KOALISI
Kabinet Burhanuddin Harahap merupakan hasil dari 13 Koalisi partai namun, kabinet ini di
dominasi oleh partai Masyumi.
(Majelis Syuro Muslimin Indonesia, partai Indonesia Raya ,partai Syarikat Islam Indonesia,
Demokrat, Nahdlatul Ulama, partai Sosialis Indonesia, partai Katolik Republik Indonesia,
partai Buruh, partai Rakyat Nasional, partai Republik Indonesia Raya, partai Rakyat
Indonesia, partai Kristen Indonesia independen)
Masyumi yang mendominasi kabinet ini. PNI tidak duduk kabinet ini, tetapi PNI bersama-
sama PIR Wongsonegoro, SKI, PKI progresif bertindak sebagai oposisi.
PROGRAM KERJA
PRESENTASI
Persetujuan Finek
Persetujuan finek / finansial ekonomi merupakan rencana perjanjian yang dilakukan antara
Belanda dengan Indonesia untuk menyelesaikan masalah finansial ekonomi antara kedua
negara yaitu Belanda dan Indonesia.
Pada masa pemerintahan Kabinet Burhanuddin Harahap, Indonesia mengirim delegasi
dengan misi merundingkan masalah Finansial Ekonomi (Finek) yaitu Anak Agung Gede pada
tanggal 7 Januari 1956 di jenewa, Delegasi tersebut mengajukan untuk membatalkan
permasalahan hutang Hindia Belanda yang tertuang pada KMB dan membatalkan sistem
UNI Indonesia-Belanda.
Adapun rancangan kesepakatan dalam persetujuan finek yaitu:
PERISTIWA PENTING
Jelasin atau sebutin aja soalnya sama kaya yg di prestasi itu
PENYEBAB JATUH
Keberhasilan program kerjanya .
Jumlah suara partai pada pemilu yang diwakilinya tidak cukup besar untuk mencapai
jumlah kursi yang dimenangkan di DPR .
Kalangan oposisi menganggap kabinet Burhanuddin sudah selesai .
Jumlah suara pada pemilu yg ditampilkannya tidak cukup besar .
Adanya gelombang protes karena harahap memilih jalan berunding untuk
menyelesaikan masalah Irian barat.
Kejatuhan kabinet Burhanuddin Harahap mulai tampak saat ia memilih jalan berunding
untuk dapat menyelesaikan masalah Irian Barat. Keputusan tersebut berakibat banyaknya
gelombang protes dari Soekarno maupun dari partai-partai.