Anda di halaman 1dari 6

LOMBA ESSAY

SE-NASIONAL

HUT PGSD UNIVERSITAS MATARAM

Judul

BEBUSA (Belajar Budaya Sasambo) : Aplikasi Android Bahasa Isyarat


dalam Pengenalan Kearifan Lokal Berbasis Sasambo pada Anak
Tuna Rungu Wicara

SUBTEMA : Tranformasi Pendidikan di era modern dalam mengoptimalkan


Pendidikan inklusif

Disusun oleh :
Nita Armianti Suryana (E1E022035)
Putri Hidayati (E1E022043)
Yuli Haeni (E1E022056)

Universitas Mataram
Mataram
2023
Pasal 31 ayat 1 UUD 1945 menyatakan bahwa “Setiap warga negara berhak
mendapat pendidikan”, artinya kesempatan untuk mengenyam pendidikan tidak
dibeda bedakan dari segi status sosial, agama, jenis kelamin, letak geografis,
mental, dan keadaan fisik seseorang. Begitu pula dengan anak berkebutuhan khusus
seperti tunarungu wicara yang berhak memperoleh pendidikan guna meningkatkan
keterampilan, kemampuan dan pengetahuan sekurang-kurangnya setara dengan
lulusan sekolah dasar meskipun dengan jumlah tunarungu wicara yang sedikit. Hal
ini sejalan dengan hak atas pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus yang telah
diamanatkan oleh pemerintah dalam Undang- undang pasal 54 nomor 39 tahun
1999.
Tunarungu adalah individu yang memiliki gangguan dalam hal pendengaran,
sedangkan tunawicara adalah individu dengan gangguan dalam hal berbicara. Anak
dengan gangguan pendengaran dikenal dengan istilah tuli. Hal ini disebabkan
karena tunarungu tidak dapat memanfaatkan fungsi pendengarannya karena
terdapat gangguan dalam hal tersebut. Walau demikian, sudah semestinya anak
penyandang tunarungu dan tunawicara mendapatkan hak yang sama, seperti
individu normal lainnya terkhusus dalam hal pendidikan.
Isu terkait dengan pendidikan di era digital adalah hal yang banyak
diperbincangkan di indonesia yang dipengaruhi oleh revolusi industri 4.0 dalam
proses pembelajaran yang memanfaatkan teknologi digital (Surani,2019), dalam hal
ini teknologi menjadi acuan utama dalam merubah suatu keadaan terkait dengan
perkembangan ilmu pendidikan.
Mengingat bahwa kita sudah berada pada era digital, maka hal yang wajar
bila pendidikan di Indonesia mengikuti perkembangan zaman dari segi
pengembangan media pembelajarannya untuk mendukung kurikulum yang berlaku
dalam pengenalan kearifan lokal. Anak tunarungu wicara pun juga semestinya turut
serta dalam merasakan perkembangan teknologi sebagai media pendukung dalam
kegiatan belajar mengajar ditengah keterbatasan yang dimiliki. Padahal anak
tunarungu wicara memiliki kemampuan yang sama cepatnya seperti anak normal
pada umumnya dalam memahami suatu pelajaran jika tidak di verbalkan sehingga
membutuhkan penanganan berupa media pembelajaran yang tepat.
Pada kenyataannya, banyak anak-anak tunarungu wicara khususnya di
kawasan Nusa Tenggara Barat (NTB) yang belum mampu membedakan dan
mengenal akan kearifan lokal sasambo karena kondisi atau keterbatasan yang
dimiliki. Padahal hal ini perlu diperkenalkan untuk merefleksikan nilai-nilai
kearifan lokal sasambo agar tidak hilang di tengah perkembangan zaman pada era
gobalisasi saat ini. Selain itu, mereka juga belum merasakan perkembangan
teknologi secara optimal dari segi pengembangan media pembelajaran karena
minimnya inovasi yang sesuai dengan keterbatasan yang mereka miliki untuk
mengenal hal tersebut. Padahal, dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat
seharusnya media pembelajaran yang diberikan dapat memenuhi kebutuhan mereka
sebagai tunarungu wicara untuk mengenal kearifan lokal sasambo. Selain itu,
dengan adanya UU no 39 tahun 1999 pasal 54 sudah semestinya pemerintah
mengoptimalkan pendidikan bagi anak tunarungu wicara. Akan tetapi, pada tahun
2022 terjadi kesenjangan antara anak penyandang disabilitas diantaranya anak
tunarungu wicara yang mencapai 1.395 orang berdasarkan data Dinas Sosial
Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan jumlah Sekolah Luar Biasa (SLB)
yang hanya mencapai 44 sekolah.
Maka dari itu, anak-anak tunarungu dan tunawicara perlu diberikan inovasi
pada media pembelajaran berbasis android yang menyertakan bahasa isyarat dalam
pengenalan budaya sasambo agar kegiatan belajar menjadi lebih menyenangkan
tanpa adanya batasan jarak, ruang dan waktu sebagai bentuk pemanfaatan teknologi
digital. Sehingga, media pembelajaran ini sangat penting untuk diberikan pada anak
tunarungu wicara untuk mengenal kearifan lokal Sasambo sebagai penguatan profil
pelajar Pancasila.
BEBUSA adalah inovasi aplikasi android dalam pengenalan kearifan lokal
budaya sasambo untuk anak tuna rungu wicara yang dilengkapi dengan gambar dan
video penjelasan bahasa isyarat. Terdapat beberapa menu pilihan pada aplikasi
BEBUSA yang bertujuan untuk memudahkan siswa tuna rungu wicara dalam
mengetahui kearifan lokal sasambo . Adapun menu – menu tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Tampilan Intro : Tampilan ini berisi tentang loading dan aplikasi pengenalan
budaya sasambo yang sedang dimainkan.
2. Tampilan Menu Utama. Pada tampilan ini terdapat tiga tombol menu, yaitu
rumah adat, baju adat dan alat musik tradisional Sasambo.
3. Tampilan Menu Profil Pada tampilan ini memuat tiga menu tombol yang akan
mengarahkan kepada : a). Rumah adat Sasambo, yaitu rumah adat dari Suku
Sasak (bale lumbung, bale jajar, dan berugaq sekenam). Rumah adat Suku
Samawa (dalam loka). Rumah adat Suku Mbojo (uma lengge); b). Pakaian adat
Sasambo. Jika menekan tombol menu pakaian adat sasambo, akan muncul
gambar pakaian adat dari Suku Sasak, Samawa, dan Mbojo; c). Alat musik
tradisional Sasambo : Jika menekan tombon menu alat musik Sasambo, akan
muncul berbagai macam alat musik tradisional dari Suku Sasak,
Samawa, dan Mbojo. Dalam menu ini dilengkapi dengan penjelasan berupa
video berbahasa isyarat yang terdapat di sebelah kanan atas untuk menjelaskan
gambar di aplikasi, dan terdapat pula menu panah merah di sebelah kanan
bawah untuk pilihan kembali ke tampilan sebelumnya

Gambar 1. Tampilan intro Gambar 2. Tampilan menu utama

Menu profil Menu profil


Gambar 3. Tampilan menu profil

Aplikasi BEBUSA merupakan aplikasi android penyedia bagi anak tuna


rungu wicara untuk memberikan sebuah pengetahuan tentang kerifan lokal
sasambo. Pada aplikasi ini menyediakan beberapa menu yang bisa dipilih, yaitu
menu rumah adat, pakaian adat, dan alat musik tradisional Sasambo. Dalam
tampilan menu utama dan menu profil dalam aplikasi tersebut dilengkapi dengan
video bahasa isyarat yang bisa dilihat oleh anak tunarungu wicara. Dari video
bahasa isyarat pada aplikasi tersebut akan berfungsi untuk menjelaskan mengenai
rumah adat, pakaian adat, dan alat musik tradisional sasambo. Hal tersebut akan
membuat anak tunarungu wicara lebih mudah untuk memahami maksud pada
gambar melalui penjelasan di setiap menu. Tampilan gambar rumah adat, pakaian
adat dan alat musik tradisional Sasambo pada aplikasi tersebut memakai gambar
yang nyata dan berwarna. Hal ini akan menambah semangat anak tuna rungu wicara
untuk belajar budaya Sasambo.

DAFTAR PUSTAKA
Istianah, Istianah. Pengembangan media pembelajaran IPS berbasis multimedia
(Adobe Flash) bagi siswa tunarungu materi keberagaman budaya bangsaku
SMPLB PGRI Pademawu Pamekasan. Diss. Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim, 2021.
Julita, Julita, and Pebria Dheni Purnasari. "Pemanfataan Teknologi sebagai Media
Pembelajaran dalam Pendidikan Era Digital." Journal of Educational
Learning and Innovation (ELIa) 2.2 (2022)

Anda mungkin juga menyukai