Anda di halaman 1dari 25

PEDOMAN PELAYANAN KLINIS

POLI KIA-KB

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN


UPT PUSKESMAS MEKARSARI
TAHNU 2023
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………
A. Latar Belakang……………………………………………………
B. Tujuan Pedoman…………………………………………………
C. Ruang Lingkup Pedoman……………………………………….
D. Landasan Hukum…………………………………………………
E. Batasan Operasional…………………………………………….
BAB II PENGORGANISASIAN…………………………………………….
BAB III STANDAR KETENAGAAN…………………………………………
A. Kualirifikasi Sumber Daya Manusia……………………………
B. Distribusi Ketenagaan……………………………………………
C. Jadwal Kegiatan………………………………………………….
BAB IV STANDAR FASILITAS………………………………………………
A. Denah Ruang……………………………………………………..
B. Standar Fasilitas………………………………………………….
BAB V TATALAKSANA PELAYANAN……………………………………
A. Petugas Penanggung Jawab……………………………………
B. Perangkat Kerja……….………………………………………….
C. Tatalaksana Pelayanan di Poli KIA-KB………………………..
D. Jenis Pelayanan Yang Dilakukan di Poli KIA-KB…………….
BAB VI LOGISTIK…………………………………………………………….
A. Standar Obat di Poli KIA-KB……………………………………
B. Obat Live Saving…………………………………………………
BAB VII KESELAMATAN PASIEN………………………………………..
BAB VIII KESELAMATAN KERJA…………………………………………..
BAB IX PENGENDALIAN MUTU……………………………………………
BAB X PENUTUP…………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu
organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah
dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan individu,
keluarga dan masyarakat.
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan
yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai
dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta yang
penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan
profesi yang telah ditetapkam dan prventif untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Pusat kesehatan masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya diwilayah
kerjanya.
Upaya kesehatan perorangan yang selanjutnya disebut UKP adalah
suatu kegiatan dan atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang
ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit,
pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan
perorangan.
Dalam melaksanakan upaya kesehatan Puskesmas harus
menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan keamaan
dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung. Pelayanan kesehatan
perorangan di Puskesmas meliputi pelayanan Balai Pengobatan Umum,
Pelayanan KIA-KB, Pelayanan Digi dan Mulut dan Pelayanan Penunjang.
Balai pengobatan KIA dan KB adalah sarana pelayanan kesehatan di
Puskesmas yang melaksanakan pengkajian, pemeriksaan, penegakan
diagnosis, pengobatan, pemberian edukasi perorangan dan rehabilitasi
terbatas pada pasien bayi, anak, kebidanan dan keluarga berencana
berdasarkan pada standar kompetensi dokter umum, standar kompetensi
bidan dan asuhan kebidanan serta asuhan gizi pada pasien rawat jalan.
Selain itu juga melakukan proses rujukan ke fasilitas layanan kesehatan
tingkat lanjut apabila berdasarkan kajian puskesmas tidak akan mampu
melakukan pengobatan.
Layanan Balai Pengobatan KIA dan KB yang dilakukan di Puskesmas
meliputi perencanaan, pelasanaan dan monitoring evaluasi. Dengan
semakin meningkatnya pemanfaatan Puskesmas maka perlu peningkatan
mutu pelayanan rawat jalan Puskesmas. Untuk melaksanakan kegiatan
layanan Poli KIA-KB yang baik dan berkualitas perlu disusun panduan
pelayanan umum yang baku bagi semua pihak yang diberikan ke pasien
rawat jalan Puskesmas Mekarsari dan dilaksanakan secara
berkesinambungan.

B. Tujuan Pedoman
Umum :
Tercapainya pelayanan Balai Pengobatan Umum Puskesmas yang
berkualitas dan memuaskan pelanggan.
Khusus :
1. Tercapainya pengkajian awal yang baik dan cermat
2. Tercapainya pemeriksaan fisik yang tepat dan akurat
3. Tercapainya penegakan diagnosis yang tepat dan akurat
4. Tercapainya pengobatan yang rasional dan adekuat.
5. Tercapainya pemberian edukasi perorangan yang baik
6. Tercapainya rujukan yang tepat dan berkualitas
C. Ruang Lingkup Pelayanan
Ruang lingkup pelayanan di Poli KIA-KB meliputi pelayanan pengobatan
umum di Puskesmas Induk, Puskesmas Pembantu, dan Poskesdes
antara lain:
 Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif
berkesinambungan dan bermutu.
 Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan upaya
promotif dan preventif.
 Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada
individu, kelompok dan masyarakat.
 Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan prinsip koordinatif
dan kerjasama inter dan antar profesi.
 Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan
keamanan dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung.
 Melaksanakan rekam medis
 Melaksanakan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan
 Mengkoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya.
 Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan
sistem rujukan.
 Sebagai wahana pendidikan tenaga kesehatan.

D. Landasan Hukum
1. Undang - undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
2. Undang - undang No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktek Kedokteran
3. Undang - undang No. 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan
4. Undang - undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010
Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktek Bidan.
6. Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2014 Tentang Sistem Informasi
kesehatan.
7. Peraturan Presiden No. 72 Tahun 2012 Tentang Sistem Kesehatan
Nasional
8. Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 Tahun 2014 Tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat.

E. Batasan Operasional
Balai pengobatan umum adalah sarana pelayanan kesehatan di
Puskesmas Mekarsari dan jaringannya (puskesmas pembantu) yang
melaksanakan pengkajian, pemeriksaan, penegakan diagnosis,
pengobatan, pemberian edukasi perorangan dan rehabilitasi terbatas
pada pasien umum berdasarkan pada standar kompetensi dokter layanan
primer, asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan serta asuhan gizi
pada pasien rawat jalan. Selain itu juga melakukan proses rujukan ke
fasilitas layanan kesehatan tingkat lanjut apabila berdasarkan kajian
puskesmas tidak akan mampu melakukan pengobatan.
Pelayanan Poli KIA-KB Puskesmas Mekarsari dilakukan oleh Bidan
Umum yang dibantu oleh perawat.
BAB II
PENGORGANISASIAN

Puskesmas Mekarsari merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan


Kabupaten Banyuasin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan
perorangan tingkat pertama secara terintegrasi dan berkesinambungan.
Pelayanan Poli KIA-KB Puskesmas Mekarsari memiliki struktur organisasi
sebagai berikut :
1. Penanggung Jawab : Bidan
2. Koordinator Ruangan : Bidan
3. Penanggung Jawab Obat : Bagian Pelayanan Obat
4. Penanggung Jawab Alkes : Bidan
5. Penanggung Jawab Barang : Bidan

Pada pelayanan rawat jalan yang melakukan pemeriksaan, pengobatan


maupun rujukan adalah tenaga kesehatan yang terdiri dari Bidan dan tenaga
paramedis yang mendapat pendelegasian wewenang.
BAB III
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Dalam menunjang pelayanan Puskesmas Mekarsari sesuai
Permenkes No. 75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas maka standar
ketenagaan Poli KIA-KB yang diperlukan dalam melaksanakan pelayanan
adalah sebagai berikut :

NO NAMA JABATAN KUALIFIKASI JUMLAH


1. Penanggung Jawab D-3 Kebidanan 1
2. Koordinator Ruangan D-3 Kebidanan 1
3. Penanggung Jawab Obat D-3 Kebidanan 1
4. Penanggung Jawab Alkes D-3 Kebidanan 1
5. Penanggung Jawab Barang D-3 Kebidanan 1

Tugas dan Tanggung Jawab


1. Penanggung jawab Poli KIA-KB
a. Menyusun rencana dan kebijakan teknis Poli KIA-KB
b. Bertanggung jawab terhadap mutu pelayanan Poli KIA-KB
c. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelayanan Poli KIA-
KB
2. Koordinator Ruangan Poli KIA-KB
a. Melaksanakan perencanaan dan kebijakan teknis Poli KIA-KB
b. Melakukan koordinasi dengan pihak terkait dalam penyediaan
penunjang pelayanan Poli KIA-KB
c. Melakukan pengawasan harian terhadap pelayanan Poli KIA-KB
3. Penanggung Jawab Obat
a. Membuat prencanaan penggunaan dan persediaan obat di Poli
KIA-KB
b. Melakukan kontrol terhadap penggunaan dan persediaan obat di
Poli KIA-KB
c. Melakukan evaluasi terhadap penggunaan dan persediaan obat di
Poli KIA-KB
4. Penanggung Jawab Alat Kesehatan
a. Membuat perencanaan penggunaan pemeliharaan alat kesehatan
di Poli KIA-KB
b. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap penggunaan dan
pemeliharaan alat kesehatan.
5. Penanggung Jawab Barang
a. Membuat perencanaan penggunaan dan pemeliharaan terhadap
barang yang berada di Poli KIA-KB
b. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap penggunaan dan
pemeliharaan barang di Poli KIA-KB.

B. Distribusi Ketenagaan
Pelaksanaan layanan di :
 Puskesmas Induk dilakukan oleh Bidan
 Puskesmas Pembantu dilakukan oleh Bidan
 Poskesdes dilakukan oleh Bidan

C. Jadwal Kegiatan
Jadwal layanan pemeriksaan KIA dan KB di Puskesmas Mekarsari adalah
:
 Puskesmas Induk : setiap hari kerja dengan rincian jam buka sebagai
berikut :
 Hari senin s/d Kamis : Jam 8.00 - 13.00 WIB
 Hari Jumat : Jam 8.00 - 11.00 WIB
 Hari Sabtu : Jam 8.00 - 11.30 WIB
 Puskesmas Pembantu dilakukan sesuai Pustu masing-masing
 Poskesdes sesuai hasil kesepakatan dengan desa.

BAB IV
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang

B. Standar Fasilitas
Peralatan yang tersedia di Poli KIA-KB untuk penunjang kegiatan
pelayanan terhadap pasien rawat jalan :
1) Meubelair, terdiri dari :
 Meja kerja : 1 buah
 Kuris kerja : 2 buah
 Tempat tidur pemeriksaan : 1 buah
 Felling arsip : 1 buah
 Lemari tempat peralatan : 1 buah
 Alat USG : 1 buah
2) Perlengkapan, terdiri dari :
 Bantal : 1 buah
 Sarung bantal : 1 buah
 Wastafel cuci tangan : 1 buah
 Tempat sampah tertutup yang dilengkapi dengan injakan
pembuka penutup : sampah organik, dan sampah anorganik.
3) Set Pemeriksaan Umum, terdiri dari :
 Senter untuk periksa
 Arisound Timer
 Pita LILA
 Termometer
 Metline
 Reflek Hammer
4) Bahan Habis Pakai, terdiri dari :
 Masker wajah
 Sarung tangan non steril
 Sabun tangan atau antiseptic
5) Pencatatan dan Pelaporan, terdiri dari :
 Buku Register MTBS
 Buku Register Ibu Hamil
 Buku Register KB Umum
 Buku Register KB BPJS
 Formulir Rujukan Internal
 Formulir MTBS
 Formulir MTBM
 Formulir Rujukan Internal
 Formulir Informed Consent
 Formulir Laboratorium
 KMS Ibu Hamil
 Kartu Bayi
 Kartu Ibu
 Kartu KB
 Buku Kohor Anak
 Buku Kohor Ibu
 Buku Kohor KB

BAB V
TATALASANA PELAYANAN

A. Tatalaksana Pelayanan Di Poli KIA-KB


1. Petugas Penanggung Jawab
 Bidan
2. Perangkat Kerja
Dalam melakukan upaya pelayanan pemeriksaan di Poli KIA-KB
di Puskesmas Mekarsari mengacu pada kebijakan dan Standar
Operasional Prodesur (SOP) yang ditetapkan, yaitu :
 Kebijakan
1. Kebijakan tentang Hak dan Kewajiban Pasien
2. Kebijakan tentang Indikator Mutu Klinis
3. Kebijakan Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
4. Kebijakan tentang Pengobatan Rasional
5. Kebijakan tentang Formularium Pengobatan
 Standar Operasional Prosedur (SOP)
1. SOP Layanan Klinis / Medis
2. SOP Asuhan Kebidanan
3. SOP Audit Klinis
4. SOP Rujukan Internal / Eksternal
5. SOP Kajian Awal
6. SOP Keselamatan Pasien
7. SOP yang lain

3. Tatalaksana Pelayanan di Poli KIA-KB


1) Pendaftaran pasien yang datang ke Poli KIA-KB dilakukan oleh
pasien / keluarga dibagian pendaftaran
2) Sebagai bukti pasien sudah mendaftar di bagian pendaftaran akan
memberikan status / rekam medis untuk diisi oleh Bidan / tenaga
paramedis yang bertugas.
3) Petugas pendaftaran memberikan rekam medis ke Ruang
Pengkajian Awal untuk dilakukan pengkajian aal oleh paramedis.
4) Paramedis memanggil pasien ke ruang pengkajian awal,
kemudian mencocokkan identitas pasien dengan rekam medisnya.
5) Paramedis melakukan anamnesa untuk mengetahui kondisi yang
dialami pasien.
6) Paramedis melakukan pemeriksaan vital sign (Kesadaran,
Tekanan Darah, Nadi, respirasi dan suhu) dan pemeriksaan
anthropometri.
7) Paramedis membawa rekam medis ke Ruang Poli KIA-KB untuk
dilakukan pemeriksaan oleh Bidan.
8) Bidan melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik
9) Bila diperlukan, akan dilakukan rujukan internal ke unit terkait
(mis : laboratorium untuk kejelasan diagnosa dan ke Ruang Poli
Umum untuk memerlukan kejelasan diagnosa).
10) Bila diperlukan, akan dilakukan pemeriksaan USG oleh Dokter
Umum untuk kejelasan diagnosa pada Ibu Hamil Trimester I,
Trimester II, dan Trimester III.
11) Bidan dan Dokter menegakkan diagnosa
12) Bidan memberikan terapi, mengedukasi, menulis resep dan
menyerahkan ke pasien / keluarga.
13) Bidan mencatat hasil pemeriksaan, tindakan, terapi ke dalam
rekam medis.
14) Petugas pemeriksa menyerahkan rekam medis ke petugas rekam
medis untuk dituliskan hasil pemeriksaan ke dalam buku register
harian.
15) Petugas Rekam Medis mengembalikan rekam medis ke bagian
penyimpanan rekam medis.

4. Jenis Pelayanan Yang Dilakukan Di Poli KIA-KB


Kajian awal klinis meliputi :
1) Anamnesis
 Anamnesis adalah wawancara terhadap pasien atau
keluarganya tentang penyakit / keluhan, lamanya sakit dan
pengobatan yang sudah didapatkan. Sebelum anamnesis
dilakukan sebaiknya konfirmasi dahulu identitas pasien.
 Keluhan Utama adalah keluhan yang paling dirasakan atau
yang paling berat sehingga mendorong pasien datang berobat
atau mencati pertolongan medis.
 Riwayat Penyakit Sekarang adalah perjalanan penyakit
dimulai saat pertama kali pasien merasakan munculnya
keluhan atau gejala penyakit atau dengan kata ;ain mulai dari
akhir masa sehat. Setelah itu ditanyakan bagaimana
perkembangan penyakitnya apakah cenderung menetap,
berfluktuasi atau bertambah lama bertambah berat sampai
akhirnya datang mencari pertolongan medis.
 Riwayat Penyakit Dahulu adalah merupakan informasi
tentang riwayat penyakit dahulu ini secara lengkap, karena
seringkali atau pernyakit riwayat pengobatan yang pernah
diterimanya.
 Riwayat Penyakit Keluarga adalah penyakit yang
berhubungan dengan faktor keturunan seperti misalnya
diabetes mellitus, hipertensi. Menanyakan riwayat penyakit
orang tua, kakek, nenek dan lain-lain.
 Riwayat Kebiasaan/sosial adalah kebiasaan yang biasa
dilakukan oleh pasien yang bisa mempengaruhi kondisi
kesehatannya. Seperti kebiasaan merokok, atau minum
alkohol, dan lain-lain.

2) Pemeriksaan Fisik
 Kesadaran
Penentuan tingkat kesadaran dilakukan secara kualitatif dan
kuantitatif.
Secara kualitatif : compos mentis, apatis, somnolen, stupor,
koma.
Secara kuantitatif : dengan glasgow coma scale (GCS).
 Tanda Tanda Vital
Pemeriksaan tanda tanda vital meliputi pemeriksaan tekanan
darah, nadi, suhu dan repirasi.
 Pemeriksaan Fisik Khusus adalah pemeriksaan yang
mencakup :
a. Inspeksi : keadaan umum pasien secara visual
b. Palpasi : pemeriksaan raba (perabaan benjolan,
konsistensi hepar/lien, TFU).
c. Perkusi : pemeriksaan ketuk (batas jantung, paru, hepar,
asites).
d. Auskultasi : periksa dengan menggunakan stetoskop
 Pemeriksaan Penunjang Sederhana adalah pemeriksaan
yang diperlukan untuk membantu menegakkan diagnosa
penyakit yaut Laboratorium, USG, dan EKG.
 Penegakan Diagnosis adalah menetapkan jenis penyakit
yang diderita oleh pasien berdasarkan hasil anamnesa,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang dilakukan
oleh Bidan atau Dokter.
 Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (plan)
Bagian ini berisi rencana tindakan yang akan dilakukan
terhadap pasien berupa :
1. Pengobatan / Terapi
Pengobatan diberikan sesuai dengan diagnosa yang
ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan dan penunjang.
Pengobatan juga meberikan kesempatan kepada pasien
untuk memilih menerima atau pun menolak akan tindak
lanjut terapi yang akan diberikan kepada pasien.
2. Rujukan Internal
Rujukan internal adalah rujukan yang ditujukan atau
berasal dari sub unit lain dalam lingkungan Puskesmas
meliput KIA-KB, Poli Gigi, UGD, Konseling, dan
Laboratoriu,
3. Pengisian Rekam Medis
Pengisian rekam medis harus diisi secara lengkap oleh
petugas yang melaksanakan layanan klinis mulai dari
anamnesa, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit
dahulu, riwayat alergi, konseling pasien, diagnosa pasien,
serta terapi yang akan diberikan (S/Subjektif, O/Objektif,
A/Assesment, P/Planning).
BAB VI
LOGISTIK

Standar Obat Di Poli KIA-KB


I. Obat Life Saving
a. Injeksi

No Nama Obat Satuan Jumlah


1 MgSO4 Ampul 1
2 Obat KB 3 Bulan Vial
3 Obat KB 1 Bulan Vial
4 Lidocain Ampul 1
5 Epineprine Ampul 2

b.Alat

No Nama Alat Satuan Jumlah


1 Spuit 0,5 cc Buah 20
2 Spuit 3 cc Buah 20
3 Spuit 5 cc Buah 20

Penyediaan obat dan bahan habis pakai dilakukan melalui


Pelayanan Obat. Pengadaan obat dan alat kesehatan dilakukan oleh
panitia pengadaan setelah mendapat persetujuan dari kepala
Puskesmas.

BAB VII
KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian
Keselamatan oasien (Patient Safety) adalah suatu sistem dimana
Puskesmas membuat asuhan pasien lebih aman. Sitem tersebut meliputi :
 Assesment resiko
 Identifkasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko
pasien
 Pelaporan dan analisis insiden
 Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
 Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko

Sistem ini mencegah terjadinya cedera yanh disebabkan oleh :
 Kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
 Tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil

B. Tujuan
 Terciptanya budaya keselamatan pasien di Puskesmas Mekarsari
 Meningkatkan akuntabilitas Puskesmas terhadap pasien dan
masyarakat.
 Menurunkan Kejadian Tidak Diharapak (KTD) di Puskesmas
 Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD).

STANDAR KESELAMATAN PASIEN


1. Hak pasien
2. Pendidikan pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasien
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan Keselamatan Pasien
6. Pendidikan bagi staf tentang Keselamatan Pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai Keselamatan
Pasien
Insiden Keselamatan Pasien adalah setiap kejadian yang tidak disengaja
dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang
dapat dicegah pada pasien.
Insiden di fasilitas pelayana kesehatan meliputi :
a. Kondisi Potensial Cedera (KPC) merupakan kondisi yang sangat
berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden.
b. Kejadian Nyaris Cedera (KNC) merupakan terjadinya insiden yang
belum sampai terpapar ke pasien.
c. Kejadian Tidak Cedera (KTC) merupakan insiden yang sudah terpapar
ke pasien, tetapi tidak menimbulkan cedera.
d. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) merupakan insiden yang
mengakibatkan cedera pada pasien.

C. Tatalaksana
a. Memberikan pertolongan pertama sesuai dengan kondisi yang terjadi
pada pasien.
b. Melaporkan pada BIdan / petugas Poli KIA-KB yang bertugas di
Puskesmas.
c. Memberikan tindaka sesuai dengan instruksi Bidan / Petugas Poli KIA-
KB yang bertugas.
d. Mengobservasi keadaan umum pasien
e. Mendokumentasikan kejadian tersebut pada fomulir “Pelaporan
Insiden Keselamatan”.
f. Tim Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien menindaklanjuti
pelaporan insiden keselamatan pasien.

BAB VIII
KESELAMATAN KERJA
I. Pendahuluan
HIV / AIDS telah terjadi ancaman global. Ancaman penyebaran HIV
menjadi lebih tinggi karena pengidap HIV tidak menampakkan gejala.
Seriap hari ribuan anak berusia kurang dari 15 tahun dan 14.000 penduduk
berusia 15 - 49 tahun terinfeksi HIV. Dari keseluruhan kasus baru 25%
terjadi di negara - negara berkembang yang belum mampu
menyelenggarakan kegiatan penanggulangan yang memadai. Angka
pengidap HIV di Indoe=nesia terus meningkat, dengan peningkatan kasus
yang sangat bermakna. Ledakan kasus HIV / AIDS terjadi akibat masuknya
kasus secara langsung ke masyarakat melalui penduduk migran, sementara
potensi penularan dimasyarakta cukup tingg (misalnya melalui perilaku seks
bebas tanpa pelindung, pelayanan kesehatan yang belum aman karena
belum ditetapkannya kewaspadaan umum dengan baik, penggunaan
bersama peralatan menembus kulit : tato, tindik, dll).
Penyakit hepatitis B dan C, yang keduanya potensi untuk menular
melalui tindakan pada pelayanan kesehatan. Sebagai ilustrasi dikemukakan
bahwa menurut data PMI angka kesakitan hepatitis B di Indonesia pada
pendonor sebesar 2,08% pada tahun 1998 dan angka kesakitan hepatitis C
dimasyrakat menurut perkiraan WHO adalah 2,10%. kedua penyakit ini
sering tidak dapat dikenali secara klinis karena tidak memberikan gejala.
Dengan munculnya penyebaran penyakit tersebut diatas memperkuat
keinginan untuk mengembangkan dan menjalankan prosedur yang bisa
melindungi semua pihak dari penyebarab infeksi.
Upaya pencegahan penyebaran infeksi dikenal melalui
“Kewaspadaan Umum” atau “Universal Precaution” yaitu dimulai sejak
dikenalnya infeksi nosokomial yang terus menjadi ancaman bagi “Petugas
Kesehatan”.
Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak yang melayani dan
melakukan kontak langsung dengan pasien dalam waktu 24 jam secara
terus menerus tentunya mempunyai resiko terpajan infeksi, oleh sebab itu
tenaga kesehatan wajib menjaga kesehatan dan keselamatan dirinya dari
resiko tertular penyakit agar dapat bekerja maksimal.
II. Tujuan
Tujuan Keselamatan Kerja adalah :
a. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya
dapat melindungi diri sendiri, pasien, dan masyarakat dari penyebaran
infeksi.
b. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya
mempunyai resiko tinggi terinfeksi penyakit menular dilingkungan
tempat kerjanya, untuk menghindarkan paparan tersebut, setiap
petugas harus menerapkan prinsip “Universal Precaution”.

III. Tindakan Yang Beresiko terpajan


a. Cuci tangan yang kurang benar
b. Penutupan sarung tangan yang kurang tepat
c. Penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman
d. Pembuangan peralatan tajam secara tidak aman
e. Teknik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan kurang tepat
f. Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai

IV. Prinsip Keselamatan Kerja


Prinsip utama prosedu Universal Precaution dalam kaitan
keelamatan kerja adalah menjaga higiene sanitasi individu, higiene
sanitasi ruangan dan sterilisasi peralatan. Ketiga prinsip tersebut
dijabarkan menjadi 5 (lima) kegiatan pokok yaitu :
a. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang
b. Pemakaian alat pelindung diantaranta pemakaian sarung tangan guna
mencegah kontak dengan darah serta cairan infeksi yang lain.
c. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai
d. Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mecegah perlukaan
e. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan

BAB IX
PENGENDALIAN MUTU
Indikator mutu yang digunakan di Puskesmas Mekarsari dalam
memberikan pelayanan di Poli KIA-KB adalah pemberi pelayanan adalah
Bidan dengan target 80%. dalam pelaksanaan indikator mutu menggunakan
kurva harian dalam format tersendiri dan dievaluasi serta dilaporkan setiap
bulan pada panitia mutu dan Kepala Puskesmas Mekarsari.
Dalam rangka menjamin mutu pelayana pemeriksaan KIA-KB di
Puskesmas Mekarsari yang berkelanjutan maka perlu dilakukan program
pengendalian mutu. Program pengendalian mutu meliputi :
1. Bakuan Mutu
Demi menjamin tercapai dan terpeliharanya mutu dari waktu ke waktu,
diperlukan bakuan mutu berupa :
a. Pedoman / bakuan yang tertulis
b. Kebijakan
c. Rencana perbaikan Mutu dan Keselamatan Pasien
d. SOP, yang dapat dijadikan pedoman kerja bagi tenaga pelaksana.

2. Audit Klinis
Demi menjamin kualitas pelaksanaan pelayanan pemeriksaan KIA dan
KB di Puskesmas Mekarsari berdasarkan aspek klinis maka perlu
dilakukan audit klinis yang melibatkan seluruh pelaksana pelayanan
klinis (dokter, perawat, dan bidan) secara periodik dalam bentuk diskusi
kasus dan pemantauan ketaatan petugas terhadap SOP. Audit klinis
dipimpin oleh Koordinator Upaya Kesehatan Perorangan atau dokter
umum penanggung jawab. Pelaksanaan pemantaun ketaatan petugas
terhadap SOP dapat dilakukan secara self assesmenr atau per group
dengan menggunakan ceklist yang telah disusun.

3. Audit Internal
Kebijakan audit internal di Puskesmas Mekarsari harus dilakukan untuk
menjamin peningkatan kualitas pelayanan pemeriksaan KIA dan KB.
Audit Internal di Puskesmas Mekarsari dilakukan oleh Auditor Internal
yang sudah dilatih dan mempunyai legalitas dengan SK Kepala
Puskesmas secara periodik 6 bulan sekali. Hasil audit internal
disampaikan dalam pertemuan Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) yang
dihadiri oleh seluruh karyawan Puskesmas.

BAB X
PENUTUP
Demikian Panduan Pelayanan Pemeriksaan KIA dan KB
Puskesmas Mekarsari ini disusun dan disahkan sebagai acuan dalam
melaksanakan pelayanan di Puskesmas yang berkualitas dan
berkesinambungan. Seluruh karyawan puskesmas harus mengikuti panduan
ini dengan sebaik - baiknya. Pedoman ini tentunya masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu pencermatan dan masukan akan dapat
menyempurnakan pedoman ini.

Anda mungkin juga menyukai