Kelompok A2
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2023
A. PENGANTAR
Setelah dapat diketahui posisi potensial yang tersedia dan penentuan
market share dari produk yang dihasilkan, pertanyaan berikutnya yang perlu
mendapat jawaban adalah “dengan cara apa dan bagaimana market share tersebut
dapat dicapai”. Pertanyaan ini mungkin dapat disederhanakan dengan marketing
mix atau kombinasi sales tools bagaimana produk tersebut dipasarkan.
Pada masa lalu penggunaan salah satu dari marketing mix, misalnya harga
telah dipandang cukup untuk mencapai sasaran penjualan yang telah ditetapkan.
Namun pada masa sekarang, di mana persaingan antara perusahaan sudah
demikian tajamnya nampak penggunaan satu macam alat penjualan tidak dapat
diharapkan untuk dapat mencapai sasaran penjualan. Lebih dari itu analisa yang
demikian tidak mencerminkan keadaan pasar yang senyatanya, karenanya analisa
demikian telah dipandang sebagai model analisa yang klasik.
Pada tahun sebelum 1933, harga merupakan variabel terpenting yang
dipandang oleh para ahli ekonomi dalam mempengaruhi penjualan. Akibat dari
sudut pandang pemikiran ini: Pertama, variabel harga ditempatkan sebagai
variabel utama yang berpengaruh terhadap keseimbangan penawaran dan
permintaan. Kedua, variabel harga dipandang lebih penting daripada marketing
mix yang lain, dan ketiga, harga merupakan suatu variabel yang telah memiliki
alat ukur dan alat analisa komunilatif yang memadai dibanding variabel yang lain.
Dampak lebih jauh dari akibat ketiga tersebut di atas adalah pembahasan
variabel harga menempati posisi yang lebih banyak dan lebih jelas dalam analisa
marketing mix pada hampir keseluruhan buku teks tentang marketing.
Pada waktu sesudah tahun 1946 pandangan seperti tersebut di atas telah
mulai berkurang dan telah mulai dikenal dua variabel pokok lain yang
mempengaruhi permintaan yakni dapat "product" dan "selling cost"
Selling cost adalah beban biaya-biaya penjualan yang dapat mempengaruhi
tercapainya target penjualan, dan pengaruh yang terjadi biasanya bersifat tidak
langsung serta memerlukan waktu penyesuaian cukup lama.
Dalam pembahasan lebih lanjut "selling cost" ini mencakup pengertian biaya
promosi dan biaya saluran distribusi. Pada pembahasan ini, titik berat ditentukan
pada usaha memperoleh kombinasi optimal dari keseluruhan variabel marketing
mix dengan melihat kedudukan produk dalam siklus kehidupan produk.
B. MARKETING MIX
Dalam kaitannya dengan usaha optimasi marketing mix, maka pada setiap
masa kehidupan produk tersebut memiliki kombinasi urutan prioritas marketing
mix yang perlu dilakukan.
• Pada tahap perkenalan, urutan prioritas dari marketing mix adalah produk
dalam lini kualitas produk, kemudian advertensi, harga, dan kemudian baru
pelayanan.
• Pada masa kedewasaan, penggunaan harga dalam mempengaruhi penjualan
akan sangat menentukan, baru kemudian advertensi, kualitas produk, dan
pelayanan.
• Pada masa kejenuhan, packaging dapat digunakan sebagai alat utama, baru
kemudian advertensi, kualitas produk dan pelayanan, baru kemudian harga.
• Pada masa penurunan, kombinasi urutannya adalah advertensi, pelayanan,
kualitas produk, packaging, dan harga.
• Penentuan kombinasi dan urutan marketing mix di atas didasarkan pada
kemungkinan pengaruhnya terhadap penjualan yang dalam hal ini diukur
dengan elastisitas masing-masing marketing mix terhadap penjualan.
Secara ringkas kombinasi dan urutan di atas dapat digambarkan sebagai
berikut
Hal yang perlu dicatat adalah bahan di samping strategi kombinasi marketing
mix tersebut di atas, terdapat juga strategi marketing mix yang lain sesuai dengan
masa kehidupan produk.
D. MODEL LINEAR EFEK MARKETING MIX
Model ini mencoba menguraikan pengaruh dari kombinasi marketing mix
yang dijalankan oleh perusahaan terhadap penjualan yang diakibatkan olehnya dan
pengaruh yang terjadi diasumsikan menunjuk pada hubungan linear. Asumsi-
asumsi lain yang digunakan dalam metode ini adalah :
a. Marketing mix mempunyai konstanta pengaruh terhadap penjualan, artinya
tanpa ada usaha apa pun akan tetap terjadi penjualan.
b. Masing-masing marketing mix tersebut berpengaruh secara independen,
dengan tidak diperhitungkan adanya multikoloniaritas dan atokorelasi.
c. Biaya per unit untuk masing-masing marketing mix adalah tetap.
Dengan mendasarkan diri pada asumsi-asumsi tersebut di atas model umum
persamaannya adalah
Q= k – pP + aA + dD + rR
Q = Penjualan
K = Konstanta
Keterangan:
ABCD = Daerah kemungkinan
Titik A = (3.000, 3.000)
Titik B = (6.500, 3.000)
Titik C =(6.000, 4.000)
Titik D = (3.000, 590)
d. Menggabungkan antara persamaan fungsi tujuan (fungsi profit) dengan
titik-titik potong dari daerah kemungkinan yakni titik A, B, C, dan D.
Profit = 15Q1 + 10Q2
TitikA Profit = 15(3.000) + 10(3.000)
= 75.000
Titik B profit = 15(6.500) + 10(3.000)
= 127.500
Setelah diketahui besarnya pasar potensial dan besarnya market share untuk
suatu proyek bisnis, maka langkah berikutnya adalah penentuan strategi pemasaran
yang diperlukan untuk mencapai market share tersebut.
Strategi pemasaran yang dibahas dalam bab ini adalah strategi optimasi
marketing mix yang dikaitkan dengan masa kehidupan produk (product life cycle).