Anda di halaman 1dari 7

TUGAS HARIAN

SEJARAH INDONESIA

NAMA : AISYAH AINUR RAHMA


KELAS : XII MIPA
NO.ABSEN : 04

MA KH.SYAFI’I
JL.RAYA BUARAN NO.21A
KOTA PEKALONGAN 51132

DAFTAR ISI
A. NAMA PM DAN KOALIS PARTAI PENDUKUNG
B. LAMA BERKUASA
C. PROGRAM KERJA KABINET
D. KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN PROGRAM KERJA
KABINET
1. KEBERHASILAN KABINET
2. KEGAGALAN KABINET
E. PENYEBAB JATUHNYA KABINET
KABINET BOERHANUDIN HARAHAP

A. NAMA PM DAN KOALISI PARTAI PENDUKUNG

Burhanuddin Harahap (ejaan lama: Boerhanoeddin Harahap; 12


Februari 1917 – 14 Juni 1987) merupakan politikus Indonesia dari Partai
Masyumi yang menjabat sebagai Perdana Menteri Indonesia ke-9. Ia
memimpin kabinet yang memerintah antara 12 Agustus 1955 sampai 24 Maret
1956. Ia turut serta dalam Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI)
antara 1958 sampai 1961.

Lahir di Medan, Burhanuddin berasal dari keluarga Batak dan ayahnya


merupakan pegawai pemerintah kolonial. Ia pindah ke pulau Jawa untuk
melanjutkan studi, dan mulai aktif dalam pergerakan nasional sebelum
berkuliah di Sekolah Tinggi Hukum Batavia meskipun tidak selesai
karena mulainya pendudukan Jepang.

Setelah Indonesia merdeka, Burhanuddin menjadi anggota Masyumi dan


mulai aktif berpolitik. Sebagai ketua fraksi Masyumi di Dewan Perwakilan
Rakyat Sementara, Burhanuddin turut menjatuhkan Kabinet Wilopo karena
persoalan hubungan bilateral dengan Uni Soviet, dan ia pernah ditunjuk sebagai
formatur (pemegang tugas penyusunan pemerintah) meskipun gagal membentuk
kabinet. Ia kembali ditunjuk sebagai formatur pada 1955, dan
berhasil membentuk kabinet hasil koalisi partai-partai kecil dan Nahdlatul
Ulama (NU) setelah jatuhnya Kabinet Ali Sastroamidjojo I.

Kebijakan Burhanuddin sebagai perdana menteri banyak yang


berlawanan dengan kebijakan pendahulunya, Ali Sastroamidjojo. Selama tujuh
bulan pemerintahannya, Burhanuddin menjalankan kebijakan ekonomi
berhaluan liberal sembari mengeluarkan simpatisan Partai Nasional
Indonesia dan Partai Komunis Indonesia dari struktur birokratis pemerintah.
Setelah Masyumi gagal memenangkan pemilihan umum 1955, pemerintahan
Burhanuddin melemah sampai akhirnya jatuh karena NU, yang tidak sepakat
dengan pilihan Burhanuddin untuk bernegosiasi dengan Belanda dalam
penyelesaian sengketa Irian Barat, mundur dari koalisi. Begitu tak lagi menjabat
sebagai perdana menteri, beredar rumor bahwa dirinya akan ditangkap,
sehingga ia melarikan diri ke Sumatra pada 1957.
Di Sumatra, ia bergabung dengan PRRI bersama pemimpin Masyumi
lainnya. Seiring dengan penumpasan PRRI, Burhanuddin ditangkap pada Maret
1962 dan dipenjara sampai Juli 1966. Selepas dari penjara, ia meninggalkan
dunia politik, meskipun ia sempat menandatangani Petisi 50 pada 1980 sebelum
meninggal pada 1987.

Susunan Menteri Luar Negeri: Ide Anak Agung Gde Agung Menteri
Dalam Negeri: R. Sunarjo Menteri Pertahanan: Burhanuddin Harahap Menteri
Kehakiman: Lukman Wiradinata Menteri Penerangan: Sjamsuddin Sutan
Makmur Menteri Keuangan: Sumitro Djojohadikusumo Menteri Perekonomian:
I.J. Kasimo Menteri Pertanian: Mohammad Sardjan Menteri Perhubungan: H.
Laoh Menteri Muda Perhubungan: Asraruddin Menteri Pekerjaan Umum:
Pandji Suroso Menteri Perburuhan: Iskandar Tedjasukmana Menteri Sosial:
Sudibjo Menteri Pengajaran, Pendidikan, dan Kebudayaan: R.M. Suwandi
Menteri Agama: Mohammad Iljas Menteri Kesehatan: J. Leimena Menteri
Agraria: Gunawan Menteri Negara: Abdul Hakim Menteri Negara: Sutomo
Menteri Negara: Gumala Adjaib Nur.

B. LAMA BERKUASA

Kabinet ini diumumkan pada 11 Agustus 1955 dan bertugas sejak 12


Agustus 1955 hingga 3 Maret 1956. Pada 3 Maret 1956, Perdana
Menteri Burhanuddin Harahap selaku formatur kabinet menyerahkan
mandatnya kepada Presiden Soekarno sehingga kabinet ini resmi dinyatakan
demisioner.

C. PROGRAM KERJA

1. Mengembalikan kewibawaan (gezag) moril Pemerintah i.c.


kepercayaan Angkatan Darat dan masyarakat kepada Pemerintah.
2. Melaksanakan Pemilihan Umum menurut rencana yang sudah
ditetapkan dan menyelenggarakan terbentuknya Parlemen yang baru...
3. Menyelesaikan perundang-undangan desentralisasi sedapat-dapatnya
dalam tahun 1955 ini juga.
4. Menghilangkan faktor-faktor yang menimbulkan inflasi.
5. Memberantas korupsi.
6. Meneruskan perjuangan mengembalikan Irian Barat ke dalam wilayah
kekuasaan Republik Indonesia.
7. Memperkembangkan politik kerja sama Asia-Afrika, berdasarkan
politik bebas dan aktif menuju perdamaian.

D. KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN PROGRAM


KARJA KABINET

1. KEBERHASILAN
Kabinet Burhanuddin Harahap telah menyumbang sejumlah prestasi.
Lantas, apa keberhasilan Kabinet Burhanuddin Harahap?
Kabinet Burhanuddin Harahap: Latar Belakang, Susunan, dan Kebijakan
Mengadakan pemilu 1955 Salah satu keberhasilan Kabinet Burhanudin Harahap
di masa demokrasi parlementer adalah menyelenggarakan pemilu 1955.

Pemilu 1955 merupakan pemilu pertama di Indonesia yang


diselenggarakan pada 29 September 1955 untuk memilih anggota DPR dan 15
Desember 1955 untuk memilih anggota Dewan Konstituante. Pemilu 1955
diikuti oleh lebih dari 30 partai politik dan lebih dari 100 daftar kumpulan.
Sistem yang digunakan dalam Pemilu 1955 adalah perwakilan proporsional
dengan tiap daerah pemilih mendapat jumlah kursi atas dasar jumlah
penduduknya. Setiap daerah mendapat jatah minimal enam kursi untuk
Konstituante dan tiga kursi untuk parlemen.

Menurut data, ada 260 jumlah kursi DPR dan 520 kursi untuk
Konstituante pada Pemilu 1955. Masih ditambahkan lagi dengan 14 wakil
golongan minoritas yang diangkat oleh pemerintah. Baca juga: Sejarah Pemilu
1955 di Indonesia Adapun partai-partai politik yang ikut dalam Pemilu 1955
adalah sebagai berikut. PNI Masyumi NU PKI PSII Partai Kristen Indonesia
Partai Katolik Partai Sosialis Indonesia Ikatan Pendukung Kemerdekaan
Indonesia Pergerakan Tarbiyah Islamiyah Partai Rakyat Nasional Partai Buruh
GPPS Partai Rakyat Indonesia Persatuan Pegawai Polisi RI Murba Baperki PIR
Wongsonegoro Grinda Permai PD PIR Hazairin PPTI AKUI Persatuan Rakyat
Desa Partai Republik Indonesia Merdeka (PRIM) Angkatan Comunis Muda
(Acoma) R Soedjono Prawirisoedarso.

Kabinet Ali Sastroamijoyo I: Susunan, Program Kerja, dan Pergantian


Dari partai-partai politik yang ikut dalam Pemilu 1955, PNI keluar dengan
mendapat suara terbanyak. PNI mendapat peroleh suara sebanyak 22,32 persen
untuk anggota DPR dan 23,97 persen untuk Konstituante. Selain itu, pada masa
Kabinet Burhanuddin Harahap pemerintah berhasil membubarkan Uni
Indonesia-Belanda pada 1956 karena Belanda menolak persetujuan FINEK
(Finansial Ekonomi).

2. KEGAGALAN
  Kegagalan Kabinet Burhanuddin Harahap Yaitu hanya berhasil
memerintah selama 5-6 bulan, meskipun memperoleh banyak keberhasilan.
Sebenarnya dalam menjalankan kabinet ini, pemerintahan menjadi kompak dan
utuh serta tidak adanya keretakan serta pertentangan partainya. Selain itu, partai
oposisi juga tidak berusaha untuk menjatuhkan kabinet. Hanya saja penyebab
jatuhnya kabinet Burhanuddin Harahap adalah karena kurang mendapatkan
restu dari presiden.

▹ Jadi, kegagalan kabinet Burhanudin Harahap bukan karena keretakan


yang ada pada kabinet. Tetapi penyebab kabinet ini terhenti sebenarnya adalah
karena merasa tugasnya sudah selesai. Akhirnya kabinet ini resmi mengakhiri
masa pemerintahannya pada tanggal 26 Maret 1956.

▹ Kabinet ini sebenarnya kabinet yang tidak lekat dengan permasalahan


bahkan dapat dikatakan baik dan sukses dalam menjalankan pemerintahannya.
Sehingga, kabinet Burhanuddin Harahap termasuk kabinet yang berpengaruh
besar pada sejarah pemerintahan Indonesia.

E. PENYEBAB JATUHNYA

Sementara menyebabkan jatuhnya Kabinet Burhanuddin adalah jumlah


suara partai-partai yang diwakilinya tidak cukup besar untuk mencapai jumlah
kursi yang dikumpulkan di DPR

Pada tanggal 3 Maret 1956, Perdana Menteri Burhanuddin Harahap


selaku formatur kabinet menyerahkan mandatnya kepada Presiden Soekarno
sehingga kabinet ini resmi dinyatakan demisioner.

Kabinet Burhanudin Harahap digantikan kabinet Ali II, yang dibentuk dari
partai PNI, Masyumi dan NU, yang merupakan 3 partai dengan suara terbanyak
pada pemilihan umum 1955.

Anda mungkin juga menyukai