Gender : Laki-Laki
Riwayat Hidup : Pendidikan Terakhir : Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, (UGM), Yogyakarta
- Perdana Menteri merangkap Menteri Pertahanan Kabinet Burhanuddin Harahap (12 Agustus 1955 - 24
Maret 1956)
Burhanuddin Harahap (lahir di Medan, Sumatera Utara pada tahun 1917) adalah mantan Perdana
Menteri Indonesia ke-9 yang bersama dengan Kabinet Burhanuddin Harahap menjabat pada periode 12
Agustus 1955 - 24 Maret 1956. Burhanuddin menyelesaikan studinya di Fakultas Hukum Universitas
Gadjah Mada, (UGM) Yogyakarta. Beliau bergabung dengan Partai Masyumi pada tahun 1946 dan
kemudian diangkat menjadi Ketua Fraksi Masyumi di DPRS RI.
Jabatan Dalam Kabinet : Menteri Pertahanan dalam kabinet Burhanuddin Harahap masa kerja 12
Agustus 1955 - 24 Maret 1956
Kabinet Burhanuddin Harahap dibentuk sebagai pengganti Kabinet Ali Sastroamidjojo I yang
sebelumnya telah menyerahkan mandatnya kepada presiden. Lalu, pada tanggal 29 Juli 1955, Wakil
Presiden Mohammad Hatta mengumumkan tiga nama calon formatur kabinet baru, yaitu Wilopo,
Sukiman, dan Asaat. Namun ketiga calon ini justru sepakat untuk memilih Moh. Hatta sebagai Perdana
Menteri sekaligus Menteri Pertahanan. Tetapi, karena saat itu Moh. Hatta masih menjabat sebagai wakil
presiden, Moh. Hatta kemudian menunjuk Burhanuddin Harahap untuk membentuk kabinet.
Ditunjuknya Burhanuddin Harahap sebagai formatur kabinet ini, karena ia merupakan salah satu
anggota yang tergabung di Partai Masyumi. Pada masa ini, Partai Masyumi menjadi salah satu partai
Islam yang paling berpengaruh di tingkat pemerintahan. Untuk memutuskan siapa yang akan menjadi
formatur kabinet baru membutuhkan waktu yang cukup lama dan perlu melalui perdebatan panjang.
Sampai akhirnya, Moh. Hatta memutuskan untuk memilih Burhanuddin Harahap. Awalnya,
Burhanuddin menolak permintaan Moh. Hatta lantaran ia merasa tidak siap untuk menghadapi
permasalahan yang saat itu sedang melanda. Masalah perekonomian, ketahanan, dan keamanan.
Namun, usulan dari Moh. Hatta ini diterima oleh Dewan Pimpinan Pusat Masyumi. Dengan perasaan
ragu yang dirasakan, Burhanuddin pun akhirnya bersedia menerima amanat dari Moh. Hatta. Tanggal
12 Agustus 1955 resmi dibentuk Kabinet Burhanuddin Harahap.
Susunan
1.Menteri Luar Negeri: Ide Anak Agung Gde Agung
Program Kerja
- Mengembalikan kewibawaan (gezag) moril pemerintah, contohnya kepercayaan Angkatan Darat dan
masyarakat kepada pemerintah.
- Melaksanakan pemilihan umum menurut rencana yang sudah ditetapkan dan menyegerakan
terbentuknya parlemen yang baru.
- Memberantas korupsi.
- Memperkembangkan politik Kerjasama Asia-Afrika berdasarkan politik bebas dan aktif menuju
perdamaian.
Pencapaian
- Berlangsungnya pemilihan umum pertama untuk DPR dan anggota konstituante secara demokratis
pada tanggal 29 September 1955.
- Pembubaran uni Indonesia-Belanda yang disetujui Sultan Hamid II selaku ketua Republik Indonesia
Serikat.
- Pemberantasan korupsi, sehingga puluhan pejabat yang terlibat dalam kasus tersebut banyak
ditangkap oleh polisi militer.
- Terkabulnya tuntutan Aceh untuk jadi provinsi terpisah dari Sumatera bagian Utara.
- Berdirinya USU di Aceh dan Sumut sebagai lembaga pendidikan. Kabinet Burhanuddin Harahap pun
resmi bubar pada tanggal 3 Maret 1956, karena tugas-tugasnya telah tercapai dan selesai.
Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia), Partai Indonesia Raya, Partai Syarikat Islam Indonesia
Demokrat, Nahdlatul Ulama (NU, ) Partai Sosialis Indonesia, Partai Katolik Republik Indonesia Partai
Buruh, Partai Rakyat Nasional, Partai Republik Indonesia Raya, Partai Rakyat Indonesia, Partai Kristen
Indonesia, Independen