Tentang
Oleh
MORENNA T. SUMOLANG
14071101692
FAKULTAS HUKUM
2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang karena
berkat, penyertaan, perlindungan dan kasih sayang-Nya, pembuatan makalah Hukum
Perjanjian Internasional tentang Konvensi dalam Perjanjian Internasional, dapat
terselesaikan dengan segala baik dan tepat pada waktunya.
Penulis,
Morenna T. Sumolang
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Apa yang dimaksud dengan Konvensi dalam Perjanjian Internasional?
B. Bagaimana pengertian konvensi menurut para ahli?
C. Apa bentuk-bentuk konvensi yang pernah dibuat dalam Perjanjian
Internasional?
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perjanjian Internasional pada hakekatnya merupakan sumber hukum internasional
yang utama untuk mengatur kegiatan negara-negara atau subjek hukum internasional
lainnya. Sampai tahun 1969, pembuatan perjanjian-perjanjian Internasional hanya diatur
oleh hukum kebiasaan. Berdasarkan draft-draft pasal-pasal yang disiapkan oleh Komis
Hukum Internasional, diselenggarakanlah suatu Konferensi Internasional di Wina dari
tanggal 26 Maret sampai dengan 24 Mei 1968 dan dari tanggal 9 April sampai dengan 22
Mei 1969 untuk mengkodifikasikan hukum kebiasaan tersebut. Konferensi kemudian
melahirkan Vienna Convention on the Law of Treaties yang ditandatangani tanggal 23
Mei 1969. Konvensi ini mulai berlaku sejak tanggal 27 Januari 1980 dan merupakan
hokum internasional positif.
B. Perumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang diatas, yang akan penulis bahas dalam
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Konvensi dalam Perjanjian Internasional?
2. Bagaimana pengertian Konvensi menurut para ahli?
3. Apa bentuk-bentuk Konvensi yang pernah dibuat dalam Perjanjian
Internasional?
C. Tujuan Penulisan
Yang menjadi tujuan penulis membuat makalah ini selain untuk membahas
permasalahan di atas, juga untuk menyelesaikan tugas Hukum Perjanjian
Internasional yang diberikan oleh Mneer. Dr. Cornelius Tangkere, SH., MH.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Berner Convention
Konvensi Bern tentang Perlindungan Karya Seni dan Sastra, biasa disebut Konvensi Bern
atau Konvensi Berne, merupakan persetujuan internasional mengenai hak cipta, pertama kali
disetujui di Bern, Swiss7 pada tanggal 9 September 1986.
Perlindungan diberikan pencipta dengan tidak menghiraukan apakah ada atau tidaknya
perlindungan yang diberikan. Perlindungan yang diberikan adalah bahwa sipencipta yang
tergabung dalam negara-negara yang terikat dalam konvensi ini memperoleh hak dalam luas dan
berkerjanya disamakan dengan apa yang diberikan oleh pembuat undang-undang dari negara
peserta sendiri jika digunakan secara langsung perundang-undanganya terhadap warga negaranya
sendiri. Pengecualian diberikan kepada negara berkembang (reserve). Reserve ini hanya berlaku
terhadap negara-negara yang melakukan ratifikasi dari protocol yang bersangkutan. Negara yang
hendak melakukan pengecualian yang semacam ini dapat melakukannya demi kepentingan
ekonomi, social, atau cultural.8
7
Anonymous, Konvensi Bern tentang Perlindungan Karya Seni dan Sastra,
https://id.wikipedia.org/wiki/Konvensi_Bern_tentang_Perlindungan_Karya_Seni_dan_Sastra, diakse 12 September
2016, jam 9.10 WITA
8
Fuadjauhari27394, KONVENSI-KONVENSI INTERNASIONAL,
https://fuadjauhari27394.wordpress.com/2015/06/08/konvensi-konvensi-internasional/, diakses 12 September
2016, 9.13 WITA
B. Universal Copyright Convention
Konvensi Hak Cipta Universal atau Universal Copyright Convention adalah persetujuan
yang mengatur hak cipta internasional yang ditandatangani di Jenewa pada 6 September 1952.[1]
Konvensi ini diselenggarakan di bawah naungan United Nations Educational Scientific and
Cultural Organization (UNESCO) dan dilakukan atas dasar yang sama dengan Konvensi Bern.
Universal Copyright Convention mulai berlaku pada tanggal 16 September 1955. Konvensi
ini mengenai karya dari orang-orang yang tanpa kewarganegaraan dan orang-orang pelarian. Ini
dapat dimengerti bahwa secara internasional hak cipta terhadap orang-orang yang tidak
mempunyai kewarganegaraan atau orang-orang pelarian, perlu dilindungi. Dengan demikian
salah satu dari tujuan perlindungan hak cipta tercapai. Dalam hal ini kepentingan negara-negara
berkembang di perhatikan dengan memberikan batasan-batasan tertentu terhadap hak pencipta
asli untuk menterjemahkan dan diupayakan untuk kepentingan pendidikan, penelitian dan ilmu
pengetahuan.
c. PCT (Patent Cooperation Treaty) and Regulation Under the PCT (KEPPRES No. 16
TAHUN 1997)
PCT (Patent Coorporation Treaty) and Regulation Under the PCT yang juga terdapat pada
peraturan KEPPRES No.16 Tahun 1997, merupakan konvensi tentang HAKI yang membahas
mengenai para negara pihak menginginkan untuk memberikan kontribusi terhadap kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi, menginginkan untuk menyempurnakan perlindungan hukum
terhadap penemuan, menginginkan untuk menyederhanakan dan membuat lebih ekonomis dalam
memperoleh perlindungan penemuan dimana perlindungan dicari di beberapa negara. Konvensi
ini juga membahas para negara pihak menginginkan untuk mempermudah dan mempercepat
akses oleh masyarakat dengan informasi teknis yang terkandung dalam dokumen yang
menjelaskan penemuan baru, serta menginginkan untuk mendorong dan mempercepat
pembangunan ekonomi negara-negara berkembang melalui adopsi dari langkah-langkah yang
dirancang untuk meningkatkan efisiensi hukum mereka baik dari segi nasional maupun regional.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari makalah ini kita dapat menarik kesimpulan bahwa Konvensi adalah suatu
hukum kebiasaan yang tidak tertulis yang dilakukan secara berulang-ulang untuk
melengkapi kekosongan dari instrument norma yang tidak teratur dalam hukum tertulis.
Konvensi dalam perjanjian internasional peraturan-peraturan yang walaupun tidak
ditetapkan oleh salah satu kelompok negara atau organisasi dunia, namun ditaati oleh
negara-negara dunia karena mereka memiliki kepentingan yang sama dan yakin bahwa
peraturan itu berlaku sebagai hukum.
B. Saran
Saya sadari dalam pembuatan Makalah Hukum Perjanjian Internasional
tentang Konvensi dalam Perjanjian Internasional yang sangat singkat dan
sederhana ini masih terdapat kekurangan-kekurangan, maka dari itu bagi teman-
teman yang ingin menambah dan memperdalam pengertian mengenai konvensi-
konvensi dalam perjanjian internasional, sebaiknya kita tidak hanya mencari tau
melalui satu sumber saja, melainkan memperbanyak referensi.
DAFTAR PUSTAKA