Anda di halaman 1dari 8

KLIPING

TUGAS NASIONALISME

Untuk memenuhi tugas mata kuliah “Pendidikan Kewarganegaraan”


Dosen pengampu: Sugiyarto, M.Pd

Disusun oleh:

FERRY MARCH AJI SAPUTRA


19.02.0292

PROGRAM STUDI D4 TEKNOLOGI RAKAYASA OTOMOTIF


POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASI JALAN
TEGAL
2023
Nama : Ferry March Aji Saputra
Notar : 19.02.0292
Kelas : TRO-A Dewasa
Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan.
Tugas : Mengidentifikasi masalah beserta pembahasannya tentang tema
nasionalisme

1. Pengertian Nasionalisme
Nasionalisme adalah semangat atau sikap yang harus dimiliki oleh
setiap warga negara Indonesia dalam mencintai tanah airnya. Arti dari
nasionalisme adalah kesetiaan dan kebanggaan terhadap negara dan
bangsa Indonesia serta kepedulian terhadap nasib dan masa depannya.
Tujuan dari nasionalisme adalah untuk mempertahankan keutuhan dan
kedaulatan negara, memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa, dan
meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia secara merata.

Secara etimologis, kata nasionalisme berasal dari kata nationalism


dan nation dalam bahasa Inggris. Nation merujuk pada bangsa atau
kelompok manusia yang menjadi penduduk resmi suatu negara dan
berasal dari kata Latin natio yang berarti ‘saya lahir’ atau ‘saya dilahirkan’.

2. Identifikasi masalah tentang nasionalisme


1) Runtuhnya rasa nasionalisme akibat arus globalisasi
Salah satu permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia dewasa
ini adalah memudarnya semangat nasionalisme dan patriotisme di
kalangan generasi muda. Hal ini disebabkan banyaknya pengaruh
budaya asing yang banyak masuk di negara kita, akibatnya banyak
generasi muda yang melupakan budaya sendiri karena menganggap
bahwa budaya asing merupakan budaya yang lebih modern dibanding
budaya bangsa sendiri.
Cepatnya arus globalisasi yang berimbas pada moral anak bangsa
yang menyebabkan mereka cenderung lebih memilih kebudayaan
negara lain dibandingkan dengan kebudayaan bangsa sendiri. Sebagai
contohnya, para remaja di Indonesia lebih memilih pakaian minim
yang tidak mencerminkan budaya Indonesia tetapi lebih
mencerminkan budaya barat dibandingkan memakai batik atau baju
sopan yang mencerminkan kebudayaan bangsanya sendiri.

Selain itu,paham liberalisme yang dianut oleh negara-negara barat


juga memberikan dampak negatif bagi kehidupan bangsa. Para remaja
meniru paham liberalisme tersebut tanpa mereka sadari mampu
memberikan dampak yang buruk bagi karekter mereka dan citra
bangsa Indonesia.

2) Tingginya angka putus sekolah di Indonesia


Data UNICEF tahun 2016 sebanyak 2,5 juta anak Indonesia tidak
dapat menikmati pendidikan lanjutan yakni sebanyak 600 ribu anak
usia sekolah dasar (SD) dan 1,9 juta anak usia Sekolah Menengah
Pertama (SMP).

Begitupula data statistik yang dikeluarkan oleh BPS, bahwa di


tingkat provinsi dan kabupaten menunjukkan terdapat kelompok anak-
anak tertentu yang terkena dampak paling rentan yang sebagian
besar berasal dari keluarga miskin sehingga tidak mampu melanjutkan
pendidikan ke jenjang selanjutnya.

Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan Universitas Gadjah


Mada, mengumumkan hasil penelitian Hasil Bantuan Siswa
Miskin Endline di Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Timur, Nusa
Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Selatan. Ada
temuan menarik.

Sebanyak 47,3 persen responden menjawab tidak bersekolah


lagi karena masalah biaya, kemudian 31 persen karena ingin
membantu orang tua dengan bekerja, serta 9,4 persen karena ingin
melanjutkan pendidikan nonformal seperti pesantren atau mengambil
kursus keterampilan lainnya.

Mereka yang tidak dapat melanjutkan sekolah ini sebagian besar


berijazah terakhir sekolah dasar (42,1 persen) maupun tidak memiliki
ijazah (30,7 persen). Meski demikian, rencana untuk menyekolahkan
anak ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi ternyata cukup besar,
yakni 93,9 persen. Hanya 6,1 persen yang menyatakan tidak memiliki
rencana untuk itu.
3) Kurangnya minat masyarakat terhadap produk dalam negeri.

Cinta produk dalam negeri perlu ditanamkan karena memilik


dampak yang sangat besar untuk perkembangan ekonomi di
Indonesia. Semakin banyak produk yang kita gunakan maka akan
berdampak besar bagi perekonimian dan dapat membantu masyarakat
kita dalam pekerjaan, karena jika produk negeri banyak digunakan
otomatis banyak membutuhkan tenaga kerja supaya produk dalam
negeri ini bisa maju pesat.
Namun Masyarakat Indonesia lebih menggemari barang –
barang import, dengan zaman sekarang pemuda pemudi lebih
meminati barang luar dbanding produk dalam negeri apalagi di bidang
fashion. Berdasarkan data kemendag, (2020) Pada tahun 2020 ini
mengalami penurutan dikarena masa pandemic COVID 19 ini, dari
data terakhir pada bulan Oktober 2020, nilai ekspor Indonesia pada
komoditas non migas mencapai US$13,76 milyar, sedangkan untuk
nilai impor mencapai US$9,71 milyar (Data Kemendag. 2020)

Ditengah kehidupan sebagian kalangan remaja pria maupun


wanita yang mana saat ini penampilan dengan merek brand yang
sangat terkenal adalah salah satu ciri khas dalam berpenampilan
mengikuti zaman. Padahal produk tersebut bisa dibilang cukup mahal
namun anak muda zaman sekarang tidak memikirkan tentang
harganya tetapi mereka menilai dari suatu sisi penampilan dalam
memakai merek brand tersebut.

3. Pembahasan masalah yang saya ambil adalah masalah pada nomor


1 yaitu Runtuhnya rasa nasionalisme akibat arus globalisasi yaitu :

Runtuhnya nilai- nilai nasionalisme akibat pengaruh dari arus


globalisasi begitu cepat masuk ke dalam masyarakat terutama di
kalangan muda. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak
anak muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia.
Hal ini ditunjukkan dengan gejala- gejala yang muncul dalam
kehidupan sehari- hari anak muda sekarang. Misalnya, tidak banyak
remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan
pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa.

Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan


informasi tanpa batas dan dapat diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi
anak muda internet sudah menjadi santapan mereka seharihari. Jika
digunakan secara semestinya tentu kita memperoleh manfaat yang
berguna. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat kerugian. Dan
sekarang ini, banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan tidak
semestinya dan juga menyebabkan tingkat individualitas yang tinggi.

Menurut dari jurnal Unikom , adapun Langkah-langkah untuk


mengantisipasi dampak negatif globalisasi terhadap nilai- nilai
nasionalisme antara lain yaitu :

1) Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal


semangat mencintai produk dalam negeri.
2) Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan
sebaik- baiknya.
3) Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik-
baiknya.
4) Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan
hukum dalam arti sebenarbenarnya dan seadil- adilnya.
5) Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi,
ekonomi, sosial budaya bangsa

Dengan adanya langkah- langkah antisipasi tersebut diharapkan


mampu menangkis pengaruh globalisasi yang dapat mengubah nilai
nasionalisme terhadap bangsa. Sehingga kita tidak akan kehilangan
kepribadian bangsa.

Anda mungkin juga menyukai