Manusia adalah
makhluk yang tidak bisa berdiri sendiri. Manusia merupakan makhluk sosial yang berarti manusia
tidak bisa hidup tanpa orang lain. Manusia dalam menjalani kehidupannya saling bergantungan
dengan manusia lain dalam suatu sistem. Sistem tersebut adalah masyarakat yang didalamnya
terdapat komponen-komponen yang saling berkaitan. Komponen tersebut berupa manusia, nilai dan
norma. Hubungan manusia dengan manusia lain ini memunculkan sebuah ilmu pengetahuan yang
disebut dengan sosiologi. Pencetus pertama lahirnya sosiologi adalah Auguste Comte yang disebut
juga dengan Bapak Sosiologi
1. Pengertian Sosiologi
Sosiologi adalan ilmu yang mempelajari bagaimana hubungan manusia dengan manusia lain dan
pengaruhnya. Hubungan tersebut mencakup interaksi dan perilaku manusia.
2. Hakikat Sosiologi
3. Ciri-ciri Sosiologi sebagai Ilmu Pengetahuan
a. Sosiologi membantu memberikan solusi terhadap masalah atau fenomena yang terjadi dalam
masyarakat.
e. Masyarakat dapat memahami nilai, norma yang ada sehingga dapat bermasyarakat dengan baik
Peran Sosiologi
Pernah nggak orang tuamu lebih memilih menyimpan uang untuk biaya
pendidikan anaknya dibanding membeli barang mewah? Bagi mereka, barang
mewah bukanlah sesuatu yang wajib dimiliki, lebih baik digunakan untuk kuliah
dan tabungan hari tua.
Di satu sisi, mungkin kamu punya teman yang suka menggunakan barang
mewah. Orang tuanya pun gemar mengoleksi jam tangan mahal,
tas branded sampai hobi ganti gadget. Dalam hati, kamu bilang “kok beda
banget ya sama keluarga gueeee?” dan berujung ngejudge kalau keluarga
mereka lebih mentingin foya-foya dibanding pendidikan.
Dari cerita di atas, kita bisa memahami bahwa setiap orang hidup dalam
didikan dan latar belakang yang berbeda. Orang tuamu dan orang tua temanmu
mempunyai prioritas masing-masing yang dianggap benar. Orang tuamu
menganggap pendidikan adalah nomor satu, sedangkan orang tua temanmu
menganggap barang mewah sebagai prioritas utama.
Nah, segala sesuatu yang dianggap penting dan benar oleh kelompok
masyarakat inilah yang kita kenal sebagai nilai. Dengan kata lain, nilai bisa kita
sebut sebagai prinsip atau pedoman hidup. Nilai yang dianut setiap orang dapat
berbeda karena nilai bersifat relatif (tidak mutlak). Sesuatu yang kita anggap
bernilai belum tentu dianggap sama dengan orang lain.
Contohnya kayak kasus di atas tadi, nih. Kamu tumbuh dari keluarga yang
mengutamakan pendidikan. Sejak kecil, kamu disekolahkan di tempat terbaik,
ikut les supaya bisa masuk ke perguruan tinggi negeri favorit. Semua cara
dilakukan oleh orang tuamu agar anak-anaknya bisa menuntut ilmu hingga
jenjang sarjana, termasuk membuat asuransi pendidikan. Sebab, pendidikan
adalah tolok ukur kesuksesan.
Norma adalah aturan yang mengikat masyarakat. Aturan ini bisa berupa
perintah atau larangan. Norma memiliki sanksi. Itu sebabnya norma bersifat
mengikat.
Misalnya nih, saat kamu berkendara tanpa mengenakan helm, tiba-tiba ketemu
pak polisi. Kira-kira apa yang bakal terjadi?
Kamu bisa diberhentikan oleh Pak Polisi. Terus kamu kasih alasan deh, begini
kira-kira:
"Yah pak, deket kok, cuma mau beli batagor di depan. Jangan ditilang ya,
Paaakkk,"
Pak polisi geleng-geleng sambil nulis surat tilang. Apapun alasannya, yang
kamu lakukan sudah melanggar aturan dan dikenakan sanksi. Karena naik
motor tanpa mengenakan helm adalah bentuk pelanggaran norma hukum.
Kalau gak ada norma, keadaan di sekitar kita jadi berantakan. Karena, tidak ada
aturan yang membatasi perilaku masyarakat. Manusia bebas melakukan
apapun yang mereka sukai, tanpa memikirkan keselamatan diri dan orang di
sekitarnya.
Hubungan antara Nilai dan Norma
Sebelum membahas macam macam norma, kamu perlu tau kalau terbentuknya
norma dipengaruhi oleh nilai sosial yang ada. Nilai sosial bisa menjadi dasar
pedoman atau panduan yang ada di dalam norma untuk menciptakan
kehidupan yang aman dan teratur.
Nilai akan mempengaruhi cara pandang masyarakat mengenai perbuatan apa
saja yang boleh dilakukan, dianjurkan, serta perbuatan yang dilarang karena
merugikan diri sendiri dan orang lain.