Anda di halaman 1dari 30

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1
BATEALIT
Jalan Raya Batealit Bangsri Kilometer 1 Bringin, Batealit, Jepara Kode Pos 59461
Telepon 0291-7519269 Surat Elektronik smknbatealit@gmail.com

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)


BIMBINGAN KELOMPOK
SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2019/2020

A Komponen Layanan Layanan dasar


B Bidang Layanan Pribadi
C Fungsi Layanan Pemahaman
D Tujuan Umum Mengenal gambaran dan
mengembangkan sikap tentang
kehidupan mandiri secara emosional,
sosial, dan ekonomi
Tujuan Khusus 1. Konseli mampu mendeteksi dan menilai
emosi yang sedang dirasakan secara
kritis (C4)
2. Konseli mampu mengelola/mengatur
emosi yang dirasakan dengan baik (A4)
3. Konseli mampu mengendalikan
ekspresi emosinya secara tepat (P3)
E Topik Kematangan Emosi – “Aku dan Emosiku”
F Sasaran Layanan Kelas X semester Gasal
G Metode dan Teknik Simulasi (role playing) Inside Out
H Waktu 2 X 45 menit
Handout Materi, Kartu Emosi, Co-card
I Media/Alat emosi, Aturan main simulasi, sinopsis
video karakter emosi, replika tombol
emosi, Video Karakter Inside out
J Tanggal Pelaksanaan 10 September 2019
Chaplin, J.P. 1981. Kamus Lengkap
K Sumber Bacaan Psikologi. Penerjemah:Kartono, Kartini.
Jakarta:Raja Grafindo Persada.
Hurlock, E. B. (1986). Personality
Development. New Delhi:Tata McGraw-Hill
Publishing Company LTD.
Hurlock, E.B. 1992. Psikologi
Perkembangan. Alih bahasa: Istiwidayanti
& Soedjarwo. Jakarta: Erlangga. (Edisi
Kelima)
Mappiare, A. 1982. Psikologi Remaja,
Usaha Nasional, Surabaya
Murray, Jerome. 1997. Emotional Maturity.
http://www.sonic.net~drmurraymaturity.htm.
(Diakses Tanggl 6 Agustus 2019).
Santrock, J. (2007). Remaja, Edisi 11 Jilid
1. Jakarta: Erlangga.
L Uraian Kegiatan
1. Tahap Awal
a. Konselor memberikan ucapan
pembukaan kepada peserta didik untuk
menambah akrab suasana yang ada
a. Pernyataan Tujuan dikelas serta membuat suasana jadi
semakin akrab, untuk memudahkan
konselor memberikan pelyanan
bimbingan kelompok dan memberikan
semangat kepada peserta didik
b. Guru bimbingan dan konseling
atau konselor menyampaikan tentang
tujuan bimbingan yaitu sesuai dengan
tujuan khusus yang akan dicapai
meliputi aspek afektif, kognitif dan
psikomotor.
Guru bimbingan dan konseling atau
b. Penjelasan tentang konselor menjelaskan langkah-langkah
langkah-langkah kegiatan kelompok yaitu:
kegiatan kelompok Konselor menjelaskan cerita bahwa ada
(Pembentukan seorang anak bernama Emo yang tadinya
kelompok) tinggal di kota A harus pindah ke kota B
bersama kedua orang tuanya. Selama
beradaptasi dengan keadaan baru, baik
rumah maupun sekolah, Emo mengalami
berbagai macam hal yang membuat
emosinya yang selama ini diliputi
kebahagiaan menjadi campur aduk.
Perasaannya kini sering berganti-ganti
antara bahagia, sedih, marah, takut dan
jijik.
8 peserta bimbingan kelompok masing-
masing memerankan Emo, ibu Emo, Ayah
Emo, Emosi Bahagia, Emosi Sedih,
Emosi Marah, Emosi Takut,dan Emosi
jijik. Adapun pembagian peran tersebut
berdasarkan undian.
Emo akan mengekspresikan emosi setiap
kali diberikan stimulus baik oleh Ibu
maupun Ayah Emo, sesuai dengan peran
Emosi mana yang menyentuh tombol
kendali emosi. Emo tidak boleh
menentang Emosi atau berekspresi yang
tidak sesuai dengan Emosi yang
menyentuh tombol emosi. Emo memiliki
kebebasan dalam cara mengekspresikan
emosi tetapi tidak dalam memilih emosi
yang diekspresikan.
Emosi memiliki waktu kurang dari 5 detik
untuk memberikan reaksi emosi atas
stimulus yang diberikan ayah atau ibu
Emo. Jika melebihi 5 detik maka Emo
akan menjadi tantrum.
c. Mengarahkan Guru bimbingan dan konseling atau
kegiatan (konsolidasi) konselor mengawali dengan games
ekspresi emosi
a. Meminta salah satu konseli secara
bergiliran mengekspresikan emosi
yang tertulis dalam kartu emosi yang
diberikan oleh Guru BK kemudian
konseli yang lain menebak ekspresi
emosi tersebut
b. Konseli yang menjawab dengan
benar terlebih dahulu diberikan tepuk
tangan
c. Permainan berakhir saat semua kartu
emosi selesai dimainkan.
d. Tahap Peralihan
(Transisi)
a. Guru bimbingan dan konseling
atau konselor menanyakan kesiapan
Guru bimbingan dan kelompok dalam melaksanakan tugas
konseling atau Misalnya saja ”Anak-anak semuanya ibu
konselor menanyakan harapkan kalian mengikuti kegiatan ini
kalau kalau ada siswa dengan baik dan penuh semangat dan
yang belum mengerti kegembiraan, apa kalian siap?”
dan memberikan b. Guru bimbingan dan konseling atau
penjelasannya konselor memberi kesempatan
(Storming) bertanya kepada setiap kelompok
tentang tugas-tugas yang belum
mereka pahami
c. Guru bimbingan dan konseling
atau konselor menjelaskan kembali
secara singkat tentang tugas dan
tanggung jawab peserta dalam
melakukan kegiatan.
Guru bimbingan dan a. Guru bimbingan dan konseling
konseling atau konselor menanyakan kesiapan
atau konselor para peserta untuk melaksanakan
menyiapkan siswa tugas.
untuk melakukan b. setelah semua peserta menyatakan
komitmen tentang siap, kemudian guru bimbingan dan
kegiatan yang akan konseling atau konselor memulai
dilakukannya masuk ke tahap kerja
(Norming)
2 . Tahap Inti/Kerja
a. Tahap Pertama: Orientasi
 Menyajikan topik luas mengenai
Proses/kegiatan yang simulasi
dialami peserta didik  dan konsep yang dipakai dalam
dalam suatu kegiatan aktivitas simulasi
bimbingan  Menjelaskan simulasi dan perma-
berdasarkan teknisk inan
tertentu  Menyajikan ikhtisar simulasi
(Eksperientasi) b. Tahap Kedua:Latihan Partisipasi
 Membuat skenario (aturan peran,
prosedur,
 skor, tipe, keputusan yang akan
dipilih dan tujuan
 Menugaskan peran
 Melaksanakan praktik dalam jangka
waktu yang singkat
c. Tahap Ketiga: Pelaksanaan Simulasi
 Memimpin aktivitas permainan dan
administrasi permainan
 Mendapatkan umpan balik dan
evaluasi (mengenai penampilan
dan pengaruh keputusan)
 Menjelaskan kesalahan persepsi
 Melanjutkan simulasi
d. Tahap Keempat:Wawancara
Partisipan
 Menyimpulkan kejadian dan persepsi
 Menyimpulkan kesulitan dan
pandangan- pandangan
 Menganalisis proses
 Membandingkan aktivitas simulasi
dengan dunia nyata
 Menghubungkan aktivitas simulasi
dengan materi pembelajaran
 Menilai dan kembali merancang
simulasi
a. Refleksi Identifikasi.
Guru Bimbingan dan Konseling
mengidentifikasi respon anggota
kelompok (What Happened) untuk
mengukur pencapaian apa yang
diketahui peserta didik.
 Bagaiman perasaan peserta didik
saat memerankan perannya
Pengungkapan masing-masing?
perasaan, pemikiran  Apakah peserta didik dapat
dan pengalaman bekerjasama dengan baik?
tentang apa yang  Apakah peserta didik mampu
terjadi dalam kegiatan memilih reaksi emosi dan ekspresi
bimbingan (refleksi) emosi yang tepat?
b. Refleksi Analisis
Guru bimbingan dan konseling atau
konselor mengajak konseli untuk
menganalisis dan memikirkan (think)
sebab-sebab mengapa mereka
menunjukkan perilaku tertentu dan
apa yang akan dilakukan selanjutnya
(so what).
 Apakah peserta didik mampu
mengelola emosi dan ekspresi
emosi yang tepat?
c. Refleksi Generalisasi
Guru Bimbingan dan Konseling
melaksanakan refleksi tahap akhir
dengan cara mengajak peserta didik
membuat rencana perbaikan atas
kelemahan-kelemahannya (now
what?)
 Bagaimana langkah-langkah yang
akan dilakukan peserta
didik/konseli agar dapat
mengidentifikasi, menilai,
mengelola serta mengekspresikan
emosinya dengan baik dan tepat?
3. Tahap Pengakhiran
(Terminasi)
Menutup kegiatan dan a. Guru BK memberikan penguatan
Tindak lanjut terhadap aspek-aspek yang
ditemukan oleh peserta dalam suatu
kerja kelompok
b. Merencanakan tindak lanjut, yaitu
mengembangkan aspek kerjasama
c. Menutup kegiatan layanan secara
simpatik (Framming)

M Evaluasi

1. Evaluasi Proses a. Guru BK terlibat dalam menumbuhkan


antusiasme peserta dalam mengikuti
kegiatan
b. Guru BK membangun dinamika
kelompok
c. Guru BK memberikan penguatan
dalam membuat langkah yang akan
dilakukannya
d. Guru BK mengisi instrumen evaluasi
proses bimbingan kelompok
2. Evaluasi Hasil a. Mengajukan pertanyaan untuk
mengungkap pengalaman konseli
dalam bimbingan kelompok
b. Mengamati perubahan perilaku
peserta setelah bimbingan kelompok
c. Konseli mengisi instrumen penilaian
hasil layanan Bimbingan kelompok
dari guru BK

Lampiran:
1. Uraian materi
2. Handout materi untuk siswa
3. LKPD
4. Aturan main/skenario simulasi
5. Daftar pertanyaan dalam simulasi
6. Sinopsis Video Karakter Inside out
7. Foto peralatan simulasi
8. Instrumen penilaian proses: Evaluasi keaktifan siswa dalam mengikuti layanan
bimbingan kelompok
9. Instrumen penilaian hasil: Evaluasi penerimaan positif peserta didik terhadap hasil
layanan bimbingan kelompok
Jepara, 11 Agustus 2019
Mengetahui,
Kepala SMK Negeri 1 Batealit Guru Bimbingan Konseling

Bambang Riyanto, S.Pd., M.Pd. Rosalina Febriyanti, S.Psi.


NIP. 19610902 199512 1 001
LAMPIRAN 1 : BAHAN AJAR

KEMATANGAN EMOSI

1. Definisi Kematangan Emosi


Chaplin (1989) mendefinisikan kematangan emosi sebagai suatu keadaan atau
kondisi mencapai tingkat kedewasaan perkembangan emosional.
Campos, Frankel & Camras (dalam Santrock, 2007:200) mengatakan emosi sebagai
sebuah perasaan yang muncul ketika seseorang berada dalam sebuah kondisi atau
interaksi. Emosi ditandai dengan perilaku senang atau sedih seseorang terhadap
interaksi yang sedang terjadi dalam bentuk gembira, takut, marah, dan
seterusnya tergantung pada kondisi yang mempengaruhi orang tersebut.
Anderson (dalam Mappiare, 1982), mengatakan bahwa seseorang yang matang
secara emosional akan sanggup mengendalikan perasaan, tidak dikuasai perasaan
dalam mengerjakan sesuatu atau berhadapan dengan orang lain, tidak
mementingkan diri sendiri dan mempertimbangkan perasaan orang lain.
Pengertian kematangan emosi menurut Hurlock adalah suatu kondisi atau reaksi
perasaan yang stabil terhadap obyek permasalahan sehingga untuk mengambil
suatu keputusan atau bertingkah laku, selalu didasari dengan suatu pertimbangan
dan tidak mudah berubah-ubah suasana hatinya.
Walgito (2004:44) mengatakan bahwa kematangan emosi berkaitan erat
dengan usia seseorang dimana seseorang diharapkan akan lebih matang emosinya
dan individu akan lebih menguasai atau mengendalikan emosinya, namun tidak
berarti bahwa seseorang bertambah usianya berarti dapat mengendalikan emosinya
secara otomatis.
Kematangan emosi pada dasarnya mengendalikan emosi individu daripada
membiarkan emosi mengontrol individu.
Murray (1997:1) mengatakan kematangan emosi adalah suatu kondisi mencapai
perkembangan pada diri individu dimana individu mampu mengarahkan dan
mengendalikan emosi yang kuat agar dapat diterima oleh diri sendiri dan orang lain.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kematangan emosi
adalah suatu kondisi perkembangan emosi pada diri individu dimana individu sendiri
maupun orang lain yang berada di sekitar kehidupannya.

2. Kematangan emosi pada remaja


Untuk mencapai kematangan emosi, remaja harus mendapatkan gambaran
mengenai situasi-situasi yang bisa memunculkan reaksi emosional dengan cara
berbicara dengan orang lain tentang pribadinya. Jika remaja henda meraih
kematangan emosi, remaja juga harus belajar memakai katarsis emosi untuk
menyalurkan emosi yang dihadapinya.
Hurlock (1992:213) mengatakan bahwa emosi remaja seringkali menjadi tidak
terkendali dan irasional sehingga dapat menimbulkan dampak buruk yang
sangat kuat. Tetapi, pada umumnya dari tahun ke tahun terjadi perbaikan
perilaku emosi pada remaja. Menurut Gessel (dalam Hurlock, 1992:213) remaja
empat belas tahun sering sekali cenderung mudah emosional, mudah marah,
serta emosinya cenderung meledak tanpa berusaha untuk mengendalikan
emosinya. Sebaliknya, remaja enam belas tahun mengatakan bahwa mereka “tidak
mempunyai keprihatinan” yang artinya tidak begitu bermasalah dengan emosi.

3. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kematangan Emosi


Menurut Hurlock, (1986:213) faktor-faktor yang mempengaruhi kematangan emosi
adalah:
a. Memperoleh gambaran tentang situasi yang dapat menimbulkan reaksi
emosional. Cara yang dilakukan adalah membicarakan masalah pribadi kepada
orang lain, keterbukaan karena perasaan dan masalah pribadi dipengaruhi
sebagian oleh rasa aman dalam hubungan sosial.
b. Katarsis emosi yaitu menyalurkan emosinya, dengan cara latihan fisik yang berat,
bermain atau bekerja, tertawa atau menangis.
4. Karakteristik Kematangan Emosi
Mencapai kematangan emosi bukan merupakan hal yang mudah bagi remaja.
Menurut Hurlock (1992:213) apabila remaja ingin mencapai kematangan emosi, ia
harus belajar menggunakan katarsis emosi untuk menyalurkan emosinya. Adapun
cara yang dapat dilakukan adalah dengan latihan fisik yang berat, bermain atau
bekerja, dan tertawa atau menangis. Meskipun cara-cara ini dapat menyalurkan
gejolak emosi yang timbul karena usaha pengendalian ungkapan emosi, namun
sikap sosial terhadap perilaku menangis kurang baik dilakukan dibandingkan
dengan sikap sosial terhadap perilaku tertawa.
Hurlock (1992:213) menyatakan remaja yang sudah mencapai kematangan
emosional mempunyai ciri-ciri, jika mereka:
a. Di akhir masa remaja tidak meledakkan emosinya dihadapan orang lain namun
menunggu saat dan tempat yang lebih tepat untuk menyatakan emosinya dengan
cara-cara yang lebih bisa diterima.
b. Remaja menilai sesuatu dengan kritis terlebih dahulu sebelum bereaksi dengan
emosional, tidak lagi bereaksi tanpa berfikir sebelumnya seperti anak-anak atau
orang yang tidak matang.
c. Remaja yang emosionya matang menyampaikan reaksi emosional yang stabil,
tidak berubah-ubah dari satu emosi atau suasana hati ke suasana hati yan glain,
seperti dalam periode sebelumnya.
Sementara itu, menurut Walgito (2004:45) karakteristik dari kematangan emosi
sebagai berikut :
a. Bahwa orang yang telah matang emosinya dapat menerima baik keadaan
dirinya maupun keadaan orang lain seperti apa adanya, sesuai dengan keadaan
obyektifnya.
b. Orang yang telah matang emosinya pada umumnya tidak bersifat impulsif. Ia
akan merespon stimulus dengan cara baik, dapat mengatur pikirannya untuk
memberikan tanggapan terhadap stimulus yang mengenainya.
c. Orang yang telah matang emosinya
akan dapat mengontrol emosinya
dengan secara baik, dapat mengontrol
ekspresi emosinya. Walaupun
seseorang dalam keadaan marah,
tetapi kemarahan itu tidak ditampakkan keluar dan ia dapat mengatur kapan
kemarahan itu dikeluarkan.
d. Orang yang matang emosinya akan bersifat sabar, penuh pengertian, dan
pada umumnya cukup mempunyai toleransi yang baik.
e. Orang yang telah matang emosinya akan mempunyai tanggung jawab yang
baik, dapat berdiri sendiri, tidak mudah mengalami frustasi, dan akan
menghadapi masalah dengan penuh pengertian.
Sebaliknya menurut Murray (1997: 3) orang yang emosinya tidak matang atau
emosi yang immature, ditandai dengan :
a. Keadaan emosional yang relatif tinggi, meliputi mudah marah, toleransi
rendah, tidak mau dikritik, rasa cemburu dan enggan memaafkan orang lain.
b. Ketergantungan yang berlebihan pada orang lain mencakup mudah terpengaruh
dan cenderung menilai secara tergesa-gesa.
c. Tidak mampu menunda keinginan dan cenderung impulsif.
d. Egosentris yang merupakan manifestasi dari egoisme. Individu yang tidak
matang emosinya menunjukkan rasa tidak hormat pada orang lain, menuntut
simpati orang lain dan meminta hal-hal yang kurang beralasan.

5. Hambatan-Hambatan untuk Mencapai Kematangan Emosi


Mencapai kematangan emosi bukanlah hal yang mudah, ada beberapa hambatan
dalam mencapai kematangan emosi. Hurlock (1992:237) mengungkapkan
hambatan-hambatan untuk mencapai
kematangan emosi yaitu:
a. Dasar yang buruk.
Remaja yang tidak dapat membentuk
dasar yang baik selama masa kanak-
kanak tidak akan menguasai tugas
perkembangan masa remaja seperti
yang dijelaskan oleh Eisenberg (dalam
Hurlock, 1986:231) perkembangan optimal dalam masa remaja bergantung pada
keberhasilan tugas perkembangan dalam masa bayi dan masa kanak-kanak.
b. Terlambat matang
Remaja yang terlambat matang tidak mempunyai waktu untuk menguasai banyak
perkembangan masa ramaja dibandingkan remaja yang matang lebih awal atau anak
yang matangnya normal. Banyak diantara remaja yang terlambat matang baru
menyelesaikan perubahan masa puber pada saat remaja hampir habis.
c. Terlalu lama diperlakukan seperti anak-anak.
Remaja yang terlambat matang sering diperlakukan seperti anak- anak pada saat
teman-teman sebayanya diperlakukan sebagai orang yang hampir dewasa.
Akibatnya, remaja mengembangkan perasaan kurang mampu untuk memikul hak,
keistimewaan, dan tanggung jawab sejalan dengan kedewasaannya.
d. Perubahan peran
Remaja yang bekerja setelah menamatkan SLTA atau berhenti bersekolah akan
memperoleh perubahan peran yang drastis, ia menggunakan peran dewasa terlebih
dahulu dibandingkan teman-teman sebaya yang melanjutkan pendidikan.
e. Ketergantungan yang terlampau lama
Keadaan ketergantungan yang terlalu lama terjadi pada saat seorang remaja
menjalankan pendidikan sampai kepada masa dewasa awal. Sehingga hal
tersebut menjadi sulit bagi remaja unuk melakukan peralihan kemasa dewasa karena
masih mengalami ketergantungan. Hal ini sering terjadi pada remaja perempuan.

6. Cara Meningkatkan
Kematangan Emosi
a. Terapkan Pemahaman diri
dan Penerimaan diri
Temukan insight dengan bertanya
pada orang-orang terdekat untuk
memperoleh umpan balik mengenai perilaku diri. kemudian beri penilaian secara
objektif sebagaimana orang lain memandang diri. hindari pertahanan diri yang dapat
mencegah anda menjadi diri yang lebih baik. Hadai kenyataan, atasi kenyataan
tersebutdan jangan menghindar dari kenyataan.
b. Terapkan perilaku yang tidak selalu mementingkan diri sendiri.
Benar – benar lakukan perilaku tersebut dan perhatikan bagaimana perasaan anda
dan bagaimana orang lain menanggapi perilaku anda. Bandingkan dengan
bagaiamana tanggapan orang lain saat menghadapi keegoisan anda. Anda akan
lebih memilih tidak hanya ementingkan diri sendiri karena
c. Jangan mendominasi orang lain.
Berejasamalah dengan orang lain dan berusahalah mencari “win-win solution” untuk
setiap konflik. Jika sebuah solusi tidak menguntungkan kedua belah ihak dalam
suatu hubungan maka solusi tersebut tidak akan baik untuk sebuah hubungan.
Dalam sebuah hubungan yang sukses salah satu pihak tidak akan ada yang menjadi
pemenang jika kedua pihak tidak menjadi pemenang. Maka hubungan antara kedua
pihak itulah yang seharusnya menjadi pemenang.
d. Bersedia mengubah interaksi sosial.
Hindari orang-orang dan situasi yang dapat membuat emosi menjadi buruk.
Sebaliknya, bergaulah dengan orang-orang yang mampu membuat emosi anda lebih
stabil.
e. Mencari makna kehidupan yang lebih penting daripada kepentingan diri sendiri.
Makna kehidupan dapat memberikan pandangan hidup yang lebih luas
jangkauannya, dan tidak melulu berkutat pada minat pribadi. Makna kehiduan akan
memberikan tujuan untuk diperjuangkan sehingga karakter akan terlatih lebih kuat
dan menjadkan hidup lebih bermakna. Untuk menguji rasa kebermaknaan hidup
adalah dengan menjawab pertanyaan: apakah makna kehidupan yang anda miliki
mendorong dan memperkaya kehidupan tidak hanyauntuk anda tetapi juga hidup
oranglain? Jika jawabannya iya, maka individu akan menemukan kepuasan
mendalam yang hanya dirasakan oleh individu yang matang emosinya.
DAFTAR PUSTAKA

Chaplin, J.P. 1981. Kamus Lengkap Psikologi. Penerjemah:Kartono, Kartini.


Jakarta:Raja Grafindo Persada.

Hurlock, E. B. (1986). Personality Development. New Delhi:Tata McGraw-Hill


Publishing Company LTD.

Hurlock, E.B. 1992. Psikologi Perkembangan. Alih bahasa: Istiwidayanti &


Soedjarwo. Jakarta: Erlangga. (Edisi Kelima)

Mappiare, A. 1982. Psikologi Remaja, Usaha Nasional, Surabaya

Mathew, Ms Asha, Molly, Dr. Joy. 2018. Emotional Maturity and General Well-Being
of Adolescents. IOSR Journal Of Pharmacy www.iosrphr.org (e)-ISSN: 2250-3013, (p)-
ISSN: 2319-4219 Volume 8, Issue 5 Version. I (May 2018), PP. 01-06

Murray, Jerome. 1997. Emotional Maturity.


http://www.sonic.net~drmurraymaturity.htm. (Diakses Tanggl 6 Agustus 2019).

Santrock, J. (2007). Remaja, Edisi 11 Jilid 1. Jakarta: Erlangga.


LAMPIRAN 2 : HANDOUT MATERI

Kematangan Emosi

7. Definisi Kematangan Emosi


Kematangan emosi adalah suatu kondisi perkembangan
emosi pada diri individu dimana individu mampu
mengarahkan dan mengendalikan emosi agar dapat diterima
oleh diri sendiri maupun orang lain yang berada di sekitar
kehidupannya.

8. Kematangan emosi pada remaja


Untuk mencapai kematangan emosi, remaja perlu:
c. Memperoleh gambaran tentang situasi yang dapat
menimbulkan reaksi emosional. Msalnya dengan
membicarakan masalah pribadi kepada orang lain.
d. Katarsis emosi yaitu menyalurkan emosinya sebagai usaha
dalam usaha mengendalikan ungkapan emosi

9. Karakteristik Kematangan Emosi


Karakteristik remaja yang sudah mencapai kematangan
emosional mempunyai ciri-ciri:
f. menyatakan emosi pada waktu, tempat serta dengan cara
yang tepat.
g. Berpikir kritis sebelum memberikan reaksi emosi (tidak
impulsif).
h. Menyampaikan reaksi emosi yang cenderung stabil stabil
(tidak mudah berubah-ubah dari satu emosi ke emosi
yang lain).
i. Menerima keadaan dirinya maupun orang lain secara
obyektif.
j. Dapat mengontrol ekspresi emosinya
k. Bersikap sabar, penuh pengertian, dan mempunyai
toleransi yang cukup baik.
l. Bertanggung jawab, mandiri, tidak mudah frustasi, dan
menghadapi masalah dengan penuh pengertian.
Sebaliknya menurut Murray (1997: 3) orang yang emosinya
tidak matang atau emosi yang immature, ditandai dengan :
e. Emosi relatif tinggi, seperti mudah marah, toleransi
rendah, tidak mau dikritik, mudah cemburu dan enggan
memaafkan orang lain.
f. Ketergantungan yang berlebihan pada orang lain, mudah
terpengaruh dan cenderung menilai secara tergesa-gesa.
g. Tidak mampu menunda keinginan dan cenderung
impulsif.
h. Egosentris, kurang hormat pada orang lain, menuntut
simpati orang lain dan meminta hal-hal yang kurang
beralasan.

10. Hambatan-Hambatan untuk Mencapai Kematangan Emosi


f. Dasar yang buruk.
Dasar yang buruk terjadi karena remaja saat masa bayi
atau kanak-kanak belum berhasil menyelesaikan tugas
perkembangannya sehingga perkembangan di masa
sesudahnya menjadi kurang optimal.
g. Terlambat matang
Remaja yang terlambat matang baru menyelesaikan
perubahan masa puber pada saat masa remaja hampir
habis yang pada akhirnya menyebabkan tugas
perkembangan yang dapat diselesaikan tidak banyak.
Sehingga, ada kemungkinan tugas perkembangan dalam
mencapai kematangan emosi belum tercapai hingga
masa remaja berakhir.
h. Terlalu lama diperlakukan seperti anak-anak.
Remaja yang terlambat matang sering diperlakukan
seperti anak- anak. Akibatnya, remaja mengembangkan
perasaan kurang mampu untuk memikul hak,
keistimewaan, dan tanggung jawab saat beranjak
dewasa.
i. Perubahan peran yang drastis
Remaja yang bekerja setelah menamatkan SLTA atau
berhenti bersekolah akan memperoleh perubahan peran
yang drastis, ia menggunakan peran dewasa terlebih
dahulu dibandingkan teman-teman sebaya yang
melanjutkan pendidikan.
j. Ketergantungan yang terlampau lama
Keadaan ketergantungan yang terlalu lama terjadi
pada saat seorang remaja menjalankan pendidikan
sampai kepada masa dewasa awal. Hal ini sering terjadi
pada remaja perempuan.

11. Cara Meningkatkan Kematangan Emosi


f. Terapkan Pemahaman diri dan Penerimaan diri
Hindari pertahanan diri yang dapat mencegah anda
menjadi diri yang lebih baik. Hadapi kenyataan, atasi
kenyataan tersebut dan jangan menghindar dari
kenyataan.
g. Terapkan perilaku yang tidak selalu mementingkan diri
sendiri.
Benar – benar lakukan perilaku tersebut dan perhatikan
bagaimana perasaan anda dan bagaimana orang lain
menanggapi perilaku anda.
h. Jangan mendominasi orang lain.
Bekerjasamalah dengan orang lain dan berusahalah
mencari “win-win solution” untuk setiap konflik. .
i. Bersedia mengubah interaksi sosial.
Hindari orang-orang dan situasi yang dapat memicu
emosi. Sebaliknya, bergaulah dengan orang-orang atau
situasi yang dapat mendukung kestabilan emosi.
j. Mencari makna kehidupan yang lebih penting daripada
kepentingan diri sendiri.
Makna kehidupan dapat memberikan pandangan hidup
yang lebih luas jangkauannya, dan tidak melulu berkutat
pada minat pribadi. Makna kehiduan akan memberikan
tujuan untuk diperjuangkan sehingga karakter akan
terlatih lebih kuat dan menjadkan hidup lebih bermakna.
LAMPIRAN 3 : LKPD

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) BIMBINGAN KELOMPOK

LKPD berikut harus anda selesaikan setelah mengikuti simulasi role


playing Inside Out.
Langkah kerja penyelesaian LKPD adalah sebagai berikut:
 Lakukan refleksi mandiri dari hasil simulasi role playing!
 Pelajari handout yang diberikan secara singkat dan mandiri
sebagai referensi dalam menyelesaikan LKPD!
 Jawab pertanyaan yang tertulis pada lembar LKPD berikut secara
individu pada tempat yang telah disediakan!
 Waktu mengerjakan maksimal 15 menit.
LKPD BIMBINGAN KELOMPOK TEMA AKU DAN EMOSIKU

NAMA :
KELAS :
HARI, TANGGAL :

1. Mengapa penting bagi seseorang untuk memiliki kematangan


emosi?
2. Hal atau perilaku seperti apa yang menunjukkan seseorang
telah memiliki emosi yang cukup matang?
3. Menurut pemahaman anda berdasarkan simulasi yang telah
dilaksanakan, bagaimana cara mengelola emosi yang baik?
4. Apa yang akan anda lakukan untuk mengembangkan atau
meningkatkan kematangan emosi anda?

...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
............................................................................................................................... ........
.......................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
LAMPIRAN 4 : ATURAN MAIN SIMULASI

ATURAN MAIN (SKENARIO) SIMULASI ROLE


PLAYING
A. Jumlah pemain yang dibutuhkan adalah 8 orang dengan peran sebagai berikut:
 Emo : 1 orang, pemeran utama dalam memberikan reaksi dan ekspresi emosi
 Joy : 1 orang; mewakili emosi bahagia, senang
 Sadness ; 1 orang; mewakili perasaan sedih
 Fear : 1 orang; mewakili perasaan takut, khawatir
 Disgust : mewakili perasaan jijik baik secara biologis maupun secara sosial
 Anger : mewakili perasaan marah, jengkel
 Mom : mewakili ibu dari peran utama bertugas memberikan stimulus dan
menanggapi reaksi yang ditampilkan Emo
 Dad : mewakili ayah dari peran utama bertugas memberikan stimulus dan
menanggapi reaksi yang ditampilkan Emo
B. Sebelum mulai memerankan perannya masing-masing, seluruh pemeran akan
ditunjukkan video tentang contoh cara memerankan peran atau karakter emosi pada
tautan :
https://www.youtube.com/watch?v=1S0RKRRyqhQ https://www.youtube.com/watch?
v=C1CvTC1CH7Y
C. Masing-masing pemain akan ditandai dengan co-card penanda peran kecuali pemeran
utama
D. Naskah role play berisi daftar pertanyaan untuk emo hanya diberikan pada mom dan
dad dan akan ditanyakan sesuai dengan naskah kepada emo.
E. Joy, sadness, fear, disgust, anger berperan memberikan reaksi emosi terhadap
pertanyaan yang diberikan oleh mom atau dad dengan cara memegang tombol kendali
emosi serta menunjukkan ekspresi emosi untuk menanggapi pertanyaan. Reaksi dari
salah satu pemeran emosi ini yang kemudian diekspresikan oleh Emo baik dengan
mimik wajah maupun kalimat atau perbuatan.
F. Pemilihan reaksi emosi yang diberikan atas pertanyaan dari mom dan dad diserahkan
pada kebijakan pemeran emosi sesuai dengan aturan per babak
G. Pemeran emosi diberikan waktu maksimal 5 detik untuk menanggapi pertanyaan mom
dan dad. Jika reaksi diberikan lebih dari 5 detik maka Emo akan menjadi tantrum
selama 15 detik.
H. Simulasi role playing akan dilaksanakan dalam 3 babak dengan waktu maksimal per
babak 8 menit dengan aturan yang masing-masing:
 Babak 1: setiap pemeran emosi harus selalu bergantian dalam memberikan reaksi
(dengan memegang tombol kendali) dan tidak boleh menggunakan reaksi yang
sama dua kali berturut-turut atau lebih hingga waktu atau pertanyaan habis
 Babak 2 : ketika satu pemeran emosi memberikan reaksi, pemeran emosi tersebut
wajib memberikan reaksi emosi kembali hingga 5 kali berturut-turut sampai waktu
atau pertanyaan habis.
 Babak 3 : setiap pemeran emosi bebas menentukan kapan dan berapa kali dalam
memberikan reaksi atas pertanyaan mom dan dad sesuai dengan kebijakan
pemeran emosi.
I. Setiap pemeran diharapkan berperan dengan baik dan tidak berlebihan atau
menyinggung pemeran yang lain.
J. Ketika 3 babak sudah selesai, peserta diminta untuk menjawab pertanyaan:
 Apa perbedaan yang paling dirasakan dari 3 babak yang dilakukan dengan cara
yang berbeda?
 Manakah dari ketiga babak yang paling nyaman atau mudah dilakukan dan
mengapa?

LAMPIRAN 5 : DAFTAR PERTANYAAN SIMULASI

Daftar Pertanyaan untuk Emo oleh Mom dan Dad


Mom Bagaimana perasaanmu tentang kita yang sekarang pindah rumah?

Dad Apa kamu suka dengan rumah baru kita?

Mom Bagaimana pendapatmu tentang ruang kamar barumu?

Dad Apa kau ingin memelihara hewan di rumah baru kita?

Mom Bagaimana sekolahmu hari ini?

Dad Apakah teman-temanmu menyenangkan?

Mom Ooh,astaga, aku lupa membawa boneka kesayanganmu! Bagaimana ini?

Dad Apa menurutmu kita perlu mengecat rumah ini lagi?

Mom Bagaimana jika kita jalan-jalan ke taman?


Dad Kudengar teman sebangkumu mematahkan penggaris kesayanganmu.
Apakah dia sudah minta maaf?

Mom Kudengar kau punya teman baru. Apa dia menyenangkan?

Dad Nak, bukankah sudah kubilang untuk merapikan kamar? Kenapa belum
dilakukan?

Mom Kenapa kau tak menghabiskan sarapanmu?

Dad Nak, temanmu menelpon, katanya dia ingin meminjam tugasmu dan akan
segera datang ke rumah.

Mom Ohh tidak, novel kuning kesayanganmu hilang saat kita mengemas barang.
Apa kita perlu mencarinya disini?

Dad Maafkan kami... kami benar-benar lupa hari ini ulang tahunmu...

Mom Kami akan membelikanmu handphone yang baru. Bagaimana menurutmu?

Dad Ahh, tetangga kita benar-benar menyebalkan. Mereka menaruh kantong


sampah di depan rumah kita. Apa perlu kita tegur mereka?

Mom Aku dengar kau punya pacar di sekolah. Bukankah aku sudah melarangmu
berpacaran?

Dad Jika kau masih membantah perkataanku, aku akan memindahkan sekolahmu.
Apa kau mengerti?

Mom Liburan kali ini kita bisa piknik ke tempat yang kau inginkan. Bagaimana
menurutmu?

Dad Maaf ayah harus keluar kota selama seminggu dan membatalkan piknik kita..
LAMPIRAN 6 : SINOPSIS VIDEO

SINOPSIS VIDEO KARAKTER EMOSI

Karakter joy
Bahagia, ceria, antusias, optimis, menjaga agar emo tetap bahagia
Karakter sadness
Sedih, putus asa, pesimis, membantu emo menunjukkan kesedihannya
Karakter fear
Hati-hati, khawatir, takut, menjaga agar emo tetap aman dari bahaya
Karakter disgust
Jijik, skeptis, acuh, menjaga emo agar tidak ‘teracuni’ baik secara biologis
maupun sosial
Karakter anger
Marah, jengkel, kadang destruktif, menjaga agar segala sesuatu berjalan dengan
adil,

Link video yang digunakan dalam layanan Bimbingan Kelompok

https://www.youtube.com/watch?v=1S0RKRRyqhQ
https://www.youtube.com/watch?v=C1CvTC1CH7Y
LAMPIRAN 7: FOTO PERALATAN SIMULASI

PERALATAN SIMULASI ROLE PLAYING

(Dari kiri) co-card emosi, replika tombol kendali emosi, kartu emosi
LAMPIRAN 8: INSTRUMEN EVALUASI PROSES

INSTRUMEN EVALUASI PROSES


EVALUASI KEAKTIFAN PESERTA DIDIK
DALAM MENGIKUTI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

Hari/Tanggal :........................................
Kelas : ........................................
Materi :.........................................
Pemberi Layanan :.........................................

PETUNJUK
Guru BK memberikan skor penilaian aspek yang diobservasi pada masing-
masing
siswa sesuai dengan kolom yang telah disediakan dengan kriteria sebagai
berikut: Skor 5 jika hal ini dilakukan siswa dengan sangat baik
Skor 4 jika hal ini dilakukan siswa dengan baik
Skor 3 jika hal ini dilakukan siswa dengan cukup baik
Skor 2 jika hal ini dilakukan siswa dengan kurang baik
Skor 1 jika hal ini dilakukan siswa dengan sangat kurang baik

NAMA SISWA (INISIAL)


NO ASPEK YANG OBSERVASI
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Keaktifan siswa mengikuti
layanan BKP teknik role play
2 Antusias dalam setiap kegiatan
BKP teknik role play
3 Perhatian siswa saat guru
Menjelaskan langkah-langkah
pelaksanaan role play.
4 Keberanian siswa bertanya ketika
ada hal kurang dimengerti
5 Partisipasi siswa berpendapat
mengenai topik role play yang
diperagakan
6 Kesesuain dialog pemeran
dengan alur skenario
7 Respon siswa ketika proses
diskusi
8 Komunikasi siswa dalam kelompok
bersama siswa yang lain
9 Mengembangkan hubungan
positif dalam kelompok
10 Keaktifan siswa dalam
memberikan kesimpulan
11 Keaktifan siswa dalam
proses evaluasi bimbingan
kelompok
JUMLAH SKOR
Kriteria penentuan skor :

jumla h skor
Skor total ¿ x 100
55

Kriteria hasil
Rentangan Kategori
74-100 Sangat aktif
68-73 Aktif
52-67 Cukup aktif
36-51 Kurang aktif
20-35 Sangat kurang aktif

Rubrik Penilaian :
1. Jika lebih dari 80% peserta didik memperoleh skor 68-100 maka
disimpulkan keaktifan peserta BKP tinggi
2. Jika antara 50% - 80% peserta didik memperoleh skor 68-100 maka
disimpulkan keaktifan peserta BKP sedang
3. Jika kurang dari 50% peserta didik memperoleh skor 68-100 maka
disimpulkan keaktifan peserta BKP rendah

Jepara, ……………………2019
Guru BK,

Rosalina Febriyanti, S.Psi


LAMPIRAN 9: INSTRUMEN EVALUASI HASIL

INSTRUMENT PENILAIAN HASIL


EVALUASI PENERIMAAN POSITIF PESERTA DIDIK
TERHADAP LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

Nama Siswa : …………………………………….


Kelas : …………………………………….
Topik : …………………………………….

Petunjuk Pengisian
1. Pernyataan di bawah ini berisi tentang hasil yang anda peroleh setelah
mengikuti layanan bimbingan kelompok.
2. Bacalah dengan cermat setiap pernyataan tersebut.
3. Berikan jawaban dengan cara memberi lingkaran (O) pada salah satu
jawaban yang menurut anda sesuai
4. Jawaban anda, tidak menuntut jawaban benar dan salah. Jawablah semua
pernyataan secara sungguh-sungguh dan jujur sesuai diri anda.
5. Hasil dari instrument ini tidak mempengaruhi nilai pelajaran anda di
sekolah, namun bermanfaat sebagai pertimbangan pemberian layanan
berikutnya.
Atas bantuan dan kerjasamanya, diucapkan terima kasih.

Pemahaman baru
1 Mendapatkan pemahaman 7 6 5 4 3 2 1 Tidak mendapatkan
baru pemahaman baru
2 mampu menjelaskan kembali 7 6 5 4 3 2 1 Tidak mampu
pokok bahasan diskusi menjelaskan kembali
pokok bahasan diskusi
3 mampu mendiskusikan inti 7 6 5 4 3 2 1 Tidak mampu
diskusi mendiskusikan inti diskusi
4 dapat memberikan contoh 7 6 5 4 3 2 1 Tidak dapat memberikan
perilaku contoh perilaku
5 dapat menyimpulkan manfaat 7 6 5 4 3 2 1 Tidak dapat
dan fungsi materi diskusi menyimpulkan manfaat
dan fungsi materi diskusi
Perasaan positif
6 Senang dengan kegiatan 7 6 5 4 3 2 1 Tidak senang dengan
bimbingan kelompok kegiatan bimbingan
kelompok
7 dihargai dalam pelaksanaan 7 6 5 4 3 2 1 Tidak dihargai dalam
layanan ini pelaksanaan layanan ini
8 Pelaksanaan layanan 7 6 5 4 3 2 1 Pelaksanaan layanan
menyenangkan tidak menyenangkan
9 Layanan bermanfaat bagi 7 6 5 4 3 2 1 Layanan tidak bermanfaat
saya bagi saya
10 merasa terbantu oleh 7 6 5 4 3 2 1 Tidak merasa terbantu
layanan akan layanan ini
Rencana kegiatan setelah
layanan
11 Menerapkan hasil layanan 7 6 5 4 3 2 1 Mengabaikan hasil
dalam sikap dan perilaku layanan dalam sikap dan
perilaku
12 Melaksanakan hal-hal positif 7 6 5 4 3 2 1 Mengabaikan hal-hal
dari layanan positif dari layanan
13 Akan mengembangkan 7 6 5 4 3 2 1 Tidak akan
potensi diri mengembangkan potensi
diri
14 Berani menentukan sikap 7 6 5 4 3 2 1 Tidak erani menentukan
sikap
Jumlah skor

Kriteria penentuan skor

jumlah skor
skor total= x 100
98

Kriteria hasil
Rentangan Kategori
74-100 Sangat positif
68-73 Positif
52-67 Cukup positif
36-51 Kurang positif
20-35 Sangat kurang positif

Rubrik Penilaian :
1. Jika lebih dari 80% peserta didik memperoleh skor 68-100 maka hasil
layanan secara positif diterima oleh peserta didik
2. Jika antara 50% - 80% peserta didik memperoleh skor 68-100 maka
hasil layanan cukup positif diterima oleh peserta didik
3. Jika kurang dari 50% peserta didik memperoleh skor 68-100 maka hasil
layanan kurang positif diterima oleh peserta didik

Jepara, …………………2019
Guru BK,
Rosalina Febriyanti, S.Psi

Anda mungkin juga menyukai