Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH BIOLOGI

JARINGAN HEWAN
PENGAMATAN JARINGAN YANG TERDAPAT PADA HEWAN

Guru Pengampu : Drs. Nurkhamid, M.Pd

Kelompok 3:

Haikal Fikri (13)

Monica Grace Angel Christian (19)

Muhammad Zidna Putra (22)

Yasintha Nadya Tiara Safitri (34)

KELAS XI MIPA 5

SMA N 1 KUDUS

2022
Daftar Isi

Daftar Isi...........................................................................................................................................................2
BAB I.................................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.............................................................................................................................................3
1.1 Latar belakang........................................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................................3
1.3 Tujuan.....................................................................................................................................................3
BAB II...............................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN...............................................................................................................................................4
2.1 Pengertian jaringan hewan....................................................................................................................4
2.2 Macam-macan struktur dan fungsi jaringan hewan..........................................................................4
2.3 Jaringan Epitelium.................................................................................................................................4
2.4 Jaringan Ikat...........................................................................................................................................9
2.5 Jaringan Otot........................................................................................................................................12
2.6 Jaringan Saraf......................................................................................................................................14
BAB III............................................................................................................................................................16
KESIMPULAN...............................................................................................................................................16
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Organ tubuh pada dasarnya merupakan gabungan dari berbagai jaringan yang menghasilkan satu
fungsi atau lebih. Berdasarkan letaknya, organ pada tubuh dibedakan menjadi dua macam, yaitu organ
dalam dan organ luar. Contoh organ luar adalah hidung, telinga, mata. Sedangkan organ yang terletak di
dalam tubuh disebut organ dalam, contohnya lambung, jantung, paru-paru, dan ginjal. Di dalam tubuh,
sekelompok organ akan melaksanakan suatu fungsi dalam koordinasi tertentu sebagai satu bagian dari
sebuah sistem. Pada dasarnya setiap sistem organ memiliki fungsi tertentu, misalnya sistem pencernaan.
Sistem pencernaan tersebut berperan dalam mencerna dan menyediakan makanan yang dibutuhkan oleh sel-
sel tubuh. Kerussakan pada salah satu anggota dari suatu sistem organ akan mengganggu fungsi dari sistem
orang yang bersangkut. Bahkan, apabila kerusakan tersebut pada salah satu sistem organ akan menimbulkan
gangguan pada seluruh tubuh. Hal ini karena setiap sistem organ memiliki peran penting, yaitu
menyelenggarakan berbagai proses untuk kelangsungan hidupnya

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan organ pada hewan?

2. Apa saja yang termasuk dalam sistem organ pada hewan?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan penulisanan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengertian dari jaringan hewan

2. Untuk mengetahui macam-macam struktur dan fungsi jaringan hewan.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian jaringan hewan

Jaringan adalah kumpulan sel-sel dengan struktur dan fungsi yang sama. Jenis jaringan yang berbeda
memilki struktur berbeda yang sesuai dengan fungsinya. Suatu jaringan disatukan oleh suatu matriks
ekstrakuler lengket yang melapisi sel-sel itu atau menenun mereka bersama-sama menjadi suatu anyaman
serat. Sesungguhnya, istilah jaringan (tissue) berasal dari bahasa Latin berarti “ Tenunan “. Organ
merupakan kumpulan berbagai jaringan (tidak selalu sama) yang bersatu membentuk suatu material
struktural dan fungsional tertentu. Sistem organ adalah kelompok berbagai organ yang saling berinteraksi
dan bekerja sama dan membentuk sebuah fungsi yang kompleks untuk kehidupan makhluk hidup. Jaringan
pembentuk organ atau vertebrat dapat dikelompokan ke dalam empat kategori utama berdasarkan fungsi,
yaitu : jaringan epithelium, jaringan ikat, jaringan saraf, dan jaringan otot. Keempat jaringan tersebut
ditemukan pada semua hewan kecuali hewan yang paling sederhana.

2.2 Macam-macan struktur dan fungsi jaringan hewan

2.3 Jaringan Epitelium

Jaringan epitelium adalah jaringan pembatas dan pelapis yang menyelubungi atau melapisi
permukaan organ, rongga, dan saluran, baik di luar maupun di dalam tubuh. Jaringan epitelium tersusun atas
lapisan sel-sel yang sangat rapat susunannya, serta dapat membatasi ronggarongga dalam tubuh. Contohnya
permukaan sebelah luar yang meemiliki jaringan epitelium adalah kulit, sedangkan permukaan sebelah
dalam tubuh yang mengandung jaringan epitelium adalah permukaan dalam usus, paru-paru, pembuluh
darah, dan rongga. Jaringan epitelium dapat berasal dari perkembangan lapisan ektoderma, mesoderma, atau
endoderma. Jaringan epitelium yang melapisi lapisan luar tubuh adalah disebut epidermis, jaringan
epithelium yang melapisi organ dalam disebut endothelium, misalnya pada kapiler darah, pembuluh limfa,
dan jantung. jaringan epithelium yang membatasi rongga disebut mesotelium, misalnya pada pericardium,
pleura, dan peritoneum.. Sel-sel epitelium melekat pada membran dasar yang terbuat dari jaringan ikat.
Membrane dasar mengandung serat kolagen yang tertanam dalam matriks. Fungsi membran dasar adalah
untuk menyokong jaringan epitel.

a. Ciri-ciri jaringan epitelium Jaringan Epitelium memiliki ciri-ciri khusus yang membedakannya dengan
jaringan lain. Ciri jaringan epithelium adalah sebagai berikut :

1) Sel-selnya tersusun rapat sehingga tidak ada ruang antar sel.


2) Jaringan epitelium tidak mengandung pembuluh darah, tetapi mengandung ujung saraf. Sel epitelium
mendapat makanan dari kapiler darah yang terdapat pada jaringan ikat .

3) Jaringan epithelium memiliki kemampuan regenerasi yang cukup tinggi. Ada epithelium yang rawan
terhadap gesekan sehingga permukaan sel akan aus. Adapula yang akan rusak akibat zat yang diakibatkan
oleh bakteri, asam, atau asap. Selama sel epitalium mendapat cukup nutrien, sel epithelium akan cepat
menggati sel-sel yang rusak tersebut melalui pembelahan sel.

b. fungsi dari jaringan epitelium :

1) Absorpsi, sebagai alat penyerapan, ditemukan pada usus halus

2) Sekresi, sebagai alat penghasil zat atau cairan yang bermanfaat, ditemukan pada kelenjar buntu 3)
Transport, sebagai alat pengangkutan, ditemukan pada pembuluh darah dan tubula ginjal

4) Ekskresi, sebagai alat pembuangan sisa metabolisame ditemukan pada kelenjar keringat

5) Proteksi, sebagai alat perlindungan, ditemukan pada kulit

6) Sensori, sebagai alat penerima rangsang, ditemukan pada alat indera

7) Lubrikasi, sebagian besar saluran-saluran dalam tubuh permukaannya harus tetap basah, sehingga
epithelium yang menutupi harus mampu menghasilkan cairan tertentu, misalnya epithelium yang melapisi
vagina.

c. Macam-macam struktur dan fungsi jaringan Epitelium Jaringan epitelium dapat digolongkan menjadi
beberapa kelompok berdasarkan bentuk dan jumlah lapisannya.

1) Berdasarkan Bentuknya jaringan epithelium dibedakan menjadi tiga macam yaitu :

a) Epitelium pipih yaitu, epitel yang memiliki nukleus berbentuk cakram.

b) Epitelium kubus yaitu,memiliki nukleus berbentuk bulat.

c) Epitelium batang atau silindris yaitu, memiliki berbentuk oval yang memanjang atas bawah.

Gambar 1.1 : a) Epitel pipih, 2) Epitel kubus dan, 3) Epitel batang


Berdasarkan jumlah lapisannya, epitelium dapat dibedakan menjadi epitelium selapis (simpleks) dan
epitelium berlapis (kompleks).

a. Epitelium selapis (kompleks) Epitelium selapis yang terdiri atas satu lapis sel. Jenis jaringan epitelium
selapis terdiri dari epitelium pipih selapis, kubus selapis, batang selapis dan batang berlapis semu.

1) Epitelum pipih selapis (squamous) Epitelium pipih selapis terdiri atas selapis sel berbentuk pipih, tipis,
bersifat permeabel (dapat tembus) dan berisi sedikit sitoplasma yang membungkus inti di bagian tengah.
Ditemukan pada organ-organ seperti pada dinding dalam kapiler darah dan dinding alveolus paru-paru.
Jaringan epitel pipih selapis berfungsi dalam proses fltrasi, sekresi, dan difusi osmosi.

2) Epitel kubus selapis (cuboidal) Epiteium kubus selapis yaitu epitelium yang memiliki selapis sel
berbentuk kubus. Ditemukan pada beberapa saluran seperti pada saluran ludah, kelenjar keringat dan saluran
pada tubulus ginjal. Yang berfungsi sebagai tempat sekresi dan absorpsi.

3) Epitel batang selapis (silindris) Epitelium batang selapis terdiri atas selapis sel berbentuk memanjang.
Epitelium ini berfungsi dalam gerakan aktif molekul, seperti absorpsi, sekresi, dan transport ion.
Epitelium batang selapis melapisi saluran pencernaan mulai dari lambung sampai anus, serta pada
kelenjar dan diselingi sel goblet diantaranya. Sel goblet adalah sel yang menghasilkan lendir atau mucus.
Contohnya pada usus halus. Epitel batang selapis ada yang memiliki silia pada permukaanya, seperti
yang terdapat pada oviduk (saluran telur), lapisan sebelah dalam saluran rahim. Epitelium selapis ada
yang tidak memiliki silia, misalnya terdapat pada dinding sebelah dalam usus dan kantung empedu. Silia
membantu ovum bergerak menuju rahim.

4) Epitelium batang berlapis semu Tinggi epitel jenis ini bervariasi. Semua sel melekat pada membran
dasar, tetapi hanya sel yang tinggi yang mencapai permukaan apikal epitelium. Nukleus sel terdapat pada
ketinggian yang berbeda, sehingga tampak seolah-olah epitelium tersebut berlapis. Sel ini terdapat
misalnya pada trakea dan pada bagian dalam saluran pernafasaan, yang berfungsi mengeluarkan debu
yang terperangka pada lendir dari paru-paru.
Gambar 1.5 : epitelium batang berlapis semu pada trakea

b. Epitelium berlapis (Kompleks) Epitelium berlapis tersusun atas dua atau lebih lapisan sel. Sel-sel
tersebut bergenerasi di lapisan bawah; artinya, sel bagian bawah membelah terdorong keatas untuk
mengganti sel di bagian atasnya yang lebih tua. Umur epitelium berlapis lebih lama dari pada sel
epitelium selapis. Fungsi utama epitelium berlapis adalah sebagai pelindung.

Beberapa Jenis jaringan epitelium berlapis yaitu diantaranya sebagai berikut :

1) Epitelium pipih berlapis Epitelium pipih berlapis terdiri banyak lapisan sel dan sel di permukaannya
berbentuk pipih. Sel-sel di lapisan yang lebih dalam berbentuk kubus atau batang. Dari semua tipe
epitelium, epitelium pipih berlapislah yang paling tebal dan paling sesuai untuk fungsi perlindungan.
Terdapat pada permukaan kulit, esophagus, dan vagina. Pada vagina dan esophagus, permukaan
epitelnya selalu basah.

Gambar 1.5 : epitel pipih berlapis pada esofagus

2) Epitel kubus berlapis Epitelium berlapis kubus jarang ditemukan pada tubuh. Epitelium jenis ini
terdapat pada beberapa bagian tubuh, yakni pada folikel ovarium yang sedang berkembang, kelenjar
keringat, dan saluran kelenjar ludah. Fungsi jaringan ini adalah sebagai pelindung dan penghasil mukus.
Selain itu, berfungsi sebagai penggesek.
Gambar 1.6 : epitelium kubus berlapis pada saluran kelenjar ludah

3) Epitel Batang Berlapis Seperti namanya, jaringan ini tersusun banyak sel lapisan sel yang berbentuk
batang. Jaringan ini terdapat pada beberapa organ tubuh seperti pada bagian mata yang berwarna putih,
faring, laring, dan uretra pria. Fungsinya yaitu sebagai tempat sekresi yakni penghasil mukus. Dan
ekskresi, misalnya kelenjar ludah dan kelenjar susu.

Gambar 1.7 : epitel batang berlapis pada ureter pria

4) Jaringan transisional Epitelium transisional merupakan jaringan epitel berlapis yang sel-selnya dapat
berubah-ubah dari bentuk pipih menjadi kubus. Apabila dalam keadaan tertekan, sel-selnya berbentuk
pipih. Namun, dalam kondisi tidak tertekan sel-selnya berbentuk kubus. Epitel jenis ini dapat ditemukan
pada kantung kemih, ureter, uretra, dan ginjal. Jika kantung kemih dalam keadaan kosong, sel-selnya
berbentuk kubus sebaliknya, jika kantung kemih dalam keadaan penuh, sel-sel epitelnya berbentuk pipih.

c. Epitelium berdasarkan Struktur dan Fungsi Berdasarkan struktur dan fungsinya jaringan epitelium
dibedakan menjadi dua, yaitu jaringan epitelium penutup dan jaringan epitelium kelenjar.

1) Jaringan epitelium Penutup Jaringan epitelium penutup berperan melapisi permukaan tubuh dan
jaringan lainnya. Jringan ini terdapat di permukaan tubuh, permukaan organ, melapisi rongga, atau
merupakan lapisan di sebelah dalam dari saluran yang ada pada tubuh, misalnya pada dinding sebelah
dalam saluran pencernaan dan pembuluh darah. 2) Jaringan epitelium Kelenjar Epitelium kelenjar adalah
epitilium yang terdapat pada kelanjar kelanjar. Epitilium ini tersusun atas sel-sel khusus yang mampu
menghasilkan sekret atau getah cair. Getah cair ini berbeda dengan darah dan cairan antarsel.
Berdasarkan cara kerja kelenjar mensekresikan cairannya, kelenjar dibedakan menjadi dua, yaitu
kelenjar esokrin dan kelenjar endokrin. Bentuk kelenjar ada yang seperti tabung lurus (tubular) dan ada
yang membulat (alveolar). Setrukturnya ada yang sederhana, yaitu apabila memiliki hanya satu saluran
menuju ke perm;ukaan epitelium. Ada pula yang majemuk, yaitu jika memiliki lebih dari satu saluran
menuju ke permukaan epitelium.
a. Kelenjar esokrin Kelenjar esokrin merupakan kelenjar yang memiliki saluran pengeluaran untuk
menyalurkan hasil sekresinya. Zat sekret dapat berupa enzim, keringat, dan air ludah. Berdasarkan
banyaknya sel penyusun, kelenjar esokrin dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu uniseluler dan
multiseluler. Kelenjar esokrin uniseluler tersusun atas satu sel. Contohnya sel goblet,yaitu sel epitelium
penghasil mukus (lendir) yang terdapat pada lapisan usus halus dan saluran pernafasaan. Adapun
kelenjar multiseluler tersusun atas bnyak sel.

Berdasarkan bentuk dan strukturnya, kelenjar esokrin dapat diklasifkasikan sebagai berikut :

1) Kelenjar tubuler sederhana, contohnya adalah kelenjar Lieberkuhn pada dinding usus vertebrata.

2) Kelenjar tubuler bergelung sederhana, contohnya adalah kelenjar keringat pada kulit.

3) Kelenjar tubuler bercabang sederhana, contohnya adalah kelenjar dilambung.

4) Kelenjar alveolar sederhana, contohnya adalah kelenjar mukus dan kelenjar racun pada kulit katak.

5) Kelenjar alveolur bercabang sederhana, contohnya pada kulit.

6) Kelenjar tubuler majemuk, contohnya adalah kelenjar Brunner di usus halus.

7) Kelenjar alveolar majemuk, contohnya adalah kelenjar susu (glandula mamae).

8) Kelenjar tubule-alveolur majemuk, contohnya kelenjar ludah submaksilaris (bawah rahang atas).

d. Kelenjar endokrin Merupakan kelenjar yang tidak memiliki saluran pengeluaran. Sekret yang
dihasilkan langsung masuk kepembuluh darah sehingga disebut juga kelenjar buntu. Sekret yang
dihasilkan disebut hormone. Contoh kelenjar endokrin adalah kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, dan
adrenal.

2.4 Jaringan Ikat

Jaringan ikat merupakan jaringan yang menghubungkan antara jaringan yang satu dengan jaringan
yang lain. Jaringan ikat berkembang dari mesenkim. Mesenkim berasal dari mesoderm, yaitu lapisan
embrio. Jaringan ikat sering disebut juga jaringan penyokong atau penyambung. Letak sel-sel jaringan
ikat tidak berimpitan rapat, tetapi tersebar.

Ciri khusus jaringan ikat adalah memiliki komponen interseluler yang disebut matriks. Matriks
disekresikan oleh sel-sel jaringan ikat. Dengan demikian, secara garis besar, jaringan ikat terdiri atas sel-
sel jaringan ikat dan matriks. Fungsi jaringan ikat antara lain sebagai berikut :

a. Melekatkan suatu jaringan ke jaringan lain.

b. Membungkus organ-organ
c. Mengisi rongga di antar organ-organ.

d. Mengangkut zat oksigen dan makanan kejaringan lain

e. Mengangkut sisa-sisa metabolisme kealat pengeluaran.

f. Menghasilkan kekebalan (imunitasi)

1. Komponen Jaringan Ikat Jaringan ikat pada dasarnya tersusun atas tiga komponen utama, yaitu
sel, serabut, dan zat dasar( matriks).

a. Sel Sel yang menyusun jaringan ikat terdiri dari beberapa jenis, namun semuanya berasal dari sel
mesenkim yang merupakan penyusun jaringan mesenkim pada awal kehidupan embrio. Macam sel
penyusun jaringan ikat antara lain fbroblas, makrofag, sel tiang (mast), sel lemak, sel plasma, dan sel
darah putih (leukosit). Ada berbagai jenis sel yang tertanam dalam matriks dan memiliki berbagai fungsi,
antara lain sebagai berikut :

1) Fibroblas berfungsi mensekresikan protein, khususnya fbroblast yang berbentuk serat.

2) Makrofag berbentuk tidak teratur dan khusus terdapat didekat pembuluh darah. Makrofag dapat
bergerak menuju tempat terjadinya peradangan.

3) Sel tiang berfungsi menghasilkan substansi heparin dan histamine. Heparin berfungsi mencegah
pembekuan pembuluh darah, sedangkan histamine berfungsimeningkatkan permebilitaskapiler darah.

4) Sel lemak dadalah sel terspesialisasi khusus untuk menyimpan lemak. Jika suatu jaringan ikat
banyak mengandung sel lemak, maka jaringan ikat tersebut jaringan adipose.

5) Sel darah putih berfungsi melawan pathogen yang berupa bakteri, virus, atau protozoa. Sel darah
putih dapat bergerak bebas secara diapedesis (bergerak keluar menembus pembuluh darah) di antara
darah, limfa, atau jaringan ikat untukn membersihkan patogen. Ada dua jenis sel darah putih yaitu yang
bergranula (granulosit), terdiri atas eosinofl, basofl, dan neotrofl, serta tidak bergranula (agranulosit),
terdiri atas limfosit.

b. Serabut Serabut atau serat penyusun jaringan ikat terdiri atas tiga macam, yaitu serat kolagen, serat
elastin, dan serat retikulum.

1) Serat kolagen (serabut putih) kolagen merupakan serabut yang paling banyak ditemukan dan bersifat
sangat liat dan ulet. Dalam jumlah sedikit tidak berwarna tetapi dalam jumlah banyak berwarna putih,
misalnya kolagen terdapat pada tendon.yaitu jaringan yang menghubungkan otot dengan tulang.
2) Serat elastin (serabut kuning) serabut elastin ini lebih halus dari serabut kolagen dan bersifat elastis
(kenyal). Dalam jumlah sedikit tidak berwarna, namun dalam jumlah banyak berwarna kuning, misalnya
pada bantalan lemak, pembuluh darah, dan ligament.

3) Serat retikulum Reticulum (artinya jala) merupakan serabut halus dan bercabang berbentuk seperti jala.
Serat ini berfungsi menghubungkan jaringan ikat dengan jaringan lain, misalnya pada sistem saraf.

c. Zat dasar (matriks) Zat dasar dari jaringan ikat merupakan zat yang amrof (tidak berbentuk), tidak
berwarna dan homogen, yang tersusun atas molekul karbohidrat, protein, dan air. Zat dasar berperan mengisi
ruang antarsel dan serabut dari jaringan ikat.

Bahan dasar penyusunan matriks adalah mukopolisakarida sulfat dan asam hialuronat. Bentuk bahan
ini adalah homogen setengah cair. Jika kandungan asam hialuronat tinggi, matriks bersifat lentur.
Sebaliknya, jika mukosakarida sulfatnya tinggi, matriks bersifat kaku. Bahan dasar ini jika terdapat di dalam
sendi bersifat kental, tetapi jika terdapat di dalam tulang punggung bersifat kental, tetapi jika terdapat di
dalam tulang punggung bersifat padat.

2. Macam-macam jaringan ikat Jaringan ikat dibedakan menjadi beberapa macam yaitu jaringan Adiposa,
jaringan ikat longgar, jaringan ikat padat, jaringan tulang rawan (kartilago), jaringan tulang (Osteon),
jaringan darah, dan jaringan limfa.

a. Jaringan adiposa Jaringan adiposa adalah bentuk khusus dari jaringan ikat longgar yang menyimpan
lemak dalam sel-sel adiposa yang tersebar di seluruh matriksnya.

b. Jaringan ikat longgar Jaringan ikat longgar merupakan jaringan yang memiliki susunan seratseratnya yang
longgar. Jaringan ini memiliki matriks besar dengan banyak sel dan serabut yang melekat di dalamnya
(fbroblast, sel plasma, makrofag, dan sel darah putih). Jaringan pengikat longgar tersusun atas serabut
kolagen dan serabut elastin. Jaringan ikat longgar dapat ditemukan di sekitar serta diantara organ atau
pembungkus pembuluh darah dan saraf

Gambar 1.2 : jaringan ikat longgar


jaringan ikat longgar memiliki banyak substansi dasar, fungsi jaringan ikat longgar adalah sebagai berikut :

1) Memberi bentuk organ dalam, misalnya kelenjar limfa, sumsum tulang dan hati.

2) Menyokong, mengelilingi, dan menghubungkan elemen dari seluruh jaringan lain, misalnya :

a) Menyelubungi serat otot

b) Melekatkan jaringan dibawah kulit

c) Membentuk membran yang membatasi jantung dan rongga perut

d) Membentuk membran yang disebut mesenteris yang berfungsi menempatkan organ pada posisi yang
tepat.

c. Jaringan ikat padat Jaringan ikat padat merupakan jaringan yang memiliki susunan seratseratnya yang
padat, karena banyak mengandung serat berkolagen. Serat-serat itu tersusun dalam berkas paralel.

Jaringan ikat padat tersusun atas jaringan serabut putih (kolagen) yang fleksibel, tetapi tidak elastin. Jaringan
ini dapat ditemukan di fasia, selaput urat, ligament, dan tendon. Fungsi jaringan padat yaitu sebagai
penyokong dan proteksi. Selain itu, juga sebagai penghubung antara otot dan tulang (tendon) serta
penghubung antara tulang dan tulang (ligament). Jaringan ikat padat dibagi menjadi dua jenis, yaitu jaringan
ikat padat teratur dan tidak teratur :

1) Jaringan ikat padat tak teratur mempunyai pola yang tidak teratur. Jaringan ini tidak terdapat pada bagian
dermis kulit dan pembungkus tulang.

2) Jaringan ikat padat teratur mempunyai pola yang teratur. Jaringan ini terdapat pada tendon yang
mengubungkan otot dengan tulang ; dan ligament yang menghubungkan tulang dengan tulang.

d. Jaringan tulang rawan (kartilago) Tulang rawan merupakan hasil spesialisasi dari jaringan ikat berserat
dengan matriks elastis. Matriks tulang rawan merupakan campuran protein dengan polisakarida yang disebut
kondrin. Oleh karena itu tulang rawan disebut kondrosit. Kondrosit dibentuk oleh kondroblas. Kondrosit
terletak dalam lakuna yang terdapat dalam perikondrium.

2.5 Jaringan Otot


Jaringan otot dapat diartikan sebagai jaringan yang dapat melangsungkan sebuah kerja mekanik
dengan cara kontraksi dan juga relaksasi serabutnya. Otot sendiri dalam hal ini dapat diartikan sebagai
jaringan yang dibina untuk membantu pergerakan bagian tubuh makhluk hidup. Pada akhirnya, jaringan otot
pada manusia dapat pula diartikan sebagai sebuah jaringan yang dapat membantu pergerakan tubuh manusia.

Fungsi jaringan otot

adalah sebagai alat gerak aktif. Jaringan otot dapat melaksanakan fungsi tersebut karena memiliki
kemampuan untuk memendek jika sedang berkontraksi dan memanjang jika berelaksasi. Kontraksi otot
terjadi jika otot sedang melakukan kegiatan, sedangkan relaksasi otot terjadi jika otot sedang beristirahat.

Dengan demikian otot memiliki 3 karakter, yaitu:

 Kontraksibilitas, yaitu kemampuan otot untuk memendek dan lebih pendek dari ukuran semula, hal

ini teriadi jika otot sedang melakukan kegiatan.

 Ektensibilitas,

yaitu kemampuan otot untuk memanjang dan lebih panjang dari ukuran semula.

 Elastisitas,

yaitu kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula.

Contoh gambar otot pada hewan :


2.6 Jaringan Saraf

Jaringan saraf tersebar di seluruh tubuh sebagai jaringan komunikasi yang terintegrasi. Secara anatomis, susunan saraf
dibagi dalam susunan saraf pusat (SSP), yang terdiri atas otak dan medula spinalis; dan susunan saraf tepi, yang terdiri
atas serabut saraf dan kumpulan kecil sel-sel saraf yang disebut ganglia saraf. Secara struktural, jaringan saraf terdiri
atas dua jenis sel: sel saraf atau neuron, yang umumnya memiliki banyak cabang panjang; dan beberapa jenis sel glia,
yang memiliki cabang-cabang pendek, menyangga dan melindungi neuron, dan ikut serta dalam aktivasi saraf, nutrisi
saraf, dan proses pertahanan susunan saraf. Untuk lebih memahami jaringan saraf, perhatikan gambar sel neuron
dibawah ini.

Sel neuron terdiri atas beberapa bagian, yaitu:

 Dendrit, yaitu penjuluran ke arah luar badan sel yang berperan sebagai penerima sinyal/impuls.
 Badan sel, yaitu bagian utama neuron yang memiliki inti sel.
 Akson (neurit), yaitu penjuluran badan sel yang berfungsi mengirimkan sinyal/impuls.

Pada akson terdapat:

 Selubung Mielin, yaitu bagian sel yang membungkus akson.


 Selubung Mielin terdiri atas sel-sel Schwan
 Terminal akson, yaitu tempat bertemunya sel saraf dengan sel saraf lainnya.
 Pada terminal akson ini terdapat sinaps, yaitu pertemuan antara dua terminal akson.
 Di sinaps ada cairan yang disebut neurotransmitter.
 Neurotransmitter berfungsi menghantarkan sinyal dari terminal akson yang satu ke terminal
akson lainnya.

Setelah mempelajari struktur neuron, Anda lebih memahami bahwa jaringan saraf merupakan jaringan yang
berfungsi untuk menghantarkan impuls saraf ke pusat saraf maupun ke efektor. Agar Anda lebih memahami
fungsi dari jaringan saraf tersebut perhatikan animasi penjalaran impuls pada jaringan saraf berikut ini.

Berdasarkan animasi di atas, apa yang dapat Anda ungkapkan! beberapa hal yang dapat anda pahami lebih
lanjut yaitu:

 Sel-sel saraf (neuron) berkumpul menjadi satu disebut jaringan saraf


 Jaringan saraf berfungsi untuk mengirimkan sinyal/impuls dari dan ke otak.
 Sinyal yang dikirimkan yaitu rangsangan yang telah ditangkap oleh alat indera (reseptor) dalam
bentuk arus listrik yang disebut impuls
 Impuls akan mengalir disepanjang neuron dari neuron yang satu ke neuron yang lain
 Arah impuls selalu mengalir dari dendrit hingga ke akson
 Dendrit adalah bagian neuron yang berfungsi menangkap rangsangan dalam bentuk impuls dan
menghantarkannya ke akson
 Akson adalah bagian neuron yang berfungsi menghantarkan impuls dari akson ke sel neuron
yang lain menuju saraf pusat yang nanti akan direspon menjadi suatu gerakan
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai