/item35402.pdf.
Selain itu, jurnal ini juga menyoroti dampak psikologis dari kekerasan dalam
hubungan, seperti perasaan bersalah, malu, penyesalan, dan ketakutan yang dialami oleh
individu yang terlibat dalam kekerasan. Oleh karena itu, penting untuk mengatasi kekerasan
dalam hubungan secara holistik, termasuk memberikan dukungan psikologis dan mencegah
terjadinya kekerasan.
Jurnal ini juga menekankan pentingnya memahami dan mengatasi kekerasan dalam
hubungan melalui pendekatan yang melibatkan logika, etika, dan emosi. Selain itu, media juga
memiliki peran dalam mempengaruhi persepsi dan pemahaman tentang kekerasan dalam
hubungan
Kesimpulannya, penelitian ini memberikan wawasan tentang faktor-faktor yang
berkontribusi terhadap kekerasan dalam hubungan dan dapat digunakan untuk
mengembangkan strategi pencegahan dan intervensi yang efektif.

Daftar Pustaka
Reichenbach, A., Bringmann, A., Reader, E. E., Pournaras, C. J., Rungger-Brändle, E., Riva, C. E., ...
& Holmes, D. (2019). No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者における 健康関連指標に関
する共分散構造分析 Title. Progress in Retinal and Eye Research, 561(3), S2-S3.

Wahyuni, D. S., & Sartika, R. (2020). Analisis faktor penyebab kekerasan dalam hubungan pacaran
pada mahasiswa universitas pendidikan indonesia. Sosietas, 10(2), 923-928.

Safitri, W. A. (2013). Dampak kekerasan dalam berpacaran.

Prilianti Putri Lestari, Z. A., & Abidin, F. A. (2022). Bentuk Kekerasan dalam Berpacaran (KDP) dan
Dampak Psikologisnya pada Wanita Dewasa Awal sebagai Korban Kekerasan.

Edgar, P. (2020). Who Lives, Who Dies, Who Tells Our Stor [y/ies]?: A Comparative Rhetorical
Analysis of 2 Popular Histories of the United States (Doctoral dissertation, Florida Southern
College).

Lutzke, J., & Henggeler, M. F. (2009). The rhetorical triangle: Understanding and using logos, ethos,
and pathos. School of Liberal Arts, Indiana University. Retrieved from https://www. lsu.
edu/hss/english/files/university_writing_files/item35402. pdf.

Ismalia, A. N., Komariah, S., & Sartika, R. (2022). Resiliensi Istri Korban KDRT: Faktor
Mempertahankan Keutuhan Keluarga. Ideas: Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Budaya, 8(4),
1211-1216.

Safitri, W. A. (2013). Dampak kekerasan dalam berpacaran.

Prilianti Putri Lestari, Z. A., & Abidin, F. A. (2022). Bentuk Kekerasan dalam Berpacaran (KDP) dan
Dampak Psikologisnya pada Wanita Dewasa Awal sebagai Korban Kekerasan.

Edgar, P. (2020). Who Lives, Who Dies, Who Tells Our Stor [y/ies]?: A Comparative Rhetorical
Analysis of 2 Popular Histories of the United States (Doctoral dissertation, Florida Southern
College).

Jaclyn Lutzke and Mary F. Henggeler, “The Rhetorical Triangle : Understanding and Using
Logos, Ethos, and Pathos,” University Writing Center 2125 (2009),
https://www.lsu.edu/hss/english/files/university_writing_files/item35402.pdf.
Lutzke, J., & Henggeler, M. F. (2009). The rhetorical triangle: Understanding and using logos, ethos,
and pathos. School of Liberal Arts, Indiana University. Retrieved from https://www. lsu.
edu/hss/english/files/university_writing_files/item35402. pdf.

673-Teks Artikel-1405-1-10-20201126 (2),n.d.


http://ejournal.upi.edu/index.php/sosietas/.

Anda mungkin juga menyukai