Anda di halaman 1dari 4

Mengapa harus dibacok?

Oleh : Sufina Nur Astri Nasution

Baru-baru ini telah terjadi kasus yang sangat mengecewakan. Siswa madrasah
aliyah di Kecamatan Kebonagung, Demak, membacok gurunya hingga terluka
parah. Seperti diberitakan detiknews.com 27 September 2023, Kasat Reskrim
Polres Demak AKP Winardi mengatakan kasus itu terjadi pada Senin (25/9/2023).

Menurut Winardi dalam detikNews.com, pelaku belum mengerjakan tugas dari


sekolah sesuai tanggal sehingga dia dilarang ikut ujian. Meski mendapat sanksi itu,
MAR tetap berangkat ke sekolah dengan harapan masih boleh mengikuti ujian
tengah semester. Namun, guru tetap melarangnya. Remaja itu pun kecewa. Dia
akhirnya pulang dan mengambil sabit, lalu kembali ke sekolah. Sampai di sekolah,
si pelaku masuk ke ruangan kelas menemui si korban. “Tanpa basa-basi apapun,
langsung melakukan penganiayaan terhadap korban. Dan, korban penganiayaan
dengan cara dibacok sehingga kena di leher belakang dan lengan kiri " ujar Winardi.

Peristiwa penganiayaan ini tentu saja menjadi pusat perhatian publik yang sangat
memprihatinkan. Orang-orang terdahulu menghormati guru menjadi suatu cara
untuk meraih keberkahan dari ilmu yang diajarkannya. Namun, ternyata masih ada
orang yang meremehkan kebaikan dari posisi seorang guru. Hal ini sebenarnya
tidak perlu terjadi jika semua dapat diselesaikan secara baik-baik dengan
melibatkan antara wali murid dan guru tersebut.

Peristiwa penganiayaan seharusnya dapat dihindari jika masyarakat memiliki


pemahaman tentang menghormati. Untuk menumbuhkan sikap menghormati,
manusia harus membuka diri untuk saling mengenal sebagai sesama makhluk
ciptaan Tuhan, menghargai setiap perbedaan, menjalin rasa kasih sayang sesama
manusia, dan berperilaku sopan sesama manusia.

Pertama yang harus dilakukan untuk menumbuhkan sikap menghormati yaitu


manusia harus membuka diri untuk saling mengenal sebagai sesama makhluk
ciptaan Tuhan. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al Hujurat : 13, yaitu "li
ta'aarafuu" dimana manusia diciptakan Allah dalam keadaan berbeda-beda agar
mereka saling mengenal. Dengan saling mengenal, manusia akan saling
menghormati dalam banyak hal bagi kemaslahatan bersama di muka bumi ini.

Selanjutnya yang dilakukan harus menjalin rasa kasih sayang sesama manusia. Hal
ini penting dilakukan, sebab Islam mengajarkan agar sesama manusia saling
menjalin kasih sayang atau mencintai. Dalam sebuah hadits nabi dikatakan bahwa,
tidak sempurna iman seseorang hingga yang bersangkutan sanggup mencintai orang
lain sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.

Lalu yang harus dilakukan yaitu berperilaku sopan santun sesama manusia. Ini
sangat penting dilakukan, sebab perilaku sopan santun sebagai salah satu unsur
dalam kehidupan bersosialisasi sehari-hari setiap orang dimana seseorang dapat
dihargai dan disenangi dengan keberadaannya sebagai makhluk sosial dimana pun
tempat ia berada. Karena sopan santun adalah suatu sikap, tingkah laku atau
perbuatan yang dilakukan individu untuk menghormati orang lain di sekitarnya.

Jadi, jelaslah bahwa untuk menumbuhkan sikap menghormati, bukanlah yang sulit
dilakukan untuk mencegah terjadinya penganiayaan. Hal yang harus dilakukan
adalah manusia harus membuka diri untuk saling mengenal, menjalin rasa kasih
sayang, dan berperilaku sopan santun sesama manusia. Semoga kejadian
penganiayaan di tanah air tidak akan terulang kembali. Seperti kata konfusius,’
Tanpa rasa saling menghormati, apa bedanya manusia dengan binatang?’.
Biodata Penulis

Pada tahun 2008, hari Sabtu tanggal 14 Juni telah lahir seorang bayi perempuan
yang diberi nama Sufina Nur Astri Nasution. Itulah saya. Saya memiliki hobi
membaca dan bernyanyi. Saya adalah anak ke-1 dari 2 bersaudara. Saya
mempunyai seorang adik laki-laki yang sekarang duduk di kelas 1 SMP. Aku
berdarah batak. Ayahku asli dari Padang Pasaman barat dan ibuku asli dari medan.
Ayahku sekarang bekerja sebagai Nelayan sedangkan Ibuku bekerja sebagai Ibu
Rumah Tangga. Kami menganut agama Islam dan sekarang tinggal di JLN. Abdul
Sani Muthalib lk.12 dekat dengan SMP PGRI Medan.

Tahun 2014, tepatnya saya menginjak umur 6 tahun akhirnya aku bisa masuk di
sebuah sekolah dasar di dekat rumahku. SD Negeri 060954 namanya. Selama enam
tahun sekolah di sana aku mendapat prestasi yang bisa dibilang cukup memuaskan
dan membanggakan kedua orangtuaku. Setelah lulus Sekolah Dasar , akupun
melanjutkan sekolah di SMP Negeri 20 Medan. Banyak teman-temanku juga
bersekolah di sana. Satu tahun sekolah di sana, saya selalu berjalan kaki karena
jarak rumah ke sekolah cukup dekat dengan rumah . Setelah lulus dari SMP, saya
melanjutkan ke SMA Negeri 16 Medan salah satu SMA terfavorit di Medan
Marelan . Di sana saya mendapatkan banyak teman dari berbagai daerah.Saya juga
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolahku, tapi aku hanya
mengikuti ekstrakurikuler literasi saja . Saya juga memiliki cita cita sebagai guru
bahasa Indonesia.

Terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai